Anda di halaman 1dari 9

Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine...

283

JNK
JURNAL NERS DAN KEBIDANAN
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk

Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine


dengan Kadar Gula Darah Acak pada Pasien
di Ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Yuda Dwi Prasetya1, Sandi Alfa Wiga Arsa2


1,2
Prodi Keperawatan, STIKes Patria Husada Blitar, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Ketidakwaspadaan terhadap kontrol gula pasien yang mendapatkan norepi-
Diterima, 16/08/2019 nephrine berakibat perpanjangan masa rawat inap dan perburukan kon-
Disetujui, 12/09/2019 disi.Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan pemberian syringe
Dipublikasi, 02/12/2019 pump norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada pasien di ruang
ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Rancangan penelitian menggunakan
Kata Kunci: korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
Syringe Pump Norepinephrine; adalah semua pasien ICU RSUD Mardi waluyo Kota Blitar yang diberikan
Dosis; Kadar Gula Darah Acak syringe pump norepinephrine pada 29 Oktober – 22 November 2018. Jumlah
sampel penelitian sebanyak 30 orang dengan menggunakan tehnik pengam-
bilan sampel accidental sampling. Analisa data menggunakan Spearman’s
rho. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang lemah antara pemberian
syringe pump norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada pasien di
ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dengan p value = 0,034 dan rs =
0,389. Norepinephrine dapat meningkatkan tekanan darah pada pasien kritis
yang mengalami hipotensi, akan tetapi berakibat meningkatkan kadar gula
darah acak, sehingga diharapkan adanya pemantauan kadar gula darah acak
pada pasien kritis serta adanya monitoring penggunaan cairan diluent nor-
mal saline 0,9% dan dextrose 5% yang harus disesuaikan dengan kondisi
dari pasien yang mendapatkan norepinephrine.

Relationship of Norepinephrine Syringe Pump with Random Blood Sugar Levels in Patients in
ICU Room Mardi Waluyo Hospital, Blitar City
Article Information Abstract

History Article: Unawareness of blood sugar control in patients receiving norepinephrine


Received, 16/08/2019 resulted in an extended period of hospitalization and worsening condi-
Accepted, 12/09/2019 tions. The aim of the study was to analyze the correlation of giving norepi-
Published, 02/12/2019 nephrine syringe pump and random blood sugar levels of patients in ICU
Mardi Waluyo Hospital, Blitar City. The study used correlation design
with cross sectional approach. The population in this study was all ICU
patients of Mardi Waluyo Hospital Blitar City who were given the norepi-

283
284 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 283–291

Keywords: nephrine syringe pump on 29 October - 22 November 2018. The sample


Syringe Pump Norepinephrine, was 30 people taken by using accidental sampling technique. The data
Dosage, Random Blood Sugar Lev- analysis used Spearman’s. The results showed there was a weak correla-
els tion between the administration of norepinephrine syringe pump and ran-
dom blood sugar levels of patients in the ICU room at Mardi Waluyo Hos-
pital, Blitar City with p value = 0.034 and rs = 0.389. Norepinephrine
could increase blood pressure in critical patients who had hypotension,
but it resulted in the increase of random blood sugar levels. It is expected
to monitor random blood sugar level of critical patients as well as moni-
toring the use of diluent normal saline 0.9% and dextrose 5% which should
be adapted to the conditions of patients who get norepinephrine.

© 2019 Jurnal Ners dan Kebidanan


Correspondence Address:
STIKes Patria Husada Blitar - East Java, Indonesia P-ISSN : 2355-052X
Email: sandialfa.wiga@gmail.com E-ISSN : 2548-3811
DOI: 10.26699/jnk.V6i3.ART.p283-291
This is an Open Access article under the CC BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENDAHULUAN kesemuanya mengalami peningkatan kadar gula


Pasien dengan kegagalan sirkulasi merupakan darah acak sebesar 5-48 mg/dl. Pengukuran kadar
suatu keadaan yang mengancam nyawa (Arifah, gula acak dilakukan sebelum dilakukan pemberian
2009). Kegagalan sirkulasi menyebabkan hipotensi terapi norepinephrine dan kemudian setelah 15 menit
pada pasien yang harus segera ditangani baik meng- terinduksi oleh norepinephrine. Pada survei penda-
gunakan cairan resusitasi maupun obat-obatan huluan ini terlihat adanya peningkatan kadar gula
untuk meningkatkan tekanan darah. Salah satu obat darah acak pasien kritis yang mendapatkan nore-
yang digunakan untuk meningkatkan tekanan darah pinephrine.
adalah norepinephrine (Beetz & Hein, 2009a). Beetz et al., (2009) menjelaskan, norepinephrine
Selama ini pasien kritis yang mendapatkan adalah suatu amin simpatomimetik, yang terutama
norepinephrine dengan tanpa riwayat gangguan bekerja melalui efek langsung pada reseptor  dan
metabolisme glukosa maupun yang total parenteral reseptor  di jantung. Reseptor adrenergik terdiri
nutrition belum pernah dilakukan kontrol glukosa. dari reseptor  dan reseptor . Reseptor  terdiri
Ketidakwaspadaan terhadap kontrol glukosa pada dari dua bagian besar yaitu reseptor 1 dan 2,
pasien yang mendapatkan norepinephrine berakibat dimana 2 memiliki aksi yang menginhibisi pele-
adanya perpanjangan masa rawat inap dan perbu- pasan norepinephrine. Reseptor 1 dapat menstimu-
rukan kondisi pada beberapa pasien. Yang pada lasi terjadinya lipolisis di jaringan adiposa sehingga
akhirnya akan meningkatkan angka mortalitas pasien terjadi glukoneogenesis. Sedangkan reseptor 2
yang seharusnya bisa di hindari sejak awal. Dikare- akan menyebabkan meningkatnya glikogenolisis.
nakan norepinephrine dapat meningkatkan kadar Hal ini akan meningkatkan kadar glukosa darah
gula darah secara cepat akibat proses glikolisis dan dalam waktu yang singkat dikarenakan sebagai res-
glukogenolisis (Beetz & Hein, 2009a). pon aktivasi norepinephrine.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Meivy, dkk Hiperglikemia saat perawatan merupakan faktor
tahun 2016 di RS Pancaran Kasih GMIM Manado, risiko yang dapat ditatalaksana dengan optimal untuk
didapatkan dari 38 responden (50,7 %) memiliki menurunkan mortalitas (Yasmine, 2016). Hipergli-
kadar gula darah yang buruk disaat kadar norepine- kemi dapat meningkatkan angka mortalitas dan
phrine dalam darah sangat tinggi. Pada survei morbiditas serta biaya perawatan pada pasien kritis
pendahuluan yang dilakukan di Ruang ICU RSUD di ruang ICU (Hermans & Van den Berghe, 2015).
Mardi Waluyo Kota Blitar pada tanggal 1 Mei 2018 Hal ini dapat ditekan dengan kontrol glukosa darah.
sampai dengan 15 Mei 2018, didapatkan dari 10 Kadar gula darah pasien kritis dipertahankan pada
sampel yang mendapatkan terapi norepinephrine, kisaran 80-110 mg/dl (Cooksley, McAvoy, & Haji-
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 285

Michael, 2012). Selama ini kontrol glukosa darah 2018. Jumlah sampel penelitian sebanyak 30 orang
difokuskan pada pasien kritis dengan riwayat dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel
hiperglikemia maupun hipoglikemia, pasien trauma accidental sampling. Variabel bebas dalam peneli-
berat, pasien kritis dengan total parenteral nutrition, tian ini adalah pemberian syringe pump norepine-
pasien kritis dengan menggunakan obat golongan phrine sedangkan Variabel terikat dalam penelitian
steroid. Namun tidak dilakukan kontrol glukosa pada ini adalah kadar gula darah acak. Lokasi penelitian
pasien yang mendapatkan norepinephrine. adalah di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota
Risiko mortalitas pasien kritis dengan hipergli- Blitar. Waktu penelitian pada 29 Oktober sampai
kemia 2,13 kali lebih tinggi daripada pasien normo- dengan 22 November 2018. Uji yang digunakan
glikemia (Falciglia, Freyberg, Almenoff, D’Alessio, untuk mengetahui hubungan pemberian syringe
& Render, 2009). Sistem homeostasis pasien kritis pump norepinephrine (NE) dengan kadar gula darah
tidak sama dengan pasien lain pada umumnya. Pada digunakan uji Spearmen’s rho. Derajat kemaknaan
pasien kondisi kritis, sulit untuk melakukan meka- di tentukan   0,05.
nisme pertahanan, sehingga dapat dengan mudah
mengalami ketidakseimbangan yang dapat mengan- HASIL PENELITIAN
cam homeostasis tubuh (Modell et al., 2015). Pasien
Data Umum
kritis dengan penggunaan norepinephrine selama ini
tidak pernah dilakukan kontrol glukosa. Padahal Tabel 1 Distribusi prosentase data umum pasien yang
secara teori terjadi glukoneogenesis dan glikogeno- diberikan syringe pump norepinephrine di
lisis pada pasien yang menggunakan norepinephrine ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
yang berakibat peningkatan kadar gula darah yang
Variabel (f) %
tidak dapat dikontrol oleh tubuh pasien.
Oleh karena itu, harus dilakukan kontrol glukosa Usia
pada pasien kritis yang mendapatkan norepinephrine 26 – 35 tahun 1 3,33
meskipun tanpa ada riwayat gangguan metabolisme 36 – 45 tahun 2 6,67
46 – 55 tahun 13 43,33
glukosa maupun dalam kondisi total parenteral
56 – 65 tahun 15 50
nutrition. Sesuai dengan prinsip FAST HUG yang >65 tahun 4 13,33
diterapkan di ruang perawatan kritis. Menurut Nair
Jenis Kelamin
et al., (2017), FAST HUG merupakan sebuah Laki -laki 17 56,67
mnemonic atau singkatan yang memudahkan se- Perempuan 13 43,33
orang atau tim praktiksi medis dalam memberikan
Diagnosa medis
terapi pada pasien di ruang ICU, singkatan tersebut Septic Shock 10 33,33
adalah FASTHUG. FASTHUG terdiri dari F untuk Cardiogenic Shock 13 43,33
feeding, A untuk analgesia, S untuk sedation, T untuk Hipovolemic Shock 1 3,33
thromboembolic prophylaxis, H untuk head of bed Internal Bleeding 1 3,33
elevasi, U untuk stress ulcer prevention, dan G untuk ICH 2 6,67
glucose control. Dengan FAST HUG, pasien yang EVD 2 6,67
mendapatkan terapi norepinephrine dilakukan kontrol CVA Bleeding 1 3,33
glukosa darah secara ketat. Berat badan (Kg)
Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan 40 – 49 9 30
riset tentang hubungan pemberian syringe pump 50 – 59 12 40
norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada 60 – 69 9 30
pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Riwayat Penyakit Keluarga
Blitar. HT 1 3,33
CVA 1 3,33
TBC 1 3,33
BAHAN DAN METODE Tidak ada 27 90
Rancangan penelitian menggunakan korelasi Pekerjaan
dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam Swasta 16 53,33
penelitian ini adalah semua pasien ICU RSUD Mardi PNS 3 10
waluyo Kota Blitar yang diberikan syringe pump Petani 6 20
norepinephrine pada 29 Oktober – 22 November Tidak bekerja 5 16,67
286 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 283–291

Tabel 1 menunjukkan prosentase data umum Tabel 2 menunjukkan prosentase data khusus
dari pasien yang mendapatkan syringe pump pada pasien yang mendapatkan syringe pump
norepinephrine. Berdasarkan tabel 1 prosentase usia norepinephrine di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo
terbesar ada pada kisaran 56–65 tahun sebesar 50% Kota Blitar. Berdasarkan Tabel 2 prosentase terting-
atau sebanyak 15 orang. Jenis kelamin terbanyak gi untuk dosis norepinephrine ada pada kisaran dosis
adalah laki-laki sebanyak 17 orang dengan prosen- rendah (0,05 – 0,5 mcg/kgBB/menit) sebesar
tase 56,67%. Cardiogenic shock merupakan 46,67% atau sejumlah 14 pasien.
diagnosa medis dengan prosentase terbesar yaitu
43,33% atau sejumlah 13 orang. Prosentase berat
badan terbesar ada pada kisaran 50–59 kg yaitu Tabel 3 Distribusi prosentase data khusus kadar gula
sebesar 40% atau sejumlah 12 orang. Sedangkan darah acak untuk mencapai tekanan darah
sesuai target pada pasien di ruang ICU RSUD
pada data riwayat penyakit keluarga, prosentase
Mardi Waluyo Kota Blitar
terbesar sebesar 90% atau sejumlah 27 orang tidak
memiliki riwayat penyakit keluarga. Serta 53,33%
Variabel (f) %
pekerjaan pasien di bidang swasta, yaitu sejumlah
16 orang. Kadar gula darah acak
Meningkat 21 70
Data Khusus Tetap 0 0
Menurun 9 30
Tabel 2 Distribusi prosentase data khusus pemberian
syringe pump norepinephrine untuk mencapai
tekanan darah sesuai target pada pasien di Tabel 3 menunjukkan prosentase data khusus
ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar kadar gula darah acak pada pasien yang menda-
patkan syringe pump norepinephrine di ruang ICU
Variabel (f) %
RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Berdasarkan
Dosis norepinephrine tabel 3 menunjukan bahwa sebanyak 21 pasien
Tinggi 6 20 mengalami peningkatan kadar gula darah acak atau
Medium 10 33,33 sebesar 70%.
Rendah 14 46,67

Tabel 4 Hasil analisa data dan uji statistik Spearman’s rho pemberian syringe pump norepinephrine dengan
kadar gula darah acak pada pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar

Kadar Gula Darah Acak


meningkat tetap menurun
(f) % (f) % (f) %
Dosis Tinggi 6 20 0 0 0 0
Norepinephrine Medium 7 23,33 0 0 3 10
Rendah 8 26,67 0 0 6 20
Spearman’s rho Sig. (2-tailed) = 0,034Correlation coefficient = 0,389

Dari hasil analisa data yang dilakukan dengan PEMBAHASAN


SPSS dan uji statistik menggunakan uji Spearman’s Pemberian syringe pump norepinephrine pada
rho didapatkan nilai Sig.(2-tailed) sebesar 0,034. pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota
Hasil uji statistik menunjukkan   0,05 maka ada Blitar.
hubungan yang signifikan pemberian syringe pump Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa prosentase
norepinephrine dengan kadar gula darah acak pada tertinggi dosis norepinephrine yang diberikan untuk
pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota mencapai tekanan darah yang diinginkan ada pada
Blitar.
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 287

dosis rendah (0,05 – 0,5 mcg/kgBB/menit). Nilai ovaskuler yang relatif bagus pada rentang usia 46 -
prosentase yang tinggi pada norepinephrine dosis 55 tahun. Pada kasus cardiogenic shock, nore-
rendah juga terdapat pada kelompok responden usia pinephrine menyebabkan peningkatan kontraktilitas
46 – 55 tahun, yaitu sebesar 23,33%. Kelompok jantung yang semula melemah. Sehingga tekanan
responden dengan diagnosa cardiogenic shock darah dapat segera meningkat ketika norepinephrine
juga mempunyai prosentase tertinggi dalam mencapai target organ. Namun perlu diperhatikan
penggunaan norepinephrine dosis rendah, yaitu bahwa norepinephrine bukanlah pilihan utama dalam
sebesar 23,33%. Pada penelitian ini juga didapatkan penanganan kasus cardiogenic shock. Nore-
sebanyak 26,67% pasien laki-laki diberikan dosis pinephrine merupakan pilihan utama dalam pena-
norepinephrine sebesar 0,05 – 0,5 mcg/KgBB/menit nganan kasus septic shock.
untuk mencapai nilai tekanan darah yang Pada kasus CVA bleeding ada kecenderungan
diharapkan. disertai dengan riwayat hipertensi. Sejalan dengan
Tekanan darah dipengaruhi oleh faktor dari Hafid, (2014), bahwa hipertensi merupakan faktor
organ jantung, vaskuler dan volume dari darah. utama penyebab stroke. Namun pada CVA bleeding
Pasien kritis dalam kondisi hipotensi memerlukan yang diberikan norepinephrine dimungkinkan telah
penanganan segera untuk mengembalikan tekanan terjadi perburukan kondisi akibat infeksi sekunder
darah ke batas normal. Penggunaan norepinephrine maupun sudah terjadi herniasi cerebral. Dengan
adalah salah satu solusi dari permasalahan tersebut. dosis rendah norepinephrine, kondisi hipotensi akan
Hal tersebut sejalan dengan Beetz et al., (2009) segera mencapai nilai tekanan darah yang diharap-
norepinephrine merupakan salah satu obat yang kan.
digunakan untuk meningkatkan tekanan darah. Dan Pemberian norepinephrine dengan dosis rendah
juga sejalan dengan (Silversides et al., 2014), pada pasien laki-laki akan segera meningkatkan
norepinephrine meningkatkan kontraktilitas jantung tekanan darah sampai dengan nilai yang diharapkan.
yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah Jenis kelamin berpengaruh terhadap elastisitas
pada pasien. Kenaikan dari dosis norepinephrine pembuluh darah. Kadar hormon estrogen mem-
tergantung dari tekanan darah responden. Tekanan punyai nilai yang tidak terlalu besar di dalam individu
darah ditentukan oleh curah jantung dan resistensi laki-laki. Padahal hormon estrogen berperan dalam
dari pembuluh darah terhadap darah (Han, Park, menjaga elastisitas dinding vaskuler. Tekanan darah
Shin, & Kim, 2016). Perubahan jumlah dosis yang akan meningkat saat elastisitas pembuluh darah
digunakan dikarenakan sebagai langkah untuk mulai berkurang. Sejalan dengan Harahap et al.,
meningkatkan tekanan darah sampai dengan nilai (2008), bahwa terdapat hubungan antara jenis
yang diinginkan. Penelitian ini sejalan dengan kelamin dengan tekanan darah diastol, tekanan
Sumardi et al., (2015), pemberian norepinephrine darah diastol perempuan lebih rendah 3,4 mmHg
intravena pada menit ke empat pada pasien dibandingkan dengan laki-laki.
terinduksi spinal anastesi memiliki nilai rata – rata Berat badan berpengaruh pada tahanan perifer
peningkatan sebesar 89,79% serta 85,23% pada vaskuler. Pada pasien dengan berat badan yang
menit ke sembilan. Berdasarkan usia, penelitian ini berlebih mempunyai tahanan perifer yang besar
sejalan dengan (Harahap et al., (2008), terdapat dikarenakan adanya penumpukan lemak yang
hubungan yang bermakna antara usia dengan berubah menjadi plaque pada sistem vaskuler.
tekanan darah sistol dan diastol. Setiap peningkatan Semakin menyempitnya diameter vaskuler maka
umur 1 tahun akan meningkatkan tekanan darah akan semakin besar tekanan yang dibutuhkan oleh
sistol sebanyak 0,493 mmHg dan diastol sebanyak darah untuk mencapai target organ. Dengan dosis
0,189 mmHg. rendah norepinephrine akan membuat diameter
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi vaskuler lebih kecil dari sebelumnya sehingga tekan-
tercapainya tekanan darah target. Pada rentang usia an darah segera mencapai nilai yang diinginkan. Hal
46 – 55 tahun individu masih memiliki fungsi ini sejalan dengan Fitriani (2017), ada hubungan
myocardium yang bagus serta lumen vaskuler yang signifikan antara IMT dengan peningkatan tekanan
relatif baik. Dengan adanya induksi norepinephrine darah. Dalam penelitiaanya Komeliani, (2012),
dalam darah maka akan terjadi respon peningkatan menunjukan bahwa obesitas beresiko terkena hiper-
kontraktilitas jantung. Hal ini sejalan dengan tensi 4,02 kali dibandingkan orang yang tidak
(Massicotte et al., 2017), fungsi organ kardi obesitas.
288 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 283–291

Riwayat penyakit kardiovaskuler pada anggota dalam darah. Hal ini akan menimbulkan peningkatan
keluarga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kadar gula dalam darah. Namun respon ini juga
kesehatan dari sistem kardiovaskuler individu. Hal dipengaruhi oleh hormon lain. Dilihat dari segi usia,
ini sejalan dengan Fitriani et al., (2017), bahwa ada pada kelompok usia 46 – 55 tahun memiliki
hubungan yang signifikan antara riwayat penyakit prosentase terbesar dalam peningkatan gula darah
keluarga dengan tekanan darah. Serta sejalan acak, yaitu sebesar 33,33%. Pada rentang usia 46
dengan Harahap (2008), bahwa terdapat hubungan – 55 tahun proses pelepasan glukosa dalam darah
bermakna antara riwayat keturunan hipertensi dapat terjadi secara cepat dikarenakan masih normal
dengan tekanan darah sistol dan diastol. Namun dan relatif baik fungsi dari organ yang dimiliki oleh
pada penelitian ini didapatkan hanya 1 responden responden pada rentang usia tersebut. Selain itu
memiliki riwayat penyakit keluarga yaitu CVA yang kondisi dari pasien kritis memberikan dampak
mendapatkan dosis rendah norepinephrine untuk signifikan pada pelepasan norepinephrine ke dalam
mencapai nilai tekanan darah yang diinginkan. Kon- vaskuler akibat dari respon tubuh. Namun pada
disi ini dikarenakan ketersediaan sampel penelitian. pasien kritis berat akan tidak terlalu berdampak
signifikan, dikarenakan sudah rusaknya dari sistem
Kadar gula darah acak pada pasien di ruang organ tubuh dari pasien. Yang pada akhirnya
ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. norepinephrine tidak menimbulkan efek peningkatan
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa ada pening- kadar gula darah acak.
katan kadar gula darah acak terendah saat tekanan Peningkatan kadar gula darah berhubungan
darah yang diinginkan tercapai, yaitu sebesar 70% dengan dengan jenis kelamin. Hal ini sejalan dengan
atau sejumlah 21 pasien. Peningkatan kadar gula Rudi et al., 2017), bahwa variabel yang berhubungan
dalam darah diakibatkan pelepasan dan pembentuk- dengan kadar gula darah adalah jenis kelamin. Hal
an glukosa baru ke dalam vaskuler. ini dikaitkan dengan aktifitas fisik, dimana perem-
Sewaktu pasien kritis mendapatkan syringe puan lebih sedikit aktivitas fisiknya dibandingkan
pump norepinephrine, maka akan timbul suatu dengan laki-laki, terlebih ibu rumah tangga (Azimi-
kondisi terjadinya peningkatan kadar norepineprine Nezhad et al., 2008). Pelepasan glukosa ke dalam
dalam vaskuler. Norepinephrine merupakan salah vaskuler akibat norepinephrine ditambah dengan
satu hormon stress, dalam hal ini sejalan dengan faktor resiko jenis kelamin, mengakibatkan pening-
Winta et al., (2018), ahwa ada hubungan antara katan kadar gula darah yang cukup signifikan pada
peningkatan stress dengan kadar gula darah. Hal responden perempuan.
ini juga sejalan dengan Nurmawati, (2018), bahwa Perubahan kadar gula darah dalam tubuh pasien
kadar gula darah sewaktu dipengaruhi oleh hormon ditentukan oleh intake glukosa serta status sistem
stress. Norepinephrine dapat meningkatkan kadar endokrin pasien tersebut. Berbeda dengan kondisi
gula darah secara cepat akibat proses glikolisis dan pasien diabetes militus, pada pasien cardiogenic
glukogenolisis (Beetz & Hein, 2009). Sedangkan shock perubahan kadar gula darah diakibatkan oleh
menurut Coggan et al., (2018), pelepasan nore- penggunaan norepinephrine. Namun bila terdapat
pinephrine ke vaskuler menstimulasi peningkatan kondisi peningkatan aktivitas otot bantu nafas
glikogenolisis pada tingkatan sel pada pasien dengan maupun perubahan asam basa, maka hal tersebut
neurosurgery. dapat mempengaruhi perubahan kadar gula darah
Sejalan dengan Siskawati et al., (2010) yang pada pasien cardiogenic shock. Pada umumnya
menyatakan bahwa rerata kadar gula darah puasa pasien cardiogenic shock tidak mengalami kondisi
pada kelompok perokok sebesar 118,6 sedangkan hipoglikemi kecuali ada faktor sekunder penyerta.
pada kelompok yang bukan perokok 102,2. Nikotin Sehingga dengan penggunaan norepinephrine dapat
pada rokok mengakibatkan pelepasan katekolamin meningkatkan kadar gula darah tanpa adanya
yang merupakan rantai dari pelepasan norepine- intervensi dari gangguan metabolik pasien. Keadaan
phrine sehingga meningkatkan kadar norepinephrine hipoglikemi pada cardiogenic shock yang menda-
di dalam vaskuler. patkan norepinephrine perlu dikaji terlebih lanjut.
Peningkatan kadar gula darah acak setelah Kondisi multiple organ failure maupun distress
pemberian norepinephrine dikarenakan terjadi me- nafas serta pembatasan intake peroral dimungkin-
kanisme peningkatan pelepasan glukosa ke dalam kan menjadi penyebab dari kondisi tersebut. Namun,
darah akibat peningkatan kadar norepinephrine perlu dicatat bahwa indikasi norepinephrine pada
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 289

cardiogenic shock adalah untuk mengembalikan terlepas dalam pembuluh darah langsung terserap
tekanan darah pada batas normal, bukan untuk pada target organ dan segera di metabolisme. Seba-
menjaga kestabilan glukosa pada darah. gai konsekuensi kadar gula darah tidak terlalu
Pada kondisi yang diindikasikan harus menggu- melonjak tinggi. Peningkatan dosis juga memaksa
nakan norepinephrine, faktor cairan yang digunakan pelepasan glukosa dalam darah lebih banyak dari-
untuk pengenceran norepinephrine harus diperha- pada sebelumnya. Namun dimungkinkan pengoplos-
tikan. Penggunaan normal saline 0,9% dapat ber- an norepineprine dengan menggunakan cairan
peran dalam penurunan kadar glukosa darah. Na- nomal saline 0,9% maka akan terjadi respon peng-
mun sebaliknya, dengan menggunakan dextrose 5% eceran dari konsentrasi glukosa di dalam vaskuler.
dapat meningkatkan kadar gula darah. Dengan tidak Serta perlu diperhatikan bahwa pasien kritis berat
mengesampingkan resiko kejadian phlebitis, pemi- mempunyai respon yang berbeda, ketika terpapar
lihan jenis cairan pengencer yang tepat dapat men- norephineprine dalam jumlah dosis apapun maka
jaga kestabilan gula darah pasien. tubuh sudah tidak berespon sesuai dengan teori.
Pekerjaan menentukan tingkat hormon stress Kegagalan multi organ diduga yang menyebabkan
yang dimiliki oleh pasien. Pada penelitian ini, pasien hal tersebut.
yang bekerja di bidang swasta memiliki kecen- Pada pasien yang diberikan norepinephrine
derungan peningkatan kadar gula darah dengan dengan resistensi insulin serta pasien dengan gang-
dosis rendah norepinephrine. Namun dalam kondisi guan metabolisme glukosa, membutuhkan kewaspa-
sakit kritis, perubahan tingkat hormon stress pada daan yang lebih daripada pasien kritis lainnya. Ketika
pasien patut dipertanyakan dan perlu pengkajian glukosa dalam darah sulit untuk masuk ke dalam
lebih lanjut. Oleh karena itu faktor pekerjaan perlu sel, norepinephrine menstimulasi proses lipolisis dan
diteliti lebih lanjut. pembentukan glukosa baru yang pada akhirnya
menumpuk di dalam darah. Akumulasi yang berlebih
Hubungan pemberian syringe pump norepi- ini akan semakin meningkatkan kadar gula darah
nephrine dengan kadar gula darah acak pada pasien.
pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Tingkat hubungan antar variabel yang rendah
Kota Blitar dapat diakibatkan oleh kondisi pembatasan intake
Pada Tabel 4 menunjukan hasil analisa data glukosa peroral akibat gangguan pada sistem
yang dilakukan dengan SPSS dan uji statistik gastrointestinal. Ketika intake peroral tidak adekuat,
menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil uji statistik maka proses pembentukan dan pemecahan glukosa
menunjukkan menunjukan bahwa tingkat hubungan dalam jaringan akan dilakukan. Namun dalam
antar variabel rendah serta arah hubungan adalah kondisi sakit kritis, kemampuan organ dalam menja-
positif. Hal tersebut bermakna ada hubungan yang lankan fungsinya akan menurun. Penggunaan IVFD
signifikan pemberian syringe pump norepinephrine sebagai total parenteral nutrition dapat membantu
dengan kadar gula darah acak pada pasien di ruang sebagian. Kemungkinan terjadinya penurunan kadar
ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Serta bila glukosa secara signifikan tetap terjadi. Meskipun
terjadi peningkatan pada variabel pemberian syringe menggunakan noerepinephrine namun belum tentu
pump norepinephrine maka akan diikuti peningkatan kadar gula darah meningkat secara signifikan bila
pada variabel kadar gula darah acak. menilik kondisi tersebut.
Telah dijelaskan bahwa Winta et al., (2018)
menyatakan ada hubungan antara peningkatan KETERBATASAN PENELITIAN
stress dengan kadar gula darah, hasil penelitian ini Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai prosedur
sejalan dengan Marangou et al., (1988), ada hu- penelitian yang ilmiah, namun demikian masih
bungan antara penurunan toleransi glukosa dan memiliki keterbatasan penelitian. Estimasi jumlah
sensitifitas insulin dengan infus norepinephrine. responden berbeda dengan jumlah responden pada
Namun tingkat hubungan antar variabel sedang. bulan sebelumnya. Sehingga penelitian memerlukan
Pada variabel peningkatan lipolisis menunjukan waktu yang lebih panjang daripada perkiraan awal.
tingkat hubungan yang tinggi. Serta responden merupakan pasien dengan kondisi
Norepinephrine mempunyai respon cepat, dan sakit kritis, kegagalan multi organ dapat mempe-
langsung berefek meningkatkan kontraktilitas jan- ngaruhi hasil pengukuran kadar gula darah.
tung dan jaringan otot. Glukosa yang terbentuk dan
290 Jurnal Ners dan Kebidanan, Volume 6, Nomor 3, Desember 2019, hlm. 283–291

KESIMPULAN of the Intensive Care Society, 13(4), 289–292. https:/


/doi.org/10.1177/175114371201300405
Berdasarkan pembahasan dan hasil uji statistik
Falciglia, M., Freyberg, R. W., Almenoff, P. L., D’Alessio,
pada penelitian ini, maka peneliti dapat menyim- D. A., & Render, M. L. (2009). Hyperglycemia-related
pulkan bahwa untuk mencapai tekanan darah yang mortality in critically ill patients varies with
diinginkan, dosis rendah dari syringe pump norepi- admission diagnosis. Critical Care Medicine,
nephrine adalah yang paling banyak digunakan, 37(12), 3001–3009. https://doi.org/10.1097/
terdapat peningkatan kadar gula darah acak pada CCM.0b013e3181b083f7
pasien di ruang ICU RSUD Mardi Waluyo Kota Fitriani, N., & Nilamsari, N. (2017). Faktor-Faktor Yang
Blitar, dan ada hubungan pemberian syringe pump Berhubungan Dengan Tekanan Darah Pada Pekerja
norepinephrine dengan dosis 0,05 – 2 mcg/kgBB/ Shift Dan Pekerja Non-Shift Di Pt. X Gresik. Journal
of Industrial Hygiene and Occupational Health,
menit
2(1), 57. https://doi.org/10.21111/jihoh.v2i1.1273
Hafid, M. (2014). HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI
SARAN DENGAN KEJADIAN STROKE DI RSUP Dr.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR 2012.
menjadi landasan dalam penelitian selanjutnya untuk Jurnal Kesehatan UIN Alauddin, 7(1).
mengukur kadar hormon norepinephrine pada Han, M. J., Park, K. H., Shin, J. ho, & Kim, S. H. (2016).
pasien. Dan hasil penelitian ini diharapkan bisa Influence of daily fluid balance prior to continuous
renal replacement therapy on outcomes in critically
sebagai dasar usulan kepada komite di RSUD
ill patients. Journal of Korean Medical Science,
Mardi Waluyo Kota Blitar untuk menetapkan 31(8), 1337–1344. https://doi.org/10.3346/
kebijakan dan standar operasional prosedur terkait jkms.2016.31.8.1337
penggunaan norepinephrine serta cairan diluent Harahap, H., Hardinsyah, H., Setiawan, B., & Effendi, I.
norepinephrine yang disesuaikan dengan kondisi (2008). Hubungan Indeks Massa Tubuh, Jenis
pasien akhirnya akan meningkatkan kualitas Kelamin, Usia, Golongan Darah Dan Riwayat
pelayanan pasien serta menurunkan lama masa Keturunan Dengan Tekanan Darah Pada Pegawai
perawatan pasien di RSUD Mardi Waluyo Kota Negeri Di Pekan Baru. Penelitian Gizi Dan
Blitar khususnya di unit perawatan kritis. Makanan, 31, 69–73. Retrieved from http://
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/
article/view/1515
DAFTAR PUSTAKA
Hermans, G., & Van den Berghe, G. (2015). Clinical review:
Azimi-Nezhad, M., Ghayour-Mobarhan, M., Parizadeh, Intensive care unit acquired weakness. Critical
M. R., Safarian, M., Esmaeili, H., Parizadeh, S. M. J., Care, 19(1). https://doi.org/10.1186/s13054-015-
… Ferns, G. (2008). Prevalence of type 2 diabetes 0993-7
mellitus in Iran and its relationship with gender, Komeliani. (2012). Obesitas Dan Stress Dengan Kejadian
urbanisation, education, marital status and Hipertensi. KESMAS - Jurnal Kesehatan
occupation. Singapore Medical Journal, 49(7), Masyarakat, 7(2), 117–121. https://doi.org/10.15294/
571–576. kemas.v7i2.2806
Beetz, N., & Hein, L. (2009a). Adrenaline and Marangou, A. G., Alford, F. P., Ward, G., Liskaser, F., Aitken,
Noradrenaline. In Cardiovascular Hormone Systems P. M., Weber, K. M., … Best, J. D. (1988). Hormonal
(pp. 233–250). Weinheim, Germany: Wiley-VCH effects of norepinephrine on acute glucose disposal
Verlag GmbH & Co. KGaA. https://doi.org/10.1002/ in humans: A minimal model analysis. Metabolism,
9783527626236.ch10 37(9), 885–891. https://doi.org/10.1016/0026-
Beetz, N., & Hein, L. (2009b). Adrenaline and 0495(88)90124-2
Noradrenaline. Cardiovascular Hormone Systems, Massicotte-Azarniouch, D., Amin, S. O., Hesketh, C., &
233–250. https://doi.org/10.1002/9783527626236. Clark, E. G. (2017). Renal replacement therapy: Timing
ch10 of initiation and intradialytic hypotension. American
Coggan, J. S., Keller, D., Calì, C., Lehväslaiho, H., Journal of Respiratory and Critical Care Medicine,
Markram, H., Schürmann, F., & Magistretti, P. J. 196(1), 102–104. https://doi.org/10.1164/
(2018). Norepinephrine stimulates glycogenolysis rccm.201611-2375RR
in astrocytes to fuel neurons with lactate. PLoS Modell, H., Cliff, W., Michael, J., McFarland, J.,
Computational Biology, 14(8). https://doi.org/ Wenderoth, M. P., & Wright, A. (2015). A
10.1371/journal.pcbi.1006392 physiologist’s view of homeostasis. Advances in
Cooksley, T., McAvoy, T., & Haji-Michael, P. (2012). Physiology Education, 39(4), 259–266. https://
Glucose control in critical care oncology. Journal doi.org/10.1152/advan.00107.2015
Prasetya, Arsa, Hubungan Pemberian Syringe Pump Norepinephrine... 291

Nair, A., Naik, V., & Rayani, B. (2017). FAST HUGS BID: Siskawati Suparmin. (2010). Beda kadar glukosa darah
Modified mnemonic for surgical patient. Indian pada pria perokok dan bukan perokok tembakau usia
Journal of Critical Care Medicine, 21(10), 713– 20-60 tahun di Salemba tahun 2009-2010. Fakultas
714. https://doi.org/10.4103/ijccm.IJCCM_289_17 Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
Nurmawati, T. (2018). Efektifitas pendidikan kesehatan Sumardi, F. S., Nawawi, A. M., & Maskoen, T. T. (2015).
dengan metode ekspositori tentang meal planning Perbandingan Efek Pemberian Norepinefrin Bolus
terhadap pola makan pasien dm tipe 2. Jurnal Ners Intravena dengan Norepinefrin Infus Kontinu
Dan Kebidanan (Journal of Ners and Midwifery), dalam Tatalaksana Hipotensi, Laju Nadi, dan Nilai
5(3), 257–262. https://doi.org/10.26699/jnk.v5i3. APGAR pada Seksio Sesarea dengan Anestesi
art.p257-262 Spinal. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(1), 14–23.
Rudi, A., & Kwureh, H. N. (2017). Faktor Risiko yang https://doi.org/10.15851/jap.v3n1.375
Mempengaruhi Kadar Gula Darah Puasa pada Winta, A. E., Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2018).
Pengguna Layanan Laboratorium. Wawasan Hubungan Kadar Gula Darah dengan Tekanan
Kesehatan, 3(2), 33–39. Darah pada Lansia Penderita Diabetes Tipe 2 ( The
Silversides, J. A., Pinto, R., Kuint, R., Wald, R., Correlation Of Blood Glucose Level and Blood
Hladunewich, M. A., Lapinsky, S. E., & Adhikari, N. Pressure of Elderly With Type 2 Diabetes ). Jurnal
K. (2014). Fluid balance, intradialytic hypotension, Ners Dan Kebidanan, 5(2), 163–171. https://doi.org/
and outcomes in critically ill patients undergoing 10.26699/jnk.v5i2.ART.p163
renal replacement therapy: a cohort study. Critical Yasmine, G. (2016). Association of Glucose Variability in
Care, 18(6), 624. https://doi.org/10.1186/s13054-014- the First 72 Hours of ICU Care with ICU Mortality in
0624-8 Critically-III Patients. Jurnal Penyakit Dalam
Indonesia, 3.

Anda mungkin juga menyukai