Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus


untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam
hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur cukup
banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara
ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak,
karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan dagingnya maka arah dari
produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi
untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk
produksi telur dikenal dengan ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan
pada warna kulit telur hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam
petelur cokelat. Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga
menghasilkan ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (“terus
dimurnikan”). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Menginjak awal tahun 1900-an, ayam liar itu tetap pada tempatnya
akrab dengan pola kehidupan masyarakat dipedesaan. Memasuki periode
1940-an, orang mulai mengenal ayam lain selain ayam liar itu. Dari sini,
orang mulai membedakan antara ayam orang Belanda (Bangsa Belanda saat
itu menjajah Indonesia) dengan ayam liar di Indonesia. Ayam liar ini
kemudian dinamakan ayam lokal yang kemudian disebut ayam kampung
karena keberadaan ayam itu memang di pedesaan. Sementara ayam orang
Belanda disebut dengan ayam luar negeri yang kemudian lebih akrab dengan
sebutan ayam negeri (kala itu masih merupakan ayam negeri galur murni).

Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan pada periode ini
adalah ayam ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis
masa produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama
hingga menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak
peternakan ayam broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam
petelur dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula..

Ayam kampung memang bertelur dan dagingnya memang bertelur dan


dagingnya dapat dimakan, tetapi tidak dapat diklasifikasikan sebagai ayam
dwiguna secara komersial-unggul. Penyebabnya, dasar genetis antara ayam
kampung dan ayam ras petelur dwiguna ini memang berbeda jauh. Ayam
kampung dengan kemampuan adaptasi yang luar biasa baiknya. Sehingga
ayam kampung dapat mengantisipasi perubahan iklim dengan baik
dibandingkan ayam ras. Hanya kemampuan genetisnya yang membedakan
produksi kedua ayam ini. Walaupun ayam ras itu juga berasal dari ayam liar
di Asia dan Afrika.

Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih


memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih
kecil. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan
55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani
(www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani
sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani
penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah
dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.

Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi dengan ayam yang
sengaja diternakan untuk dihasilkan daging atau telurnya, karena sudah
banyak peternakan ayam yang menyebar diseluruh Indonesia bahkan sampai
diluar negeri, baik peternkan pabrik ataupun peternakan individu. Seperti
pada peternakan ayam petelur yang kami kunjungi, yang dimana peternakan
tersebut dimiliki individu. Adapun nama pemiliknya yaitu Rochman Hadi,
peternakan ini terletak di daerah Jalan Klogeng Gribig No 22.

Ayam itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging
dan ayam jenis petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena
untuk dihasilkan daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang
baik, sedangkan ayam petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan
jumlah yang banyak dan kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu
memperhatikan mulai dari pakan, kandang, penyakit serta pengobatannya,
sifat genetikanya, asal usulnya, vaksinasi dan sebagainya.

Kami melakukan kunjungan atau observasi ke peternak dengan maksut


untuk mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya komoditi
ayam petelur, yang dipilih oleh peternaknya tersebut. Ayam Petelur tersebut
dipilih untuk dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam petelur
tersebut mampu untuk menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup dengan
waktu yang cepat. Sehingga peternak tersebut memilih komoditi ayam petelur
untuk diternakan.

Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu pendirian


kandang yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan sumber pakan, air, dan
pemasaran. Selain itu yang perlu diperhatikan yaitu mengenai struktur atau
desain kandang, bahan kandang yang dipakai, memperhatikan sanitasi,
sirkulasi udara, suhu pada kandang, kapasitas yang baik untuk jumlah ternak
yang dihuni didalamnya.

Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga perlu diperhatikan karena
sangat penting juga dalam hal mengawinkan ternaknya, agar anakannya yang
dihasilkan nanti dalam kulaitas yang baik. Penyakit pada ayam umumnya
sama, yaitu diantaranya penyakit tetelo, pilek atau flu, cacar ayam dan
sebagainya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, yaitu :
1. Apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam budidaya ayam
petelur?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi wirausaha di bidang budidaya
unggas petelur?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dalam
budidaya ayam petelur.
2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi wirausaha di
bidang budidaya unggas petelur.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, yaitu :
1. Bagi masyarakat, diharapkan agar memahami secara baik tentang
budidaya unggas petelur ini supaya mereka yang ingin memulai usaha
di bidang ini dapat memperkecil kemungkinan kerugian.
2. Bagi siswa, diharapkan agar dapat menerapkan karya tulis ini dalam
kehidupan sehari-hari untuk serta dapat mengembangkan karya tulis ini
menjadi inovasi-inovasi yang lebih menarik.
3. Bagi guru, diharapkan agar dapat memberikan informasi mengenai
budidaya unggas petelur ini dalam proses belajar mengajar agar tercipta
pembelajaran yang bermanfaat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Apa itu “budidaya unggas petelur”

Budidaya unggas petelur merupakan usaha pengelolaan sumber daya


hayati berupa unggas dengan tujuan untuk dipanen hasilnya. Dalam budidaya
uggas petelur dibutuhkan sarana dan peralatan. Selanjutnya kamu akan
mempelajari sarana dan peralatan yang di butuhkan dalam budidaya unggas
petelur. Dalam budidaya unggas petelur pemilihan lokasi harus dilakukan
sebaik mungkin. Lokasi yang sesuai untuk budidaya ayampetelur adalah jauh
dari keramaian, mudah dijangkau untuk pemasaran, dan bersifat menetap.

1. Sarana dan Peralatan Budidaya Unggas Petelur

Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam


petelur terdiri dari kandang dan perlengkapan kandang, bibit, pakan,
vitamin dan obat-obatan.

A. Kandang

Kandang adalah kebutuhan utama dalam usaha budidaya ternak


unggas. Kandang berguna untuk menjaga agar unggas peliharaan tidak
berkeliaran, memudahkan pemeliharaan, seperti pemberian pakan dan
obat-obatan, serta memudahkan pemanenan atau pengumpulan hasil
peternakan. Selain itu kandang juga berfungsi untuk memperoleh hasil
panen yang berkualitas.

Kandang yang umum digunakan pada budidaya unggas petelur adalah


kandang sangkar yang dimodifikasi menjadi kandang battery. Unggas
petelur biasanya dipelihara terlebih dahulu dalam kandang postal,
selanjutnya dipindahkan ke kandang battery jika sudah dewasa.
Biasanya kandang battery diletakkan dalam bangunan kandang, jika
seolah-olah ada kandang dalam kandang. Kandang battery dapat dibuat
dari kawat, kayu atau bambu yang didesain sedemikian rupa sehingga
telur dapat mengelinding keluar dari kandang battery. Biaya oembuatan
kandang battery cukup besar, sedangkan keuntungan kandang battery
adalah:

· Memudahkan mengambil dan mengumpulkan telur

· Menghindari kerusakan telur dari unggas

· Memperoleh telur yang bersih dari kotoran unggas

· Menghindari kanibalisme antarunggas

B. Peralatan kandang

Selain kandang dibutuhkan juga peralata seperti di bawah tempat


makan, minum, dan grit. Kandang postal harus dilengkapi dengan
tempat makan dan minum sehinnga harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Tempat makan dan minum pada kandang battery sudah cukup
menyatu dengan kandang yang dapat terbuat dari bambu, aluminium
atau bahan lainnya yang kuat, tidak bocor, dan tidak berkarat.

C. Bibit ayam

Bibit ayam petelur dapat diperoleh pada penyedia bibit. Bibit


ayam yang digunakan disebut DOC/ ayam umur sehari. Persyaratan
bibit DOC adalah:

1. Anak ayam berasal dari induk yang sehat

2. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya

3. Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya

4. Anak ayam mempunyai nafsu makan yang baik

5. Ukuran badan normal, yaitu mempunyai berat badan antara 35-40


gram

6. Tidak ada letajan tinja diduburnya


D. Pakan

Pakan adalah campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik


yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun
secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan
ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Pakan
dapat dibuat dari bahan-bahan hasil pertanian, perikanan, peternakan,
dan hasil industri yang mengandung zat gizi dan layak dipergunakan
sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah.

Pakan unggas terdiri atas campuran bahan makanan seperti


jagung, kedelai, dan bahan lainnya sehingga memiliki komposisi nutrisi
karbohidrat, serat kasar, protein, lemak, kalsium, dan fospor sehingga
sesuai sebagai pakan ayam. Pakan ayam sudah tersedia dalam bentuk
siap pakai dibeli di toko pakan ternak.

E. Obat-obatan, vitamin, dan Hormon Pertumbuhan

Obat-obatan diberikan kepada unggas jika diperlukan, yaitu untuk


yang sakit. Obat-obatan yang diberikan harus disesuaikan dengan
penyakit yang diderita oleh unggas. Obat juga diberikan sesuai dosis,
julah serta waktu yang tepat.

Vitamin berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan menjaga


kesehatan unggas, sedangkan hormon pertubuhan berfungsi untuk
menpercepat pertumbuhan unggas. Secara alami unggas dapat tumbuh
sehat jika mendapatkan pakan dalam jumlah yang cukup.

F. Peralatan panen

Peralatan panen diperlukan untuk mempermudah dan


mempercepat panen. Disamping itu, peralatan panen dapat digunakan
untuk mencegah telur yang dihasilkan tidak pecah dan ruak. Peralatan
panen adalah wadh untuk mengumpulkan telur yang telah dipanen.
2. Teknik Budidaya Unggas Petelur

A. Kegiatan budidaya unggas petelur meliputi:

a. Penyediaan Kandang

b. Penyediaan bibit

c. Pemeliharaan

d. Panen

e. Pasca panen

B. Seputar Mengenai Perencanaan Wirausaha di Bidang Budidaya Unggas


Petelur

Langkah awal yang harus dilakukan sebelum kita melakukan suatu


kegiatan wirusaha adalah melakukan perencanaan usaha. Perencanaan
wirausaha merupakan titik tolak dari pencapaian sebuah tujuan atau proses
kerja fikir dan rasa dalam menentukan bagaimana cara bertindak untuk
mencapai tujuan. Perencanaan usaha ini menyangkut pembuatan keputusan
tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan
melakukannya dan siapa yang akan melakukannya. Keberhasilan dalam suatu
usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha. Keberhasilan dalam
suatu usaha sangat ditentukan oleh faktor perencanaan usaha. Oleh karena itu,
perencanaan usaha hendaklah dibuat/disusun sebaik mungkin.

Manfaat dari perencanaan wirausaha adalah sebagai bahan pertimbangan


dalam pengambilan keputusan. Sebuah rencana wirausaha akan membantu
untuk memilah-milah proses dimaksud menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih jelas. Dengan demikian sebuah masalah bisnis yang besar dapat dilihat
sebagai sebuah urutan masalah-masalah kecil. Dan dengan memecahkan
masalah masalah kecil dimaksud, otomatis masalah besar tersebut juga akan
dapat terpecahkan..Berikut ini adalah hal-hal penting harus direncanakan
sebelum memulai wirausaha, yaitu:
1. Menentukan Jenis Ternak

Analisis pasar adalah suatu penganalisasisan untuk mempelajari berbagai


masalah pasar. Analisis pasar dilakukan setelah produk sudah ditentukan,
dan manajemen sudah disiapkan , maka langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mengadakan analisa pasar. Maksudnya agar ketika
produk peternakan yang kita usahakan sudah berproduksi dengan baik
dan manajemen yang dilakukan sudah benar maka kita tidak akan
bingung mau di kemanakan produk yang telah kita buat.

Berdasarkan pengalaman survei pasar yang dilakukan pada pembelajaran


sebelumnya, dapat menentukan jenis unggas yang akan dibudidayakan.
Pilih jenis unggas yang produk budidayanya laku dipasaran atau pilih
produk yang kompetitornya lebih sedikit. Salah satu hewan petelur yang
memenuhi kriteria tersebut adalah Puyuh. Banyak sekali alasan mengapa
beternak burung puyuh semakin digemari di Indonesia. Selain daging dan
telurnya yang dapat dikonsumsi, kotoran burung puyuh bahkan banyak
dicari para petani dan peternak ikan. Kandungan protein serta nitrogen
yang tinggi ternyata dapat menyuburkan tanah dan pakan yang bergizi.
Ada beberapa keunggulan wirausaha burung puyuh yang
menguntungkan, di antaranya adalah sebagai berikut.

Permintaan telur puyuh yang tinggi serta harga dipasaran juga


menguntungkan peternak puyuh, serta masih terjadi kekurangan pasokan
telur puyuh.Harga telur puyuh cenderung naik dari waktu ke waktu.
Daging puyuh juga mulai dilirik pengusaha kuliner. Rasanya yang lezat
dan bertekstur lembut membuat daging puyuh digemari. Hal ini sebagai
alternatif jika nantinya putuh sudah kurang maksimal bertelur.

Sebagai unggas penghasil telur terbesar kedua setelah ayam ras petelur,
puyuh mulai bertelur saat berumur 45 hari. Masa produktif puyuh
berlangsung sekitar 18 bulan.

Untuk memulai beternak puyuh tidak diperlukan modal besar dan lahan
yang luas. Jika beternak ayam membutuhkan luas lahan sekitar 100 m2
untuk memelihara 1.000 ekor, maka untuk 1.000 ekor puyuh hanya
membutuhkan luas lahan sekitar 12 m2.

Dibandingkan dengan unggas lain, puyuh tidak mengidap terlalu banyak


penyakit. Vaksin yang diberikan cukup ND-Lasota dan AI.

2. Menentukan Lokasi Kandang

Kandang merupakan bagian penting dalam usaha ternak puyuh petelur,


kandang digunakan untuk puyuh yang sudah siap untuk bertelur dan
puyuh yang masih perlu untuk dirawat dan dipelihara hingga siap
bertelur. Calon peternak juga perlu untuk memperhatikan tempat yang
akan dijadikan tempat pembuangan kotoran burung puyuh agar tidak
menjadi sumber bau yang kurang menyenangkan bagi lingkungan sekitar.

Kandang yang baik untuk digunakan dalam cara budidaya burung puyuh
haruslah terjaga suhunya yaitu berkisar pada 20°C hingga 25°C dengan
kelembapan sekitar 30% hingga 80%. Saluran air dan suplai listrik juga
sangat penting untuk diperhatikan. Kandang burung puyuh membutuhkan
listrik untuk menyalakan lampu dan menjaga suhu kandang. Didalam
cara beternak burung puyuh yang benar, selama musim penghujan
dibutuhkan lampu 25 hingga 40 watt di siang hari dan 40 hingga 60 watt
di malam hari. Ukuran dan tata letak untuk kandang juga perlu untuk
diperhatikan.

3. Menentukan Skala Usaha

Menentukan skala usaha berarti menentukan jumlah hewan puyuh yang


akan dipelihara agar bisnis bisa berjalan secara kontinu dan
menguntungkan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menjalankan usaha puyuh petelur sebagai berikut.

Modal yang tersedia. Jumlah ternak yang akan dipelihara, tergantung


besarnya modal yang dimiliki. Semakin besar modal (uang), semakin
banyak pula ayam yang dapat dipelihara, asalkan faktor-faktor lain
mendukung. Ketersediaan lahan. Jika menghendaki beternak dengan
kandang pribadi, perlu membangun kandang terlebih dahulu.

Kapasitas kandang dan perlengkapan. Jika kandang sudah tersedia,


kapasitas kandang dan jumlah perlengkapan menentukan skala usaha.
Efisiensi biaya produksi. Efisiensi produksi terkait dengan jumlah tenaga
kerja dan penggunaan bahan yang lainya.

Kebutuhan atau permintaan pasar. Pasar merupakan faktor penting dalam


menentukan skala usaha. Percuma memelihara puyuh dalam jumlah besar
jika tidak bisa memasarkan. Peliharalah puyuh sesuai dengan permintaan
pasar. Suplai yang melebihi permintaan dapat mengakibatkan harga
jatuh.

Selanjutnya lakukanlah analisis biaya yang diperlukan dalam wirausaha


di bidang budidaya ternak unggas petelur. Komponen biaya produksi
dalam usaha ternak unggas sangat ditentukan oleh skala wirausaha.
Semakin besar skala wirausaha, semakin besar pula biaya yang
dibutuhkan. Komponen biaya dalam suatu wirausaha terdiri atas biaya
tetap dan tidak tetap. Biaya tetap terdiri atas biaya pembuatan kandang
dan pembelian peralatan kandang, sedangkan biaya tidak tetap terdiri atas
biaya bibit, pakan, dan obat-obatan. Berikut ini analisa usaha budidaya
puyuh petelur skala rumah tangga ( sekitar seribu ekor) dengan luas lahan
20 m persegi dan waktu yang digunakan untuk mengelola sebanyak 30
menit hingga satu jam.
BAB III
METODELOGI PENULISAN

A. Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang digunakan oleh penulis pada karya tulis ini adalah
deskriptif analisis, yakni dengan mendeskripsikan dan mengkaji mengenai
problematika budidaya unggas petelur dan perencanaan wirausaha di bidang
budidaya unggas petelur dalam peternakan ayam petelur.

B. Waktu dan Tempat Penulisan

Penulisan dilakukan pada bulan Juli 2016 dan bertempat di SMA Plus
Negeri 2 Banyuasin III.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam karya tulis ini
adalahdengan menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan
mengumpulkan data-data melalui buku-buku dan internet. Studi pustaka
dilakukan untuk menambah data agar lebih lengkap. Data-data diperolah
melalui media cetak, seperti buku-buku dan media elektronik seperti melalui
internet.

D. Metode Analisis Data

Pada metode analisis data, penulis menggunakan analisis kualitatif,


yaitu memperoleh data-data dengan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber, seperti buku-buku dan media massa yaitu internet.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Apa saja yang dapat menyebabkan keberhasilan dan kegagalandalam


budidaya ayam petelur?

Beberapa hal yang menjadi faktor keberhasilan dalam usaha ternak


ayam ras petelur adalah sebagai berikut.

1. Sifat ayam petelur biasanya memerlukan suasana tenang, pencahayaan


yang cukup dan perlakuan dari petugas kandang yang hati-hati.

2. Ayam ras sangat sensitif terhadap perubahan manajemen baik dalam hal
pakan, tenaga kerja maupun lingkungan sekitar, sehingga memerlukan
pengawasan yang ketat.

3. Perubahan secara mendadak yang tidak diinginkan ternak akan dapat


menurunkan produksi telur sampai 50 %.

4. Menghadapi pasar yang semakin mengglobal, persaingan yang


kemungkinan datang berasal dari negara lain, sehingga perlu diwaspadai.

5. Pola konsumsi masyarakat sering fluktuatif harus selalu diantisipasi


secermat mungkin.

6. Teknologi pemeliharaan ayam petelur memerlukan upaya sebaik-


baiknya dalam hal menjaga standar kebutuhan pakan baik kuantitas maupun
kualitas, cahaya dan suasana lingkungan.

7. Usaha ayam ras petelur dituntut untuk selalu menghasilkan produk yang
diinginkan konsumen dalam hal warna, ukuran dan kualitas bahkan bentuk
kemasan yang sesuai dengan tuntutan selera masyarakat.

8. Adanya persaingan global, maka tuntutan untuk berproduksi dengan


harga yang lebih murah juga menjadi keharusan, sehingga perlu diantisipasi
melalui penerapan atau pengenalan teknologi (pakan, obat-obatan dan
peralatan) yang efisien.
9. Kerjasama antara peternak kecil, menengah dengan perusahaan besar
untuk menjamin kelangsungan produksi dan pemasaran.

10. Mengantisipasi fluktuatif harga produksi dan sarana


produksi dengan perencanaan dan evaluasi jangka panjang.

Faktor Penyebab Kegagalan

Beberapa hal yang menjadi faktor kegagalan dalam usahaternak ayam ras
petelur adalah sebagai berikut.

1. Tidak cermat dalam manajemen pemeliharaan yang dapat


mengakibatkan kematian tinggi atau penurunan produktivitas dan kualitas.

2. Tidak mampu dalam mengantisipasi perubahan.

3. Sistem pengadaan pakan tidak memadai, seperti dalam pengangkutan


dan penyimpanan pakan.

4. Penanganan kesehatan kurang teratur.

5. Memulai usaha pada saat yang tidak tepat karena tidak adanya upaya
memprediksi situasi yang fluktuatif atau keterbatasan kemampuan dalam
strategi investasi.

6. Bagi pelaku yang baru memulai usaha, cederung tidak menguasai


teknik peramalan yang cermat serta kepercayaan berlebihan (over
convident).

7. Penurunan harga secara mendadak yang sering terjadi karena produksi


yang melimpah dari wilayah lain.

B. Apa saja faktor yang mempengaruhi wirausaha di bidang budidaya


unggas petelur?

Wirausaha sangat terpengaruh oleh faktor-faktor yang dapat


mempengaruhi keberhasilannya baik dari luar maupun faktor dari dalam
perusahaan itu sendiri.
1. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Umum

Secara Umum faktor lingkungan sangat berpengaruh pada usaha


agribisnis. Kondisi iklim dan situasi suatu wilayah akan
mempengaruhi kinerja perusahaan karena bagaimanapun juga selain
tergantung dari kondisi ekonomi dan sosial masyarakat, kondisi iklim
mempengaruhi secara langsung pada usaha ayam petelur (layer).

b. Lingkungan Tugas

Perkembangan peternakan semakin meningkat dari tahun ke


tahun. Masyarakat telah mengetahui betapa strategisnya bisnis bidang
peternakan termasuk ayam petelur yang dibarengi dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi protein
hewani dan perkembangan industri makanan yang membutuhkan telur
dalam pengolahannya seperti cake,bakery dan cookies. Hal ini tentu
saja menjadi angin segar mengingat sektor industri sudah banyak yang
colaps sehingga berwirausaha bidang peternakan dapat menjadi salah
satu pilihan. Konsekuensi dari hal ini sebagai peternak harus dapat
bersaing di pasar. Ada 4 kaidah yang dapat dilakukan peternak agar
telur yang dihasilkan dapat layak jual yaitu genetik, nutrisi, kesehatan
dan manajemen.

2. Faktor Internal

a. Pemilik

Peternak merupakan subyek dari usaha peternakan. Kesuksesan


usaha peternakan ditentukan oleh kemampuan peternak dalam
mengelola usahanya. Latar belakang pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman usaha adalah faktor penting yang hatus diperhatikan oleh
peternak. Selain itu faktor kultur atau budaya masyarakat harus
diketahui oleh pemilik dan disesuaikan dengan kultur budaya setempat
dalam memilih komoditas yang akan diusahakan. Dalam usaha layer
seringkali dijumpai peternak yang belum benar dalam menghitung
BEP yang tidak mengikutkan biaya-biaya yang seharusnya
dimasukkan dalam penghitungan sehingga tidak optimal dalam
kelangsungan usahanya.

b. Karyawan

Pada usaha peternakan, tenaga kerja yang digunakan dapat berasal


dari keluarga sendiri dan dari luar. Kecakapan pekerja sangat
diperlukan dna pengetahuannya harus luas agar dpat mengelola
dengan baik. Pemilik harus selektif dalam memilih pekerja, mereka
harus benar- benar mempunyai kompetensi di bidang peternakan.
Kegiatan pokok dari tenaga kerja adalah pembersihan kandang dan
pemberian pakan.

c. Lingkungan Kerja Fisik

Manajemen yang kurang maksimal pada akhirnya akan


menghasilkan performa yang tidak optimal. Sebagai contoh
perkandangan, konstruksi yang salah menyebabkan sirkulasi yang
tidak lancar dan kurangnya cahaya yang masuk ke kandang sehingga
ayam tidak nyaman dalam berproduksi. Pengawasan kandungan obat
ternak serta cemaran mikrobia, mikotoksin dan senyawa lainnya pada
pakan ternyata sering belum sesuai dengan ketentuan. Sehingga perlu
digalakkan sosialisasi tentang pentingnya mengikuti petunjuk
penggunaan obat ternak baik yang digunakan dalam pakan komersial
maupun untuk pengobatan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Adapun beberapa simpulan dalam karya tulis ini, yakni sebagai berikut.

1. Sarana dan peralatan yang dibutuhkan dalam budidaya ayam petelur


terdiri dari kandang dan perlengkapan kandang, bibit, pakan, vitamin
dan obat-obatan.

2. Wirausaha di bidang budidaya ayam petelur sangat terpengaruh oleh


faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya baik dari
luar maupun faktor dari dalam perusahaan itu sendiri.

3. Perencanaan usaha ini menyangkut pembuatan keputusan tentang


apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, kapan
melakukannya dan siapa yang akan melakukannya.

B. Saran

Adapun saran dalam karya tulis ini yakni sebagai berikut.

1. Bagi pemerintah diharapkan agar dapat memberikan sosialisasi bagi


masyarakat tentang budidaya unggas petelur ini agar mayarakat tau
bagaimana tata cara yang baik dan benar dalam peternakan unggas
petelur.

2. Bagi masyarakat diharapkan agar mengetahui bagaimana berternak


unggas untuk memperkecil kemungkinan kerugian atau kegagalan.

3. Bagi pelajar diharapkan dapat memberi tahu masyarakat terdekat


seperti tetangga tentang budidaya unggar petelur ini.
DAFTAR PUSTAKA

Karatasudjana, R dan E. Supritjana. 2020. Manajemen Ternak Unggas. Cet ke-2.


Penebar Swadaya, Jakarta.

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produksi Ayam Ras Pedaging. Agromedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Al-Fataftah, A.R.A. and Z.H.M. Abu- Dieyeh. 2007. Effect of Chronic Heat
Stress on Broiler Performance in Jordan. Intern. J. Poult. Sci. 6(1): 64-70.

http://duniapendidikan4.blogspot.com/2016/08/makalah-budidaya-
unggas-petelur.html?m=1

Azis, A., F. Manin, dan Afriani. 2010. Penampilan produksi ayam broiler yang
diberi Bacillus circulans dan Bacillus sp. selama periode pemulihan setelah
pembatasan ransum. Med. Pet. 33: 12-17.

Rasyaf, M. 2003. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.

AAK. 2000. Beternak Ayam Pedaging. Penerbit Kanisus. Yogyakarata.

Anda mungkin juga menyukai