ABSTRAK
Permasalahan dalam rumah tangga saat ini menjadi permasalahan yang sedang
menjadi topik hangat di berbagai kalangan, kekerasan dalam rumah tangga terjadi
dengan memberikan dampak yang negatif bagi korbanya. Korban mengalami
kerugian tidak hanya pada fisik saja namun juga psikologis. Dampak psikologis
berupa menurunya psychological well-being atau kesejahteraan psikologi bagi
korban kekerasan dalam rumah tangga. Bimbingan dan konseling merupakan
layanan yang di berikan kepada individu maupun kelompok dnegan tujuan untuk
membantu mengentaskan permasalahan klien dan mencapai tujuan perkembangan
secara optimal. Artikel ini secara keselutuhan akan mengenalkan konsep bimbingan
dan konseling dalam optimalisasi kesejahteraan psikologis korban kdrt.
PENDAHULUAN
Undang- undang PKDRT No. 23 Tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah
tangga menyebutkan setiap perbuatan terhadap seorang perempuan yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikologis, seksual atau
penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan
pemaksaan dan perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup
rumah tangga.
Dalam rumah tangga, perempuan membutuhkan perasaan bisa secara bebas
mengungkapkan perasaannya dan membutuhkan perhatian oleh pasangannya serta
merasakan cinta dan kasih, namun itu tidak berjalan dengan sesuai sehingga
menyebabkan penderitaan secara fisik dan psikologis (Daretta, 2018; Asiah, 2020).
Secara psikologis korban kekerasan dalam rumah tangga terganggu dalam
kesejahteraan sehingga berpengaruh terhadap kesehatan mental, penurunan
1
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
2
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
mengentaskan masalaha yang di alami individu atau disebut dengan klien agar
terentaskan dengan tuntas serta mampu berkembang dengan optimal dilingkungan
baru maupun lama (Oktasari 2018; Prayitno 2004;Permana, 2015).
3
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
bimbingan dan konseling bagi korban kekerasan dalam rumah tangga adalah
kegiatan yang mendengar serta membantu para korban kekerasan dalam rumah
tangga agar dapat menghadapi masalah dan dapat menyatakan pilihan- pilihan untuk
menanggulangi permasalahan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling perlu
dilakukan kepaaada korban kekerasan dalam rumah tangga karena dampak yang
ditimbulkan dari kekerasan dalam rumah tangga terbagi menjadi dua yaitu dampak
jangka pendek atau kangsung dan jangka panjang seperti: dampak fisik, ekonomi,
sksual, sosial dan psikologis.
Psychological Well-Being
4
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
2. Jenis Kelamin
Ryff (1995) jenis kelamin mempengaruhi kesejahteraan psikologi yang
mana perempuan memiliki kemampuan membina hubungan dengan
baik dan positif terhadap orang lain serta memiliki pertumbuhan pribadi
yang lebih baik dari pria.
3. Status Ekonomi
Perbedaan kelas status ekonomi berpengaruh bagi kesejahteraan
sosial,dari penelitian yang dilakukan didapati kerejahteraan psikologi
yang tinggi juga di temui pada individu yang mempunyai status
pekerjaan yang tinggi, dukungan sosial yang baik Pendapat ini
didukung oleh (Ryff &Singer, 1996 ).
4. Budaya
Ryff & Singer (1996) adanya perbedaan kesejahteraan psikologi
berdasarkan budaya yang terfokus pada indivialisme dan konteks
budaya barat serta masyarakat yang memiliki budaya yang berorientasi
kolektifitas dan saling ketergantungan dalam konteks budaya timur
seperti yang termasuk dalam dimensi hubungan positif dengan orang
yang bersifat kekeluargaan.
b. Dukungan Sosial
Dukungan sosial sangat berpengaruh bagi kesejahteraan psikologi dengan tujuan
untuk memberika dukungan hidup yang positif, membantu individu berkembang dan
menjadi penyemangat dalam menghadapi permasalahan yang ada di kehidupan
sehari- hari (Wall, 1990).
5
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
6
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (Minarosa, 2013). Banyak faktor
penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (Afdal, 2015).
Dalam lingkup rumah tangga setiap orang dilarang melakukan
kekerasandengan cara kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, atau
penelantaran rumah tangga (pasal 5 UU PKDRT). Kekerasan terhadap perempuan
dibagi dalam empat bentuk kekerasan UU PKDRT, yaitu:
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh
sakit, atau luka berat (UU PKDRT, Pasal 6, 2004). Kekerasan fisik secara
umum meliputi semua bentuk serangan dan siksaan seperti menampar,
memukul, menendang, menarik rambut, menyodok, menggigit, membakar,
mencubit, melakukan eksplorasi, menyulut dengan rokok, melukai dengan
senjata, mengabaikan kesehatan istri, dan sebagainya.
2. Kekerasan Psikologis
Undang- undang PKDRT, kekerasan psikis adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan
psikhis berat pada seseorang (pasal 7, 2004).
3. Kekekarasan seksual
Kekerasan seksual yang dimaksud dalam UU PKDRT 2004, meliputi:
Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut. Pemaksaan hubungan
seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan
orang lain untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu (pasal 8).
Meskipun aktivitas seksual yang terjadi adalah antara suami dan istri,
tetapi karena sifatnya memaksa, maka termasuk sebagai kekerasan dalam
penyiksaan, karena tindakan dilakukan sebagai ekspresi power dan bukan
sematamata dorongan seksual yang tidak terkontrol.
4. Kekerasan Ekonomi
Bentuk-bentuk kekerasan ekonomi antara lain tidak memberi nafkah istri,
memanfaatkan ketergantungan ekonomi istri, menguasai hasil kerja istri
7
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
Simpulan
8
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
DAFTAR RUJUKAN
Afdal. (2015). Pemanfaatan konseling keluarga eksperensial untuk penyelesaian
kasus kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Pendidikan Indonesia, 1(1), 76–
79.
Asiah, N. (2020). Pengaruh Pemaafan Dengan Psychological Well-Being Pada
Pasangan Suami Istri (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau).
Asmarany, A. I. (2007). Bias gender sebagai prediktor kekerasan dalam rumah
tangga. Jurnal Psikologi, 35(1), 1–20.
Amawidyati, Sukma Adi Galuh & Utami, Muhana Sofiati. (2006). Religiusitas dan
Psychological Well-Being Pada Korban Gempa. Jurnal Psikologi Volume 34
No. 2, 164 176, Yogyakarta, Universitas gajah Mada.
Berger, A., Wildsmith, E., Manlove, J., Steward-Streng, N., (2012). Relationship
violence among young adult couple. Trends Child Research Brief:
Washington, DC
Coker, Ann L., Keith E. Davis (2004). Physical and Mental Health Effects of
Intimate Partner Violence for Men and Women. American Journal of
Preventive Medicine, 24(4), 260-268
Daretta, S. (2018). Psychological Well Being pada Korban Kekerasan dalam Rumah
Tangga. Universitas Medan Area.
Damayanti, Nidya. (2012). Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling.
Yogyakarta: Araska.
Lakoy, S.F. (2 009). Psychological Well-Being Perempuan Bekerja dengan Status
Menikah dan Belum Menikah. Jurnal Psikologi. Vol 7 (2).
Minarosa, M. (2013). Tinjauan singkat tentang kekerasan dalam rumah tangga
berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2004 tentang penghapusan
kekerasan dalam rumah tangga. Jurnal Constitutum, 12(2), 523–533.
Merung, P. V. (2016). Kajian Kriminologi Terhadap Upaya Penanganan Kasus
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Di Indonesia. Veritas et
Justitia, 2(2), 397-423.
Nisa, Haiyun (2018). Gambaran Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang
Dialami P erempuan Penyintas. Gender Equality: International Journal of
Child and Gender Studies. Vol. 4, No. 2, September2018.
Nurmadiansyah, M. T. (2011). Membina keluarga bahagia sebagai upaya
penurunan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dalam perspektif agama
Islam dan undang-undang. Musãwa, 10(2), 215–228.
Peace, Colleen. (2012). The impact of domestic violence on society. West Texas A &
M University, 1, (1)
Rahmani A., Khoei, E Marghati, & Gholi, L Alah., (2009). Sexual satisfaction and
9
Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Volume XX Number XX XXXX
ISSN: Print 2549-4511 – Online 2549-9092
http://ojs.unpatti.ac.id/index.php/bkt
10