Anda di halaman 1dari 7

TUTORIAL ILMU ALAMIAH DASAR

INISIASI 1: ILMU PENGETAHUAN ALAM, ALAM SEMESTA, TATA SURYA, DAN BUMI

 Metode Ilmiah dan Implementasinya


 Metode Ilmiah
Sejarah perolehan pengetahuan melalui pendekatan sains semu tahapannya adalah:
1. Mitos
Mitos merupakan gabungan pengamatan dan pengalaman, serta dugaan, imajinasi, dan
kepercayaan. Munculnya karena keterbatasan alat indra manusia.

2. Wahyu
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan sang pencipta kepada utusannya, diterima
manusia dengan pasif dan keyakinan bahwa semuanya benar.

3. Otoritas dan Tradisi


Pengetahuan yang telah ada dan mapan sering digunakan oleh pemimpin (otoritas) untuk
menyatakan kebenaran (menjadi tradisi). Contohnya adalah anggapan bahwa bumi adalah
pusat alam semesta.

4. Prasangka
Prasangka adalah suatu anggapan yang benar, padahal baru merupakan kemungkinan
yang benar atau kadang-kadang malah tidak benar.Pengetahuan dari prasangka seringkali
keliru.

5. Intuisi
Intuisi adalah pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya
yang terdahulu melalui proses yang tidak disadari.Pengetahuan yang berasal dari intuisi
sukar dipercaya, karena mungkin saja masuk akal, namun belum tentu cocok dengan
kenyataan.

6. Trial and Error


Trial anf error adalah metode coba-coba atau untung-untungan. Pengetahuan yang
diperoleh dengan cara ini bisa saja benar, tapi tidak efisien sebagai suatu cara untuk
mencari kebenaran.

Syarat ilmu pengetahuan ilmiah


1. Logis atau masuk akal, sesuai kaidah-kaidah ilmu pengetahuan yang telah diakui
kebenarannya.

2. Objektif, yaitu sesuai dengan objeknya, yakni kesesuaian atau kebenarannya dibuktikan
dengan hasil pengindraan atau empiris.

3. Metodik, yakni pengetahuan diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu, teratur


dan terkontrol.
4. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah tersusun dalam suatu system, yang satu sama
linnya saling terkait, saling menjelaskan dalam satu kesatuan yang utuh.
5. Berlaku Umum, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku untuk sesorang atau beberapa
orang, tetapi semua orang bisa bereksperimen dengan cara yang sama dan hasil yang
sama.

6. Kumulatif, berkembang, artinya ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan ilmu


pengetahuan baru, dan ilmu pengetahuan yang salah diganti dengan ilmu pengetahuan
yang benar.

 Kriteria Metode Ilmiah


1. Berdasarkan fakta
Data penelitian, baik yang akan dikumpulkan maupun hasil analisis harus berdasarkan
fakta nyata, bukan berdasar daya khayal, kira-kira, legenda, atau kegiatan sejenis.

2. Bebas dari prasangka


Metode ilmiah harus bersifat bebas prasangka, bersih, jauh dari pertimbangan subjektif.

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis


Setiap masalah harus dicari sebab-sebab serta pemecahannya dengan menggunakan
analisis yang logis. Fakta yang mendukung tidak dibiarkan sebagaimana adanya atau
hanya dibuat deskripsinya saja, melainkan harus dianalisis.

4. Menggunakan ukuran objektif


Sistem kerja penelitian dan analisis harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif.

5. Menggunakan teknik kuantitatif


Teknik kuantitatif lazim digunkan dalam metode ilmiah, kecuali untuk atribut-atribut
yang tidak dapat diidentifikasi. Kuntifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan
ukuran nominal, ranking, dan rating.

 Langlah-langkah Operasional Metode Ilmiah


1. Perumusan masalah
Masalah harus jelas batas-batasnya, faktor-faktor yang mempengaruhinya, harus
dijabarkan apa, mengapa, ataupun bagaimana objek yang akan diteliti.

2. Penyusunan Kerangka Berpikir dalam Pengajuan Hipotesis


Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan antara berbagai
faktor yang saling terkait dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka berpikir
disusun secara rasional berdasrkan premis-premis ilmiah yang telah teruji kebenarannya
serta memperhatikan faktor-faktor empiris yang relevan dengan permasalahan.

3. Perumusan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban atas
permasalahan yang dikemukakan. Dugaan jawaban ini didukung oleh pengetahuan yang
ada. Bisa dikatakan hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang harus
diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.

4. Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis adalah usaha mengumpulkan berbagai fakta yang relevan untuk
melihat apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis.
5. Penarikan simpulan
Hipotesis dapat diterima bila data yang terkumpul dan hasil analisis mendukung
pernyataan hipotesis.

 Sikap Ilmiah
1. Jujur
2. Terbuka
3. Toleran
4. Skeptis
5. Optimis
6. Pemberani
7. Kreatif dan Inovatif

 Keterbatasan dan Keunggulan Metode Ilmiah


1. Keterbatasan
Pengetahuan dihasilkan dengan metode ilmiah, dengan data dari pengamatan. Sedangkan
panca indra untuk mengamati mempunyai keterbatasan. Sehingga dapat dimungkinkan
penarikan kesimpulan yang salah.

2. Keunggulan
Keunggulan metode ilmiah karena bersiafat objektif, metodik, sistematik, dan berlaku
umum.

 Peranan Matematika terhadap Ilmu Pengetahuan Alam


Matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan dalam
menghadapi lingkungan hidup.

Ilmuwan dengan temuan yang terkait matematika:


1. Erathotenes – keliling bumi 24.000 mil, garis tengah bumi 8.000 mil.
2. Hipparchus – jarak bumi ke bulan 24.000 mil.
3. Aristarchus – jarak bumi ke matahari 20 kali jarak bumi ke bulan namun ada instrumen
yang salah, sebenarnya 400 kali.
4. Copernicus – prinsip heliosentris

Ahli matematika
1. Pythagoras – perhitungan untuk benda-benda segi banyak.
2. Apollonius – perhitungan untuk benda-benda yang bergaris lengkung.
3. Kepler – perhitungan jarak edar berbentuk elips dari planet-planet.
4. Galileo Galilei – menetapkan hokum lintasan peluru, gerak, dan percepatan.
5. Huygens – cincin Saturnus, perhitungan bandulan, kecepatan cahaya.

 Ilmu Pengetahuan Alam Kualitatif dan Kuantitatif

IPA kualitatif tidak menjawab pertanyaan yang sifatnya sebab akibat, hanya menjawab yang
bersifat aktual, misalnya adanya gunung di bulan atau Yupiter memiliki empat bulan.

IPA kuantitatif (IPA modern) adalah IPA yang dihasilkan oleh metode ilmiah yang didukung
dengan menggunakan analisis statistik.
 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam

 Penalaran dan Awal Pengetahuan


Berkat pengamatan yang sistematis, kritis, dan makin bertambahnya pengalaman yang
diperoleh, lambat laun manusia mencari jawaban yang rasional, yang berarti mengandalkan
rasio dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar.
Dua macam penalaran:
1. Penalaran deduktif (rasional).
Menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme, yaitu simpulan ditarik dari premis
mayor (sesuatu yang berlaku umum) ke premis minor (sesuatu yang khusus). Simpulan
hanya benar jika premis yang digunakan benar dan cara menarik simpulannya juga benar.

2. Penalaran induktif (empiris).


Menarik simpulan dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus, semakin lama
dapat disusun pernyataan yang lebih umum dan bersifat fundamental.

 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti saya tahu. Bahasa Inggris science yang
semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu pengetahuan sosial (social science) dan
ilmu pengetahuan alam (natural science). Namun saat ini, kata science/sains dimaksudkan
sebagai ilmu pengetahuan alam.
IPA terdiri atas ilmu fisik dan ilmu hayati. Ilmu fisik antara lain fisika, kimia, astronomi,
geofisika. Sedangkan ilmu hayati antara lain biologi, zoologi, dan botani.
IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas, yakni
dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan seterusnya berkaitan antara cara yang satu dengan cara yang
lain.

 Terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Dengan rasionalisme dan empirisme yang dikembangkan, ilmu pengetahuan maju dengan
pesat, dimulai dengan revolusi ilmu pengetahuan (scientific revolution), berkembangnya ilmu
untuk kesejahteraan manusia (antologi), lahirnya ilmu terapan (applied science)
memungkinkan terjadinya revolusi teknologi (technological revolution), berlanjut dengan
revolusi industri (industrial revolution). Saat ini bioteknologi dan elektronika berkembang
dengan pesat.

 Ruang Lingkup IPA dan Pengembangannya


Landasan atau strata ilmu:
1. Hipotesis, strata ilmu yang paling rendah, merupakan dugaan atau prediksi yang diambil
berdasarkan pengetahuan atau teori yang sudah ada untuk menjawab masalah penelitian
yang sedang dilakukan.
2. Teori, strata yang lebih tinggi dari hipotesis. Teori merupakan landasan ilmu yang telah
teruji kebenarannya. Namun, teori masih mungkin untuk dikoreksi dengan teori baru yang
lebih tepat.
3. Hukum atau Dalil, merupakan strata ilmu yang paling tinggi. Hukum atau dalil berasal
dari teori yang telah diuji terus menerus dan diketahui tidak ditemukan adanya kesalahan.
Penggolongan IPA berdasarkan cara menganalisis suatu fenomena alam:
IPA klasik, bersifat tradisional berdasarkan pengalaman, kebiasaan atau naluri semata,
meskipun ada kreasi namun merupakan tiruandari keadaan alam sekitar.
IPA modern, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan
pembaruan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmuyang ada.

Klasifikasi IPA
Secara garis besar:
1. Ilmu Sosial Budaya, ilmu tentang tingkah laku manusia (humaniora).
2. Ilmu Pengetahuan Alam, ilmu yang mempelajari makhluk hidup (biologi, dll.) dan benda
mati (sains fisik: fisika, kimia, dll.).
Berdasarkan disiplin ilmu:
1. Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mempelajari tingkah laku manuisa (humaniora)
sebagai makhluk social.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), mempelajari tentang makhluk hidup (biologi) dan
benda mati (sains fisik).
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA), ilmu yang membahas tentang keberadaan
bumi sebagai salah satu bagian dari tata surya dan juga membahas tentang ruang angkasa
beserta benda-benda angkasa lainnya.
Matematika tidak termasuk kategori pembagian ilmu di atas, melainkan merupakan
penunjang pengembangan berbagai disiplin ilmu.

 Pemfokusan dan Pembentukan Multi Disiplin Ilmu


Pengembangan ilmu yang terus menerus dan begitu cepatnya menyebabkan klasifikasi ilmu
berkembang dan terfokus kearah disiplin yang lebih spesifik sehingga terbentuklah berbagai
subdisiplin ilmu. Selanjutnya subdisiplin masih berkembang lagi menjadi spesialisasi
tertentu.

Pengembangan ilmu juga berkembang kearah penggabungan ilmu.


Multidiplin ilmu, merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan lebih dari satu kelompokdisplin ilmu baik IPA maupun IPS.
Interdisiplin ilmu, merupakan ilmu pengetahuan yang cakupan pembahasannya
menggunakan satu kelompok disiplin ilmu saja

 Aplikasi IPA Baik secara Mono maupun Interdisiplin


Aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari cukup banyak, contohnya ilmu biologi menunjang
aplikasi biosintesis, walaupun aplikasi biosintesis ditunjang juga oleh bidang ilmu lain
misalnya ilmu kimia.

Teori Terbentuknya Alam Semesta


Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta untuk pengertian tentang ruang angkasa dan
benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia yang berakal budi dan menghuni alam semesta
selalu memiliki rasa ingin tahu untuk mencari penjelasan tentang berbagai hal termasuk alam
semesta, sehingga timbullah teori-teori tentang pembentukan alam semesta.
1. Teori Keadaan Tetap (steady-state Theory), berdasarkan prinsip kosmologi sempurna
menyatakan bahwa keberadaan alam semesta, di mana pun dan bilamana pun selalu sama.
2. Teori Ekspansi dan Kontraksi, berdasarkan pemotretan satelit bahwa semakin jauh jarak
galaksi terhadap bumi semakin cepat galaksi tersebut menjauhi bumi, maka teori ini
menyatakan bahwa alam semesta selalu berekspansi dan berkontraksi.

3. Teori ledakan besar (Big-bang Theory), berdasarkan asumsi adanya suatu massa yang sangat
besar dengan berat jenis yang juga sangat besar, maka teori ini menyatakan bahwa massa
tersebut meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti.

Planet-planet yang mengelilingi matahari


Sistem benda-benda langit yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusat disebut sistem tata surya.
Planet-planet yang mengelilingi matahari secara berurutan dari yang paling dekat ke matahari adalah:
- Merkurius
- Venus
- Bumi
- Mars
- Asteroida
- Yupiter
- Saturnus
- Uranus
- Neptunus
- Pluto

Bumi sebagai Planet


Sejarah Bumi berkaitan dengan perkembangan planet Bumi sejak terbentuk sampai sekarang.
Hampir semua cabang ilmu alam telah berkontribusi pada pemahaman peristiwa-peristiwa utama
di Bumi yang sudah lampau. Usia Bumi ditaksir sepertiganya usia alam semesta. Sejumlah
perubahan biologis dan geologis besar telah terjadi sepanjang rentang waktu tersebut.
Bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar (4,54×109) tahun yang lalu melalui akresi dari nebula
matahari. Pelepasan gas vulkanik diduga menciptakan atmosfer tua yang nyaris tidak beroksigen
dan beracun bagi manusia dan sebagian besar makhluk hidup masa kini. Sebagian besar
permukaan Bumi meleleh karena vulkanisme ekstrem dan sering bertabrakan dengan benda
angkasa lain. Sebuah tabrakan besar diduga menyebabkan kemiringan sumbu Bumi dan
menghasilkan Bulan. Seiring waktu, Bumi mendingin dan membentuk kerak padat dan
memungkinkan cairan tercipta di permukaannya. Bentuk kehidupan pertama muncul antara 2,8
dan 2,5 miliar tahun yang lalu. Kehidupan fotosintesis muncul sekitar 2 miliar tahun yang lalu,
nan memperkaya oksigen di atmosfer. Sebagian besar makhluk hidup masih berukuran kecil dan
mikroskopis, sampai akhirnya makhluk hidup multiseluler kompleks mulai lahir sekitar 580 juta
tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, Bumi mengalami diversifikasi filum besar-besaran
yang sangat cepat. Perubahan biologis dan geologis terus terjadi di planet ini sejak terbentuk.
Organisme terus berevolusi, berubah menjadi bentuk baru atau punah seiring perubahan Bumi.
Proses tektonik lempeng memainkan peran penting dalam pembentukan lautan dan benua di
Bumi, termasuk kehidupan di dalamnya. Biosfer memiliki dampak besar terhadap atmosfer dan
kondisi abiotik lainnya di planet ini, seperti pembentukan lapisan ozon, proliferasi oksigen, dan
penciptaan tanah.

Teori-teori penentuan umur lapisan bumi dan fosil:


Teori Sedimen
Usia bumi didasarkan pada perhitungan tebalnya lapisan sedimen yang membentuk batuan.
Ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk setiap tahun dibandingkan dengan tebal
batuan sedimen yang terdapat di bumi sekarang ini maka dapat dihitung umur lapisan tertua
kerak bumi. Menurut teori ini bumi berumur 500 juta tahun.

Teori Kadar Garam


Usia bumi didasarkan pada perhitungan kadar garam di laut. Pada awalnya air laut diduga tawar.
Akibat sirkulasi air di alam, maka air dari darat membawa garam-garam ke laut berlangsung
terus menerus. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam tiap tahun dibandingkan dengan kadar
garam saat ini maka diperhitungkan umur bumi adalah 1.000 juta tahun.

Teori Termal
Usia bumi didasarkan pada perhitungan suhu bumi. Diduga suhu bumi pada awalnya merupakan
batuan sangat panas yang lama kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu
bummi saat ini, maka diperhitungkan bumi berumur 20.000 juta tahun.

Teori Radioaktivitas
Usia bumi didasarkan pada perhitungan waktu peluruhan unsur-unsur radio.

Sumber: Dewiki, S., Hardini, SYPK 2010. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta. Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai