Anda di halaman 1dari 15

31

BAB III

PENGAWASAN KUALITAS

I. PENGERTIAN PENGAWASAN KUALITAS


Di dalam dunia industri, mutu atau kwalitas barang yang akan dihasilkan

merupakan salah satu factor yang sangat penting. Barang yang diproduksi

ditentukan kualitasnya berdasarkan pada pengukuran ataupun penilaian

karakteristik - karakteristik tertentu. Walaupun segala proses produksi

direncanakan dan dilaksanakan dengan baik mungkin saja karena sesuatu hal

mengakibatkan kualitas dari hasil akhir tidak sesuai dengan standar yang telah

ditentukan.

Untuk melihat atau mengetahui apakah kualitas daripada barang yang

dibuat sudah sesuai dengan standar atau tidak, maka perlu diadakan pengontrolan

kualitas.

Pengawasan kualitas adalah usaha untuk mempertahankan kualitas

barangupun penilaian karakt yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi

produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan pemimpin perusahaan.

II. TUJUAN PENGAWASAN KUALITAS

Tujuan pengawasan kualitas sangatlah bermanfaat bagi perusahaan yaitu

dengan mengetahui suatu produk akhir apakah sudah memenuhi standar kualitas

yang telah ditetapkan apa tidak. Tujuan pengawasan kualitas adalah sebagai

berikut

a. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin .

c. Mengusahakan agar biaya desain dari produk dan proses dengan

menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

d. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.


32

III. RUANG LINGKUP PENGAWASAN KUALITAS

Secara garis besar pengawasan kualitas dapat dibedakan dalam dua tingkat

yaitu pengawasan selama pengelolaan atau proses dan pengawasan dari hasil yang

telah diselesaikan atau produk akhir.

a. Pengawasan selama pengelolaan

Banyak cara–cara pengawasan kualitas yang berkenaan dengan proses yang

teratur. Contoh–contoh dari hasil yang diambil pada jarak waktu yang sama,

dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses

dimulai dengan baik atau tidak. Apabila mulainya salah maka keterangan

kesalahan ini dapat diteruskan kepada pelaksanaan semula untuk penyesuaian

kembali. Perlu diingatkan bahwa pengawasan dari proses haruslah beruntun

dan teratur.

b. Pengawasan barang dari hasil yang telah diselesaikan

Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas tingkat proses, tetapi hasil ini

tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak ataupun tercampur

dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang–barang hasil yang cukup

baik tidak keluar dari pabrik sampai ke tangan konsumen atau pembeli maka

diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir.

IV. PENENTUAN STANDAR KUALITAS

Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas dalam menentukan standar

kualitas adalah :

a. Fungsi suatu barang

Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk barang

tersebut digunakan atau dimaksud, sehingga barang yang dihasilkan benar–

benar memenuhi fungsi tersebut. Kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan

fungsi untuk apa barang tersebut atau dibutuhkan tercermin dari spesifikasi

dari barang terebut seperti kecepatan, tahan lama, kegunaannya, berat, mudah

atau tidaknya perawatan dan kepercayaannya.


33

b. Wujud luar

Salah satu faktor terpenting dan sering dipengaruhi oleh konsumen dalam

melihat suatu barang untuk pertama kalinya. Faktor wujud luar yang terdapat

pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari warna,

susunan (seperti bungkus).

c. Biaya barang tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan dapat menentukan kualitas dari

barang tersebut. Hal ini dapat terlihat dari barang– barang yang mempunyai

biaya atau harga jual yang tinggi dapat menunjukkan bahwa kualitas tersebut

lebih baik, demikian pula sebaliknya kualitas barang yang baik tentu

membutuhkan biaya tingi. Hal ini terjadi karena untu mendapatkan kualitas

yang baik dibutuhkan biaya banyak. Tetapi biaya suatu barang tidak selalu

dapat menentukan kualitas barang tersebut, oleh karena biaya yang

diperkirakan tidak selamanya biaya yang sebenarnya. Biaya atau harga dari

suatu barang tidak selalu lebih rendah dari barang itu, seringkali kita temui

biaya atau harga barang dari suatu barang lenih tinggi dari sebenarnya. Hal

ini disebabkan oleh adanya inefisiensi di dalam menghasilkan barang tersebut

dan tingginya keuntungan yang diambil terhadap barang tersebut.

V. CARA – CARA MENGADAKAN PENGAWASAN KUALITAS

Pada setiap tahap dan siklus dari pemikiran tentang hasil sampai ke

perencanaan pengumpulan bahan–bahan pengolahan, pengepakan, penjualan dan

lamanya suatu hasil dapat dipergunakan, maka perlu dijalankan atas pengawasan

kualias yang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu inspeksi, pemberian

keterangan, dan penyelidikan (insct, inform, and investigate). Dengan inspeksi

maka dapat ditemukan sampai mana barang memiliki kualitas yang dikehendaki,

yang hanya dapat dilakukandengan memuat contoh suatu sampel. Apabila

keterangan– keterangan yang didapat selama inspeksi diteruskan ke bagian lain,

maka bagian tersebut akan diberikan kepastian bahwa kegiatan bagian mereka
34

dalam proses telah dilakukan dengan baik atau perlu diperingati tentang

penyimpangan–penyimpagan yang harus dibetulkan. Dengan menyelidiki jalan

penyimpangan, sehingga kemungkinan kegiatan yang mungkin salah terdapat

pada suatu bagian, maka kegiatan produksi selanjutnya dihentikan untuk

menghindari terjadinya kesalah lagi.

VI. STATISTIK QUALITY CONTROL

Statistical quality control adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk

menjaga standar kualitas hasil produksi pada tingkat biaya minimum dan

merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi perusahaan pabrik

Dengan menggunakan statistical quality control dapat mengurangi

pekerjaan pemeriksaan atau pengujian, sehingga hal ini dapat memberikan

keuntungan pada perusahaan.

Diagram control mempunyai bentuk yang sederhana, yaitu terdiri dari

atas 3 buah garis mendatar sejajar yang terletak didalam sebuah sumbu salib,

seperti tanpak dalam diagram berikut ini

Diagram Control

0,35

BKA
0,30

0,25

0,20

S
0,15

0,10

0,05
BKB

0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
35

Sumbu vertikal menunjukkan karakteristik – karakteristik barang yang sedang

diselidiki dan sumbu horizontal melukiskan nomer sampel yang diselidiki. Garis

sentral melukiskan nilai baku yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya

penyimpangan hasil pengamatan untuk tiap sampel. Garis atas yang sejajar dengan

garis sentral disebut garis “ Batas Kontrol Atas” (BKA / Upper Control Limid /

UCL ) yaitu garis yang menyatakan penyimpangan yang paling tinggi dari nilai

baku.sedangkan garis bawah yang sejajar dengan garis sentral disebut garis “Batas

Kontrol Bawah” ( BKB / Lower Contrl Limid / LCL )yaitu merupaka batas

penyimpangan yang paling rendah.

1. DIAGRAM KONTROL RATA RATA ( X )

Sentral = X

BKA = X + A2 R
BKB = X - A2 R

Daftar harga untuk diagram control X

n A2 n A2 n A2

2 1,880 15 0,223 40 0,110


3 1,023 16 0,212 45 0,101
4 0,729 17 0,203 50 0,093
5 0,577 18 0,194 55 0,089
6 0,483 19 0,187 60 0,083
7 0,419 20 0,180 65 0,079
8 0,373 21 0,173 70 0,075
9 0,337 22 0,167 75 0,072
10 0,308 23 0,162 80 0,069
11 0,285 24 0,157 85 0,066
12 0,266 25 0,153 90 0,064
13 0,249 26 0,134 95 0,062
14 0,235 27 0,120 100 0,060
36

Daya tahan semacam produk ( bola lampu )

Nomer Daya tahan Rata – rata Rentang


Sampel X R

1 21 31 39 25 29,00 18
2 17 44 54 13 32,00 41
3 36 48 19 41 36,00 29
4 25 31 38 30 31,00 13
5 35 21 20 34 27,50 15
6 21 22 44 19 26,50 25
7 39 22 24 29 28,50 17
8 40 44 24 18 31,50 26
9 23 25 46 29 30,75 23
10 23 37 44 34 34,50 21
11 36 52 30 28 36,50 24
12 35 23 11 5 18,50 30
13 33 15 40 29 29,25 25
14 18 30 22 25 23,75 12
15 23 30 20 19 23,00 11
16 7 32 36 28 28,28 31
17 29 30 39 31 32,25 10
18 36 12 34 25 26,75 24
19 36 37 39 32 36,00 7
20 38 9 25 39 27,75 30

JUMLAH 589,25 432

Dari data tabel diatas maka dapat ditentukan terlebih dahulu


X = 589,25 / 20 = 29,46
R = 432/20 = 21,60
Untuk digram control tara - rata dapat ditentukan
Sentral = X = 29,46
BKA = X + A2 R = 29,46 + (0,729) ( 21,60) = 45,21
BKB = X - A2 R = 29,46 - (0,729) ( 21,60) = 13,72
Gambar digram kontrolnya !!!!!!!!!!!!
37

2. DIAGRAM KONTROL RENTANG ( R )


Diagram kontrol rentang ( R ) biasanya di gunakan untuk pengontrolan

kualitas mengenai disperse atau varian, sebab sering pula proses produksi berubah

bukan saja dalam rata - ratanya tetapi juga dalam dispersinya. Sebenarnya dalam

keadaan seperti ini pengawasan kualitas dengan diagram control rata rata dapat

pula digunakan, namun lebih sering digunakan diagram control rentang (R)

Sentral = R
BKA = D4 R
BKB = D3 R

n D3 D4 n D3 D4

2 0 3,267 14 0,329 1,671


3 0 2,575 15 0,348 1,652
4 0 2,282 16 0,364 1,636
5 0 2,115 17 0,379 1,621
6 0 2,004 18 0,392 1,608
7 0,076 1,924 19 0,404 1,596
8 0,136 1,864 20 0,414 1,586
9 0,184 1,816 21 0,425 1,575
10 0,223 1,777 22 0,434 1,566
11 0,256 1,744 23 0,442 1,567
12 0,284 1,716 24 0,452 1,548
13 0,308 1,692 25 0,459 1,541

Sumber : Metode Statistik, Dr Sudjana,MA,MSc.Tarsito Yang dikutif E,G, Kirkpatrick,


Quality Control for Manager and Engineers, John Wiley & Sons Inc, N .Y.

Dari data tersebut diatas dapat ditentukan


Sentral = R = 432/20 = 21,60
BKA = D4 R = (2,282) (21,60) = 49,29
BKB = D3 R = ( 0) (21,60) = 0
Gambar digram kontrolnya !!!!!!!!!!!!
38

3. DIAGRAM KONTROL PROPORSI ( P )

p = Banyak barang yang rusak

Banyak barang yang diobservasi

p(1  p)
BKA = p3
n

p(1  p)
BKB = p3
n

Contoh Proporsi barang yang rusak dari hasil pemeriksaan untuk setiap sampel yang terdiri
dari 50 unit barang, dapat diikuti dalam table berikut,

Proporsi barang yang rusak ( n = 50 unit )

No sampel Banyak barang yang rusak Proporsi kerusakan ( P )

1 3 0,06

2 4 0,08

3 2 0,04

4 0 0,00

5 1 0,02

6 4 0,08

7 1 0,02

8 5 0,10

9 3 0,06

10 2 0,04

11 2 0,04

12 4 0,08

13 5 0,10

14 0 0,00

15 1 0,02

37 0,74

Dari table diatas dapat ditentukan :


39

P = 0,74 / 15 = 0,049

BKA = 0,049 + 3 √(0,049) (0,951)

50

= 0,049 + 3(0,03053)

= 0,049 + 0,09159

= 0,141

BKB = 0,049 - 3 √(0,049) (0,951)

50

= 0,049 - 3(0,03053)

= 0,049 - 0,09159

= - 0,043

Gambar diagram kontrolnya !!!!!!

4. DIAGRAM CONTROL UNTUK CACAD ( C )

Dalam diagram control untuk cacad ini , pengamatan tidak dilakukan terhadap sampel

sampel, melainkan terhadap sebuah unit barang, barang itu akan dikatakan baik jika tidak

terdapat cacad sebuahpun. Jadi disini yang diperhatikan adalah adanya cacad pada setiap

barang.

Sentral = C

BKA = C + 3√ C

BKB = C - 3√ C

Contoh

Pengamatan terhadap 15 unit barang, hasil pengamatan terhadap cacad barang

tersebut adalah sebagai berikut

Nomer barang Banyaknya cacad


1 0
40

2 2

3 1

4 4

5 6

6 0

7 0

8 6

9 4

10 5

11 6

12 8

13 12

14 7

15 1
Jumlah 62

Sentral = 62/15 = 4,13

BKA = 4,13 + 3 √4,13

= 10,23

BKB = 4,13 – 3 √4,13

= -2,00

Gambar diagram kontrolnya !!!!!

VII BIAYA PENGAWASAN KUALITAS

1. Biaya Pengawasan Kualitas (quality control cost)


41

Besar kecilnya biaya pengawasan kualitas dalam suatu periode akan

dipengaruhi oleh besarnya tingkat biaya pengawasan serta jumlah produk yang

dites. Biaya pengawasan kualitas merupakan sebuah pengorbanan yang diukur

dengan satuan uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan produk sesuai

dengan yang diharapkan.

Jadi biaya pengawasan kualitas adalah biaya pengetesan terhadap setiap

komponen, baik pada proses produksi maupun tes terhadap produk jadi. Biaya

pengawasan kualitas mutu dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

QCC = Biaya Pengawas

R = Jumlah Produk yang di test

O = Biaya pengetesan kualitas tiap kali melakukan test

q* = Jumlah kerusakan produk yang optimal

2. Biaya Jaminan Kualitas (Quality Assurance Cost)

Biaya jaminan murni adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk menanggung bahan yang rusak dan kerugian yang diderita

oleh konsumen karena yang dibeli kurang baik kualitasnya. Apabila perusahaan

tidak melakukan penanggulangan akibat kerugian terbelinya barang yang

berkualitas jelek, maka perusahaan akan menanggung resiko berkurangnya

volume penjualan.

Jadi biaya jaminan kualitas diantaranya adalah:

a) Biaya penggantian barang yang rusak

b) Biaya reparasi atau perbaikan

c) Biaya penggantian sparepart

d) Biaya atas ditanggungnya resiko berkurangnya volume Penjualan

akibat banyaknya barang yang rusak yang terbeli oleh konsumen.


42

Secara sistematis biaya jaminan kualitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

QAC = Biaya jaminan Kualitas

c = Biaya jaminan kualitas untuk setiap potong

q* = Jumlah kerusakan produk optimal

3. Total biaya atas kualitas

Kedua biaya tersebut harus ditanggung oleh perusahaan dalam rangka

pengendalian kualitas barang hasil produksinya, jadi total biaya atas kualitas

dapat dirumuskan sebagai berikut:

TQC = QCC + QAC

Dimana:

TQC = Total biaya atas kualitas

QCC = Biaya pengawasan kualitas

QAC = Biaya jaminan kualitas

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar grafik biaya kualitas

sebagai berikut:

Gambar 1
Grafik Total Biaya Kualitas
43

Tampak pada gambar grafik total biaya kualitas C (total biaya yang

terendah). Hal ini berarti bahwa jumlah q* jumlah produk yang rusak)

merupakan total biaya kualitas rendah. Apabila intensitas pengawasan

kualitas dilakukan terlampau ketat untuk pengawasan kualitas, dimana

jumlah produk yang rusak ditekan terlalu rendah, misalnya (q1)

mengakibatkan biaya pengawasan kualitas naik dan menaikan biaya

total atas kualitas dilakukan longgar (CI).

Sebaliknya bila pengawasan kualitas dilakukan longgar maka

jumlah produk yang rusak semakin besar. Akhimya biaya jaminan

kualitas itu akan tercapai pada saat pertemuan antara garis jaminan

mutu (QAC) dengan biaya

pengawasan kualitas (QCC). Dari kondisi biaya pengawasan kualitas

tersebut, maka dapat dicari titik temu antara kedua biaya terscbut dan

sekaligus dapat ditemukan tingkat jumlah produk yang rusak yang

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :

q* = Jumlah kerusakan barang optimal

R = Jumlah produk yamg di test


44

O = Biaya pengetesan kualitas tiap kali test

C = Biaya jaminan mutu per potong


45

Anda mungkin juga menyukai