Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK PEMBANGUNAN BENDUNGAN

 
Manusia adalah mahluk biotik yang mana mereka sangat bergantung terhadap biotik dan
abiotik yang ada disekitarnya. Sungai adalah kehidupan bagi mahluk yang ada di daratan,
dimana air merupakan kebutuhan mutlak untuk kelansungan mahluk hidup.  Bagi mahluk
hidup yang ada di bumi, Allah SWT telah menciptakan dunia dan isinya sesuai dengan
koodratnya yang dibutuhkan bagi penghuninya.
Tetapi, manusia mengubah itu semua tanpa mempertimbangkan dengan matang apa
dampak yang ditimbulkan terhadap keseimbangan bumi ini.
Alasan yang sangat logis mengapa manusia banyak mengubah aliran sungai menjadi sebua
h waduk ataupun d
anau karena di dalam suatu sungai terdapat energi yang sangat besar yang dibutuhkan
manusia.
Pada tahun 1984 Nippon Koei Consulting Engineers telah menyelesaikan Hydro Potential
Study di Indonesia dan hasilnya menunjukkan bahwa potensi tenaga air di Indonesia
berjumlah 74.984 MW (Zuhal 1995). Selanjutnya menurut penelitian Soedibyo (1996),
potensi tenaga air di Indonesia tersebut merupakan ranking ke-9 dari potensi tenaga air di
dunia. Ke-10 negara dengan ranking urutan terbesar dapat dilihat pada Tabel  dibawah ini.
Dengan memperhatikan potensi tenaga air di Indonesia sebesar 74.976 MW, sedangkan
total daya terpasang hanya sebesar 3.972,41 MW, kiranya jelas bahwa potensi tenaga air di
Indonesia masih sangat besar yang dapat dikembangkan bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Tabel - 5: Ranking Potensi Tenaga Air Negara-Negara di Dunia

Negara
NO Potensi Tenaga Air (MW)
Uni Sovyet
1 1.100.000
Cina
2 676.000
Amerika
3 648.000
4 Canada 218.000
Jepang
5 130.000
Norwegia
6 105.000
Swedia
7 85.000
Perancis
8 76.000
Indonesia
9 74.976
Italia
10 60.000

(sumber Sudibyo- Perkembangan Pembangunan PLTA di Indonesia,)

Itulah sebabnya, Indonesia memiliki potensi untuk kemakmuran masyarakatnya. indonesia


merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Sebagai Negara yang sedang
berkembang pembangunan dalam bidang perekonomian  merupakan hal yang nomor satu.
Negara Indonesia dikenal sebagai Negara agraris sehingga pasokan air sangat di butuhkan
guna memenuhi kebuhan irigasi dan juga untuk memenuhi pasokan listrik guna
meningkatkan industry- industry yang sedang tumbuh di indonesia. 
Oleh karena itu, salah satu infrastuktur yang di bangun pemerintah adalah bendungan guna
mengatasi masalah kekeringan di musim kemarau dan juga meningkatkan kebutuhan
listrik nasional dan lain sebagainya demi kemakmuran rakyatnya.
Bendungan merupakan salah satu infrastuktur yang dibangun pemerintah melalui dinas
Pekerjaan Umum (PU) yang bertujuan untuk mendukung kesejahteran masyarakat
dibidang irigasi. Bendungan adalah sebuah rintangan yang dibangun di sungai guna
menghambat aliran air sungai.  Adapun fungsi- fungsi bendungan antara lain:
         Untuk memasok air minum
         Menghasilkan tenga listrik
         Meningkatkan pasokan air irigasi
         Memberikan kesempatan rekreasi dan
         meningkatkan aspek- aspek lingkungan tertentu
Bendungan merupakan salah satu ekosistem  buatan manusia, yang mana dalam
pembangunanya langsung melibatkan lingkungan  yang berada di sekitarnya. Sehingga
apabila dalam pembangunan ini tidak diperhitungkan secara matang, maka akan
berdampak  kepada ekositem  satwa dan tumbuhan dan sosial  yang berada di hulu
maupun di hilir.
Menurut Dr Agus Maryono, ahli hidrologi dari UGM, merinci berbagai dampak  yang terjadi
pada saat pembangunan bendungan besar berimbas kepada:   
         kerusakan hutan, lansekap dan tanah
         Punahnya beberapa ekosistem flora dan fauna yang hidup
         masalah sosial ekonomi masyarakat yang terkena dampak akibat penggenangan
bendungan besar ini
         perubahan kualitas air bendungan akibat pembusukan hutan dan vegetasi yang tergenang
         perubahan transportasi sedimen sepanjang alur sungai
         perubahan karakteristik banjir yang menyebabkan perubahan habitat flora dan fauna
sungai
         interupsi alur sungai yang dapat menyebabkan terjadinya kepunahan berbagai jenis ikan-
ikan sungai yang bermigrasi

."Pada era Orde Baru, itu semua tidak mendapatkan perhatian semestinya, tak ada
transparansi dan kontrol publik terhadap sisi AMDAL pembangunan bendungan," ujarnya.
Pemerintah hanya menghitung dari sisi keuntungannya saja, tidak memikirkan dampak
apa yang ditimbulkan bagi lingkungan maupun masyarakat yang berada disekitar daerah
aliran sungai (DAS).
Mungkin masyarakat yang berada jauh dari DAS tidak mengalami dampak yang berarti
tapi, bagaimana mereka yang tinggal disekitar aliran sungai itu, yang mana kehidupan
mereka bergantung kepada sungai. Pastilah menjadi pertimbangan yang wajib bagi
pemerintah maupun perencana terhadap lingkungan dan manusia yang berada
disekitarnya demi kesejahteran bersama dalam membangun bendungan.

1.     DAMPAK TERHADAP SOSIAL


Sebelum dibangunnya bendungan kehidupan masyarakat yang berada di sekitar aliran
sungai sangat tercukupi dan bahkan makmur, dimana alam masih bekerja sebagiamana
mestinya. Merekapun masih memiliki pengahasilan dari sungai yang mereka tempati
karena ikan masih mudah untuk mereka dapati dan lahan pertainian cukup untuk
menompang kehidupannya karena pasokan air sebagai nutrisi utama bagi tanaman masih
terjaga kwalitasnya dan tercukupi untuk  ladang mereka.
Bendungan dibangun memang memiliki dampak positip bagi manusia. Tetapi apabila
dalam pembanguna suatu bendungan tidak dipertimbangkan secara matang maka banyak
masalah yang akan ditimbulkannya bagi manusia itu sendiri, dan kesejahteran bagi
masyarakat pun tidak dapat terwujuti. Adapun dampak- dampak yang ditimbulkan dalam
pembangunan bendungan terhadap sosial antara lain:

1.  Transmigrasi.
Dunia bendungan yang tanpa rasa telah menjadikan air menjadi api bagi rakyat
setempat, mereka semula yang telah tinggal berketurunan dan beranak pinak di suatu
pemukiman tersebut harus terpasaksa dipindakan. Karena desa yang mereka tempati dulu
harus ditenggelamkan untuk areal sekitar untuk waduk buatan maupun waduk
alamiah( danau).
 Tak jarang dalam proses pembebasan lahan terpaksa harus ikut campur tangan aparat
militer, hal tersebut membuktikan bahwa pembangunan bendungan masyarakat akan
realitas dan praktek pelanggaran HAM dan kejahatan akan nilai-nilai kemanusiaan.
Bendungan Volta di Ghana misalnya, telah memindahkan secara massal lebih dari
78.000 manusia yang berasal dari 700 kota dan desa. Danau Kainji di Nigeria
memindahkan 42.000 orang, bendungan tinggi Aswan 120.000 orang, bendungan Kariba
50.000 orang, bendungan keban di Turki 30.000 orang, bendungan Ubolratana di Tahiland
30.000 orang, sementara proyek pamong di Vietnam memindahkan secara massal
penduduk setempat sebanyak 450.000 orang3.
Jika di perkirakan akan ada jutaan manusia di belahan bumi ini yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dipindahkan secara massal melalui tindakan pemaksaan,
dimana mereka harus meninggalakan tanah leluhur dan bertarung dalam sebuah
kehidupan baru yang tidak pasti.
Berikut perkiraan korban dari suku-suku bangsa pribumi yang akan terkena dampak
pembangunan bendungan besar di dunia.

N JUMLAH JUMLAH
NEGARA KETRANGAN
O MASYARAKAT BENDUNGAN

1 Cina 1.400.000 jiwa 3 Bendungan Besar

Akan menggelamkan
50.000 jiwa dari
8 Proyek Listrik 442.000 ha tanah
2 Brazil 34 suku bangsa
Tenaga air pemukiman dan
pribumi
pertanian masyarakat

Multi Bendungan
3 Panama 62.000 Jiwa
Teribachanginola

Akan direncanakan
dalam waktu 20 tahun,
dan akan berpengaruh
4 Fhiliphina 100.000 jiwa 40 Bendungan besar
pada 1,5 juta jiwa
rumah-rumah
masyarakat di sekita
Air irigasi Program yang akan
untukladang-ladang mengalihkan aliran air
pertanian dari tiga jaringan sungai
besar .
5 Canada 10.000 jiwa
Tenaga Listrik
untuk industri di Mengancam Suku Dane
bahagian selatan dari wilayah barat-laut.
Alberta

Salah satu contoh kongkrit misalnnya, dapat dilihat di Tahailand, bagaimana praktek
penindasan dibalik kamusfalse dari proyek-proyek bendungan yang terjadi. Lebih dari
3000 orang digusur untuk proyek bendungan pembangkit listrik tenaga air pertama
Bhumibol Tahiland, yang melibatkan lembaga keuangan Internasional (World Bank) pada
tahun 1964. Pemerintah menjanjikan kepada masyarakat yang akan di gusur akan
mendapatkan ganti rugi tanah pertanian yang layak dan rumah yang dilengkapi oleh
fasilitas air, listrik serta jalan. Namun semua hanya janji palsu .
Menurut kepala Divisi Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi),
Nurhidayati, menyebutkan, masyarakat yang berada di daerah genangan (bendungan)
ternyata tidak mendapatkan keuntungan dari proyek bendungan, terusir dari tempat
kelahirannya serta kehilangan nilai-nilai adat budaya yang selama ini dipegang teguh dan
dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat.
 “pembangunan bendungan di mana pun, termasuk di Indonesia, selalu saja menimbulkan
masalah (Nurhidayati). Dapat dilihat pada table dibawah ini betapa ketidak berdayaanya
masyarakat yang berada di indonesia dalam pembangun bendungan di Kotopanjang di
provinsi Riau- Sumatra Barat

No Nama Desa Jumlah KK Wilayah Provinsi Lokasi Pemindahan


Muaro Mahat 447 Kab. XIII koto Kampar dan PIR Trans
1 Kab. Kampar Riau Bangkinang Blok
X/G
Pulau Gadang 592 Kotoi Ranah Sei
2
Silam
Tanjung Alai 313 Ranah Koto Talago
3

Batu Bersurat Selatan Batu


        batu bersurat Pasar 700 Bersurat Ranah
4b.        Batu Bersurat
Sungkai
Seberang
557
Pongkai 259 PIR Trans Sungai
Pagar
5
Selatan Siberuang
200 SP II
Koto Tuo 599 Selatan Muara
6
Takus SP II
Muara Takus 244 Selatan Siberuang
7
SP I
Gunung Bungsu 244 Selatan Siberuang
8
SP I
9 Desa Tanjung Balit 421 Kec Pangkalan Koto Baru RimboDatar SPI
Kab. 50 Kota Agam
Desa Tanjung Pauh 312 Rimbo Datar SP II
10

TOTAL 4886

3.1 Data pemindahan warga pembangunan bendungan di kotopanjang Sumbar- Riau

2.  Meningkatnya Pengaguran Dan Kemiskinan.


Masyarakat yang berada disekitar bendungan semulanya memiliki pekerjaan sebagai
petani dan nelayan. Pekerjaan tersebut telah dapat mencukupi kehidupan mereka. Tapi
setelah pembanguna bendungan selesai mereka yang telah menekuni pekerjaan tersebut
terpaksa harus kehilangan karena lahan yang mereka telah tempati akan di tenggelamkan.
Dalam banyak kasus yang terjadi di beberapa Negara, imbas  dari transmigrasi yang
dilakukan pemerintah adalah kehilangaan pekerjaan dan meraka harus menghadapi
kenyataan bahwa kerasnya hidup karena ketidak pastian atas jaminan kehidupan seperti
masadepan ekonomi, kebutuhan untuk terpenuhinnya kebutuhan dasar, bahkan sering kali
melahirkan konflik-konflik baru secara horizontal.
Salah satu warga yang terkena dampak dalam pembanguna bendungan di Laos benama
Duong Dee, kepala Desa Som Long. Keluarganya telah hidup di sana selama lebih dari tiga
generasi. Ia menuturkan bendungan yang dibangun di bagian hulu sungai telah
menghancurkan mata pencaharian tradisional mereka.
“Sebelum bendungan itu dibangun, ada banyak batu-batuan yang merupakan tempat
perlindungan dan perkembangbiakkan ikan. Ketika bendungan mulai melepaskan air, air itu
menutupi daerah-daerah sini dengan berbagai endapan. Sekarang kami kesulitan
memancing dan kehidupan warga juga tambah susah.“

3.   Sarang Penyakit.


Sementara waduk sangat membantu manusia, mereka juga dapat berbahaya juga. Salah
satu efek negatif adalah bahwa waduk dapat menjadi tempat berkembang biak untuk
vektor penyakit. Hal ini berlaku terutama di daerah tropis dimana nyamuk (yang vektor
untuk malaria ) dan keong (yang vektor untuk Schistosomiasis ) dapat mengambil
keuntungan dari air yang mengalir lambat.

4.   Ancaman Keselamatan.


Volume air yang ditampung oleh bendungan dapat mengacam keselamatan warga yang
tinggal di hilir sungai. Karena tekanan air yang ditampung oleh bendungan dapat
melemahkan konstruksi  bendungan terlebih dalam pembanguna bendungan ini berada di
daerah yang terdapat aktivitas rawan gempa.
Jika gempa bumi itu nantinya meruntuhkan bendungan yang bersangkutan dan
melepaskan volume air besar yang tersimpan dalam waduk, dapat menelan ribuan
masyarakat yang tinggal di daerah hilir. Seperti yang terjadi beberapa bulan lalu runtuhnya
situ gintung. waduk situ gintung merupakan salah satu waduk yang dibangun pada 1932
oleh Belanda sebagai bagian dari sistem pengendalian banjir wilayah selatan jakarta.
Mengingat kontruksi situ yang telah tua dimana kontruksi situ hanya terbuat dari endapan
tanah membuat waduk tak mampu lagi menerima volume air dalam jumlah yang besar dan
akibat ketidakmampuan tersebut waduk situ gintung akhirnya memuntahkan bebannya ke
pemukiman warga yang tinggal di hilirnya dan   telah menelan puluhan korban jiwa dan
mengahancurkan ratusan ruma penduduk
.
5.   Ancaman Banjir di Pemukiman Warga.

Warga yang tinggal jauh dari bibir sungai mungkin tidak akan ditranmigrasikan ke daerah
lain. Sehingga mereka dapat tinggal di bibir waduk. Tetapi masalah selanjutnya yang warga
hadapi adalah banjir yang mengenangi pemukiman warga ketika hujan. Banjir tidak hanya
mengacam warga yang tinggal di sekitar bendungan tetapi juga mengancam warga yang
bermukim di hilir sungai karena sewaktu hari hujan volume air yang berada di bendungan
meningkat sehingga harus dibuka untuk menstabikan volume air.
Di sebuah ladang sayur di tepi sungai, petani lokal, Ng, menggambarkan apa yang terjadi
pada saat pintu air dibuka. “Begitu naik, air langsung merendam pinggir sungai. Tidak
hanya merendam daerah ini tapi juga desa saya. Kami tidak menerima peringatan apapun,
hanya melihat air makin naik. Bulan lalu juga, air naik lagi sehingga tanaman kami rusak.
Sekarang kami harus menanamnya lagi.”
Akibat dari buka tutupnya pintu air di bendungan ini berimbas kepada lahan pertanian
milik warga. Karena membuat volume air yang berada di hilir sungai meningkat dan
mengenagi sawah- sawah dan sayur-sayuran warga sehingga warga mengalami gagal
panen karena berhektar –hektar sawah mereka membusuk akibat terendam air.

2.     DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN DAN EKOSISTEM


 Pembangunan bendungan selain menuai permasalahan sosial juga berimbas kepada
ekologi yang terdapat di sungai. Dimana sungai merupakan ekosistem yang memiliki
keanekaragaman hayati yang beragam dari pada di laut. Sungai merupakan lingkungan
yang memiliki kaya akan zat- zat hara dan  nutrient yang dibutuhkan mahluk hidup,
dimana tempat- tempat semacam ini merupakan tempat yang subur bagI produsen primer
yaitu tumbuhan dan disinilah terdapat beragam jenis ikan dan hewan air berkembang baik,
seperti serangga, ikan dan hewan mamalia lainnya.

Add caption
Pembangunan bendungan besar kerap menuai masalah terutama terhadap keseimbangan
alam. Kalau saja kita menyaksikan lebih dari 10 juta penduduk dunia yang terdiri dari
bangsa-bangsa pribumi yang akan dan telah kehilangan tempat tinggalnnya akibat
pembangunan bendungan besar, maka saat yang sama pula ada jutaan hektar wilayah
masyarakat beserta ekosistim sumberdaya alamnya yang harus musnah disebabkan oleh
pembangunan bendunganbesar ini.
Bendungan-bendungan besar seperti ini, sangat menimbulkan pengrusakan lingkungan
yang sangat buruk, diantarannya: Menenggelamkan hutan yang sangat luas, merubah
struktur alamiah sungai dan pengerusakan biota sungai, Pembukaan wilayah-wilayah
isolasi untuk pengerukan sumber daya alam dan Hilangnnya lahan basah pertanian yang
luas.
 Banyak bukti yang bisa disaksikan dari perjalanan sejarah pembangunan yang
penuh dengan praktek ekstraktif ini, misalnnya Bendungan Tucurui dan Balbina bersama-
sama menenggelamkan 6.400 kilometer persegi hutan hujan tropis di Amazon Brazil,
Bendungan Akosombo menenggelamkan yang luas melebihi bendungan manapun
diseluruh dunia, yakni 8.500 kilometer persegi atau 4 persen dari luas Ghana.
Oleh karena itu, deplesi ekologis yang disebabkan pembangunan bendungan besar telah
memperlihatkan degradasi yang sangat signifikan dari kualitas dan masa depan lingkungan
hidup. Seperti yang telah di kategorikan oleh Aspelin dan revisi kategori yang dituliskan
oleh GJ.Aditjondro,“Efek bendungan besar ini tidak hanya akan mempengaruhi degradasi
wilayah sekitar bendungan akan tetapi juga akan mempengaruhi wilayah-wilayah hulu dan
hilir yang masih memperlihatkan relasi aliran sumberdaya”.
Dari penjelasan diatas, pembangunan bendungan besar dapat merubahan keseimbangan
lingkungan yang sangat kompleks. Adapun dampak- dampak yang di timbulkan dari
pembangunan bendungan antara lain:

1.      Menurunnya kualitas air


Tanpa kita sadari pembangunan bendungan berdampak langsung kepada penurunan
kualitas air sungai. Akibat dari itu dapat mengacam populasi ikan bermanfaat dan
menimbulkan masalah terhadap ternak dan manusia, Karena mengubah sistem dari sungai
ke danau juga menciptakan habitat yang lebih bagi nyamuk dan siput (Lanza, 1971).
Selain itu, perubahan kualitas air bendungan juga diakibat oleh pembusukan hutan dan
vegetasi yang tergenang. Tindakan pemotongan dan pembakaran kawasan hutan di
kawasan waduk  tidak dapat mencegah masalah kualitas air yang signifikan. "Membakar
biomassa menambahkan polusi udara, termasuk karbon dioksida, ozon dan gas rumah kaca
lainnya, dan zat beracun seperti merkuri," katanya.
Setelah terbakar, nutrisi dari abu akan memicu dan mendukung pertumbuhan bakteri tiba-
tiba kelebihan dan ganggang dalam air sebagai reservoir mengisi, memicu riam masalah
kualitas air, termasuk mengurangi oksigen terlarut sangat, ikan membunuh, pembentukan
metabolit beracun oleh cyanobacteria dan pelepasan gas beracun dan logam seperti
hidrogen sulfida dan merkuri dari sedimen waduk.
Meninggalkan biomassa di belakang juga akan bermasalah, kata Lanza, karena busuk
vegetasi akan meningkatkan emisi gas rumah kaca dari waduk, menggunakan oksigen yang
tersedia dalam air, mematikan ikan dan menghasilkan air yang tidak cocok untuk di
konsumsi dan irigasi.

2.     Menghambat aliran nutrient


Berubahnya hidrologi sungai ke danau membuat aliran air terhambat di waduk. Sehingga
nutrient yang dibutuhkan ikan di sepanjang aliran sungai menjadi terhambat dan
menumpuk di waduk. Akibat  dari terhalangnya nutrisi di waduk membuat populasi ikan-
ikan yang berada di hilir menjadi lapar akan gizi.

3.     Bendungan menghambat ikan untuk melakukan migrasi (bertelur) dan


Punahnya spesies ikan local
Menurut para peneliti dari Universitas Umea, swedia, telah menemukan perubahan habitat
sepanjang pinggiran sungai tempat pembangunan bendungan. Dimana salah satu dampak
dari pembangunan bendungan ini adalah terjadinya penurunan beberapa jenis ikan.
Bendungan bisa menghalangi jenis ikan- ikan tertentu yang melintas bebas, atau membuat
mereka bisa lewat tetapi tidak mampu kembali lagi. Akhirnya ada beberapa jenis ikan yang
terancam punah dan sudah punah. Diantara jenis- jenis ikan salmon –semacam badar –
yang terbiasa mengikuti aliran sungai.

4.     Hilangnya hutan karena penggenangan


Bendungan juga menyebabkan penggenangan air terhadap ribuan hektar hutan.
Perencanaan bendungan seringkali mengabaikan nilai ekologis yang sulit dinyatakan dari
pemeliharaan tanah, pengisian kembali air tanah, stabilisasi iklim, pemurnian air dan udara
serta perlindungan terhadap kehidupan margasatwa di dalamnya.

5.     Penurunan kesuburan di bagian hilir


Pembangunan bendungan nantinya akan mencegah endapan air sungai dibawa ke hilir dan
laut. Padahal endapan tersebut mengandung bahan-bahan bergizi tinggi untuk tanah.
Menurut hasil penelitian dari Universitas Umea, di Swedia. Yang lebih mengherankan
adalah bahwa bendungan juga mempengaruhi tumbuh- tumbuhan yang berada di
sepanjang aliran sungai di bagian hilir. Setidak- tidaknya jenis tanaman yang berada dikiri
dan kanan sungai. Selama 70 tahun pembanguna bendungan di swedia, jenis tumbuhan
yang punah mencapai 15 persen.

6.     Hilangnya sedimen dan terjadinya erosi di daerah pantai


Masalah ekologi selanjutnya yang disebabkan oleh hilangnya kadar sedimen dari air di hilir
adalah erosi tanah di daerah pantai atau delta. Karena semua hasil pada beban sedimen
bendungan hilir berkurang, sungai dibendung dikatakan "lapar" untuk sedimen. Karena
laju deposisi sedimen sangat berkurang membuat pasokan deposit ( zat- zat nuttrien)
untuk sungai berkurang tetapi laju erosi tetap hampir konstan, aliran air menggerogoti di
tepi sungai dan dasar sungai, mengancam ekosistem pantai, memperdalam sungai, dan
penyempitan sungai. mengurangi kadar air, homogenisasi aliran sungai dan ekosistem
sehingga mengurangi variabilitas, mengurangi dukungan untuk satwa liar, dan mengurangi
jumlah sedimen mencapai dataran pantai dan delta.

7.     Hilangnya lahan pertanian


Jika bendungan beroperasi, maka air waduknya mulai naik menggenangi areal-areal tanah
yang luas. Dalam banyak kasus, daerah yang tergenang mengandung ribuan hektar tanah
pertanian yang baik.

8.     Berkembangbiaknya bibit penyakit


Bendungan besar dapat menimbulkan kondisi-kondisi yang mendatangkan penyakit-
penyakit dimana aliran yang terhambat sangat baik untuk berkembangnya nyamuk dan
keong. "Mengubah sistem sungai ke danau juga menciptakan habitat lebih untuk siput dan
nyamuk yang membawa malaria, demam berdarah dan schistosomiasis, yang
menyebabkan peningkatan jumlah kasus penyakit ini." (Lanza,1971)
9.     Mempengaruhi suhu air
Di daerah tropis pengaruh suhu tidaklah berarti dalam pembangunan bendungan akan
tetapi Pembangunan bendungan di Negara yang memiliki empat  musim, berpengaruh
langsung terhadap suhu air. Dimana Air waduk biasanya lebih hangat di musim dingin dan
lebih dingin di musim panas. Tetapi lain halnya setelah pembangunan air di sungai di
sungai menjadi lebih dingin di musim hujan dan sebaliknya.
 Hal ini berdampak pada tanaman dan hewan yang hidup disepanjang aliran sungai ini,baik
yang berada waduk  maupun di sungai, sehingga sering menciptakan lingkungan yang tidak
alami bagi spesies lokal. Penurunan substansial dalam keberhasilan penangkapan ikan
salmon Atlantik dan Sewin di Sungai Towy telah membuktikan berhubungan dengan suhu
air berkurang disebabkan oleh debit air bawah dari Llyn Brianne.

Anda mungkin juga menyukai