Anda di halaman 1dari 3

RS SAHABAT

NOTULEN RAPAT
Materi Pembahasan : Monitor evaluasi kinerja dan kordinasi terkait casemix pada setiap satker
Divisi : Case Mix
Peserta :karu IGD,OK,Rawat Jalan , Sakura,Lavender,Perinatologi,VK,Lab,tim casemix,
Farmasi
Tanggal : Sabtu, 09 Januari 2021
Pukul : 10.00- selesai
Tempat : R. Pertemuan

Overview:

Memberi informasi pada setiap karu kerugian setiap satker dalam 3 bulan terakhir tahun 2020
Fatal kerugian yg didapat akibat klaim yg tidak sesuai

Kendala KMKB :

1. Satker IGD:
a. Bagaimana kebijakan terkait penggunaan emergensi di IGD
i. Semua pasien yang menggunakan BPJS dengan status emergensi wajib pada
pelaksanaannya terdapat minimal tindakan meskipun sudah mendapatkan
tatalaksana obat ex nebulizer, injeksi, dst ( batasan jumlah obat rajal dan generik )
b. Bagaimana tatacara penanggulangan pasien yang sebelumnya sudah rawat inap dan
beberapa hari kemudian kembali ke IGD untuk periksa kembali karena ada keluhan ? ada
batasan waktu pada penggunaan BPJS ?
i. Dalam pelaksanaan dan pengalaman casemix pada BPJS bahwa jika pasien setelah KRS
dan beberapa hari kemudian ada keluhan kembali ke IGD jika statusnya tidak
emergensi ,tidak bisa dirawat inapankan dalam 1 periode 1 bulan kecuali umum . atau
memasuki bulan berikutnya .
ii. Dapat disimpulkan 1 periode rawat inap 1 bulan bukan dalam rentang 30 hari namun
1 bulan berikutnya .
Saran dari casemix untuk pemeriksaan lab harus sesuai indikasi.

2. Satker lavender :
a. Bagaimana jika ada pasien yang sudah diperiksakan lengkap lab, usg,thorax dan hasil normal
dan selajutnya dengan diagnosa yg ada tidak bisa mencukupi plafon diagnosa bpjs ?
i. Menginformasikan kepada DPJP untuk lebih selektif pada pemeriksaaan ,dan
selanjutnya jika ada problem tersebut sebelum plafon mendekati kelebihan untuk
selanjutnya mengkonsultasikan pada tim casemix, agar ada solusi untuk
penyelesainya dan meminimalisir kelebihan nya sebelum di klaimkan ke BPJS.
b. Bagaimana solusi jika Perawat sudah menyapaikan ke DPJP 0terkait diagnosa dan DPJP susah
dihub,bingung masalah plafon diagnosa?
i. Langsung konfirmasi ke tim casemix dan melaporkan dengan format
nama ; diagnosa; pemeriksaan penunjang yg sudah dilakukan;laporan tindakan yang
sudah dilakukan.
c. Saat TTV pasien sering kali sudah tidak ada keluhan namun jika visite ada keluhan padahal
plafon BPJS sudah mendekati batas maksimal
i. Langsung konfirmasi ke tim casemix dan melaporkan dengan format
nama ; diagnosa; pemeriksaan penunjang yg sudah dilakukan;laporan tindakan yang
sudah dilakukan. Dan tim casemix akan menghubungi DPJP ,menyampaikan
bahwasannya plafon sudah melebihi batas.
d. Bagaimana menanggapi pemberian obat yang terlalu banyak ?
i. Pemberian terapi harus sesuai indikasi dan PPK , jika ada kejadian polifarmasi bisa
langsung disampaikan pada YANMED untuk evaluasi terapi .
RS SAHABAT

3. Satker VK :

a. Menanggapi kasus BHP sering kali penggunaan yg berlebihan saat ada di OK


b. SC dan histerektomi seringkali dilakukan dan tindakan di OK dimasukkan dalam bilingan
sehingga sering kali membuat jebol dan pada pelaksanaan coding yg muncul akhirnya
histerektomi ?
i. Mengingatkan pada operator jika ingin melakukan tindakan tersebut namun
konsekuensi tindakan harus dipilih salah satu mengingat plafon BPJS.

4. Satker sakura :
a. Seringkali menerima obat dan infus tidak sesuai dengan apa yang ada dibilingan farmasi
i. Akan dibuatkan formula untuk audit BHP pasien pasien khususnya BPJS sehingga
meminimalisir terjadinya kelebihan plafon.
b. Seringkali DPJP merespkan obat paten untuk pasien BPJS
i. Membuat SOP bahwasannya pasien BPJS penggunaan obat generik , jika pada
pelaksanaannya khsusnya hanya untuk terapi oral boleh obat paten namun dengan
jumlah minimal dan keperluan saja , dan selanjutnya ada evaluasi dari farmasi untuk
penyediaan obat oral generik yang masuk dalan FORNAS.
ii. Jika pada penulisan obat untuk bpjs paten sudah dibuatkan kesepahaman dengan
farmasi bahwa obat yg keluar generik dengan kandungan yang sama .

5. Satker Rawat Jalan :


a. Untuk pemeriksaan fungsi hormon tyroid bagaimana ?
i. Jika pasien ada keluhan ex tremor, takikardi, lemas ,atau pasien tanpa keluhan dan
bersedia bisa dirawat inapkan agar dapat dilakukan pemeriksaan tersebut .
ii. Jika pasien menolak , bisa diberikan rujukan ke RS tipe B/A untuk dilakukan
pemeriksaan tersebut
b. Bagaiaman jika tindakan di poli mata banyak sekali yang dilakukan ex 1 pasien dilakukan slide
lamp,tonometri,refraksi,funduskopi
i. Menanggapi hal tersebut harus ada upaya pemeriksaan yang sesuai indikasi , mana
pemeriksaan yang utama didahulukan terlebih dahulu, dalam 1 periode kunjungan
maksimal 1 macam tindakan saja dan bisa dilakukan bertahap untuk periode
berikutnya .
ii. Dilakukan koordinasi dengan YANMED terkait panduan pemeriksaan dan tindakan
c. Seringkali untuk pasien yang preop dilakukan banyak macam pemeriksaan dan sering juga
pasien akhirnya tidak jadi operasi di RS sahabat dikarenakan rapid +, atau kondisi tertentu
i. Bisa dilakukan evaluasi pemeriksaan minimal yg dibutuhkan untuk preop, dan
pemeriksaan penunjang harus dilakukan secara bertahap
ii. Jika ingin pemeriksaan secara langsung penuh ex lab,radiologi,ekg, pasien harus
bersedia untuk menjamin ktp dan kartu bpjs , jika jadi oeprasi di rs sahabat dialukan
pengembalian kartu dan ktp.sedangkan jika tidak jadi operasi di sahabat atau batal
operasi , biaya pemeriksaan penunjang ditangguhkan kepada pasien . ( informed
consent di awal )
d. Untuk pemeriksaan HB1c apa dapat diperiksakan di rawat jalan ?
i. Tidak bisa dilakukan di rawat jalan ,bisa dilakuka di rawat inap dengan pertimbangan
sudah dilakukan evaluasi terkait GD1 dan GD2 dan memerlukan terapi insulin
ii. Pasien diarahkan untuk PRB karena untuk penjaminan insulin dan pemeriksaan HBA1c
per 6 bulan di faskes 1 .

6. Satker perinatologi
7. Satker Farmasi
8. Satker OK
a. Kendala masalah diagnosa px dengan tipe tindakan op besar,sedang,kecil ?
i. Akan dibantu untuk klasifikasi diagnosa dan tindakan yg dilakukan .
RS SAHABAT

Saran :
1. Lebih ketat terkait pemakaian obat baik jumlah maupun jenis generik/paten , akan
dilakukan sidak pengawasan kontrol jumlah obat yg masuk dengan obat bilingan di farmasi
2. bhp pengawasan harus lebih ketat
3. pengawasan pemilihan pemeriksaan penunjang
4. koordinasi dengan DPJP terkait tindakan yang akan dilakukan jika plafon tidak mencukupi.

Anda mungkin juga menyukai