PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya
akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode
1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini,
orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat
itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini
kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung
karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang
Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan
sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni).
Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini
adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis
masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama
hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak
peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam
petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula..
Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang
sengaja diternakan untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah
banyak peternakan ayam yang menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai
diluar negeri, baik peternkan pabrik ataupun peternakan individu. Seperti
pada peternakan ayam petelur yang kami kunjungi, yang dimana peternakan
tersebut dimiliki individu. Adapun nama pemiliknya yaitu Rochman Hadi,
peternakan ini terletak di daerah Jalan Klogeng Gribig No 22.
Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging
dan ayam jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena
untuk dihasilkan daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang
baik, sedangkan ayam petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan
jumlah yang banyak dan kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu
memperhatikan mulai dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya,
sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi dan sebagainya.
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena
sangat penting juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang
dihasilkan nanti dalam kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya
sama, yaitu diantaranya penyakit tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan
sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu :
1. Apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam budidaya ayam
petelur?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi wirausaha di bidang budidaya
unggas petelur?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam
budidaya ayam petelur.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi wirausaha di
bidang budidaya unggas petelur.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1. Bagi masyarakat, diharapkan agar memahami secara baik tentang
budidaya unggas petelur ini supaya mereka yang ingin memulai usaha
di bidang ini dapat memperkecil kemungkinan kerugian.
2. Bagi siswa, diharapkan agar dapat menerapkan karya tulis ini dalam
kehidupan sehari-hari untuk serta dapat mengembangkan karya tulis ini
menjadi inovasi-inovasi yang lebih menarik.
3. Bagi guru, diharapkan agar dapat memberikan informasi mengenai
budidaya unggas petelur ini dalam proses belajar mengajar agar tercipta
pembelajaran yang bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kandang
B. Peralatan kandang
C. Bibit ayam
F. Peralatan panen
a. Penyediaan Kandang
b. Penyediaan bibit
c. Pemeliharaan
d. Panen
e. Pasca panen
Sebagai unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur,
puyuh mulai bertelur saat berumur 45 hari. Masa produktif puyuh
berlangsung sekitar 18 bulan.
Untuk memulai beternak puyuh tidak diperlukan modal besar dan lahan
yang luas. Jika beternak ayam membutuhkan luas lahan sekitar 100 m2
untuk memelihara 1.000 ekor, maka untuk 1.000 ekor puyuh hanya
membutuhkan luas lahan sekitar 12 m2.
Kandang yang baik untuk digunakan dalam cara budidaya burung puyuh
haruslah terjaga suhunya yaitu berkisar pada 20°C hingga 25°C dengan
kelembapan sekitar 30% hingga 80%. Saluran air dan suplai listrik juga
sangat penting untuk diperhatikan. Kandang burung puyuh membutuhkan
listrik untuk menyalakan lampu dan menjaga suhu kandang. Didalam
cara beternak burung puyuh yang benar, selama musim penghujan
dibutuhkan lampu 25 hingga 40 watt di siang hari dan 40 hingga 60 watt
di malam hari. Ukuran dan tata letak untuk kandang juga perlu untuk
diperhatikan.
A. Jenis Penulisan
Jenis penulisan yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah
deskriptif analisis, yakni dengan mendeskripsikan dan mengkaji mengenai
problematika budidaya unggas petelur dan perencanaan wirausaha di bidang
budidaya unggas petelur dalam peternakan ayam petelur.
Penulisan dilakukan pada bulan Juli 2016 dan bertempat di SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.
Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam karya tulis ini
adalahdengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan data-data melalui buku-buku dan internet. Studi pustaka
dilakukan untuk menambah data agar lebih lengkap. Data-data diperolah
melalui media cetak, seperti buku-buku dan media elektronik seperti melalui
internet.
2. Ayam ras sangat sensitif terhadap perubahan manajemen baik dalam hal
pakan, tenaga kerja maupun lingkungan sekitar, sehingga memerlukan
pengawasan yang ketat.
7. Usaha ayam ras petelur dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang
diinginkan konsumen dalam hal warna, ukuran dan kualitas bahkan bentuk
kemasan yang sesuai dengan tuntutan selera masyarakat.
Beberapa hal yang menjadi faktor kegagalan dalam usahaternak ayam ras
petelur adalah sebagai berikut.
5. Memulai usaha pada saat yang tidak tepat karena tidak adanya upaya
memprediksi situasi yang fluktuatif atau keterbatasan kemampuan dalam
strategi investasi.
a. Lingkungan Umum
b. Lingkungan Tugas
2. Faktor Internal
a. Pemilik
b. Karyawan
A. Simpulan
Adapun beberapa simpulan dalam karya tulis ini, yakni sebagai berikut.
B. Saran
Al-Fataftah, A.R.A. and Z.H.M. Abu- Dieyeh. 2007. Effect of Chronic Heat
Stress on Broiler Performance in Jordan. Intern. J. Poult. Sci. 6(1): 64-70.
http://duniapendidikan4.blogspot.com/2016/08/makalah-budidaya-
unggas-petelur.html?m=1
Azis, A., F. Manin, dan Afriani. 2010. Penampilan produksi ayam broiler yang
diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. selama periode pemulihan setelah
pembatasan ransum. Med. Pet. 33: 12-17.