BAB I
PENDAHULUAN
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun
besar memanjang dari suku Musaceae. Beberapa jenisnya (Musa acuminata, M.
balbisiana, dan M. paradisiaca). Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompok-
kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang
memiliki kulit berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang
berwarna jingga, merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Buah pisang
PEMUDA MUHAMMADIYAH ACEH 1
PENGELOLAAN LAHAN ASET MUHAMMADIYAH
UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PISANG
Pisang adalah salah satu komoditas buah unggulan di Kabupaten Aceh Besar. Hal
ini mengacu pada besarnya luas panen dan produksi pisang yang selalu menempati
posisi pertama. Selain besarnya luas panen dan produksi pisang, Kabupaten Aceh
Besar juga merupakan salah satu sentra primer keragaman pisang. Lebih dari 10
jenis pisang terdapat di Kabupaten Aceh Besar yang memberikan peluang untuk
pemanfaatan dan komersialisasi pisang sesuai kebutuhan konsumen.
BAB II
SYARAT TUMBUH TANAMAN PISANG
2.1. Syarat Tumbuh Tanaman Pisang
Adapun syarat tumbuh tanaman pisang antara lain:
• Suhu: Optimum pada kisaran 26°-28°C,
• Altitude: Di bawah 800 m dpl, tapi masih mungkin sampai 1000 m dpl.
• Pengairan: Perlu air teratur 20-60 mm/minggu
• Tanah: pH 4.5-8.5, kedalaman solum >75 cm, kedalaman air > 120 cm,
kemiringan 15 %<, peka tanah salin. Terbaik pada tanah dengan solum dalam,
berdrainase baik, dengan kandungan humus tinggi seperti tanah vulkanik atau
tanah alluvial, hindari tanah tergenang.
• Lokasi: Dekat dengan industri pendukung atau jalur agribisnis.
• Pengaturan jarak tanam. Jarak tanam tergantung varietas, varietas ukuran kecil
sekitar 2 x 2.5 m, besar 3 x 3. Bisa juga berupa barisan 1.5-2 x 4-6 m. Populasi
tanaman per ha, tergantung dari layout tanah. Arah barisan dalam pengaturan
jarak tanam harus sejajar dengan arah terbit metahari.
Gambar 1. Pengaturan jarak tanam pisang, (atas) Pola tanam sejajar dan teratur,
jarak tanam 3 x 3 meter; (bawah) Pola tanam berseling, jarak tanam 3 x 2 m
2.2.3. Penanaman
• Pembuatan lubang tanam
Pembuatan lubang tanam diperlukan untuk memperbaiki lingkungan perakaran
pisang agar bibit pisang yang di tanam mampu tumbuh dengan cepat. Pembuatan
lubang tanam sebaiknya dilakukan 2-3 minggu sebelum tanam. Ukuran lubang
tanam kira-kira 50 x 50 x 50 cm. Pada saat pembuatan lubang tanam harus
dipisahkan tanah lapisan atas (arak kiri) dan tanah lapisan bawah arah kanan.
Apabila tanah masam, sebaiknya pada lubang tanam diberi kapur/dolomite
sebanyak 200-500 g/lubang. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 2 minggu
dengan tujuan member kesempatan tanah menyerap oksigen dan sinar matahari.
Sebaiknya lubang tanam diberi perlakuan solarisasi yaitu menutup lubang tanam
dengan plastik PVC selama 2-3 minggu. Tujuan dilakukan solarisasi adalah untuk
mematikan mikrorganisme yang merugikan tanaman pisang.
3 hari sebelum tanam. Pada saat penutupan lubang tanam ditambahkan pupuk
kandang yang sudah dicampur agensia hayati sebanyak 10 – 20 kg per lubang
tanam. Satu minggu sebelum penutupan lubang tanam, pupuk kandang dicampur
dengan agensia hayati Trichoderma sp. Sebanyak 100 – 200 g Trichoderma sp
dicampur dengan 10 kg pupuk kandang. Setelah dicampur pupuk kandang
dimasukkan ke dalam karung dan diperam selama 1 minggu dalam keadaan
lembab. Pada saat penutupan lubang pupuk kandang yang sudah dicampur dengan
agensia hayati, setengah bagian dimasukan kedalam lubang tanam dan setengah
bagian dicampurkan dengan tanah bagian atas (top soil). Pada saat penutupan
lubang tanam, tanah bagian atas (top soil) dimasukkan terlebih dahulu baru
disusul tanah bagian bawah (sub soil).
• Penanaman
Penanaman dilakukan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim
kemarau, agar tanaman pada saat pertumbuhan awal tidak mengalami kekeringan.
Sebelum ditanam bibit yang sudah disiapkan terlebih dahulu diberi perlakuan
dengan cara merendam dalam agens antagonis seperti bakteri Pseudomonas
fluorescens dan Bacillus substilis dengan konsentrasi 109/ml selama 24 jam. Kalau
agens antagonis sulit diperoleh, bibit dapat direndam dulu ke dalam larutan
fungisida Benlate atau Duthane M-45 selama 2 jam. Sementara menunggu bibit
direndam, lubang tanam yang sudah ditutup, dilubangi kembali seukuran dengan
bonggol atau bibit. Setelah bibit direndam, bibit siap ditanam. Bibit dimasukkan ke
dalam lubang tanam dengan posisi tegak dan ditanam sampai sebatas 5 – 10 cm di
atas pangkal tanah, kemudian lubang ditutup kembali dengan tanah galian.
Penanaman pisang dapat dilukukan dengan baris tunggal dan baris ganda.
2.2.4. Irigasi/Pengairan
Pengairan dilakukan untuk membantu penyediaan air yang cukup untuk
pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyediaan air adalah air yang digunakan untuk penyiraman tidak tercemar zat
berbahaya dan limbah pabrik serta bibit penyakit. Pengairan harus disesuaikan
dengan musim, umur tanaman dan fase pertumbuhan tanaman. Pengairan dapat
dilakukan dengan penyiraman, irigasi sprinkle, irigasi tetes dan pembuatan
selokan di antara bedengan tanaman. Namun biasanya teknik pengairan yang
PEMUDA MUHAMMADIYAH ACEH 6
PENGELOLAAN LAHAN ASET MUHAMMADIYAH
UNTUK PENGEMBANGAN TANAMAN PISANG
banyak dilakukan adalah dengan penyiraman. Irigasi tetes dan sprinkle banyak
digunakan untuk perkebunan besar.
Pengairan lahan harus dilakukan paling lambat 3 – 4 hari setelah tanam jika
ditanam pada saat tidak turun hujan. Penyiraman dilakukan dengan gembor atau
selang dari atas permukaan tanah sekitar pohon sampai tanah terlihat basah pada
kedalaman minimal 20 cm. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau sore hari,
sekurang-kurangnya 2 kali seminggu apabila tidak turun hujan. Tanaman pisang
yang kekurangan air dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.
Kekurangan air pada fase pertumbuhan vegetative dapat mempengaruhi
kecepatan perkembangan daun dan jumlah bunga menjadi sedikit, sehingga
produksi buah menjadi rendah. Kekurangan air pada fase pembungaan dapat
menurunkan jumlah buah dan kekurangan air pada periode pembentukan buah
dapat mempengaruhi ukuran dan kualitas buah, tandan buah pendek dan ukuran
kecil.
b. Dapat juga menggunakan 2,4 – D 50% sebanyak 2 – 12 tetes pada batang semu
anakan yang telah mencapai tinggi 30 – 60 cm. Anakan yang lebih kecil
dosisnya dapat dikurangi.
Aplikasi pupuk organik dilakukan pada saat penyiapan lubang tanam dengan dosis
10-20 kg/lubang tanam. Sedangkan aplikasi pupuk kimia dilakukan tiga sampai
empat kali dalam satu tahun. Pemupukan I : satu bulan setelah tanam (Urea 150g,
SP-36 100g, KCl 200g), pemupukan II, III & IV selang 3 bulan dari pemupukan
sebelumnya (Urea 150g, SP-36 100g dan KCl 450g.
Parang yang digunakan untuk memotong tanaman yang sakit tidak boleh
digunakan lagiuntuk tanaman sehat, kecuali parang tersebut dibersihkan dahulu
dengan klorox ataupun bayclin agar penyakit tidak menular ke tanaman yang
sehat. Pengendalian secara manual atau mekanis harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak melukai perakaran tanaman.
dilakukan dengan plastik plastik berwarna biru (polyethilen) atau plastik dursban,
yang diikatkan ke pangkal tandan dengan mengusahakan seludang atas tidak
masuk ke dalam plastik brongsong. Jika plastik polyethilen biru tidak ada bisa juga
digunakan karung bekas maupun plastik biasa. Secara berkala harus dilakukan
pemeriksaan untuk mencegah tersangkutnya seludang yang sudah terlepas agar
tidak membusuk pada tandan buah.
Pengendalian:
1. Cara kultur teknis: kumbang penggerek dapat bertahan selama 9 bulan pada
batang pisang. Oleh karena itu, lakukan pembersihan tempat berlindung dan
tempat makan serangga dewasa dengan sanitasi kebun dan membersihkan
pelepah, memusnahkan batang pisang yang telah dipanen atau terserang hama
ini . Untuk memerangkap dan menarik serangga betina meletakkan telur dapat
digunakan perangkap umpan rhizom. Setelah itu umpan dimusnahkan dengan
dibakar.
Pengendalian:
1. Sanitasi kebun dengan memotong batang pisang yang terserang sampai ke
permukaan tanah, kemudian dipotong kecil-kecil dan dibenamkan ke dalam
tanah.
2. Penggunaan musuh alami yaitu predator Plaesius sp
3. Penggunaan insektisida seperti karbofuran
Pengendalian:
1. Cara mekanis: membungkus tandan pisang dengan kantong plastik dusrban
sejak fase pembungaan hingga panen.. Pemotongan jantung pisang yang sudah
tidak produktif lagi dilakukan untuk membuang sisa larva yang bersembunyi di
dalamnya.
2. Cara biologi: dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya berupa
parasitoid dari famili Tachnidae dan Braconidae.
3. Cara kimia: dilakukan dengan menggunakan insektisida yaitu menyuntikkan
insektisida pada tangkai tandan buah pisang yang baru mekar.
Pengendalian:
1. Cara mekanis: Daun pisang yang terserang dipotong, kemudian larva yang ada
di dalamnya dimatikan atau dimusnahkan.
secara berangsur-angsur layu pada tangkainya atau lebih umum pada dasar ibu
tulang daun dan menggantung ke bawah menutupi batang semu. Rata-rata lapisan
luar batang palsu terbelah dari permukaan tanah atau terjadi retakan memanjang
pada batang semu. Pada bagian dalam apabila dibelah, terlihat garis-garis coklat
atau hitam menuju ke semua arah, dari batang (bonggol) ke atas melalui jaringan
pembuluh ke pangkal daun dan tangkai. Daun-daun termuda menampakkan gejala
yang paling akhir dan seringkali berdiri tegak.
Pengendalian:
1. Budidaya:
a. Hindarkan penanaman pisang pada lahan yang pernah terserang penyakit
layu Fusarium.
b. Pada lubang tanaman ditaburi arang sekam untuk menghambat penyebaran
cendawan.
c. Gunakan bibit yang sehat bebas dari cendawan (kalau memungkinkan
gunakan bahan perbanyakan hasil kultur jaringan)
d. Jangan menanam bonggol, anakan atau bibit dan membawa tanah dari
daerah yang sudah terinfeksi penyakit layu Fusarium.
e. Mensterilkan alat-alat pertanian dengan disenfektan seperti detergen dan
bayclin
2. Mekanis :
a. Eradikasi tanaman terserang. Untuk tanaman dalam rumpun, tanaman
dimatikan dengan suntikan minyak tanah sebanyak 5 cc dan area dengan
kisaran 1,5 m dari tanaman/rumpun ditaburkan arang sekam.
b. Untuk isolasi kawasan, lahan baru dipisahkan dari lahan yang terserang
dengan dibuatkan parit sedalam Rhizosphere (perakaran) pisang lalu arang
sekam ditaburkan ¾ tinggi parit
idak
mempengaruhi kebun baru.
3. Biologis:
Pemanfaatan musuh alami seperti Pseudomonas florescens, Trichoderma sp. dan
Gliocladium sp. dengan aplikasi: Aplikasi 1 : diberikan pada 2 minggu sebelum
tanam dengan dosis :
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Pembukaan Lahan
3.1.1. Batas Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan dilakukan dengan berpedoman pada batas-batas pembukaan
lahan yang telah ditetapkan yakni seluas 10 ha dari total lahan yang tersedia 20 ha,
dan juga mengikuti rekomendasi-rekomendasi dari hasil survai dan tingkat
kesesuaian lahan yang dibuat berdasarkan hasil pengamatan terhadap kondisi di
lapangan.
A. Cara Manual
Cara ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu:
• Penebasan belukar dan vegetasi berdiameter 5 cm;
• Pengumpulan ranting-ranting;
• Pengumpulan kayu besar.
B. Mekanis
Mekanis dilakukan untuk penebangan pohon-pohon berdiameter di atas 20 cm.
Penebangan dilakukan dengan alat-alat chain saw, dan proses pemindahan
sisa-sisa tebangan dengan membelah pohon tersebut menjadi papan. Berdasarkan
jenis tanah dan vegetasi yang terdapat di lokasi untuk pengembangan budidaya
pisang maka metode pembukaan lahan yang disarankan adalah metode manual
dan metode mekanis. Langkah-langkah kegiatan untuk setiap metode pembukaan
lahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Metode Manual
• Tebas
Pemotongan pohon-pohon kecil dengan diameter kurang dari 5 cm
dilakukan dengan cara ditebas dengan menggunakan alat parang.
• Tebang
Pohon-pohon dengan diameter lebih besar dari 10 cm ditebang lebih
kurang 30 cm diatas permukaan tanah dengan menggunakan alat kampak.
Kayu-kayu yang mempunyai nilai komersil dipisahkan dan dikeluarkan dari
areal pembukaan lahan untuk dimanfaatkan.
• Rencek
Kayu sisa tebangan dipotong-potong (rencek) sedemikian rupa sehingga
dapat diangkat oleh dua orang, kemudian dilakukan penumpukan terutama
pada tunggul-tunggul kayu bekas tebangan hingga siap bakar.
• Pembakaran
Pembakaran sebaiknya dilakukan pada saat hasil tebas tebang telah benar-
benar kering, serta memperhatikan arah angin. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi material yang tidak habis terbakar dan untuk menghindarkan
areal yang berada di luar batas pembukaan lahan ikut terbakar.
• Pembajakan
Pembajakan dilakukan untuk menanam Tanaman Penutup Lahan (TPT)
dengan tujuan untuk menghentikan daur ulang semak dan alang-alang
sebelum lahan tersebut dimanfaatkan. Selain itu penanaman TPT
dimaksudkan untuk mempercepat pelapukan kayu sisa pembukaan lahan.
saw) kemudian ditarik ketempat pengolahan dengan alat berat untuk dijadikan
bahan bangunan.
3. Metode Mekanis
Pembukaan lahan dengan metode mekanis sama dengan metode semi mekanis
bedanya adalah proses pembukaan lahan menggunakan alat berat buldozer.
lahan, maka model usaha tani yang akan dikembangkan harus sesuai dengan
kemampuan lahan yang tersedia dan pola tanamnya. Pengembangan pertanian
didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang antara lain adalah
rencana Pemerintah Daerah setempat dalam mendayagunakan dan
mengembangkan sumberdaya lahan, peluang pemasaran, yang pada akhirnya
menghasilkan usulan pengembangan komoditas yang sesuai dengan syarat
tumbuh tanaman.
Bentuk usaha tani yang sesuai untuk dikembangkan di calon lokasi pengembangan
tanaman pisang “Bentuk Usaha Tani Campuran” atau disebut diversifikasi usaha.
Penerapan usaha tersebut ditempuh dengan pola pengembangan sistem agribisnis
lahan kering berbasis tanaman perkebunan secara terpadu. Yaitu dengan
memadukan tanaman perkebunan sebagai usaha utama dan diselingi tanaman
pangan serta pengembangan peternakan. Sesuai dengan daya dukung lahan yang
melimpah untuk penyediaan pakan bagi binatang ternak baik sapi atau kambing
sangat memungkinkan untuk dikembangkan di lokasi setempat.
Penggunaan benih/bibit, pupuk dan pestisida pada tahap pertama yaitu selama
satu tahun telah dikembangkan melalui paket produksi. Jumlah benih/bibit, pupuk
dan pestisida yang disediakan dalam paket, diusahakan agar cukup untuk
keperluan pola tanam satu tahun. Kebutuhan pupuk ditentukan oleh potensi tanah,
tanaman, dan tingkat produksi yang diinginkan. Dikarenakan kemasaman yang
tinggi dan kejenuhan alumunium yang tinggi, maka pelu dilakukan pengapuran.
Untuk memperbaiki sifat-sifat fisik tanah dan kimia tanah disarankan juga perlu
memberikan bahan organik. Bahan organik dapat diberikan beberapa kotoran
hewan. Keutungan pemberian bahan organik antara lain untuk memperbaiki
struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
3.3. Penutup
Demikian pedoman teknis pengelolaan dan budidaya tanaman pisang di Saree
Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh Besar, sehingga menghasilkan
manfaat yang maksimal, efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Rudi Ismawan
Pimpinan