Dampak Pembangunan Bendungan
Dampak Pembangunan Bendungan
Manusia adalah mahluk biotik yang mana mereka sangat bergantung terhadap biotik dan
abiotik yang ada disekitarnya. Sungai adalah kehidupan bagi mahluk yang ada di daratan,
dimana air merupakan kebutuhan mutlak untuk kelansungan mahluk hidup. Bagi mahluk
hidup yang ada di bumi, Allah SWT telah menciptakan dunia dan isinya sesuai dengan
koodratnya yang dibutuhkan bagi penghuninya.
Tetapi, manusia mengubah itu semua tanpa mempertimbangkan dengan matang apa
dampak yang ditimbulkan terhadap keseimbangan bumi ini.
Alasan yang sangat logis mengapa manusia banyak mengubah aliran sungai menjadi sebua
h waduk ataupun d
anau karena di dalam suatu sungai terdapat energi yang sangat besar yang dibutuhkan
manusia.
Pada tahun 1984 Nippon Koei Consulting Engineers telah menyelesaikan Hydro Potential
Study di Indonesia dan hasilnya menunjukkan bahwa potensi tenaga air di Indonesia
berjumlah 74.984 MW (Zuhal 1995). Selanjutnya menurut penelitian Soedibyo (1996),
potensi tenaga air di Indonesia tersebut merupakan ranking ke-9 dari potensi tenaga air di
dunia. Ke-10 negara dengan ranking urutan terbesar dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Dengan memperhatikan potensi tenaga air di Indonesia sebesar 74.976 MW, sedangkan
total daya terpasang hanya sebesar 3.972,41 MW, kiranya jelas bahwa potensi tenaga air di
Indonesia masih sangat besar yang dapat dikembangkan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Negara
NO Potensi Tenaga Air (MW)
Uni Sovyet
1 1.100.000
Cina
2 676.000
Amerika
3 648.000
4 Canada 218.000
Jepang
5 130.000
Norwegia
6 105.000
Swedia
7 85.000
Perancis
8 76.000
Indonesia
9 74.976
Italia
10 60.000
."Pada era Orde Baru, itu semua tidak mendapatkan perhatian semestinya, tak ada
transparansi dan kontrol publik terhadap sisi AMDAL pembangunan bendungan," ujarnya.
Pemerintah hanya menghitung dari sisi keuntungannya saja, tidak memikirkan dampak
apa yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun masyarakat yang berada disekitar daerah
aliran sungai (DAS).
Mungkin masyarakat yang berada jauh dari DAS tidak mengalami dampak yang berarti
tapi, bagaimana mereka yang tinggal disekitar aliran sungai itu, yang mana kehidupan
mereka bergantung kepada sungai. Pastilah menjadi pertimbangan yang wajib bagi
pemerintah maupun perencana terhadap lingkungan dan manusia yang berada
disekitarnya demi kesejahteran bersama dalam membangun bendungan.
1. Transmigrasi.
Dunia bendungan yang tanpa rasa telah menjadikan air menjadi api bagi rakyat
setempat, mereka semula yang telah tinggal berketurunan dan beranak pinak di suatu
pemukiman tersebut harus terpasaksa dipindakan. Karena desa yang mereka tempati dulu
harus ditenggelamkan untuk areal sekitar untuk waduk buatan maupun waduk
alamiah( danau).
Tak jarang dalam proses pembebasan lahan terpaksa harus ikut campur tangan aparat
militer, hal tersebut membuktikan bahwa pembangunan bendungan masyarakat akan
realitas dan praktek pelanggaran HAM dan kejahatan akan nilai-nilai kemanusiaan.
Bendungan Volta di Ghana misalnya, telah memindahkan secara massal lebih dari
78.000 manusia yang berasal dari 700 kota dan desa. Danau Kainji di Nigeria
memindahkan 42.000 orang, bendungan tinggi Aswan 120.000 orang, bendungan Kariba
50.000 orang, bendungan keban di Turki 30.000 orang, bendungan Ubolratana di Tahiland
30.000 orang, sementara proyek pamong di Vietnam memindahkan secara massal
penduduk setempat sebanyak 450.000 orang3.
Jika di perkirakan akan ada jutaan manusia di belahan bumi ini yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dipindahkan secara massal melalui tindakan pemaksaan,
dimana mereka harus meninggalakan tanah leluhur dan bertarung dalam sebuah
kehidupan baru yang tidak pasti.
Berikut perkiraan korban dari suku-suku bangsa pribumi yang akan terkena dampak
pembangunan bendungan besar di dunia.
N JUMLAH JUMLAH
NEGARA KETRANGAN
O MASYARAKAT BENDUNGAN
Akan menggelamkan
50.000 jiwa dari
8 Proyek Listrik 442.000 ha tanah
2 Brazil 34 suku bangsa
Tenaga air pemukiman dan
pribumi
pertanian masyarakat
Multi Bendungan
3 Panama 62.000 Jiwa
Teribachanginola
Akan direncanakan
dalam waktu 20 tahun,
dan akan berpengaruh
4 Fhiliphina 100.000 jiwa 40 Bendungan besar
pada 1,5 juta jiwa
rumah-rumah
masyarakat di sekita
Air irigasi Program yang akan
untukladang-ladang mengalihkan aliran air
pertanian dari tiga jaringan sungai
besar .
5 Canada 10.000 jiwa
Tenaga Listrik
untuk industri di Mengancam Suku Dane
bahagian selatan dari wilayah barat-laut.
Alberta
Salah satu contoh kongkrit misalnnya, dapat dilihat di Tahailand, bagaimana praktek
penindasan dibalik kamusfalse dari proyek-proyek bendungan yang terjadi. Lebih dari
3000 orang digusur untuk proyek bendungan pembangkit listrik tenaga air pertama
Bhumibol Tahiland, yang melibatkan lembaga keuangan Internasional (World Bank) pada
tahun 1964. Pemerintah menjanjikan kepada masyarakat yang akan di gusur akan
mendapatkan ganti rugi tanah pertanian yang layak dan rumah yang dilengkapi oleh
fasilitas air, listrik serta jalan. Namun semua hanya janji palsu .
Menurut kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi),
Nurhidayati, menyebutkan, masyarakat yang berada di daerah genangan (bendungan)
ternyata tidak mendapatkan keuntungan dari proyek bendungan, terusir dari tempat
kelahirannya serta kehilangan nilai-nilai adat budaya yang selama ini dipegang teguh dan
dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
“pembangunan bendungan di mana pun, termasuk di Indonesia, selalu saja menimbulkan
masalah (Nurhidayati). Dapat dilihat pada table dibawah ini betapa ketidak berdayaanya
masyarakat yang berada di indonesia dalam pembangun bendungan di Kotopanjang di
provinsi Riau- Sumatra Barat
TOTAL 4886
Warga yang tinggal jauh dari bibir sungai mungkin tidak akan ditranmigrasikan ke daerah
lain. Sehingga mereka dapat tinggal di bibir waduk. Tetapi masalah selanjutnya yang warga
hadapi adalah banjir yang mengenangi pemukiman warga ketika hujan. Banjir tidak hanya
mengacam warga yang tinggal di sekitar bendungan tetapi juga mengancam warga yang
bermukim di hilir sungai karena sewaktu hari hujan volume air yang berada di bendungan
meningkat sehingga harus dibuka untuk menstabikan volume air.
Di sebuah ladang sayur di tepi sungai, petani lokal, Ng, menggambarkan apa yang terjadi
pada saat pintu air dibuka. “Begitu naik, air langsung merendam pinggir sungai. Tidak
hanya merendam daerah ini tapi juga desa saya. Kami tidak menerima peringatan apapun,
hanya melihat air makin naik. Bulan lalu juga, air naik lagi sehingga tanaman kami rusak.
Sekarang kami harus menanamnya lagi.”
Akibat dari buka tutupnya pintu air di bendungan ini berimbas kepada lahan pertanian
milik warga. Karena membuat volume air yang berada di hilir sungai meningkat dan
mengenagi sawah- sawah dan sayur-sayuran warga sehingga warga mengalami gagal
panen karena berhektar –hektar sawah mereka membusuk akibat terendam air.
Add caption
Pembangunan bendungan besar kerap menuai masalah terutama terhadap keseimbangan
alam. Kalau saja kita menyaksikan lebih dari 10 juta penduduk dunia yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dan telah kehilangan tempat tinggalnnya akibat
pembangunan bendungan besar, maka saat yang sama pula ada jutaan hektar wilayah
masyarakat beserta ekosistim sumberdaya alamnya yang harus musnah disebabkan oleh
pembangunan bendunganbesar ini.
Bendungan-bendungan besar seperti ini, sangat menimbulkan pengrusakan lingkungan
yang sangat buruk, diantarannya: Menenggelamkan hutan yang sangat luas, merubah
struktur alamiah sungai dan pengerusakan biota sungai, Pembukaan wilayah-wilayah
isolasi untuk pengerukan sumber daya alam dan Hilangnnya lahan basah pertanian yang
luas.
Banyak bukti yang bisa disaksikan dari perjalanan sejarah pembangunan yang
penuh dengan praktek ekstraktif ini, misalnnya Bendungan Tucurui dan Balbina bersama-
sama menenggelamkan 6.400 kilometer persegi hutan hujan tropis di Amazon Brazil,
Bendungan Akosombo menenggelamkan yang luas melebihi bendungan manapun
diseluruh dunia, yakni 8.500 kilometer persegi atau 4 persen dari luas Ghana.
Oleh karena itu, deplesi ekologis yang disebabkan pembangunan bendungan besar telah
memperlihatkan degradasi yang sangat signifikan dari kualitas dan masa depan lingkungan
hidup. Seperti yang telah di kategorikan oleh Aspelin dan revisi kategori yang dituliskan
oleh GJ.Aditjondro,“Efek bendungan besar ini tidak hanya akan mempengaruhi degradasi
wilayah sekitar bendungan akan tetapi juga akan mempengaruhi wilayah-wilayah hulu dan
hilir yang masih memperlihatkan relasi aliran sumberdaya”.
Dari penjelasan diatas, pembangunan bendungan besar dapat merubahan keseimbangan
lingkungan yang sangat kompleks. Adapun dampak- dampak yang di timbulkan dari
pembangunan bendungan antara lain: