A. Pengertian Panahan
Panahan awalnya adalah alat berburu dan mempertahankan hidup. Kini,
panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.
Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan
anak panah. Bukti-bukti menunjukkan panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu.
Awalnya, panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata
dalam pertempuran dan kemudian jadi olahraga ketepatan.
B. Sejarah Panahan
Dari buku-buku melukiskan bahwa orang purbakala telah melakukan
panahan yaitu menggunakan busur dan panah untuk berburu dan untuk
mempertahankan hidup. Bahkan dari beberapa buku melukiskan bahwa lebih dari
100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal telah menggunakan busur dan panah.
Ahli-ahli purbakala dalam penggalian di Mesir juga telah menemukan tubuh
seorang prajurit Mesir Kuno yang menemui ajalnya karena ditembus anak panah.
Data menunjukkan bahwa kejadian itu terjadi kira-kira 2100 tahun
sebelum masehi. Dari beberapa buku juga mengemukan bahwa sampai kira-kira
tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah merupakan senjata utama setiap
negara dan bangsa untuk berperang.
Hingga kinipun masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur
dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka, seperti : suku-suku bangsa di
hutan-hutan daerah hulu sungai Amazone, suku-suku Veda di pedalaman
Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak
dan suku Kubu Dari buku-buku dan keterangan-keterangan yang diperoleh maka
terdapat dua kelompok ahli yang mengemukakan dua teori yang berbeda.
Yang pertama berpendapat bahwa panah dan busur mulai dipakai dalam
peradaban manusia sejak "era mesolitik" atau kira-kira antara 5000 - 7000 tahun
yang silam, sedang pendapat kedua percaya bahwa panahan lebih awal dari masa
itu, yaitu dalam "era paleolitik" antara 10.000 - 15.000 tahun yang lalu.
Terlepas dari mana yang benar, maka yang jelas bahwa sebelum panahan
menemui bentuknya sebagai olahraga seperti yang kita kenal saat ini, ternyata
telah melalui masa pertumbuhan yang panjang. Melalui peranan yang berbeda-
beda, mula-mula panahan dipergunakan orang sebagai alat untuk
mempertahankan diri dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk
mencari makan, atau untuk berburu, untuk senjata perang dan baru kemudian
berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.
Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas
prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu
cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga
menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk
berperang.
Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan
kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery
Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya
yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago.
Perkembangan Panahan di Indonesia sama halnya dengan sejarah panahan
di dunia, demikian pula tidak seorangpun yang dapat memastikan sejak kapan
manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya.
Tetapi apabila kita memperhatikan cerita-cerita wayang purwa misalnya, jelas
bahwa sejarah panah dan busur di Indonesiapun telah cukup panjang, dan tokoh-
tokoh pemanah seperti Arjuna, Sumantri, Ekalaya, Dipati Karno, Srikandi
demikian pula Dorna sebagai Coach panahan terkenal dalam cerita Mahabharata.
Kalau PON I kita pakai sebagai batasan waktu era kebangunan olahraga
Nasional, maka Panahan telah ikut ambil bagian dalam era kebangunan Olahraga
Nasional itu. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu
diperlombakan, walaupun secara resminya Persatuan Panahan Indonesia (Perpani)
baru terbentuk pada tanggal 12 Juli 1953 di Yogyakarta atas prakarsa Sri Paku
Alam VIII. Dan Kejuaraan Nasional yang pertama sebagai perlombaan yang
terorganisir, baru diselenggarakan para tahun 1959 di Surabaya.
Sri Paku Alam VIII selanjutnya menjabat sebagai Ketua Umum Perpani
hampir duapuluh empat tahun dari tahun 1953 sampai tahun 1977. Dengan
terbentuknya Organisasi Induk Perpani, maka langkah pertama yang dilakukan
adalah menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).
Organisasi Federasi Panahan Internasional yang berdiri sejak tahun 1931.
Indonesia diterima sebagai anggota FITA pada tahun 1959 pada konggresnya di
Oslo, Norwegia. Sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat, walaupun pada
tahun-tahun pertama kegiatan Panahan hanya terdapat di beberapa kota di pulau
Jawa saja. Kini boleh dikatakan bahwa hampir di setiap penjuru tanah air,
Panahan sudah mulai dikenal.
Dengan diterimanya sebagai anggota FITA pada tahun 1959, maka pada
waktu itu di Indonesia selain dikenal jenis Panahan tradisional dengan ciri-ciri
menembak dengan gaya duduk dan instinctive, maka dikenal pula jenis ronde
FITA yang merupakan jenis ronde Internasional, yang menggunakan alat-alat
bantuan luar negeri yang lebih modern dengan gaya menembak berdiri. Dan
dengan demikian terbuka pulalah kesempatan bagi pemanah Indonesia untuk
mengambil bagian dalam pertandingan-pertandingan Internasional.
Bersamaan dengan itu timbul masalah peralatan yang harus diatasi untuk
bisa mengambil bagian dalam pertandingan Internasional, pemanah kita harus
memiliki peralatan yang memadai, agar dapat berkompetisi dengan lawan-
lawannya secara berimbang. Kenyataannya alat-alat ini sangat mahal harganya
dan sulit di dapat. Hanya beberapa pemanah saja yang dapat membayar harga alat-
alat tersebut. Keadaan ini merupakan faktor penghambat bagi perkembangan
olahraga ini.
Untuk mengatasi masalah ini, pada tahun 1963 Perpani menciptakan
Ronde baru dengan nama Ronde Perpani. Pokok-pokok ketentuan pada perpani
pada dasarnya sama dengan ronde FITA, kecuali tentang peralatannya yang
dipakai dan jarak tembak disesuaikan dengan kemampuan peralatan yang dibuat
di dalam negeri. Mengenai peralatan Ronde Perpani ini ditetapkan bahwa hanya
busur dan panah yang dibuat dan dengan bahan dalam negeri yang boleh dipakai.
Dengan ketentuan tadi dua hal yang hendak dicapai, pertama untuk
pemasalan belum diperlukan peralatan yang mahal, yangg harus diimport, tetapi
cukup alat-alat yang bisa dibuat di Indonesia. Kedua, Ronde Perpani mempunyai
peranan untuk mempersiapkan pemanah-pemanah kita untuk bisa mengambil
bagian dalam pertandingan Internasional, tanpa menunggu tersedianya alat yang
harus dibeli dengan harga mahal.
Bagi mereka yang terbukti berhasil membuktikan kemampuannya melalui
ronde Perpani, diberi kesempatan memakai peralatan Internasional. Sedangkan
Ronde Tradisional dengan ciri-ciri dilakukan dengan gaya duduk dan instinctive,
sulit mengambil sumber pemanah langsung dari ronde Tradisional, karena
perbedaan-perbedaan yang sifatnya prinsipil tadi.
Kemudian dengan adanya tiga ronde panahan tersebut, Perpani mengatur
waktu untuk kejuaraan nasional sebagai berikut : Setiap tahun genap
diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional,
sedang pada tahun ganjil diselenggarakan Kejuaraan Nasional untuk ronde FITA.
Kebijaksanaan ini adalah dalam hubungannya dengan ketentuan dari FITA
yang menyelenggarakan Kejuaraan Dunia pada setiap tahun ganjil. Sehingga
Kejuaraan Nasional Ronde FITA tersebut dimaksudkan untuk persiapkan dan
memilih para pemanah Indonesia yang akan diterjunkan ke kejuaraan Dunia.
Sedangkan pada PON diperlombakan ketiga ronde sekaligus.
Sejak Konggres Perpani tahun 1981 bersamaan dengan PON X, pola
kebijaksanaan Perpani dirubah, yaitu bahwa Kejuaraan Nasional diselenggarakan
setiap tahun (kecuali tahun diselenggarakannya PON tidak ada Kejuaraan
Nasional) dan diperlombakan ketiga ronde Panahan sekaligus yaitu Ronde FITA,
Ronde Perpani dan Ronde Tradisional.
Perlu dikemukakan disini bahwa sebelum tahun 1959 yaitu tahun
diterimanya Perpani sebagai anggota FITA, pada PON - I tahun 1948 di Solo,
PON II/1951 di Jakarta, PON - III/1953 di Medan, PON - IV/1957 di Makasar,
panahan hanya memperlombakan Ronde Tradisional, yaitu ronde duduk, dengan
hanya satu jarak 30 meter, dengan 48 tambahan @ 4 anak panah dan dengan
sasaran bulatan dengan hanya dibagi tiga bagian saja.
Selanjutnya beberapa kejadian penting yang dapat dikemukakan mengenai
dunia Panahan Indonesia, antara lain :
1. Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
2. Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
3. Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta.
4. Asian Games IV di Jakarta, dimana regu Panahan Indonesia menduduki tempat
kedua di bawah Jepang.
5. Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
6. Genefo I di Jakarta, dimana regu Indonesia (Putera) menduduki tempat keempat
dan regu puterinya kedua.
7. Tahun 1964 : Perlawatan regu Nasional ke RRC dan Phlipina. Selama di RRC
pemanah-penahan pria kita dalam tiga pertandingan menduduki tempat teratas.
Sedangkan puteri kita masih harus mengakui keunggulan pemanah-pemanah
puteri RRC. Di Philipiina sebaliknya pemanah-pemanah tuan rumah, sedang
pemanah puteri kita unggul dari pemanah-pemanah Philipina.
8. Tahun 1965 : Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia, dimana regu puteri
Indonesia ketiga belas dan regu puteri kesembilan terbaik di dunia.
9. Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja. Regu putera menempati
urutan teratas, dan dua orang jago kita berhasil merebut medali emas dan perak
untuk kejuaraan perorangan. Regu puteri kita menduduki tempat kedua di bawah
RRC.
Untuk selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak
mengecewakan. Kejuaraan Nasional selalu diselenggarakan setiap tahun, yaitu
tahun genap untuk Ronde Perpani dan Ronde Tradisional, sedang pada tahun
ganjil untuk Ronde FITA (sejak tahun 1982 Kejuaraan Nasional diselenggarakan
setiap tahun untuk ketiga ronde Panahan yaitu Ronde FITA, Ronde Perpani dan
Ronde Tradisional sekaligus).
Demikian pula Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti kejuaraan-
kejuaraan Dunia, walaupun hasilnya masih di bawah pemanah-pemanah Asia
masih menempati urutan teratas. Juga pada pertandingan-pertandingan
Internasional lainnya seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting
Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut
mengambil bagian.
Demikialah perkembangan Panahan dan Perpani sampai saat ini, dimana
cabang Panahan termasuk di dalam cabang yang diprioritaskan, bahkan termasuk
cabang super-prioritas, di dalam persiapan menghadapi Asian Games XIII/1986 di
Seoul - Korea Selatan. Hal ini tentunya karena prestasi cabang Panahan yang telah
dicapai selama ini.
Perlu dicatat bahwa dalam forum Olympic Gamespun Panahan telah ikut
berbicara, walaupun pihak Pemerintah selalu mengirimkan pemanah-pemanah
kita dalam jumlah yang minim, yaitu satu putera dan satu puteri. Tetapi sejarah
telah mencatat bahwa pada Olympic Games tahun 1976 di Montreal - Kanada
pemanah puteri kita yaitu Leane Suniar berhasil menempati urutan kesembilan
dan pada Olympic Games Tahun 1988 di Seoul - Korea Selatan, pemanah team
puteri kita berhasil menempati urutan kedua dan pertama kalinya Indonesia
mendapat perak di arena yang bertaraf Internasional. Suatu prestasi yang sangat
membanggakan.
Posisi berdiri selebar bahu dengan badan tegak. rileks n nyaman. ada 3
macam posisi berdiri, yaitu open stance, square dan close stance. bagi pemula
sangat disarankan menggunakan square (sejajar). hal ini untuk membentuk tehnik
yang baik dan benar terlebih dahulu.
Pasang n kaitin nock ato nyit-nyit panah pada string bagian nocking point.
3. Posisi hock (jari penarik string)
Jari yang digunakan untuk menarik string adalah jari telunjuk, jari tengah
dan jari manis. posisi string pada jari ini adalah pada ruas pertama. pembagian
kekuatan tarikan pada jari telunjuk sebesar 15-20%, jari tengah 60-70% dan jari
manis 25-35%. nyit-nyit jangan dijepit oleh jari telunjuk maupun jari tengah. tetap
rileks selama melakukan tarikan.
Tumpuan /grip yang nyaman. terbagi menjadi 3 bagian, yaitu grip tinggi,
sedang dan rendah. masing-masing pemanah bisa menyesuaikan dengan style
masing-masing. tekanan pada grip terletak pada tapak tangan antara ibu jari dan
jari telunjuk. handle busur jangan digenggam, selalu gunakan sling untuk
melakukan tembakan.
6. Draw (tarikan)
7. Posisi angker
Posisi angker string lurus dari hidung, celah bibir atas dan bawah hingga
dagu masing-masing. bagian atas telunjuk kanan (hock) menyentuh pada bagian
dasar rahang kanan.
8. Bidikan
9. Release (melepaskan panah)
10. Gerak Lanjutan
Gerakan ini secara otomatis terjadi sesat setelah relesae. tapak tangan
kanan (jari-jarai hock) bergerak kebelakang sepanjang rahang hingga leher.
Napas
Untuk mendapatkan hasil tembakan yang baik, nafas tidak ditahan,
melainkan ditarik dan dihembuskan secara perlahan dan dinamis.
Bidik
Bidikan yang baik berkaitan dengan sikap tembak yang baik. Sikap
tembak yang baik adalah sikap tembak yang tidak dipaksakan/alami,
dimana untuk posisi badan, lebar kaki, angkatan tangan pada senjata dan
mata sesuai dan terarah alami menuju sasaran.
Tekan Picu
Tahap ini sering merusak tembakan, yakni perlakuan seorang petembak
pada picu/trigger senjata. Seringkali, perlakuan yang kasar petembak
terhadap picu (tarikan picu dihentak) yang disebut jerking mengakibatkan
seorang petembak kehilangan peluang mendapatkan tembakan yang
sempurna.
Untuk dapat menjadi seorang petembak yang baik tidak cukup hanya
didukung oleh fisik yang kuat dan senjata yang mahal. Dibutuhkan pula
olah rasa dalam pengendalian emosi untuk meningkatkan konsentrasi dan
teknik tembakan.
B. SEJARAH
National Rifle Association of United Kingdom (NRA) didirikan
pada tahun 1860. Lembaga ini mengumpulkan dana untuk pertemuan
senapan nasional tahunan "untuk mendorong Korps Sukarelawan
Sukarelawan dan mempromosikan Olah Raga Menembak ke seluruh
Inggris".
Untuk alasan yang sama, prihatin dengan keahlian menembak yang
buruk selama Perang Sipil Amerika, perwira veteran Union Kolonel
William C. Church dan Jenderal George Wingate membentuk National
Rifle Association of America pada tahun 1871 untuk tujuan
mempromosikan dan mendorong Olah Raga Menembak pada "ilmiah"
dasar. Pada tahun 1872, dengan bantuan keuangan dari negara bagian New
York, sebuah situs di Long Island, Creed Farm, dibeli untuk tujuan
membangun jajaran senapan. Dinamakan Creedmoor, rentang dibuka pada
tahun 1872, dan menjadi situs Pertandingan Nasional pertama sampai
politik New York memaksa NRA untuk memindahkan pertandingan ke
Sea Girt, New Jersey.
Popularitas Pertandingan Nasional segera memaksa acara
dipindahkan ke lokasi yang sekarang, jauh lebih besar: Camp Perry . Pada
tahun 1903, Kongres AS membentuk Dewan Nasional untuk Promosi
Praktek Senapan (NBPRP), sebuah dewan penasihat untuk Sekretaris
Angkatan Darat, dengan piagam yang hampir sama dengan NRA. NBPRP
(sekarang dikenal sebagai Program Senjata Sipil ) juga berpartisipasi
dalam Pertandingan Nasional di Camp Perry.
Pada tahun 1903, NRA mulai mendirikan klub senapan di semua
sekolah tinggi, universitas, dan akademi militer. Pada tahun 1906, program
pemuda berjalan lancar dengan lebih dari 200 anak laki-laki berlaga di
Pertandingan Nasional . Kini, lebih dari satu juta pemuda berpartisipasi
dalam acara olahraga menembak dan program afiliasi melalui kelompok-
kelompok seperti 4-H , Pramuka Amerika, Legiun Amerika, Jaycees AS,
NCAA, Liga Target Tanah Liat Sekolah Menengah Atas AS, Target Tanah
Liat Gramedia Program, Biro Penjaga Nasional, ROTC, dan JROTC .
Juara menembak asal Prancis dan pendiri Olimpiade modern,
Pierre de Coubertin, berpartisipasi dalam banyak kompetisi awal ini. Fakta
ini tentu saja berkontribusi pada dimasukkannya lima peristiwa
penembakan di Olimpiade 1896. Selama bertahun-tahun, berbagai
peristiwa telah diubah beberapa kali untuk mengimbangi standar teknologi
dan sosial. target yang sebelumnya menyerupai manusia atau hewan dalam
bentuk dan ukurannya kini berbentuk melingkar untuk menghindari
mengaitkan olahraga dengan segala bentuk kekerasan. Pada saat yang
sama, beberapa acara telah dibatalkan dan yang baru telah ditambahkan.
Olimpiade 2004 menampilkan tiga disiplin penembakan (rifle, pistol, dan
shotgun) di mana para atlet bertanding memperebutkan 51 medali dalam
10 cabang putra dan 7 cabang putri — sedikit lebih sedikit dari jadwal
Olimpiade sebelumnya.
Di Olimpiade, olahraga menembak selalu menikmati perbedaan
dalam pemberian medali pertama Olimpiade. Secara internasional,
Federasi Olahraga Penembakan Internasional (ISSF) memiliki pengawasan
terhadap semua peristiwa Olimpiade Menembak di seluruh dunia,
sementara Badan Pengatur Nasional (NGB) mengelola olahraga di
masing-masing negara.
Setelah menembak ditetapkan sebagai olahraga terorganisir di AS,
NRA adalah pilihan yang jelas untuk mengelola partisipasi Amerika
Serikat dalam pertandingan Olimpiade. NRA dengan patuh mengelola dan
secara internasional mendukung olahraga penembakan konvensional dan
konvensional (yaitu, Pertandingan Nasional ) selama lebih dari 100 tahun
hingga pembentukan USA Shooting .
B. SEJARAH
Olahraga bola tangan ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Yunani
Kuno sekitar abad ke 130 – 200 Masehi. Urania, adalah nama olahraga yang mirip
dengan bola tangan dan tentu saja peraturan serta cara bermainnya sedikit berbeda
dengan sekarang.
Pada abad ke 11 Masehi, permainan bola tangan berkembang hingga ke
negara Jerman yang dipopulerkan oleh seorang pria bernama Walther Von Der
Vgelweide dengan nama yang berbeda, yaitu fangballspiel atau jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia permainan tangkap bola yang terdiri dari 11 pemain.
Bola tangan kemudian mengalami penyebaran yang sangat cepat sampai
ke beberapa negara yang ada di benua Eropa dan Amerika, yaitu pada abad ke 14
Masehi, olahraga ini telah dimainkan di Denmark dan Perancis. Serta penduduk
asli Amerika yang disebut suku Eskimo telah memainkan ini pada abad 17
Masehi.
Sekitar abad ke 19 Masehi, bola tangan mulai mengalami beberapa
perubahan peraturan dengan 7 orang pemain dan dikenal dengan bola tangan
lapangan. Tokoh – tokoh yang mengembangkan olahraga ini adalah seorang pria
asal Jerman yang bernama Hirschman dan Dr. Karl Schelenz. Mereka berdua
dikenal sebagai penemu dari bola tangan lapangan modern.
Bola tangan kemudian semakin popular dan menyebar hingga seluruh
dunia, banyak kompetisi – kompetisi telah diselenggarakan. Hingga pada
akhirnya, dibentuklah IHF (International Handball Federation) pada tahun 1946
dan mengadakan kejuaraan dunia bola tangan pada tahun 1954. IHF telah tercatat
memiliki kurang lebih 160 negara sebagai anggota.
C. TEKNIK DASAR
Teknik ini sangat berpengaruh bagi tim, karena dengan shooting yang keras dan
akurat, akan bisa mencetak sebuah gol dan menghasilkan suatu kemenangan.
Shooting biasa dilakukan oleh pemain yang memiliki lemparan yang kuat dan
diletakkan diposisi depan. Ada beberapa macam shooting, yaitu:
Tembakan melompat / Jump shot, Teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan dribbling terlebih dahulu lalu melakukan lompatan sebelum
menembak ke gawang lawan.
Tembakan berdiri / Standing throw shot, teknik ini dilakukan dengan
cara melakukan dribbling terlebih dahulu lalu menembak bola sekeras –
kerasnya.
The fall shot, Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan dribbling
terlebih dahulu yang kemudian menjatuhkan badan ke depan sambil menembak
bola dengan posisi akhir dengan badan terlentang.
Tembakan menyamping / Side shot, Teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan dribbling terlebih dahulu, lalu menembak bola dengan keras dengan
posisi tubuh sedikit menyamping ke kanan jika anda seorang pengguna tangan
kanan.
The dive shot, Teknik ini dilakukan dengan cara membelakangi gawang
terlebih dahulu lalu lakukan lompatan sambil menembak kea rah gawang dengan
kuat.
Tembakan membalik / Reverse shot, teknik ini dilakukan dengan cara
membelakangi arah tembakan lalu memegang bola dengan kedua tangan,
dimana posisi tangan kiri berada di bawah bola (jika anda seorang pengguna
tangan kanan), balekkan tubuh sambil menembak bola.
Tembakan melayang / Flying shot, teknik ini dilakukan dengan cara
melakukan tembakan sambil melompat menggunakan kaki kiri.
Jika anda tidak ahli dalam menembak ataupun mendribbling bola, maka akan
tertutupi jika anda mahir dalam mengumpan bola. Teknik ini sangat – sangat
berperan penting dalam tim, mengapa demikian? Karena seorang pemain bisa
mencetak gol karena umpan – umpan indah dari teman. Berikut ini 2 teknik dalam
mengumpan dalam berbagai situasi dan kondisi:
Mengumpan dengan satu tangan, cara ini digunakan untuk mengumpan
teman jika jaraknya jauh dari anda.
Mengumpan dengan dua tangan, cara ini digunakan untuk mengumpan
teman jika jaraknya dekat dari anda.
Dalam olahraga bola tangan, teknik ini sangat diperlukan agar bisa menerima
umpan – umpan dan tembakan dari lawan. Teknik ini tidak terlalu sulit dan juga
tidak gampang, butuh latihan yang banyak agar bisa menguasainya. Anda harus
tau bagaimana cara menangkap bola yang datang dengan keras, bola tinggi, bola
rendah, serta bola yang sedang menggelinding. Insting anda sangat diperlukan
dalam memprediksi kapan bola harus ditangkap.
D. PERATURAN
1. Ukuran Lapangan
Dalam olahraga bola tangan, dalam satu pertandingan terdiri dari 2 babak, yang
masing – masing babak berdurasi untuk putra 35 menit dan putri 30 menit.
4. Jumlah Pemain
Terdiri dari dua regu yang saling berlawan dalam satu lapangan. Setiap regu
terdiri dari 14 – 16 pemain dengan 7 pemain inti dan sisanya cadangan.
5. Jumlah Wasit
Jumlah wasit dalam pertandingan bola tangan resmi terdiri dari 2 wasit yang
memiliki tugas yang sama dengan dibantu oleh seorang pencatat waktu dan
pencatat skor.
6. Pelanggaran
Sebuah pelanggaran akan terjadi jika:
Mendribbling bola lebih dari tiga langkah.
Memegang sebuah bola lebih dari tiga detik.
Melempar bola dan menangkapnya kembali sebelum ada sentuhan dari
lawan atau teman.
Tampak sengaja melempar bola kelawan dengan keras.
Memasuki daerah kiper.
Melakukan hal – hal yang berbau kekerasan kepada lawan.
E. MANFAAT
1. Menambah Kesehatan Fisik
Dalam olahraga bola tangan, anda diwajibkan berjalan serta berlari untuk
menggiring bola supaya dapat mempertahankan dan mencetak skor kegawang
musuh. Aktifitas ini dapat menambah stamina.
Sumber Referensi :
-https://www-gudangilmu.blogspot.com/2015/03/a_6.html
-https://berkahkhair.com/teknik-memanah/
-https://aturanpermainan.blogspot.com/2019/02/teknik-dasar-olahraga-
menembak-bagi-pemula.html
-https://independensi.com/2017/08/21/kejuaraan-menembak-piala-kasad-resmi-
digelar/
-https://www.materiolahraga.com/2018/05/pengertian-sejarah-teknik-peraturan-
manfaat-bola-tangan.html