KOPLING
Oleh :
Novia Nugraheni,S.Pd
Program Profesi Guru 2017
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas tersusunnya modul ini, dengan
harapan dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Program Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan.
Penyajian modul ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta didik dapat melakukan proses
pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan dalam melakukan eksperimen ilmiah
(penerapan scientifik), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri
berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru secara mandiri.
Penulis menyampaikan terima kasih, sekaligus saran kritik demi kesempurnaan modul
“Perawatan Sistem Kelistrikan” kelas XI/Semester 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Penulis
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II : PEMBAHASAN................................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
GLOSARI............................................................................................................................. 26
Sebelum mempelajari bahan ajar ini, terlebih dahulu ada beberapa materi
pembelajaran yang harus anda ceklis pada tabe tersebut.
Jika anda belum menguasai materi pembelajarannya maka pelajari kembali sebelum
anda melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Jika sudah ceklis dan lanjutkan.
Tabel Cek Kemampuan
A. DESKRIPSI
Modul ini berjudul “SISTEM PENGISIAN” yang disusun berlandaskan
pelatihan yang berbasis Kurikulum 2013.
Penguasaan materi modul ini akan dapat lebih cepat dikuasai apabila peserta
didik sebelumnya telah menyelesaikan materi penunjang yang mendasarinya dari
buku-buku sebelumnya
Materi yang akan diberikan dikemas dalam bentuk kegiatan belajar baik teori
maupun praktek, yang mana pembelajaran teori merupakan landasan dasar yang akan
menunjang ketrampilan praktek peserta didik sehingga setelah peserta didik selesai
melaksanakan kegiatan pada modul ini diharapkan peserta didik akan menguasai
keterampilan tentang Pemeliharaan dan mengatasi troble shoting pada sistem
pengisian pada kendaraan .
Setelah peserta didik menguasai ketrampilan dari modul ini, peserta didik dapat
bekerja dibengkel-bengkel spesialis kelistrikan atau bengkel dinamo dan tidak
tertutup kemungkinan bahwa peserta didik bisa membuka sebuah usaha bengkel
sendiri, yang mana peluangnya kedepan sangat luas dan menjanjikan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Peserta didik dapat memahami tentang sistem pengisian pada kendaraan.
2. Tujuan Khusus
Peserta didik dapat mengenal komponen-komponen dari sistem pengisisan
Peserta didik dapat melakukan pembongkaran komponen-komponen
sistem pengisisan.
Peserta didik dapat menganalisa kerusakan pada sistem pengisian.
Peserta didik dapat mengatasi kerusakan pada sistem pengisian.
2. Syarat-Syarat Kolping
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling sebagai berikut :
a. Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
b. Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
c. Dapat memutuskan hubungan kopling dengan transmisi secara sempurna dan cepat.
3. Fungsi Kopling
Fungsi kopling pada tiap kendaraan baik jenis transmisi manual maupun
transmisi otomatis adalah sama. Yaitu saat mesin menghasilkan tenaga untuk
membuat kendaraan bergerak dari titik nol, membutuhkan part perantara yang
berguna untuk menyalurkan tenaga yang dihasilkan mesin menuju transmisi dan
membuat kendaraan bergerak serta memutuskan tenaga tersebut.
Kopling juga berfungsi untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke
transmisi agar saat mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar
melainkan sedikit demi sedikit sesuai dengan bukaan kopling yang dilakukan.
4. Jenis-Jenis Kopling
a. Kopling plat tunggal dengan pegas diafragma
Gaya penekan pada pedal kopling lebih ringan u
Penekan terhadap plat kopling lebih merata
Banyak digunakan dewasa
1. Tuas pembebas
2. Roda gaya
3. Bantalan tekan
4. Poros kopling
5. Poros engkol
6. Bantalan pilot
7. Plat Kopling
8. Pegas Koil
9. Plat penekan
10. Unit penekan
Pada kopling tipe ini, pergerakan pedal kopling diubah oleh master silinder
menjadi tekanan hidraulis kemudian diteruskan ke garpu pembebas kopling
(clutch release fork) melalui silinder pembebas (release cylinder). Pada kopling
tipe ini diperlukan komponen-komponen yang lebih banyak bila dibandingkan
dengan sistem mekanis, tetapi mampu memindahkan tenaga yang lebih besar,
sehingga cocok untuk kendaraan-kendaraan besar. Biasanya sebuah rancangan
akan mempunyai kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan sistem kopling
hidraulis ini, untuk itu dapat dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan sistem
kopling hidraulis yaitu :
Akan terjadinya Selip kopling, dimana clutch disc tidak mampu menghubungkan
putaran mesin menuju transmisi yang diakibatkan jarak antara kedua plat terlalu lebar.
Tarikan mobil kurang, dimana ditandai dengan penurunan kecepatan mobil sehingga
tidak dapat berjalan dengan benar.
Fungsi dari plat kopling yaitu meneruskan tenaga dari mesin dari fly wheel ke
transmisi. Plat kopling memiliki beberapa komponen yang terdapat didalamnya, apa saja
komponen tersebut serta fungsinya? Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Clutch Hub, berfungsi untuk tempat perakitan clutch disc dengan input shaft pada
transmisi sehingga timbul gerakan maju dan mundur
2. Disc Plate, merupakan rangka utama dari unit clutch disc yang berfungsi untuk
menahan beban kerja dari kopling.
3. Torsion dumper, berfungsi untuk meredam hentakan pada saat kopling
menghubungkan atau meneruskan putaran. Torsion dumper juga bekerja untuk
pengurangan dan percepatan tekanan.
4. Facing, mempunyai fungsi untuk memperbesar daya gesek sehingga pemindahan
daya mesin menjadi optimal dan stabil.
5. Cushion Plate, berfungsi untuk menghaluskan kerja kopling.
6. Paku Keling, atau yang biasa disebut Rivet berfungsi untuk menyatukan plat kopling
cushion plate.
3. Plat Penekan
Plat penekan berfungsi sebagai bidang gesek pada clutch cover untuk menghimpit
disc clutch dengan flywheel. Preasure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring,
preasure plate berotasi bersamaan dengan clutch cover.
4. Garpu Pembebas
Adapun fungsi dari fork kopling :
merupakan suatu alat yang merupakan penghubung dari release kopling dengan
release bearing yang akan bergerak maju dan mundur.
dan yang akan menekan cover clutch dan akan membebaskan putaran mesin
ketika seorang pengemudi menginjak pedal kopling tersebut.
5. Realese Bearing
meneruskan dorongan dari Fork Kopling menuju pegas diagfragma pada saat
kopling diinjak oleh seorang pengemudi.
Cara kerja release bearing tidak hanya sekedar menekan tetapi juga harus berputar.
Maka dari itu dibutuhkan material khusus untuk pembuatannya supaya tidak
cepat rusak. Bila release bearing rusak maka yang akan dirasakan oleh pengemudi
yaitu terasa pedal kopling bergetar saat pedal kopling diinjak. Gerakan release bearing
yang keras dapat membuat diagragma patah dan mengalami keausan. Maka dari itu
Pemeliharaan Sasis Dan Pemindahan Tenaga Kendaraan Ringan || KOPLING 14
diperlukan pemeriksaan secara berkala untuk menghindari keausan pada release
bearing.
6. Pegas Diafragma
Pegas Diafragma berfungsi menekan dan menarik preasure plate pada clutch
cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring
dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik menarik
preasure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dengan disc plat
bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
Posisi Terlepas
Pegas penekan diafragma mengungkit plat penekan sehingga plat kopling bebas dari
penekan
Kanvas kopling bebas dari penekan/jepitan, putaran motor tidak dapat dipindahkan ke
poros kopling.
Tekanan plat penekan dengan pegas diafragma lebih besar dibanding dengan
menggunakan pegas koil pada keadaan kanvas kopling aus/menipis
Tekanan plat penekan untuk kedua pegas sama, jika kanvas plat kopling masih baru
Gaya yang diberikan untuk membebaskan kopling dengan pegas koil lebih besar
disbanding yang menggunakan pegas diafragma
Keuntungan
Catatan :
Jika tinggi pedal terlalu tinggi maka penekan terhadap pegas (diafragma) terlalu
panjang, akibatnya pegas menjadi bengkok/patah
Jika terlalu rendah pembebasan kopling tidak sempurna akibatnya pemindah gigi
sulit dan kanvas cepat aus
Penyetelan : Batang pendorong silinder kopling dapat diputar maju/mundur dan dikunci oleh
kedua mur penyetel
Kegunaan : Agar bantalan tekan tidak berhubung dengan pegas diafragma maupun dengan
penekan (pada jenis pegas koil) pada saat pedal kopling bebas.
Bila kebebasan nol maka bantalan tekan dan pegas diafragma dengan penekan pegas
koil akan cepat rusak
3. Plat Kopling
Kondisi kanvas (jika terbakar atau kotor oli ganti_
Tebal kanvas dengan paku keeling, minimal 0,3 mm
a. Kedalaman : 0,6 mm
b. Lebar : 5,0 mm
7. Garpu Pembebas
Kondisi garpu pembebas dan kedudukannya (retak atau keausan, ganti)
Kondisi pegas pengikat bantalan dan garpu pembebas (lemah,putus)
Sebaiknya tidak meletakkan kaki secara terus menerus pada pedal kopling saat mobil
sedang melaju. Karena hal ini bisa mengakibatkan terjadinya keausan yang lebih cepat
pada matahari kopling di bagian clutch cover serta juga bisa mempercepat kerusakan
pada bagian release bearing.
Ketika mobil sedang melaju lambat di jalanan yang menanjak atau berhenti karena
macet di tanjakan, sebaiknya tidak menggunakan teknik setengah kopling untuk
mempertahankan mobil tetap pada posisinya, tapi gunakan handrem atau rem tangan.
Karena jika hal tersebut dilakukan, maka akan mempercepat penipisan atau keausan
kampas kopling yang menyebabkan umur kampas kopling menjadi lebih pendek. Selain
itu, permukaan pressure plate di bagian clutch cover serta permukaan pada roda gila
juga akan ikut aus atau terkikis.
Saat mobil hendak melaju dan melepas tekanan pada pedal kopling, sebaiknya dilakukan
secara halus. Karena pedal kopling yang dilepas secara kasar bisa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan plat kopling. Nah, kerusakan pada permukaan plat kopling
inilah, biasanya permukaan plat kopling menjadi tidak rata, yang bisa menyebabkan
kopling akan terasa bergetar keras saat hendak terhubung. Pada kasus yang lebih parah
yang terjadi pada mobil dengan muatan yang berlebih, tidak menutup kemungkinan akan
mengakibatkan putusnya plat-plat yang terdapat di bagian kampas kopling.
Usahakan untuk secara rutin memeriksa apakah terjadinya kebocoran minyak kopling,
terutama pada bagian bawah master kopling. Karena biasanya akan terjadi kebocoran
pada bagian tersebut saat menginjak pedal kopling yang diakibatkan oleh beban yang
terlalu berat.
Pemeliharaan Sasis Dan Pemindahan Tenaga Kendaraan Ringan || KOPLING 22
Periksa dan pastikan jika setelan pada pedal kopling sudah pas dan tepat.
Periksa juga setelan tekanan pada pedal kopling. Karena biasanya kopling yang sudah
mengalami kerusakan, kopling menjadi lebih berat saat ditekan.
Jika terlihat kebocoran oli dari sambungan transmisi dan mesin, sebaiknya sesegera
mungkin diganti bagian belakang seal crankshaft. Karena jika hal ini dibiarkan, maka
bisa menyebabkan selip pada kopling yang disebabkan oleh oli yang bocor tersebut.
Bentuklah kelompok belajar kemungkinn amati cara kerja kopling, Sebutkan dan jelaskan
gangguan utama dari kopling. Gunakan format isian data yang ada pada lembar kerja. Hasil
kerja kelompok secara bergantian dipresentasikan didepan guru dan teman kelas,
Tes Formatif :
1. Sebutkan bagian-bagian dari kopling plat tunggal berpegas diafragama dank oil !
https://showroommobil.co.id/masalah-teknis/komponen-kopling-mobil/
https://otomotrip.com/sistem-kopling-pada-mobil-dan-fungsi-komponen-kopling-
hidrolis.html
Intan Pariwara