Pengawas Lingkungan Hidup
Pengawas Lingkungan Hidup
DI SUMATERA UTARA
bahwa seluruh sumberdaya organisasi digunakan dengan cara yang paling efektif dan
Dari pemahaman atas definisi tersebut terlihat secara jelas tujuan dari
pengawasan dan hakekat pengawasan sebagai sebuah proses yang terdiri atas tahapan
kegiatan yang saling terkait. Dikaitkan dengan otonomi daerah, pengawasan atas
menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan
Hidup.
kegiatan atas ketentuan yang ditetapkan dalam izin lingkungan dan peraturan
langsung atau tidak langsung oleh Pegawai Negeri yang mendapat surat tugas untuk
(PPLH) di pusat atau daerah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memeriksa dan
pengawasan saja, namun dituntut untuk lebih dari itu, antara lain memberikan
18
Hamrat Hamid dan Bambang Pramudyanto. Pengawasan Industri Dalam Pengendalian
Pencemaran Lingkungan, Edisi I, Granit, Jakarta, 2007, hal. 21-22
dalam rangka penegakan hukum lingkungan. Hal penting yang perlu diperhatikan
oleh para PPLH/PPLHD adalah menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tidak
terjadi karena wewenang dan peranan yang cukup luas menjadikan kedudukannya
sangat strategis dan sangat penting dalam proses penegakan hukum lingkungan.
Tipe Pengawasan19
tersebut. Terdapat 2 (dua) tipe pengawasan terhadap suatu kegiatan dan/atau usaha,
yaitu pengawasan yang bersifat rutin dan pengawasan mendadak atau sering dikenal
dengan Sidak. Pengawasan rutin dilakukan secara kontinyu dengan interval waktu
tertentu atau berkala (misal: dilakukan setiap satu bulan sekali pada akhir bulan),
kondisi kegiatan dan/atau usaha yang sudah stabil, sedangkan Sidak dilakukan pada
kegiatan dan/atau usaha yang sedang bermasalah (ada kasus lingkungan). Sidak dapat
19
Ibid, hal. 29-30
pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak penanggung jawab usaha atau kegiatan.
Pengawasan juga dapat digolongkan menjadi 2 (dua) tipe yang lain, yaitu
pengawasan oleh pihak penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan sendiri (self
monitoring) dan pengawasan yang dilakukan oleh pihak lain, misalnya oleh
pemerintah atau Lembaga Sawadaya Masyarakat. Self monitoring bersifat rutin dan
dilakukan untuk memenuhi persyaratan izin atau peraturan yang ada. Pengawasan
jenis ini memerlukan kejujuran dari pihak penanggung jawab usaha dan/atau
rutin atau berkala dan bersifat sesaat, karena terbatasnya dana dan tenaga. Tujuannya
adalah sebagai cross check atas hasil pengawasan yang telah dilakukan oleh pihak
Pengawasan yang bersifat cross check ini lebih baik dilakukan secara mendadak
20
Ibid, hal 34-38
inspektur ini juga dapat melakukan penyidikan dan memberikan sanksi administrasi
menunjukkan sikap ingin menguasai atau sombong apalagi selalu berkeinginan untuk
berkolusi. Seseorang PPLH harus dapat mencari atau mengumpulkan informasi dan
dalam proses peradilan untuk menjelaskan data maupun fakta yang sebenarnya.
pemerintah pada saat melakukan inspeksi atau investigasi terhadap usaha dan/atau
memelihara ketelitian, kode etik (sumpah pegawai negeri) dan jaminan kualitas hasil
pengawasan.
PPLH dapat memberikan data kepada para Penyidik baik PPNS Lingkungan
lingkungan hidup. Data dan fakta yang dikumpulkan oleh PPLH juga dapat
3. Sebagai Saksi
Kesaksian yang diberikan harus apa adanya tidak boleh direkayasa. Pada proses
dalam memberikan kesaksian ada tanggung jawab yang lebih besar, yaitu kepada
Tuhan Yang Maha Esa atau Allah SWT. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup harus
berani memberikan kesaksian berdasarkan data dan fakta yang ada tanpa merasa takut
4. Sebagai Ahli
perminyakan pada proses penegakan hukum lingkungan untuk kasus lingkungan yang
sudah dianggap sah, mengingat tingkat kesibukan PPLH yang mempunyai keahlian
tertentu tersebut sangat tinggi dan sulit mencocokkan waktunya dengan jadwal
persidangan.
ahli dalam proses penegakan hukum administrasi maupun penegakan hukum perdata
“Saksi Ahli” dalam sub judul diatas sengaja ditempatkan diantara tanda petik
ketentuan Hukum Acara Pidana yang terdapat dalam berbagai undang-undang lainya,
tidak mengenal istilah “saksi ahli “ Istilah saksi ahli menjadi sangat populer karana
sampai kepada peradilan. Hukum Acara Pidana Indonesia hanya mengenal: saksi,
adalah untuk klarifikasi data dan fakta serta untuk mendapatkan alat-alat bukti yang
atau kejahatan tersebut dan apa motif prilaku melakukan pelanggaran atau kejahatan
diperlukan dan menentukan tindak lanjut penaatan dan penegakan hukum yang akan
ditempuh oleh pemeriksa/PPLH. Tindak lanjut penyelesaian perkara yang adil, arif
kerugian atau melalui pengadilan perkara pidana dalam bentuk dakwaan dan tuntutan
bukti yang relevan dan kuat sebanyak mungkin. Menurut KUHAP Pasal 184, alat
a. keterangan saksi;
b. keterangan ahli;
c. surat;
d. petunjuk dan
e. keterangan terdakwa.
b. Pendapat yang dijelaskan oleh pemeriksa/PPLH dan orang lain di depan sidang
guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana
Keterangan saksi adalah satu alat bukti berupa keterangan dari saksi mengenai
suatu peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, lihat sendiri dan alami sendiri dengan
Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara
Apakah seorang PPLH akan berperan sebagai saksi atau ahli, tergantung
yaitu apakah seorang PPLH diperiksa sebagai saksi atau sebagai ahli oleh penyidik.
ahli, pemeriksaan saksi tidak perlu disumpah terlebih dahulu, sedangkan pemeriksaan
ahli, sebelum diperiksa, ahli tersebut harus mengucapkan sumpah terlebih dahulu,
menyatakan bahwa semua keterangan yang akan diberikannya tersebut adalah benar
dibawah sumpah di depan sidang pengadilan tentang peristiwa yang ia dengar sendiri,
yang ia lihat sendiri dan yang ia alami sendiri. Seorang saksi (PPLH) yang
rekaaan dan juga tidak diperkenankan menerangkan suatu peristiwa yang ia dengar
dari orang lain (testimonium de auditu). Sedangkan tugas utama dari seorang ahli
keahlian yang diterangkannya itu adalah mengenai peristiwa yang ia lihat sendiri, ia
dengar sendiri atau ia alami sendiri. Ia dapat memberikan keterangan ahli mengacu
tersebut. Hal ini dapat dipergunakan untuk perbaikan proses penegakan hukum
teknis sesuai dengan keahliannya dan pengalaman yang dimilikinya, baik pembina
penting yang perlu diperhatikan, PPLH sebaiknya tidak memberikan saran teknis
air limbah bagi pabrik yang sedang dalam pengawasannya, walaupun secara teknis
dia mampu dalam bidang ini. Hal ini dikarenakan akan terjadi konflik kepentingan
dan dapat menjadi bumerang bagi PPLH yang bersangkutan. PPLH yang berfungsi
sebagai konsultan pengolahan air limbah atau konsultan AMDAL akan membuka
apabila PPLH tersebut ahli di bidang teknologi pengolahan pulp dan kertas, maka
dapat diminta masukannya pada saat instansi yang bersangkutan akan mengeluarkan
Daerah
Lingkungan.
e. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 57 Tahun 2002 tentang Tata
sebanyak 42 orang, namun dalam rangka pembinaan karier dan perpindahan tempat
tugas, maka Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup dirasa masih sangat kurang,
Provinsi Sumatera Utara dan Kab./Kota dapat dilihat pada tabel berikut:
1. Dokumen Lingkungan
2. Izin HO;
lain-lain.
Utara
Bertitik tolak dari dan dalam kerangka penaatan dan penegakan hukum
lingkungan sebagai alasan untuk penjatuhan sanksi dalam kasus lingkungan, maka
reaksi sebagai pelanggaran norma hukum administrasi. Ciri khas penegakan hukum
bahwa “instrumen penegakan hukum administrasi meliputi dua hal yaitu pengawasan
21
Haan, P. De., (et.al), Bestuursrecht in Sociale Rechtstaat, deel 2 Bestuurshandelingen en
waarborgen, Kluwer Deventer, 1986, hal. 91-92.
22
J.B.J.M ten Berge, Course Book, Recent Development in General Administrative Law in The
Neteherlands, Utrecht, 1994 hal. 21.
kewenangan:
a. melakukan pemantauan;
b. meminta keterangan;
e. memotret;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
Adapun tugas dan fungsi BLHSU sesuai dengan Perda Provinsi Sumatera
2. Fungsi :
lingkungan hidup;
khususnya di Sumatera Utara, BLHSU sebagai salah satu instansi pemerintah yang
berfungsi membantu dan mencari alternatif pemecahan masalah yang dihadapi daerah
pengadilan atau melalui pengadilan, dan tindakan pidana lingkungan bagi perusak
dan/atau pencemar lingkungan baik yang dilakukan dengan sengaja atau kelalaian.
dan standar operasional prosedur (SOP) penegakan hukum lingkungan, disusun atas
Dengan adanya sistem dan standar operasional prosedur ini, penegakan hak
masyarakat baik untuk memperoleh hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,
efektif.
pemikiran proses penegakan hukum lingkungan pra dan pasca konflik sesuai dengan
Skema 1: Pemikiran Proses Penegakan Hukum Lingkungan Pra dan Pasca Konflik
Pra Konflik
- Izin
- Wasdal
- (Dsr : UU/PP/Kepres/Kepmen)
Tidak
Konflik Selesai
ada
ya
Verfikasi Bapedalda
Hentikan pencemaran/perusakan LH
ya
sebagaimana dianut UUPPLH. Hal ini juga sesuai dengan penjelasan mantan Kepala
BLHSU Prof. H. Syamsul Arifin, SH. MH, bahwa “penegakan hukum administrasi
dan pengendalian dampak lingkungan yang dilakukan oleh BLHSU sebagai aparat
23
Mantan Kepala BLHSU, Prof. H. Syamsul Arifin, SH.MH. (kutipan hasil wawancara. tanggal
3 Mei 2005).
Beroperasinya
Perusahaan
MENCABUT
IZIN USAHA WAJIB Paksaan Pemerintah (Mencegah,
AUDIT LH Mengakhiri Pelanggaran, Serta
Menanggulangi Akibat Yg Ditimbulkan,
Melakukan Penyelamatan,
Penanggulangan & Pemulihan)
SUMBER KASUS
MEDIA Penga- Temuan Lapo- SEKRETARIS
duan Lapa- ran
BADAN
MASSA masya- ngan Kab/
rakat Kota
RAPAT
KOORDINASI/ - Pembinaan.
Laporan hasil Bid.Terkait/
- Sanksi
PEMBAHASAN peninjauan lapangan PPLHD
Administrasi
KASUS : dan saran tindak - Proses PPNS
- Subbid lanjut. Pidana
Penegakan
Hukum
- PPNS/PPLHD
- Bidang Terkait
- Staf Ahli/Tenaga
Teknis
Sumber : BLHSU
menuju laporan hasil peninjauan lapangan dan saran tindak lanjut dibuat dengan garis
SUMBER KASUS
SEKRETARIS
MEDIA Penga- Temuan Lapo- BADAN
duan Lapa- ran
MASSA masya- ngan Kab/
rakat Kota
- Koordinasi dengan
PRENINJAUAN
SUBBID Instansi Teknis
LAPANGAN :
PENEGAKAN dan Kab/Kota.
- PPNS/PPLHD
HUKUM - Klarifikasi kepada
- Bidang Terkait
sumber kasus.
- Staf Ahli Tenaga
- Analisis teknis
Teknis
sesuai fungsi
- Subbag Hukum/Set
- Saran/Pendapat masing-masing.
- Usulan nama-nama
petugas lapangan.
RAPAT
KOORDINASI/
Laporan hasil - Pembinaan. Bid.Terkait/
PEMBAHASAN peninjauan lapangan - Sanksi PPLHD
KASUS : dan saran tindak Administrasi
lanjut. - Proses PPNS
- Subbid
Penegakan Pidana
Hukum
- PPNS/PPLHD
- Bidang Terkait
- Staf Ahli/Tenaga
Teknis
perusakan lingkungan hidup di daerah Sumatera Utara telah diatur dalam Keputusan
hidup.
Negara Lingkungan Hidup Nomor 19 Tahun 2004, tanggal 29 Januari 2004 tentang
Hidup.
dari bidang hukum, bidang teknis, tenaga ahli dan PPNS-LH serta PPLHD. Dalam
berikut :
verifikasi.
1. Verifikasi dapat dilakukan melalui surat, telepon atau alat komunikasi lainnya,
atau melakukan pengecekan dan penelitian lokasi yang diduga telah terjadi
terkait;
3. Tim verifikasi beranggotakan bidang teknis atau PPLHD, sekretariat kasus serta
4. Meneliti perkiraan jenis dan besarnya kerugian yang timbul terhadap masyarakat
Pihak pengadu dan pihak yang diadukan dapat mendampingi tim verifikasi
pada saat tim tersebut menjalankan tugasnya, apabila diperlukan. Juga dapat
mengakibatkan kerugian;
diteruskan kepada instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang
bersangkutan;
hukum pidana oleh Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau
diatur mengenai:
hidup bersifat terbuka sepanjang menurut sifat dan tujuannya memang terbuka untuk
pengawasan dan pengendalian terhadap kegiatan dan/atau usaha yang telah dikenakan
penegakan hukum lainnya. Hal ini menurut Kepala Bapedaldasu (sekarang BLHSU)
Pada tahun 2004 s/d 2009 kasus-kasus yang ditangani oleh BLHSU sebanyak
15 kasus, dan telah dijatuhkan sanksi administrasi berupa teguran tertulis dengan
kegiatan sebanyak 7 perusahaan. Hal ini sebagaimana tercantum dalam tabel berikut
ini:
24
Ibid.
25
Ibid.
Besarnya
Nama Kasus Langkah tindak lanjut yang tuntutan
No. Lokasi Uraian Kasus Keterangan
Lingkungan telah dilakukan ganti
kerugian
1 2 3 4 5 6 7
1. Pencemaran Daerah - Diduga PKS Telah dilakukan Verifikasi Dalam proses
Sungai Bilah Aliran PT. Siringo- Lapangan dan sudah pembinaan
diduga berasal Sungai ringo disampaikan Surat Tegoran I dan
dari limbah Bilah membuang No. 820.A/BPDL-SU/S/2004 pengawasan
PT. Siringo- Kab.L,Batu limbah cair tanggal 29-10-2004 untuk Bapedaldasu
ringo langsung ke kesediaan pihak Perusahaan
Sungai Bilah. memperbaiki IPALnya dalam
- Air Sungai waktu 3 bulan sebagaimana
Bilah yang tercantum dalam Surat
digunakan Tegoran.
masyarakat
untuk kegiatan
mandi, cuci
dan kakus
mengakibatkan
timbulnya
penyakit gatal-
gatal yang
diduga berasal
dari buangan
limbah cair
PKS. PT.
Siringo-ringo.
10. Kegiatan Kec. Berdasarkan Surat Telah dilakukan Verifikasi Dalam proses
Penambangan Batangtoru Kadis Lapangan dan sudah pembinaan
Emas oleh PT. Kab. Tapsel. Pertambangan dan dilakukan pengambilan dan
Newmont Energi Propsu No. sampel di lokasi pengawasan
Horas Nauli. 540/665/DP- penambangan pada 5 (lima) Bapedaldasu
E/2004 tanggal 13 titik yaitu :
Juli 2004 meminta Anak Sungai di Hulu
Bapedaldasu turut tumpahan lumpor bor
menyaksikan Anak Sungai di Hilir
penggambilan tumpahan lumpur bor
sampel limbah Aek Pahu setelah anak
khususnya PT. sungai
Newmont Horas Aek Pahu (Sungai Aek
Nauli dan Pahu)
mengirimkannya Aek Pahu setelah
ke Pusarpedal di bercampur dengan
Serpong, Menurut hasil analisis
Laboratorium ketiga Laboratorium
Corelab Indonesia, yang ditunjuk bahwa
dan PT. ALS kandungan Sianida (Cu)
Bogor. pada limbah PT.
Hewmonth Horas Nauli
masih dibawah Baku
Mutu Limbah domestik
masyarakat Batang Toru.
Sesuai dengan Tabel 2 di atas, bahwa sanksi administrasi yang dilakukan oleh
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara berupa teguran tertulis disertai
kategori menengah. Hal ini sesuai dengan penjelasan responden penulis yaitu PPNS-
harus berlandaskan kepada asas-asas pemerintahan yang baik dan mengacu kepada
menetapkan bahwa:
(1) Pejabat pengawas lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat
(3) berwenang:
b. meminta keterangan;
e. memotret;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
26
PPNS-LH/ PPLHD BLHSU (kutipan wawancara 11 Mei 2005).
kepada konsep kebijakan berupa pembinaan. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang
disampaikan oleh Kasubbid Evaluasi dan Program BLHSU, sebagai berikut “bahwa
BLHSU sebagai salah satu Unit Kerja di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera
administrasi. Hal ini sesuai dengan sifat kelembagaan BLHSU sebagai aparat
UUPLH, dimana aspek hukum pidana baru diberlakukan apabila sanksi administrasi
kewenangan:
a. Teguran tertulis;
b. Paksaan pemerintah;
27
Ibid.
28
Mantan Kasubid Evaluasi dan Program BLHSU, Dra. Nasri Yetti N., (kutipan wawancara
tanggal 17 Mei 2005).
Dan sejak tahun 2008 hingga saat ini peranan PPLHD Provinsi Sumatera
Utara sendiri belum berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh UUPPLH. Hal ini
dapat dilihat dari tidak adanya laporan pengawasan secara reguler yang
menjadi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dimana aturan tentang tata cara
3. Kegiatan Pra-Pengawasan
matang, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan kegiatan di lapangan agar dapat
memperoleh data dan informasi yang diperlukan dengan keterbatasan waktu yang
tersedia. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pejabat pengawas sebelum
dapat berupa dokumen dan rekaman gambar, terutama terkait dengan kegiatan
pencemaran. Kaji ulang informasi usaha dan/atau kegiatan yang akan diawasi
efektifitas dari kegiatan pengawasan yang akan dilakukan. Hasil kajian ini akan
pengendalian pencemaran air dari usaha dan/atau kegiatan yang diawasi. Bahan-
pengawasan ini sebagian besar merupakan jenis data sekunder yang diperoleh dari
i. Sumber Bahan
Bahan-bahan tentang pelaksanaan pengendalian pencemaran dapat diperoleh
1). Perusahaan.
3). Masyarakat.
6) Data penaatan terkait dengan kegiatan unit penegakan hukum, jika ada.
setempat.
dan pengendalian pencemaran air, serta perizinan lingkungan yang berkaitan dengan
berikut:
pengendalian pencemaran harus dipahami oleh PPLH dan PPLHD sehingga dapat
menetapkan peraturan, baku mutu, dan persyaratan yang menjadi acuan atas
penetapan ketaatan maupun ketidaktaatan suatu usaha dan/atau kegiatan yang diawasi
informasi atau data yang diharapkan dapat diperoleh dari pertanyaan tersebut.
penandaan pada pilihan jawaban yang telah tersedia, sehingga PPLH/PPLHD dapat
memberikan tanda tertentu pada pilihan jawaban yang tersedia dan bersesuaian
dengan jawaban dari sumber informasi yang ada di lapangan pada saat pelaksanaan
yang bersifat narasi oleh sumber informasi di lapangan pada saat pengawasan. Dalam
lapangan dan Berita Acara Pengawasan. Untuk program tertentu seperti PROPER,
formulir pengawasan dan Berita Acara Pengawasan telah disiapkan secara seragam.
membuat daftar pertanyaan yang secara spesifik perlu dicari jawabannya di lapangan.
pengawasan tersebut harus diserahkan kepada atasan untuk disetujui paling lambat
Beberapa hal yang wajib tercantum dan dijelaskan dalam rencana kerja
6. Koordinasi
setempat, laboratorium maupun kepada usaha dan/atau kegiatan yang akan diawasi.
Dalam pelaksanaan koordinasi, beberapa butir penting di dalam tabel berikut perlu
keperluan dan penelaahan kondisi penaatan yang telah dipelajari dari sumber dan
jenis informasi tersebut di atas. Namun tidak menutup kemungkinan adanya kejadian
yang tidak diprediksi terjadi di lapangan dan memerlukan peralatan tertentu yang
informasi dan dokumen-dokumen yang telah dipelajari dan daftar peralatan yang
dikalibrasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Demikian juga untuk tanda pengenal
PPLH/PPLHD perlu dicek masa berlakunya, apakah masih berlaku atau sudah
kadaluwarsa.
tim pengawas.
berita acara penolakan tersebut diusahakan dapat merekam suara pada saat
Tahapan pada huruf 2 dan 3 tersebut selain digunakan sebagai bukti kepada
atasan bahwa PPLH/PPLD telah sampai di lokasi pengawasan tetapi juga sebagai
9. Pertemuan Pembukaan.
fasilitas proses produksi, pengendalian pencemaran air dan pengambilan contoh uji
limbah. Penjelasan ruang lingkup dan agenda pengawasan ini diperlukan untuk
memudahkan koordinasi dengan petugas pendamping dan situasi nyata yang ada di
apabila keberatan tersebut tidak dapat diterima oleh tim pengawas maka tim
untuk menjelaskan alasan keberatannya secara tertulis atau dibuat Berita Acara
Namun demikian tim pengawas yang memutuskan unit/lokasi yang akan diperiksa
sistem pengendalian pencemaran air serta memperoleh data terkait dengan hal
tersebut, maka tim pengawas wajib melakukan telaahan (review) terlebih dahulu
terhadap penjelasan dan data tersebut. Hasil review ini dapat mempengaruhi strategi
pengawasan lapangan, seperti penetapan lokasi/unit mana terlebih dahulu yang akan
Penjelasan atau data perlu ditelaah (review) dan pada umumnya potensial
1). Data kapasitas produksi (riil) satu tahun terakhir: adanya perubahan secara
penggunaan teknologi baru atau perubahan teknologi yang telah ada, perubahan
proses produksi, perubahan bahan baku atau bahan penolong yang significant
air: terkait dengan beban pencemaran, kualitas air limbah dan debit yang
kegiatan pembuangan air limbah atau pemanfaatan air limbah untuk land
application.
a). Pembuangan air limbah: kualitas dan kuantitas air limbah, data produksi dan
b). Pemanfaatan air limbah: kualitas air limbah, kualitas air tanah dan kualitas
tanah.
Data tersebut perlu ditelaah (review) untuk mengetahui tingkat ketaatan yang
5). Data penerapan minimisasi limbah (3R) dan mekanisme proaktif pengendalian
menerapkan minimisasi limbah, efisiensi sumber daya air dan sejenisnya, maka
tim pengawas perlu menelaah secara teliti data yang terkait dengan kegiatan
bypass.
perbaikan/pemulihannya.
7). Dokumen laporan upaya pemulihan kualitas lingkungan: apabila ada sejarah
dan/atau kegiatan.
kegiatan kunci dalam pengendalian pencemaran air. Untuk itu, beberapa hal penting
produksi utama, pabrik pendukung dan kegiatan utilitas seperti air blowdowm
steam boiler, power boiler, boiler oil thermal heater (OTH), oil catcher pada
genset, cogen, power plant, tungku pembakaran, air limbah dari wet scrubber,
stock pile batubara, regenerasi resin pada water treatment plant, pencucian
utilitas. Tim pengawas harus melakukan beberapa langkah berikut pada kondisi
yang bersesuaian:
− Jika menemukan pintu air pada saluran, periksa dari mana dan kemana arah
− Ada atau tidaknya potensi saluran-saluran lain yang berasal dari proses
− Jika ditemukan aliran pada saluran dari proses produksi yang tidak menuju ke
IPAL atau menuju ke sungai maka saluran tersebut disebut saluran by pass.
e). Apabila penutupan saluran by pass secara permanen tidak dapat dilakukan
3) Pemeriksaan tersedianya alat pencatat debit (flowmeter) dan pencatatan debit air
limbah pada saat pengawasan. Jika tidak tersedia alat pencatat debit maka tim
T=Px t
Q = 0.85 x T x A A=Dx L
pengelolaan air limbah akan disesuaikan dengan karakteristik air limbah yang
dihasilkan. Sebagai contoh: untuk industri logam pengolahaan air limbah hanya
menggunakan proses fisik dan kimia, air limbah kelapa sawit hanya
menggunakan proses fisik dan biologi seperti kolam oksidasi, industri tekstil dan
kertas pada umumnya menggunakan proses fisik, kimia dan biologi, sedangkan
garis besar, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan terhadap
1). Pre-treatment
Merupakan awal dari proses pengolahan air limbah yang meliputi sistem
a). Proses fisika, seperti : pengendapan secara grafitasi atau dengan bantuan
pendinginan (cooling)
(1) Netraliasi, misalnya dengan pemakaian bahan kimia : H2SO4, NaOH, HCl,
Kapur.
(2) Koagulasi dan flokulasi, misalnya dengan pemakaian bahan kimia tawas
sulfat.
solids) yang angkanya akan berbeda pada setiap jenis pengolahan secara
biologi, yaitu berkisar antara 1500 – 6000 ppm. Sedangkan pada proses
metan (CH4).
tertentu, misalnya untuk daur ulang air limbah. Bentuk tertiary treatment
antara lain: sand filter, carbon filter, ion exchange, membran, desinfeksi, dan
proses fisika tidak ada penambahan bahan kimia, proses ini hanya perlu
pada bar screen dan suhu air limbah tidak lebih dari 40oC.
jelas terpisah dengan air yang sudah bening. Untuk mengetahui proses
kimia dalam satu hari dan ketersediaan stock bahan kimia yang ada, karena
sering kali proses ini tidak dioperasikan jika tidak sedang dilakukan
pengawasan.
Proses biologi aerobic berjalan dengan baik jika di dalam bak lumpur aktif
coklat tua serta tidak berbau, karena bau seperti telur busuk menunjukkan
adanya gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang dihasilkan oleh permukaan zat-zat
dikatakan berjalan dengan baik jika dihasilkan gas metan (CH4) dan terdapat
1). Apakah melakukan pengelolaan air limbah sehingga mutu air limbah
ditetapkan?
3). Apakah sudah memasang alat ukur debit (flowmeter) atau laju alir air
6). Apakah sudah memeriksakan kadar parameter air limbah secara periodik
7). Apakah sudah melaporkan kadar kualitas air limbah, debit harian dan
1). Kondisi saluran air limbah menuju dan di lokasi pemanfaatan (saluran
b). Ada atau tidaknya potensi pembuangan air limbah dari kolam IPAL
ke air atau sumber air dengan kualitas yang tidak sesuai dengan
3). Kondisi dan pemilihan lokasi sumur pemantauan kualitas air tanah.
Recycle).
minimisasi air limbah tersebut baik yang dilakukan melalui proses Reduce,
mudah untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya potensi over flow atau
pelepasan air limbah yang belum diolah dengan sempurna atau bahkan tanpa
namun ada pula yang tidak melakukan pemantauan dan perhitungan water
balance-nya.
3). Memeriksa kondisi alat ukur debit tersebut apakah bekerja dengan baik.
bersangkutan.
1). Memastikan berapa persentase air limbah yang didaur ulang dan
produksi tersebut.
4). Apakah pernah terjadi kondisi darurat sehingga air limbah dibuang
lingkungan tersebut.
melakukan pengambilan contoh uji air limbah pada saluran yang telah ditentukan
Untuk menyusun berita acara ketua tim pengawas dapat meminta waktu dan
mendiskusikan temuan dan rencana tindak, sebaiknya dalam diskusi ini pihak
sebagai berikut:
a. Hasil temuan yang sesuai dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
kurangnya meliputi beberapa hal sebagaimana disajikan dalam uraian di bawah ini.
peraturan BMAL yang mana yang digunakan sebagai acuan, hal ini menyangkut
− Pengelolaan Data
Semua data yang diperoleh diolah dengan database dalam komputer, semua foto
yang diperlukan dicetak dan dikumpulkan ke dalam file agar mudah dicari jika
diperlukan.
− Pembuatan Laporan
Struktur dan muatan laporan hasil pengawasan yang harus disusun oleh tim
a. Informasi Umum
3). Alamat.
6). Pemilik.
7). Bank.
b. Pendahuluan
2). Air limbah dari sumber mana saja yang diolah di IPAL.
3). Sumber-sumber air limbah mana saja yang tidak diolah di IPAL dan
6). Evaluasi hasil pengujian air limbah terhadap BMAL dalam 1 (satu)
tahun terakhir.
8). Catatan kasus pencemaran air yang terjadi 1 (satu) tahun terakhir.
d. Rencana Tindak
Butir ini memuat uraikan singkat dan padat tentang hal-hal sebagai berikut:
e. Kesimpulan
BM umum
tdk tdk dalam Perda/SK Gub
Ada BM ya
Ada Ada BM Lebih ketat atau sama
tdk Spesifik
BMAL spesifik Dengan
sesuai
Dalam Lamp. C KepMENLH
IPLC No. 51/1995
ya
ya
ya Gunakan BMAL
Perda/SK Gub.
Tidak Spesifik
BMAL IPLC BM AL Daerah ya
tdk
Lebih ketat Lebih ketat atau sama
Atau sama dengan Dengan BMAL
BM AL Nasionall spesifik
spesifik Dalam
Perda/SK Gub.
tdk
Gunakan BMAL Nas.
Spesifik
ya
BMAL IPLC
Lebih ketat atau sama ya Gunakan
Dengan BMAL IPLC
BMAL Nasional
Spesifik
a). Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang
ditetapkan.
c). Memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah dan melakukan
kegiatan terhadap hasil temuan yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
Draft surat tindak lanjut hasil pengawasan yang akan ditandatangani oleh
lapangan selama pengawasan yang telah dilengkapi dengan analisis yuridisnya sesuai
dengan batas waktu perbaikan. Di dalam surat tindaklanjut hasil pengawasan, pejabat
pada Instansi yang bersangkutan dapat menambah ketidaktaatan lain yang terlewat
pencemaran air pada khususnya dan pengelolaan lingkungan pada umumnya. Surat
tindak lanjut ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan
atau pencabutan izin. Apabila sanksi administratif tersebut tidak efektif dan apabila
penyidikan.
Rencana ini ditetapkan sesuai dengan batas waktu perbaikan yang tertuang
tidak melakukan perbaikan sebagaimana tertuang dalam surat tindak lanjut hasil
pengawasan.