D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1.1.Latar Belakang
Anak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6
tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Masalah-masalah
yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan psikologis.
Bahaya fisik meliputi kegemukan, kecelakaan, kesederhanaan, kecanggungan.
Sedangkan bahaya psikologi meliputi bahaya dalam berbicara, emosi, bermain,
konsep diri, moral, menyangkut minat, penggolongan peran seks, perkembangan
kepribadian, serta hubungan keluarga. (Suprajitno, 2004). Masalah-masalah yang
timbul tersebut dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pemusatan perhatian
atau gangguan konsentrasi.
Gangguan pemusatan perhatian atau gangguan konsentrasi dewasa ini menjadi
permasalahan yang cukup rumit dan serius. Biasanya gangguan ini mulai tampak
menjadi masalah bagi anak setelah memasuki usia sekolah, dan sangat mempengaruhi
prestasi belajar anak. Angka kejadian gangguan ini adalah sekitar 3-10%, di Amerika
Serikat sekitar 3-7%, sedangkan di negara Jerman, Kanada dan Selandia Baru sekitar
5-10%. Diagnosis and Statistic Manual (DSM IV) menyebutkan prevalansi kejadian
pada anak usia sekolah berkisar antara 3-5%. Di Indonesia angka kejadiannya masih
belum menunjukkan angka yang pasti, meskipun tampaknya sudah cukup banyak
terjadi.
Banyaknya angka kejadian masalah kesehatan pada anak usia sekolah
seringkali disebabkan oleh interaksi dalam keluarga yang kurang akibat dari
ketidakmampuan orangtua dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan anak.
Dampak utama dari anak yang mendapatkan waktu serta perhatian yang kurang dari
kedua orangtua yakni pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi tidak terkontrol
dengan baik oleh orangtua.
KEMENKES RI masih giat dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan
anak usia sekolah di Indonesia. Upaya yang dikembangkan oleh FK-PPAI (Forum
Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak) dalam memprakarsai Dasa Warsa
Anak Indonesia terbentuknya Pola Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia
untuk 25 tahun, panduan Idola Citra Anak Indonesia yang salah satunya berisi Asta
1
Citra Anak Indonesia yang kemudian diadopsi oleh pemerintah dalam GBHN 1994.
Sehingga sebetulnya sudah sejak tahun 1993 pemerintah secara serius menangani
masalah anak. Pada akhirnya semua itu kembali lagi pada kita (baik pemerintah,
masyarakat, LSM, anak, serta terutama orangtua) untuk membina SDM sejak usia dini
agar pertumbuhan dan perkembangan anak berkualitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menggambarkan asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga
dengan anak usia sekolah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teoritis
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Definisi keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Effendi, 2004).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional dan sosial dari tiap anggota (Sudhiarto, 2007).
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1989 dalam Mubarak 2002).
4
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai, berpisah,
ditinggal mati atau mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka yang
tinggal bersama.
6. Keluarga Hidup Bersama (Commune Family)
Keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama berbagi
hak dan tanggung jawab, serta memiliki kepercayaan bersama.
7. Keluarga Serial (Serial Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah
punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki
anak anak dengan pasangannya masing-masing, tetapi semuanya mengganggap
sebagai satu keluarga.
8. Keluarga Gabungan (Composite Family)
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya (poligami)
atau istri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poliandri).
9. Hidup bersama dan tinggal bersama (Cohabitation Family)
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan
perkawinan yang sah.
5
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat
untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi Perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healty care function)
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.
6
b. Usia tidak rapi, suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan.
c. Usia bertengkar, suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antara
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota
keluarga.
8
10. Perkembangan konsep diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang
tua, saudara dan sanak keluarga lainnya. Saat ini anak-anak membentuk konsep
diri yang ideal.
2. Bahaya Psikologi
a. Bahaya dalam berbicara
Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan bahasa, cacat dalam
bicara seperti gagap atau pelat, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga
anak hanya berbicara bila perlu saja.
9
b. Bahaya emosi
Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan
seperti marah yang meledak-ledak, cemburu sehingga kurang disenangi orang
lain.
c. Bahaya bermain
Anak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan
untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota
kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang
melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut
yang kaku.
d. Bahaya konsep diri
Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa tidak puas pada diri
sendiri dan pada perlakuan orang lain. Anak cenderung berprasangka dan bersikap
diskriminatif dalam memperlakukan orang lain.
e. Bahaya moral
Ada enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan
perilaku anak-anak :
1) Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan
konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan
kode orang dewasa.
2) Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap
perilaku.
3) Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang
sebaiknya dilakukan.
4) Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak.
5) Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan
sehingga perilaku menjadi kebiasaan.
6) Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.
10
Ada dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk
mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang
disetujui.
h. Bahaya dalam perkembangan kepribadian
Ada dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini.
Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan
diri, dan kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-
kanak. Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting
diri yang
i. Bahaya hubungan keluarga
Pertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal:
melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang
buruk, serta masalah-masalah yang dibawa keluar rumah.
1. Perkembangan Kognitif
Anak usia 10-12 tahun atau praremaja sudah mulai menggunakan logikanya
Karen amereka sudah mahir berhitung dan kemampuan ini dapat diterapkan dalam
kehidupan setiap hari. Mereka juga mulai bisa diberi pengertian untuk menghemat
dengan memberitahukan secara garis besar pemasukan dan pengeluaran keluarga
setiap bulan anak juga semakin mamapu merencanakan perilaku yang terorganisir,
11
temasuk menerima rencana atau tujuan beraktivitas dan menghubungkan
pengetahuan serta tindakan dalam rencana tesebut. Perkembangan kognitif pada
akhir usia sekolah adalah pencapaian prestasi dan sebagian anak juga memiliki
motivasi yang amat tinggi untuk mencapai sukses dan berusaha keras untuk
mencapainya.
13
e) Menurunnya atau berkurangnya minat terhadap tugas sekolah yang
dibebankan.
f) Berontak/menentang terhadap peraturan keluarga.
g) Keengganan melakukan kewajiban agama.
h) Ketidakmampuan berkomunikasi secara verbal.
i) Gangguan komunikasi verbal.
j) Gangguan pemenuhan kebersihan diri (akibat banyak waktu yang
digunakan untuk bermain).
15
BAB 3
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.A DAN NY.B DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
A. PENGKAJIAN
1. INDENTITAS UMUM KELUARGA
a. INDENTITAS KEPALA KELUARGA
Nama : Tn. A
Umur : 31 tahun
Agama : islam
Suku : Nias
Pendidikan : SMA
Perkerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Supomo Gg.Ohadu Desa Mudik
No. Telpon : 0823 6400 5099
2. KOMPOSISI KELUARGA
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
3. Genogram :
16
Bapak Tn. A Ibu Tn. A Bapak Ny. B Ibu Ny. B
58 60
56 56
Thn Thn
Th Th
n n
Tn.A Ny. B
31 29 26 35 30
Thn Th Th Th Th
n n n n
6
An. C Thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Jenis Tipe Keluarga : keluarga “Nuclear Family”.
Masalah yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya
mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak
menyelesaikan tugas sekolahnya.
5. Ecomap
17
Teman
dekat
Keluarga
Besar
Tetangga
Tn. A
Masjid
Keluarga
Besar
Ny. B
Pelayanan
Kesehatan
(Klinik)
(
Keterangan:
: Hubungan sangat kuat : Hubungan timbal balik
: Hubungan kuat
: Hubungan lemah
: Tn.A
: Ny.B
: An.C
6. Suku Bangsa
Asal Suku Bangsa : Tn. A dan Ny. B sama-sama berasal dari suku nias . Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama
jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.
7. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Agama Tn. A dan Ny. B adalah Islam, Tn. A dan Ny. B selalu berusaha untuk
memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka
An. C, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti
18
sholat dan baca tulis Al-Qur’an, kecuali jika Tn. A dan Ny. B sedang kerja, mereka
melakukan shalat sendiri-sendiri di tempat kerja.
8. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. A dan Ny. B
b. Penghasilan : ≥Rp. 3.000.000,00 / bulan.
c. Upaya lain : tidak ada.
d. Harta benda yang dimiliki ( perabotan, transportasi, dll ) : motor 2 buah.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2 juta,
sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari,dan jajan An. C juga
pembayaran sekolah An. C.
9. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga kadang-kadang berekreasi diakhir pekan, dengan mengunjungi
rumah orang tua yang berbeda kota, dari Nias ke Medan.
10. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga Tn. A dan Ny. B memiliki satu
orang anak berumur 6 tahun yang baru masuk SD tahun ini, dan berencana untuk
memiliki anak lagi, jadi keluarga Tn. A dan Ny. B berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : saat ini
keluarga Tn. A dan Ny. B sebagai keluarga yang memiliki satu anak yang baru
saja masuk SD belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak
bergaul, karena Ny. B selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah,
dan Ny. B serta Tn. A juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak
dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena waktu kerja mereka yang kadang jika
lembur sampai larut malam. kadang anak dititipkan dirumah tetangga yang sudah
dianggap sebagai keluarga jika Tn. A dan Ny. B ada kerja lembur yang kadang
pulangnya pukul 21.00.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. A, Ny. B serta An. C tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya
kadang terkena flu, atau pusing kepala biasa.
2) Riwayat penyakit keturunan
Menurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang
memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang
19
lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. B tidak ada yang
memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.
3) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No. Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehatan (BCG/Polio kesehatan yang telah
/DPT/HB/campak) dilakukan
1. Tn. A 55 kg 31th Tn. A Lengkap - Minum
mengatakan vitamin dan
bahwa susu
biasanya dia
merasa lelah
setelah
berkerja
dengan jam
lembur.
2. Ny. B 50 kg 30th Ny. B kadang Lengkap - Minum
merasa sangat susu
lelah jika
setelah pulang
kerja harus
membereskan
rumah lagi
3. An. C 24 kg 6th Ny. B Lengkap - Berobat ke
mengatakan dokter
anaknya
jarang sakit,
kalaupun sakit
hanya seperti
flu namun
tidak sering
20
Tn. A : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja.
Ny. B : menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah.
An. C : jarang sakit, kalau pun sakit hanya flu biasa.
22
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
1) Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap
seminggu sekali.
2) Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus
lapor RT/RW.
3) Budaya : di lingkungan budaya yang mayoritas adalah nias.
4) Mobilitas geografis keluarga : menurut Ny. B selama ini keluarganya sering
mengunjungi sanak saudara.
5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : menurut Ny. B
dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan
atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-
waktu tertentu seperti lebaran dan kadang pergi ke pesta ulang tahun teman
anaknya jika An. C diundang kepesta ulang tahun.
6) System pendukung keluarga : saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota
keluarga yang sakit, An. C sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja.
Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah
terbiasa saling tolong menolong.
12. Struktur Keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga : menurut Ny. B dalam keluarganya berkomunikasi
biasa menggunakan bahasa nias, dan An. C juga terbiasa dengan bahasa nias.
23
b. Struktur kekuatan keluarga : dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. A dan
Ny. B selalu memutuskan secara bersama-sama atau musyawarah. An. C jarang
diikut sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena An. C
dianggap masih terlalu kecil. Perbedaan-perbedaan pendapat yang ada selalu bisa
di atasi jika mereka bermusyawarah.
c. Struktur peran (peran masing–masing anggota keluarga ) : dalam keluarga Ny. B,
Tn. A sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga dan
dibantu oleh Ny. B yang turut bekerja membantu suaminya tetapi dirinya juga
tetap melakukan perannya sebagai istri yang harus menyiapkan semua keperluan
suaminya dan anaknya di rumah. An. C sebagai seorang anak yang saat ini
tugasnya hanya belajar.
d. Nilai dan norma keluarga : sebagai bagian dari masyarakat nias dan beragama
islam keluarga memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun
terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya
makan bersama kalau malam hari, An. C sudah tidur saat Tn. A pulang kerja.
24
3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek dokter dan juga kerumah
sakit.
4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah
kesehatan : menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak
membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : keluarga berencana untuk memiliki satu anak lagi.
2) Keterangan lain : Saat ini Ny. B menggunakan alat kontrasepsi, suntikan
setiap 3 bulan sekali, perencanaan memiliki anak secepatnya karena An. C
juga sudah besar, dan berencana memiliki 2 anak saja.
e. Fungsi ekonomi
Ny. B mengatakan penghasilannya dan suaminya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. A dan kebutuhan An. C
25
15. Keadaan Gizi Keluarga
Pemenuhan gizi : biasanya Ny. B selalu memasak sayur dan lauk – pauk serta
menyukai makanan yang pedas, dan ayam goreng kesukaan An. C.
Sinusitis (-), polip (-), Sinusitis (-), polip (-), Sinusitis (-), polip (-),
Hidung penciuman baik penciuman baik penciuman baik.
26
Mulut bersih, mukosa Mulut bersih, mukosa Mulut bersih.
Mulut lembab, lidah bersih, lembab, lidah bersih,
gigi cukup. gigi cukup.
Pendengaran baik,
Telinga serumen (-) Pendengaran baik,
serumen (-)
3. Leher
JVP Tidak ada pembesaran Tidak ada Tidak ada
vena jugularis pembesaran vena pembesaran vena
jugularis jugularis
Paru
Inspeksi Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak Saat bernafas tidak
menggunakan otot menggunakan otot menggunakan otot
bantuan pernafasan. bantuan pernafasan. bantuan pernafasan.
Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak, Tidak ada bengkak,
lesi (-). lesi (-). lesi (-).
27
Bunyi nafas vesikuler, Bunyi nafas Bunyi nafas
Perkusi RR normal. vesikuler, RR normal. vesikuler, RR normal.
Letak normal ics 2 dan Letak normal ics 2 Letak normal ics 2
Auskultasi 3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6. dan 3 – 5dan 6.
Jantung Ictus cordis normal Ictus cordis normal Ictus cordis normal
Palpasi yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6. yaitu ics 5 dan 6.
5. Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal,asites (-) normal,asites (-) normal,asites (-)
Palpasi Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tidak ada benjolan. tekan, tidak ada tekan, tidak ada
benjolan. benjolan.
Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
28
Perkusi Reflek patella (+) Reflek patella (+) Reflek patella (+)
29
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Ny.B belum mengetahui tentang tugas
perkembangan keluarga anak usia sekolah
2. Mengambil Keputusan yang Dalam mengambil suatu keputusan yang lebih
tepat dominan adalah Tn.A sedangkan Ny.B
mengambil alih keputusan jika Tn.A tidak berada
di rumah
3. Merawat anggota keluarga Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit dilakukan oleh pasangan yang
masalah tidak sakit serta merawatnya hingga sembuh dan
jika anak yang sakit ke dua orang tua ini merawat
anaknya.
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga sudah menyediakan tempat belajar
untuk anak
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.
NO KRITERIA PENGKAJIAN
1. Mengenal Masalah Tn. A dan Ny. B tidak mampu mengenal
masalah ketika anaknya sulit dalam
menyelesaikan tugas sekolah, karena sering
diungkapkan kepada mereka.
2. Mengambil Keputusan yang Tn. A dan Ny. B belum mampu mengambil
tepat keputusan yang tepat karena untuk memandirikan
anaknya.
3. Merawat anggota keluarga Dalam hal ini tugas dalam merawat anggota
yang sakit ataupun punya keluarga yang sakit dilakukan oleh pasangan yang
masalah tidak sakit serta merawatnya hingga sembuh. Dan
jika anak yang sakit ke dua orang tua ini merawat
anaknya.
30
untuk anak
5. Memanfaatkan sarana Jika ada keluarga yang sakit keluarga langsung
kesehatan berobat ke dokter.
1. Ds :
Ny. B mengatakan tidak Ketidakmampuan Kurang pengetahuan
tahu apa-apa saja tugas yang keluarga mengenal tentang tugas
harus dipenuhi untuk masalah tugas perkembangan keluarga
keluarganya, ny.b juga perkembangan dengan anak usia sekolah
mengatakan kurang keluarga dengan anak
mengetahui tentang tugas usia sekolah.
perkembangan saat ini
karena Ny.B masih memiliki
baru memiliki anak pertama
dengan usia sekolah Ny.B
mengatakan tugasnya adalah
hanya bekerja dan mengurus
rumah dan anaknya
Do :
Saat dilakukan pengkajian
ibu klien tampak bingung
ketika ditanya apa saja peran
dan perkembangan untuk
usia anak sekolah.
Ds :
An.C mengatakan bahwa
2.
tidak bisa mengerjakan Ketidakberdayaan Disfungsi tugas
pekerjaan rumah yang mengerjakan tugas perkembangan keluarga
31
diberikan guru selama sekolah pada anak usia sekolah
pandemi dan mengeluh
kesulitan untuk mengerjakan
tugas karena tidak ada yang
membantu atau
mendampingi saat An.C
mengerjakan PR.
Ny. B mengatakan tidak
pernah menemani anak
belajar karena Ny.B merasa
bahwa anaknya bisa mandiri
dalam mengerjakan PR dari
sekolah
Do :
Ny B tampak sedih saat
dilakukan pengkajian
3.6 Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah
32
KRITERIA SKOR Hasil BOBOT Pembenaran
Skoring
SIFAT MASALAH Sifat masalah ini termasuk
situasi mengancam
o Tidak sehat 3
3/3 x 1 = 1 1 kesehatan, karena jika
o Ancaman kesehatan 2 dibiarkan terus menerus
perkembangan keluarga
o Krisis atau keadaan sejahtera 1
akan terhambat.
KEMUNGKINAN MASALAH Latar belakang pendidikan
DAPAT DIUBAH Tn. A dan Ny. B adalah
SMA, sehingga
o Dengan Mudah
2 memudahkan untuk
o Hanya Sebagian 2/2 x 2 = 1 2 menerima informasi dan
1
penjelasan
o Tidak dapat
0
33
Total Skor 1+1+1+1/2 = 3,5
34
segera ditangani 1 bertahap.
RENCANA TINDAKAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Tindakan keperawatan Rasional
kriteria hasil
1 Kurang Keluarga memahami a) Kaji tingkat Untuk mengetahui
pengetahuan tentang tugas pengetahuan keluarga sampai dimana
tentang tugas perkembangan tentang tugas pengetahuan keluarga
perkembangan keluarga anak usia perkembangan dalam menjalankan
keluarga Tn. A sekolah dengan keluarga dengan anak perannya masing-
dengan anak usia kriteria hasil : usia sekolah. masing.
sekolah b.d Keluarga b) Jelaskan tentang tugasAgar keluarga lebih
ketidakmampuan mengetahui tugas perkembangan mengetahui tentang
keluarga mengenal perkembangan pada keluarga dengan anak tugas
masalah tugas usia sekolah. usia sekolah. perkembangannya
perkembangan masing-masing
keluarga dengan
35
anak usia sekolah.
RENCANA TINDAKAN
No Dx keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Tindakan Rasional
kriteria hasil keperawatan
1 Ketidakberdayaan Perilaku kesehatan a. Kaji apa penyebab Agar perawat dapat
An. C mengerjakan ancaman berkurang terjadinya masalah. menetapkan intervensi
tugas sekolah pada dengan kriteria hasil Diskusikan kepada yang tepat atas masalah,
keluarga Tn. A : keluarga apa yang menggali lebih dalam
dengan tahap Anak bisa menjadi kendala permasalahan
perkembangan mengerjakan tugas utama yang Membantu mengatasi
keluarga usia sekolah. dirasakan keluarga masalah keluarga
sekolah Orang tua ada waktu hingga
b.d disfungsi tugas untuk menemani permasalahan
perkembangan anak belajar. muncul
keluarga dengan b) Bantu kelurga
anak usia sekolah dengan
mendiskusian
kepada keluarga
cara cara untuk
memanajemen
waktu agar
kebutuhan akan
36
perhatian tercukupi
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
No Pelaksanaan Evaluasi
Dx
P: Merencanakan untuk mendiskusikan
tentang tugas perkembangan keluarga
37
keluarga, bagaimana cara untuk
memanajemen waktu
O: antusias
P:evaluasi
Dampingi keluarga saat anak S: merasa senang karena bisa membatu anak
belajar dirumah mengerjakan tugas sekolah
O:Tampak puas
P:hentikan tindakan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anak-
anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga merupakan pusat perkembangan
anak untuk dapat berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung
anak dapat berkembangan baik pula.
Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas
perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi
sekolahnya, meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman
38
yang dialaminya, selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa
bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.
Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk
bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk
sementara waktu.
Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam
berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses
keperawatan dapat diterapkan dengan baik.
4.2 Saran
1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah
keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.
2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga,
maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak
melangkahi profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki.
3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk
melakukan rencana asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
39