Anda di halaman 1dari 5

APGAR SCORE PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA

NEONATORUM PASCA RESUSITASI JANTUNG PARU

Suroso 1, Sunarsih 2
Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

Abstract: Apgar Score, Cardiac Pulmonary Resuscitation, Cardiac


Pulmonary Resuscitation, Asphyxia. The purpose of this study was to determine
the effect of cardiopulmonary resuscitation to the Apgar score in newborns with
asphyxia neonatorum. This research is a quasi experimental design with one group
pre-test post-test, and data analysis methods used are the independent t test with a
95% confidence level. The population of the study was overall BBL with a big
bunch of Asphyxia Neonatorum sample of 20 people. The results of this study
showed no effect of cardiopulmonary resuscitation to Apgar score in newborns
with neonatal asphyxia, proven value ρ value = 0.00.

Keywords: Apgar Score, Cardiac Pulmonary Resuscitation, Cardiac Pulmonary


Resuscitation, Asphyxia

Abstrak: Apgar Score, Resusitasi Jantung Paru, Resusitasi Jantung Paru,


Asfiksia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh resusitasi
jantung paru terhadap apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia
neonatorum. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain one
group pre test-post test, dan metode analisis data yang digunakan adalah dengan
independent t test dengan derajat kepercayaan 95%. Populasi pada penelitian
adalah keseluruhan BBL dengan Asfiksia Neonatorum sengan besar sampel 20
orang. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh resusitasi jantung paru
terhadap apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum yang
dibuktikan nilai ρ value = 0.00.

Kata Kunci : Apgar Score, Resusitasi Jantung Paru, Resusitasi Jantung Paru,
Asfiksia

13
14 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November 2012, hlm. 1-94

PENDAHULUAN meminimalkan mortalitas dan


Visi Indonesia Sehat adalah mordibitas (Wahyudi, 2003).
tercapainya kemampuan hidup sehat Penanganan pada kegawatan
bagi setiap penduduk atau individu asfiksia neonatorum salah satunya
agar dapat mewujudkan derajad adalah dengan melakukan resusitasi
kesehatan masyarakat yang optimal, jantung paru. Namun sampai saat ini
salah satu tantangan pembangunan evaluasi dari tindakan resusitasi
kesehatan indonesia adalah masih jantung paru hanya sebatas observasi
tingginya angka kematian bayi. Hal keadaan umum bayi diantaranya pola
ini sesuai dengat target Millenium nafas dan warna kulit bayi. Hal ini
Develovment Goals World Health mempengaruhi dalam pengukuran
Organization (MDGS WHO, 2015) dan pendokumentasian kondisi bayi
yaitu penurunan angka kematian ibu sehingga jauh dari skala obyektifitas,
dan bayi, dimana upaya yang selain itu pengaruh dalam tindakan
dilakukan salah satunya adalah resusitasi jantung paru juga kurang
program pediatric obstetric neonatus terukur secara obyektif. Menurut
emergensi komprehenship (PONEK) Sari, (2010) menjelaskan bahwa
WHO, (2007) menjelaskan penilaian terbebasnya bayi dari
bahwa asfiksia neonatus merupakan kondisi asfiksia adalah dengan
urutan pertama penyebab kematian menggunakan apgar score, yang
neonatus di negara berkembang juga menunjukkan keberhasilan
yaitu sebesar 21,1%, setelah itu tindakan resusitasi yaitu dengan
pneumonia dan tetanus neonatorum adanya perubahan dari lima sistem
masing-masing sebesar 19,0% dan penilaian dalam apgar score yang
14,1%. Sedangkan di rumah sakit meliputi fungsi pernafasan, jantung,
umum daerah Dr.R.Soeprapto Cepu, warna kulit, reflek terhadap rangsang
berdasarkan data dari bagian catatan dan tonus otot. Berdasarkan
medik, pada tahun 2010 jumlah substansi yang telah diuraikan di atas
angka bayi baru lahir 1427, namun perlu dilakukan penelitian tentang
dari angka tersebut diperoleh jumlah pengaruh resusitasi jantung dan paru
bayi baru lahir dengan asfiksia terhadap nilai apgar score pada bayi
sedang 346 (24%) dan asfiksia berat baru lahir asfiksia neonatorum
115 (8%), ini menandakan bahwa
asfiksia masih menjadi ancaman METODE PENELITIAN
kematian bagi bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan
Sebagian besar bayi baru jenis penelitian eksperimen, dengan
lahir mampu mengatasi transisi dari desain penelitian eksperiman semu
intrauteri ke ekstrauteri, namun (rancanagan quasi experimen).
terkadang mengalami masalah yaitu Pengukuran variabel menggunakan
terjadi asfiksia neonatorum yang metode one group pre test-post test
merupakan salah satu kegawatan yaitu mengungkapkan hubungan
bayi baru lahir, yang berupa depresi sebab akibat dengan cara melibatkan
pernafasan berkelanjutan sehingga satu kelompok subyek. Kelompok
menimbulkan berbagai komplikasi. subyek di observasi sebelum
Oleh karena itu asfiksia perlu dilakukan intervensi, kemudian di
intervensi dan resusitasi segera untuk observasi lagi setelah dilakukan
Suroso, apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum pasca 15

intervensi (Nursalam, 2008). Bentuk Distribusi frekuensi apgar


rancangan ini sebagai berikut : score responden pada penelitian ini
O1 ----------- X ----------- O2 didiskripsikan dengan rata-rata nilai
Penelitian dilaksanakan di kamar apgar score post dilakukan resusitasi
bersalin dan kamar operasi RSUD jantung paru sebesar 6,35 dengan
Dr. R. Soeprapto Cepu. Penelitian nilai minimum 4 dan score maximum
dilakukan selama1 bulan Teknik 8, dan standar deviasi sebesar 1,34.
pengambilan sampel dalam Distribusi frekuensi nilai apgar skor
penelitian ini secara aksidental pra RJP dapat dijelaskan pada tabel
(accidental) yaitu mengambil kasus 1.
atau responden yang kebetulan ada Tabel 2.
atau tersedia. Kriteria inklusi dalam Distribusi apgar score post RJP
penelitian ini adalah bayi baru lahir Apgar Diskripsi Statistik
dengan asfiksia neonatorum apgar n min max Std
score 0 – 6, dikamar bersalin dan Apgar
kamar operasi. Analisis univariat score - post
20 4 8 6.35
dilakukan untuk mendikripsikan RJP
apgar score sebelum dilakukaan
resusitasi jantung paru dan apgar Pengaruh RJP terhadap apgar Score
score setelah dilakukan resusitasi Berdasarkan hasil analisis
jantung paru. Sedangkan analisa data dengan uji Independent t test
bivariat pada penelitian ini dapat dimaknai bahwa ada pengaruh
menggunakan yaitu independent t resusitasi jantung paru terhadap nilai
test Independent pada signifikansi apgar score pada bayi baru lahir
95% dengan bantuan program SPSS. pada asfiksia neonatorum dikamar
bersalin dan kamar bedah RSUD
HASIL PENELITIAN Dr.R.Soeprapto Cepu hal ini di
Distribusi Apgar Score pra RJP buktikan ρ < 0,05 (ρ=0,00).
Distribusi frekuensi apgar
score responden pada penelitian ini PEMBAHASAN
didiskripsikan dengan rata-rata nilai Nilai apgar score menunjukan
apgar score sebelum dilakukan kondisi bayi segera setelah lahir dan
resusitasi jantung paru sebesar 2,05 juga menunjukan kondisi adaptasi
dengan nilai minimum 1 dan score bayi baru lahir. Masing-masing dari
maximum 4, dan standar deviasi lima tanda diberi nilai 0,1 atau 2,
sebesar 0,88. Distribusi frekuensi kelima nilai tersebut kemudian
nilai apgar skor pra RJP dapat ditambah inilah yang disebut nilai
dijelaskan pada tabel 1. apgar Score (Sari, 2010). Pada
Tabel 1. kondisi fetal distres mengakibatkan
Distribusi apgar score pra RJP gangguan saluran pernafasan yang
Apgar Diskripsi Statistik menjadikan hipoventilasi, sehingga
n min max Std menyebabkan kekurangan oksigen
Apgar sehingga kulit menjadi pucat/kebiru-
score - pra 20 1 4 2.05 biruan, jantung akan menyuplai
RJP oksigen pada tahap awal namun lama
Distribusi Apgar Score post RJP kelamaan kemampuan jantung akan
16 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Jilid 2, November 2012, hlm. 1-94

melemah, sehingga suplai kejaringan pertama kurang dari tujuh maka


menurun yang akan menyebabkan perlu ada nilai tambahan dalam
hilangnya reflek terhadap rangsang setiap lima menit dilakukan resusitasi
dan melemahnya tonus otot (Sari, jantung paru lagi sampai 15 menit
2010). Oleh karena itu sering (DEPKES, 2008).
didapatkan bayi asfiksia dengan Keberhasilan tindakan RJP
apgar score dibawah 6 dengan ditunjukan dengan adanya perubahan
keterangan hipoventilasi (menangis dari lima sistem penilaian dalam
lemah) wajah pucat/kebiru-biruan apgar score yang meliputi fungsi
tidak terabanya denyut jantung, tidak pernafasan, jantung, warna kulit,
adanya reflek terhadap rangsang dan reflek terhadap rangsang dan tonus
kelemahan otot. otot (Sari, 2010). Dari data penelitian
Prinsip utama RJP pada bayi didapatkan peningkatan nilai apgar
adalah mempertahankan kelancaran score. Hal tersebut menunjukan
airway, breathing dan circulation sudah adanya perubahan dari kelima
(ABC), dengan cara memastikan sistem yang dijadikan acuan dalam
bahwa jalan pernafasan terbuka dan penilaian apgar score.
bersih, pernafasan spontan maupun Pada penelitian ini diperoleh
dengan bantuan, dan sirkulasi darah ada pengaruh resusitasi jantung paru
yang teroksigenasi sudah adekuat terhadap apgar score pada bayi baru
(Sari, 2010). Lebih lanjut dijelaskan lahir dengan asfiksia neonatorum
memberikan kehangatan, mengatur sesuai dengan teori yang ada.
posisi bayi, bantuan pernafasan, Perbedaan rata-rata apgar score pada
koreksi terhadap asidosis, melakukan bayi sebelum dan sesudah resusitasi
ventilasi tekanan positif, kompresi menunjukan bahwa resusitasi jantung
dada merupakan penatalaksanaan paru berpengaruh pada bayi asfiksia,
yang dilakukan mengembalikan hal ini sesuai pendapat yang
fungsi pernafasan dan jantung. menyatakan bahwa bayi asfiksia
Dengan tindakan tersebut neonatorum yang semula terjadi
diharapkan menjadikan kelancaran gagal bernafas secara spontan dan
ABC, sehingga kebutuhan oksigen teratur, dengan dilakukan RJP
akan terpenuhi dan akan berpengaruh menjadi bernafas secara spontan dan
terhadap perubahan warna kulit, teratur (Wiknjosastro, 2005).
detak jantung serta munculnya reflek
terhadap rangsang dan meningkatnya KESIMPULAN DAN SARAN
kekuatan otot (Sari, 2010). Hal Setelah dilakukan penelitian
tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap 20 responden disimpulkan
juga pada perubahan apgar score ada pengaruh resusitasi jantung paru
yang ada. Dimana diharapkan dalam terhadap nilai apgar score pada bayi
lima menit pertaman nilai apgar dengan asfiksia neonatorum. Saran
score lebih dari tujuh. Namun dalam yang diajukan adalah RJP dijadikan
penelitian ini didapatkan hasil nilai prosedur tetap dalam penanganan
apgar score rata - rata 6,35, nilai bayi baru lahir karena resusitasi
maximum sebesar 8, sedangkan nilai jantung paru sangat efektif untuk
minimum adalah 4. Sehingga jika menanganani asfiksia neonatorum
nilai apgar score dalam lima menit pada bayi baru lahir.
Suroso, apgar score pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum pasca 17

DAFTAR PUSTAKA Nursalam. (2008). Konsep &


penerapan metodologi
American Heart Association. (2010). penelitian ilmu keperawatan
guidelines cardiopulmonary pedoman skripsi, tesis dan
resucitation and emergency instrumen penelitian
cardiovascular care(ecc) of keperawatan. Jakarta:
pediatric neonatal patients: salemba medika
neonatal resucitation
guidelnes. Nursalam & Pariani, S (2003).
Metodologi riset
Apgar, virginia. (1953). "sebuah keperawatan. Jakarta :
proposal untuk metode baru salemba medika
evaluasi bayi yang baru
lahir". Curr. Res. Anesth. Potter, P. A., & perry, a. G. (2005).
Analg. 32 (4): 260-267. Pmid Buku ajar fundamental
13083014.http://apgar.net/apg keperawatan konsep, proses
ar paper.html.diakses pada dan praktek. Edisi iv. Jakarta
tanggal 29 november 2011. : egc

Arikunto, S. (2006). Prosedur Rahman.N. (2008). Pengetahauan


penelitian suatu pendekatan perawat tentang kegawatn
praktik. Jakarta: rineka cipta nafas dan tindakan resusitasi
pada neonatus yang
Azwar, A., & prihartono. (2003). mengalami kegawatan di
Metodologi penelitian ruang nicu, perinatologi dan
kedokteran dan kesehatan anak, skripsi bandung.
masyarakat. Jakarta : Sari, H. (2010).buku panduan
binarupa aksara resusitasi neonatus, jakarta :
perinasia.
Depkes RI (2007). Riset kesehatan
dasar indonesia, jakarta Winkjosastro, S. (2005). Ilmu
kebidanan edisi ketujuh.
Hidayat, A. (2009). Metode Jakarta: yayasan bina pustaka
penelitian keperawatan teknik sarwono prawirohardjo.
analisa data. Jakarta: salemba
medika
Idai. (2004). Asfiksia neonatorum
dalam standar pelayanan
medis kesehatan anak.jakarta
: badan penerbit idai.

Margarets. (2008). Hubungan antara


faktor ibu dengan angka
kejadian asfiksia neonatorum
di rsud banjarnegara, skripsi
banjarnegara.

Anda mungkin juga menyukai