“Herpes Zoster”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Integumen
Disusun Oleh :
Kelompok Tutor 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… i
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Etiologi...........................................................................................................3
2.3 Manifestasi Klinik..........................................................................................4
2.4 Patofisiologi....................................................................................................5
2.5 Klasifikasi.......................................................................................................7
2.6 Komplikasi.....................................................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang................................................................................11
2.8 Pengobatan...................................................................................................12
2.9 Pencegahan...................................................................................................13
2.10 Asuhan Keperawatan..................................................................................14
BAB III..................................................................................................................24
ANALISIS KASUS..............................................................................................24
BAB IV..................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................26
Simpulan.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini membahas tentang sistem integumen khususnya mengenai
penyakit Herpes Zoster.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menemui beberapa kendala, tetapi
dapat teratasi berkat bantuan berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Afif A.A., S.p.M.Kes selaku dosen koordinator mata mata kuliah
Sistem Integumen, dan kepada Ibu Ai Mardhiyah, S.Kp., M.Si. selaku dosen tutor
kelompok 3, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini di waktu yang akan
datang. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita. Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Herpes adalah salah satu penyakit menular seksual yang paling umum.
Diperkirakan bahwa satu dari setiap lima remaja akan terinfeksi oleh penyakit ini.
Penelitian telah menunjukkan bahwa wanita lebih rentan untuk tertular infeksi ini
daripada pria. Hal ini akan merusak penyakit alat kelamin atau anus baik laki-laki
dan perempuan yang terinfeksi.
Ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh penularan virus yang
disebut Herpes Simplex Virus (HSV). Virus ini akan ditularkan selama hubungan
intim atau selama kontak antara kedua alat kelamin pria dan wanita. Genital
herpes membuktikan bahwa penyakit ini terutama mulut mempengaruhi organ dan
alat kelamin HSV 1 mempengaruhi bibir berupa lepuh dan luka dingin, sedangkan
HSV 2 menginfeksi alat kelamin manusia.
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
Untuk menambah wawasan kita tentang bagaimana proses penyebaran virus,
penyakit yang ditimbulkan, dan asuhan keperawatan pada penderita virus herpes
simplex.
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk menambah pengetahuan tentang virus herpes simplex dalam
kehidupan sehari-hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Herpes zoster adalah radang kulit akut dengan sifat khas, yaitu terdapat
vesikel yang tersusun berkelompok sepanjang persyarafan sensorik sesuai dengan
dermatomnya dan biasanya unilateral. (Rahariyanti.Lutfia.Asuhan keperawatan
gangguan sistem Integumen 2006).
Herpes zoster adalah suatu penyakit infeksi akut yang ditandai oleh
sekelompok vesikel yang terbatas pada suatu dermatom dan rasa nyeri neurologis
pada dermatom tersebut (Ilmu kesehatan anak II. hal 219)
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela
zoster yang menyerang kulit dan mukosa. Infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
Herpes zoster adalah kelainan inflamatorik virus, dimana virus penyebab
nya menimbulkan erupsi vaskuler yang nyeri di sepanjang distribusi saraf sensorik
dari satu atau lebih ganglion posterior.
Herpes zoster adalah suatu radang kulit akut pada orang tua ditandai
dengan adanya nyeri radikuler serta gerombolan yang disebabkan oleh virus yang
tidak mempunyai kekebalan imun.
2.2 Etiologi
a. Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya
tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin
tinggi pula resiko terserang nyeri.
b. Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised)
seperti HIV dan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi
pertama dari immunocompromised.
c. Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.
d. Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum
tulang.
e. Pemakaian kortikosteroid
f. Radio terapi
g. Obat-obat Imunosupresif
h. Stres emosi
i. Orang yang sudah pernah terkena cacar air
j. Peningkatan Hormon
Keluhan utama penyakit ini adalah rasa sakit, nyeri, dan pegal (neuritis)
serta adanya vesikel yang berkelompok sepanjang satu dermatom. Perjalanan dan
gejala penyakit ini mulai dari ringan, sampai dengan berat. Adapun stadium dari
penyakit Herpes Zoster adalah sebagai berikut :
1. Stadium Prodromal (gejala awal)
Gejala prodromal dapat bersifat sistemik dan lokal. Gejala lokal berupa
rasa gatal atau nyeri pada dermatom yang terserang disertai dengan rasa
panas atau terbakar. Gejala sistemik berupa demam, malaise, dan nyeri
kepala.
2. Stadium Erupsi
Mula – mula timbul papula atau plakat berbentuk urtika. Setelah 1-2 hari,
akan timbul gerombolan vesikel atau bintil – bintil berair yang tersusun
berkelompok diatas kulit yang eritematosa, sedangkan kondisi kulit
diantara gerombolan lain tidak sama lokalisasi lesi dengan dermatom yang
dipersarafi oleh satu atau lebih saraf yang terkena.semua saraf dapat
terkena, yang tersering adalah saraf torakal, lumbal atau kranial. Stadium
ini biasa nya berlangsung selama 2 minggu dengan gejala utama berupa
rasa nyeri. Rasa nyeri yang dirasa bisa bersifat konstan atau intermiten,
diikuti dengan rasa terbakar pada bagian viseral.
3. Stadium Krustasi
Vesikula menjadi purulen, mengalami krustasi, dan lepas dalam waktu 1-2
minggu. Sering terjadi neuralgia pasca herpetika, terutama pada orang tua,
yang dapat berlangsung beberapa bulan sampai beberapa tahun. Selain itu,
ada pula gejala parestesi yang bersifat sementara.
2.4 Patofisiologi
Virus Varicela Zoster
Pembengkakan Sel
Epitel
Dorman di saraf
Vesikel
Imun menurun
Pustula
Reaktivasi virus Nekrosis
Saraf Krusta
Multiplikasi NPH
Lepas
Inflamasi
Aktivitas terganggu
Krusta Kecemasan
Gangguan ADL
Gg. Integritas Kulit
2.5 Klasifikasi
2. Herpes Simpleks
2.6 Komplikasi
2. Infeksi kulit.
Kadang-kadang lepuhan terinfeksi oleh bakteri sehingga kulit
sekitarnya menjadi merah meradang. Jika hal ini terjadi maka Anda
mungkin perlu antibiotik.
3. Masalah mata.
Herpes zoster pada mata dapat menyebabkan peradangan sebagian atau
seluruh bagian mata yang mengancam penglihatan.
4. Kelemahan/layuh otot.
Kadang-kadang, saraf yang terkena dampak adalah saraf motorik dan
saraf sensorik yang sensitif. Hal ini dapat menimbulkan kelemahan
(palsy) pada otot-otot yang dikontrol oleh saraf.
5. Komplikasi lain.
Misalnya, infeksi otak oleh virus varisela-zoster, atau penyebaran virus
ke seluruh tubuh. Ini adalah komplikasi yang sangat serius tapi jarang
terjadi. Penderita herpes zoster dengan sistem kekebalan tubuh lemah
lebih berisiko mengembangkan komplikasi langka ini.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Tzank smear
c. Tes ini tidak dapat membedakan antara virus varicella zoster dengan
herpes simpleks virus.
d. Tes ini dapat menemukan nucleic acid dari virus varicella zoster.
4. Biopsi kulit
2.8 Pengobatan
1. Pengobatan Umum
2. Pengobatan Khusus
A. Sistemik
A.2. Analgetik
A.3. Kortikosteroid
2.9 Pencegahan
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 62 Tahun
2. Status Kesehatan
B. Data Penunjang
C. Diagnosa Keperawatan
D. Tujuan
Kolaborasi:
1. Pemberian terapi 1. INH adalah obat
INH, etambutol, pilihan bagi penyakit
Rifampisin. Tuberkulosis primer
dikombinasikan
dengan obat-obat
lainnya. Pengobatan
jangka pendek INH
dan Rifampisin
selama 9 bulan dan
Etambutol untuk 2
bulan pertama.
2. Pemberian terapi 2. Obat-obat sekunder
Pyrazinamid diberikan jika obat-
(PZA)/Aldinamid obat primer sudah
e, para-amino resisten.
salisik (PAS),
sikloserin,
streptomisin.
3. Monitor sputum 3. Untuk mengawasi
BTA keefektifan obat dan
efeknya serta respon
pasien terhadap terapi
5. Cemas Tujuan: 1. Berikan 1. Menurunkan
berhubungan - Rasa cemas klien lingkungan yang stimulasi yang
dengan akan nyaman. berlebihan dapat
diagnosis, berkurang/hilang. mengurangi
prognosis kecemasan.
dan nyeri Kriteria hasil : 2. Catat derajat 2. Pemahaman bahwa
- Klien mampu anisetas perasaan normal
mengungkapkan dapat membantu
ketakutan/kekuati klien meningkatkan
rannya. beberapa perasaan
- Respon klien control emosi.
tampak 3. Libatkan keluarga 3. Peran serta keluarga
tersenyum dalam proses sangat membantu
keperawatan. dalam menentukan
koping.
4. Berikan support 4. Dukungan dari
sistem (perawat, bebarapa orang yang
keluarga atau memiliki pengalaman
teman dekat dan yang sama akan
pendekatan sangat membantu
spiritual). klien.
5. Reinforcement 5. Agar klien menyadari
terhadap potensi sumber-sumber apa
dan sumber yang saja yang ada
dimiliki disekitarnya yang
berhubungan dapat mendukung dia
dengan penyakit, untuk berkomunikasi
perawatan dan
tindakan
BAB III
ANALISIS KASUS
Kasus 1
LO
1. Klasifikasi herpes
2. Apa menular pada jaringan lain
3. Yang memperparah herpes
4. Kenapa klien tidak bisa memakai pakaian dalam
5. Peran perawat
6. Mengancam jiwa
7. Pencegahan
8. Penyebab dan faktor resiko
9. Askep
10. Nyeri dada
11. Apa faktor usia berpengaruh
12. Kenapa nyeri masih dirasakan setelah luka kering
13. Terapi selain acyclovir
14. Pemeriksaan penunjang
15. Faktor gender
16. Jenis herpes apa
17. Proses penularan melalui apa
18. Gejala
19. Patofisiologi
20. Dampak psikologis pasien
21. Penyebab eritema dada sebelah kiri sampai punggung
22. Skala nyeri
23. Gejala signifikan menunjukkan herpes
24. Dosis normal acyclovir untuk usia 62 tahun
25. Komplikasi
26. Mengatasi nyeri
27. Indikasi dan kontraindikasi
28. Masalah keperawatan
29. Pendidikan kesehatan
BAB IV
PENUTUP
Simpulan
Herpes zoster merupakan salah satu penyakit kulit akibat infeksi virus,
yaitu reaktivasi virus varisela zoster. Insidennya meningkat seiring bertambahnya
usia, di mana lebih dari 2/3 kasus terjadi pada usia lebih dari 50 tahun dan kurang
dari 10% di bawah 20 tahun. Meningkatnya insidensi pada usia lanjut ini
berkaitan dengan menurunnya respon imun yang dapat pula terjadi pada pasien
imunokompromais seperti pasien HIV-AIDS, pasien transplantasi organ, dan
pasien yang mendapat obat imunosupresi. Namun, insidensinya pada pasien
imunokompeten pun besar. Herpes zoster dapat menggangu pasien sebab dapat
timbul rasa nyeri. Lebih lanjut lagi nyeri yang dialami saa timbul lesi kulit dapat
bertahan lama, hingga berbulan-bulan lamanya sehingga dapat menggangu
kualitas hidup pasien – suatu keadaan yang disebut dengan postherpetic
neuralgia.
DAFTAR PUSTAKA