Anda di halaman 1dari 2

26

DAFTAR PUSTAKA

1. McMichael AJ. Climate change and public health: thinking, communicating, acting.
American Journal of Preventive Medicine 2008; 35 (5): 403–10.
2. Kemenkes RI, Modul pengendalian demam berdarah dengue, Jakarta. Direktorat
Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2011; 18-9.
3. Daniel W et al. Defining challenges and proposing solutions for control of the virus
vector Aedes aegypti. PLoS Med. 2008;5(3):e68 doi:10.1371/journal.pmed.0050068
4. Ndione et al. Toxic effects of neem products ( Azadirachta indica A. Juss) on Aedes
aegypti Linnaeus 1762 larvae. African Journal of Biotechnology (2006) (ISSN: 1684-
5315) Vol 6 Num 24;2454.
5. Raharja et al. Obat-obat penting khasiat, penggunaan dan efek samping. Edisi VI
Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007.
6. Wijaya MI et al. Kualitas hasil tanaman krisan (Crhysanthemum morifolium) pada
penambahan cahaya lampu LED merah secara siklik. Jurnal BETA (Biosistem dan
Teknik Pertanian) 2017: 5(1); 35-44. Available at:
<https://ojs.unud.ac.id/index.php/beta/article/view/24983>. Data diakses pada: 30
Okt. 2019.
7. Elimam AM. Elmanik KH. Ali FS. Adult emergence inhibition and pviposition
detterent effect of foliage extract from Ricinus communis L. against Anopheles
arabiensis and Culex quinquefasciatus in Sudan. Tropical Biomedicine 2009; 26(2):
130-139.
8. Kardinan et al. Persistence of botanical insecticide residue of pyrethrum and neem in
rice plant. Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat 2018;191-198.
9. Duchon S, Bonnet J, Marcombe S, Zaim M, Corbel V. Pyrethrum: a mixture of
natural pyrethrins has potential for malaria vector control. Journal of Medical
Entomology 2009; 46: 516–22.
10. Soedarto. Atlas entomologi kedokteran. EGC. Jakarta 2005.
11. Soegijanto S. Demam berdarah dengue. Edisi kedua. Surabaya: Airlangga University
Press 2006.
12. Kardinan, A.. Tanaman penghasil minyak atsiri komoditas wangi penuh potensi.
Cetakan I. Agro Media Pustaka. Jakarta 2005; 40-66.
13. Iskandar, Adang, Pemberantasan serangga dan ninatang pengganggu, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta 2005.
14. Mayyeti. Hubungan gambaran klinis dan laboratorium sebagai faktor risiko syok pada
demam berdarah dengue. Jurnal Sari Pediatri 2010; 11(5): 367-73.
15. Sembel DT. Entomologi kedokteran. Penerbit ANDI Yogyakarta 2009.
27

16. Rukmana R, Mulyana AE. Budidaya krisan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta 2007; 53.
17. Novizan. Membuat dan memanfaatkan pestisida ramah lingkungan. Agro Media
Pustaka. Jakarta 2005; 37-40.
18. Simanjuntak RE. Pengaruh pemberian beberapa konsentrasi ekstrak maserasi bunga
krisan terhadap kematian nyamuk aedes aegypti. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
2006.
19. Sulaiman S. Karim MA. Omar B. Jeffery J. Mansor F. The residual effects of the
synthetic pyrethroids lambda-cyhalotrhin and cyflutrin against aedes aegypti in
wooden huts in Malaysia. Mosq-Borne Dis Bull 2013: 10;128-31.
20. Isnaningsih I. Pengaruh ekstrak bunga krisan terhadap fekunditas dan fertilitas aedes
aegypti. Journal of Public Health Research and Development 2018: 2(1); 161-70.
21. Victor TJ. Malathi M. Gurusamy D. Dengue fever outbreaks in two villages of
Dharmapuri district in tamil nadu. Indian J Med Res 2002: 116; 133-39.

Anda mungkin juga menyukai