BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penguatan perekonomian melalui pembangunan sektor pertanian khususnya
subsektor tanaman pangan dan hortikultura merupakan langkah fundamental
karena berkaitan dengan:
1. Potensi sumber daya alam di Kabupaten Aceh Besar.
2. Sektor pertanian merupakan hajat hidup sebagaian besar penduduk sehingga
merupakan cerminan dari ekonomi kerakyatan.
3. Sector pertanian sangat potensial untuk memperkuat struktur ekonomi
pedesaan (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Kabupaten Aceh
Besar).
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M.
balbisiana, dan M. paradisiaca). Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-
kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang
memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang
PEMUDA MUHAMMADIYAH ACEH 2021 1
Wirausaha 1000 Tani Milenial
Pemuda Muhammadiyah Aceh
Pisang adalah salah satu komoditas buah unggulan di Kabupaten Aceh Besar. Hal
ini mengacu pada besarnya luas panen dan produksi pisang yang selalu menempati
posisi pertama. Selain besarnya luas panen dan produksi pisang, Kabupaten Aceh
Besar juga merupakan salah satu sentra primer keragaman pisang. Lebih dari 10
jenis pisang terdapat di Kabupaten Aceh Besar yang memberikan peluang untuk
pemanfaatan dan komersialisasi pisang sesuai kebutuhan konsumen.
BAB II
SYARAT TUMBUH TANAMAN PISANG
2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
Adapun syarat tumbuh tanaman pisang antara lain:
Suhu: Optimum pada kisaran 26°-28°C,
Altitude: Di bawah 800 m dpl, tapi masih mungkin sampai 1000 m dpl.
Pengairan: Perlu air teratur 20-60 mm/minggu
Tanah: pH 4.5-8.5, kedalaman solum >75 cm, kedalaman air > 120 cm,
kemiringan 15 %<, peka tanah salin. Terbaik pada tanah dengan solum dalam,
berdrainase baik, dengan kandungan humus tinggi seperti tanah vulkanik atau
tanah alluvial, hindari tanah tergenang.
Lokasi: Dekat dengan industri pendukung atau jalur agribisnis.
Gambar 1. Pengaturan jarak tanam pisang, (atas) Pola tanam sejajar dan teratur,
jarak tanam 3 x 3 meter; (bawah) Pola tanam berseling, jarak tanam 3 x 2 m
2.2.3. Penanaman
Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam diperlukan untuk memperbaiki lingkungan perakaran
pisang agar bibit pisang yang di tanam mampu tumbuh dengan cepat. Pembuatan
lubang tanam sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum tanam. Ukuran lubang
tanam kira-kira 50 x 50 x 50 cm. Pada saat pembuatan lubang tanam harus
dipisahkan tanah lapisan atas (arak kiri) dan tanah lapisan bawah arah kanan.
Apabila tanah masam, sebaiknya pada lubang tanam diberi kapur/dolomite
sebanyak 200-500 g/lubang. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu
dengan tujuan member kesempatan tanah menyerap oksigen dan sinar matahari.
Sebaiknya lubang tanam diberi perlakuan solarisasi yaitu menutup lubang tanam
dengan plastik PVC selama 2-3 minggu. Tujuan dilakukan solarisasi adalah untuk
mematikan mikrorganisme yang merugikan tanaman pisang.
Penanaman
Penanaman dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim
kemarau, agar tanaman pada saat pertumbuhan awal tidak mengalami kekeringan.
Sebelum ditanam bibit yang sudah disiapkan terlebih dahulu diberi perlakuan
dengan cara merendam dalam agens antagonis seperti bakteri Pseudomonas
fluorescens dan Bacillus substilis dengan konsentrasi 109/ml selama 24 jam. Kalau
agens antagonis sulit diperoleh, bibit dapat direndam dulu ke dalam larutan
fungisida Benlate atau Duthane M-45 selama 2 jam. Sementara menunggu bibit
direndam, lubang tanam yang sudah ditutup, dilubangi kembali seukuran dengan
bonggol atau bibit. Setelah bibit direndam, bibit siap ditanam. Bibit dimasukkan ke
dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan ditanam sampai sebatas 5 – 10 cm di
atas pangkal tanah, kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah galian.
Penanaman pisang dapat dilukukan dengan baris tunggal dan baris ganda.
2.2.4. Irigasi/Pengairan
Pengairan dilakukan untuk membantu penyediaan air yang cukup untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyediaan air adalah air yang digunakan untuk penyiraman tidak tercemar zat
berbahaya dan limbah pabrik serta bibit penyakit. Pengairan harus disesuaikan
dengan musim, umur tanaman dan fase pertumbuhan tanaman. Pengairan dapat
dilakukan dengan penyiraman, irigasi sprinkle, irigasi tetes dan pembuatan
selokan di antara bedengan tanaman. Namun biasanya teknik pengairan yang
banyak dilakukan adalah dengan penyiraman. Irigasi tetes dan sprinkle banyak
digunakan untuk perkebunan besar.
Pengairan lahan harus dilakukan paling lambat 3 – 4 hari setelah tanam jika
ditanam pada saat tidak turun hujan. Penyiraman dilakukan dengan gembor atau
selang dari atas permukaan tanah sekitar pohon sampai tanah terlihat basah pada
kedalaman minimal 20 cm. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari,
sekurang-kurangnya 2 kali seminggu apabila tidak turun hujan. Tanaman pisang
yang kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.
Kekurangan air pada fase pertumbuhan vegetative dapat mempengaruhi
kecepatan perkembangan daun dan jumlah bunga menjadi sedikit, sehingga
produksi buah menjadi rendah. Kekurangan air pada fase pembungaan dapat
menurunkan jumlah buah dan kekurangan air pada periode pembentukan buah
dapat mempengaruhi ukuran dan kualitas buah, tandan buah pendek dan ukuran
kecil.
pertumbuhan kuncup daun baik. Dengan pembuangan anakan ini pohon induk
akan berbuah dengan arah pertumbuhan buah ke jalan untuk memudahkan
pemanenan. A-nakan berumur 6 bulan dapat dijadikan sebagai bahan tanaman
untuk inisiasi kebun baru.
Aplikasi pupuk organik dilakukan pada saat penyiapan lubang tanam dengan dosis
10-20 kg/lubang tanam. Sedangkan aplikasi pupuk kimia dilakukan tiga sampai
empat kali dalam satu tahun. Pemupukan I : satu bulan setelah tanam (Urea 150g,
SP-36 100g, KCl 200g), pemupukan II, III & IV selang 3 bulan dari pemupukan
sebelumnya (Urea 150g, SP-36 100g dan KCl 450g.
Parang yang digunakan untuk memotong tanaman yang sakit tidak boleh
digunakan lagiuntuk tanaman sehat, kecuali parang tersebut dibersihkan dahulu
dengan klorox ataupun bayclin agar penyakit tidak menular ke tanaman yang
sehat. Pengendalian secara manual atau mekanis harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak melukai perakaran tanaman.
terserang bercak penyakit, daun tua yang telah menguning dan daun yang
menaungi dan menggesek jantung dan atau buah yang dalam masa tumbuh dan
berkembang.
akan layu dan pelepahnya mudah patah. Apabila batang ditebang, akan tampak
lorong-lorong yang dibuat oleh serangga ini.
Pengendalian:
1. Cara kultur teknis: kumbang penggerek dapat bertahan selama 9 bulan pada
batang pisang. Oleh karena itu, lakukan pembersihan tempat berlindung dan
tempat makan serangga dewasa dengan sanitasi kebun dan membersihkan
pelepah, memusnahkan batang pisang yang telah dipanen atau terserang hama
ini . Untuk memerangkap dan menarik serangga betina meletakkan telur dapat
digunakan perangkap umpan rhizom. Setelah itu umpan dimusnahkan dengan
dibakar.
2. Cara mekanis: kumbang yang ada dalam batang/bonggol pisang dimatikan
3. Cara Biologi: dengan musuh alami yaitu dengan predator larva Plaesius
javanicus Er, Hololepta sp, Chrysophilus ferrugineus dan Ceromasra
sphenopori dan pengendalian dengan parasitoid Beauveria bassiana dan
Metarrhizium sp
4. Cara kimia: dengan insektisida sistemik seperti karbofuran
Pengendalian:
1. Sanitasi kebun dengan memotong batang pisang yang terserang sampai ke
permukaan tanah, kemudian dipotong kecil-kecil dan dibenamkan ke dalam
tanah.
2. Penggunaan musuh alami yaitu predator Plaesius sp
3. Penggunaan insektisida seperti karbofuran
Pengendalian:
1. Cara mekanis: membungkus tandan pisang dengan kantong plastik dusrban
sejak fase pembungaan hingga panen.. Pemotongan jantung pisang yang sudah
tidak produktif lagi dilakukan untuk membuang sisa larva yang bersembunyi di
dalamnya.
2. Cara biologi: dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya berupa
parasitoid dari famili Tachnidae dan Braconidae.
3. Cara kimia: dilakukan dengan menggunakan insektisida yaitu menyuntikkan
insektisida pada tangkai tandan buah pisang yang baru mekar.
Pengendalian:
1. Cara mekanis: Daun pisang yang terserang dipotong, kemudian larva yang ada
di dalamnya dimatikan atau dimusnahkan.
Pengendalian:
1. Budidaya:
a. Hindarkan penanaman pisang pada lahan yang pernah terserang penyakit
layu Fusarium.
b. Pada lubang tanaman ditaburi arang sekam untuk menghambat penyebaran
cendawan.
c. Gunakan bibit yang sehat bebas dari cendawan (kalau memungkinkan
gunakan bahan perbanyakan hasil kultur jaringan)
d. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari
daerah yang sudah terinfeksi penyakit layu Fusarium.
e. Mensterilkan alat-alat pertanian dengan disenfektan seperti detergen dan
bayclin
2. Mekanis :
3. Biologis:
Pemanfaatan musuh alami seperti Pseudomonas florescens, Trichoderma sp. dan
Gliocladium sp. dengan aplikasi: Aplikasi 1 : diberikan pada 2 minggu sebelum
tanam dengan dosis :
Trichoderma sp dan Gliocladium sp sebanyak 100 g/5 kg kompos jadi yang
setara dengan konsentrasi 108 spora/cell atau 100-200 gr/ 10-20 kg pupuk
kandang
Pseudomonas florescens sebanyak 100 cc/5 kg kompos padi jadi yang setara
dengan konsentrasi 108 CFU (Cell Fraction Unit).
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pembukaan Lahan
3.1.1. Batas Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan dilakukan dengan berpedoman pada batas-batas pembukaan
lahan yang telah ditetapkan yakni seluas 10 ha dari total lahan yang tersedia 20 ha,
dan juga mengikuti rekomendasi-rekomendasi dari hasil survai dan tingkat
kesesuaian lahan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi di
lapangan.
penggunaan lahan yakni lahan kosong dan semak belukar, dan kelerengan yang
paling dominan > 8 %,
B. Mekanis, dengan menggunakan alat-alat pertanian seperti traktor, buldozer.
Cara ini digunakan pada areal yang rata (kemiringan 0-8 %). Pekerjaan dapat
dilakukan lebih cepat, satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja
traktor),
C. Chemi, Peracunan pohon atau penyemprotan dengan bahan kimia tertentu
(untuk lalang). Pada daerah curah hujan tinggi kurang efektif, dibutuhkan air
untuk pelarut herbisida.
A. Cara Manual
Cara ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
Penebasan belukar dan vegetasi berdiameter 5 cm;
Pengumpulan ranting-ranting;
Pengumpulan kayu besar.
B. Mekanis
Mekanis dilakukan untuk penebangan pohon-pohon berdiameter di atas 20 cm.
Penebangan dilakukan dengan alat-alat chain saw, dan proses pemindahan
sisa-sisa tebangan dengan membelah pohon tersebut menjadi papan. Berdasarkan
jenis tanah dan vegetasi yang terdapat di lokasi untuk pengembangan budidaya
pisang maka metode pembukaan lahan yang disarankan adalah metode manual
PEMUDA MUHAMMADIYAH ACEH 2021 15
Wirausaha 1000 Tani Milenial
Pemuda Muhammadiyah Aceh
Tebang
Pohon-pohon dengan diameter lebih besar dari 10 cm ditebang lebih
kurang 30 cm diatas permukaan tanah dengan menggunakan alat kampak.
Kayu-kayu yang mempunyai nilai komersil dipisahkan dan dikeluarkan dari
areal pembukaan lahan untuk dimanfaatkan.
Rencek
Kayu sisa tebangan dipotong-potong (rencek) sedemikian rupa sehingga
dapat diangkat oleh dua orang, kemudian dilakukan penumpukan terutama
pada tunggul-tunggul kayu bekas tebangan hingga siap bakar.
Pembakaran
Pembakaran sebaiknya dilakukan pada saat hasil tebas tebang telah benar-
benar kering, serta memperhatikan arah angin. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi material yang tidak habis terbakar dan untuk menghindarkan
areal yang berada di luar batas pembukaan lahan ikut terbakar.
Pembajakan
Pembajakan dilakukan untuk menanam Tanaman Penutup Lahan (TPT)
dengan tujuan untuk menghentikan daur ulang semak dan alang-alang
sebelum lahan tersebut dimanfaatkan. Selain itu penanaman TPT
dimaksudkan untuk mempercepat pelapukan kayu sisa pembukaan lahan.
Pembukaan lahan dengan metode semi mekanis pada dasarnya sama dengan
metode manual, perbedaannya adalah terletak pada cara penebangan pohon
dengan diameter lebih dari 35 cm yang dilakukan dengan gergaji rantai ( chain
saw) kemudian ditarik ketempat pengolahan dengan alat berat untuk dijadikan
bahan bangunan.
3. Metode Mekanis
Pembukaan lahan dengan metode mekanis sama dengan metode semi mekanis
bedanya adalah proses pembukaan lahan menggunakan alat berat buldozer.
Bentuk usaha tani yang sesuai untuk dikembangkan di calon lokasi pengembangan
tanaman pisang “Bentuk Usaha Tani Campuran” atau disebut diversifikasi usaha.
Penerapan usaha tersebut ditempuh dengan pola pengembangan sistem agribisnis
lahan kering berbasis tanaman perkebunan secara terpadu. Yaitu dengan
memadukan tanaman perkebunan sebagai usaha utama dan diselingi tanaman
pangan serta pengembangan peternakan. Sesuai dengan daya dukung lahan yang
melimpah untuk penyediaan pakan bagi binatang ternak baik sapi atau kambing
sangat memungkinkan untuk dikembangkan di lokasi setempat.
sebagai berikut: Kondisi jenis lahan yang dipertimbangkan adalah lahan dengan
pola usaha tani lahan kering. Sistim tanaman adalah monokultur pada lahan
dimungkinkan sistem tanam monokultur dan polikultur atau tumpang sari.
3.1.8. Kebutuhan Sarana Produksi Pertanian
Masukan sarana porduksi pertanian disesuaikan dengan pola tanam yang
diusulkan, sarana tersebut meliputi benih/bibit, pupuk dan pestisida. Hal ini
diperlukan agar tanaman menghasilkan produksi yang optimal, jumlah macamnya
tergantung pada jenis tanaman dan teknologi yang digunakan. Untuk mendapatkan
dosis yang tepat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Benih yang
direkomendasikan untuk diberikan diupayakan berasal dari varietas unggul dan
bermutu tinggi yang selanjutnya diadakan kegiatan pembinaan, penangkaran
benih sehingga untuk keperluan benih.
Penggunaan benih/bibit, pupuk dan pestisida pada tahap pertama yaitu selama
satu tahun telah dikembangkan melalui paket produksi. Jumlah benih/bibit, pupuk
dan pestisida yang disediakan dalam paket, diusahakan agar cukup untuk
keperluan pola tanam satu tahun. Kebutuhan pupuk ditentukan oleh potensi tanah,
tanaman, dan tingkat produksi yang diinginkan. Dikarenakan kemasaman yang
tinggi dan kejenuhan alumunium yang tinggi, maka pelu dilakukan pengapuran.
Untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah dan kimia tanah disarankan juga perlu
memberikan bahan organik. Bahan organik dapat diberikan beberapa kotoran
hewan. Keutungan pemberian bahan organik antara lain untuk memperbaiki
struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
apabila sarana transportasi lebih baik sehingga akan dapat menjual hasil pertanian
dengan harga yang lebih baik. Keadaan ini sangat menunjang usaha peningkatan
pendapatan dalam proses budidaya tanaman pisang.
3.2. Biaya Yang Diperlukan
Biaya yang diperlukan dalam melaksanakan Pengelolaan dan Budidaya Tanaman
Pisang di Saree Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar sebesar Rp.
361.950.000.
3.3. Penutup
Demikian pedoman teknis pengelolaan dan budidaya tanaman pisang di Saree
Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, sehingga menghasilkan
manfaat yang maksimal, efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Rudi Ismawan
Pimpinan