Dian Esofagus
Dian Esofagus
CA ESOFAGUS
DI KAMPUS AKPER HARUM
Penyusun :
Diana yuliana’R
Akademi Keperawatan
Harum
2010-2011
I. Identitas
III. Materi
IV. Metode
V. Media
OHP
- Tujuan pembelajaran
- Memberi kesempatan
untuk bertanya.
- Menjawab pertanyaan.
- Mengajukan pertanyaan
bila kurang mengerti.
3 Penutup - Merangkum Materi. - Mendengarkan dan memperhatikan. 7 Menit
- Salam Penutup.
VII. Evaluasi
VIII PENGERTIAN
Isi materi
CA OESOFAGUS
A. Definisi.
B. Etiologi
Timbulnya karsinoma esofagus dihubungkan dengan faktor diit. Minum alkohol, dan
merokok. Diduga juga berhubungan dengan penyakit sebelumnya. Esofagitis menahun
karena rangsangan ahan kimia dan akalasia merupakan faktor resiko tinggi.
Biasanya pasien mengalami lesi ulserasi esofagus yng luas sebelum gejala timbul.
Malignasi, biasanya sel squamosa tipe epidermoid, menyebar dibawah mukosa esofagus ,
atau dapat menyebar langsung kedalamnya, melalui dan diatas lapisan otot ke limfatik. Pada
tahap lanjut, obstruksi esofagus terliat, dengan kemungkinan peforasi mediastinum dan erosi
pembuluh darah besar.
Bila gejala terjadi yang berhubungan dengan kanker esofagus penyakit ini secara
umum meluas. Gejala termasuik disfagia, pada awalnya dengan makanan padat dan akhirnya
edngan cairan; perasaan ada massa ditenggorokan; nyeri saat menelan; nyeri substernal atau
rasa penuh; dan kemudian regurgutasi makanan yang tidak dicerna disertai bau nafas busuk
dan cegukan
Pasien pada awalnya hanya makanan padat yng menyebabkan distres, tetapi dengan
berkembangnya penyakit dan obsrtuksi cairan tidak adapat masuk ke lambung. Regurgitasi
makanan dan saliva terjadi hemoragi dapt terjadi dan penurunan progresif berat badan dan
kekuatan terjdi sebagai akibat kelaparan. Gejala selanjutnya mencakup nyeri substernal,
cegukan, kesulitan bernfas dn bau nafas busuk
E. Pemeriksaan Penunjang.
F. Penanganan
Bila kanker tersebut ditemukan pada tahap awal, sasaran pengobaan dapat diarahkan
pada pengobatan; namun, kanker sering ditemukan pada tahap akhir, yang membuat paliasi
merupakan satu-satunya tujuan yang harus diterima. Pengobatan dapat mencakup
pembedahan
Penggunaan terapi radiasi baik sendiri maupun ada hubunganya dengan bedah
praoperasi dan pasca operasi, mungkin merupkan pilihan pengobatan. Pengunaan kemoterapi
dikombinasi edngan radiasi atau pembedahan juga sedang diteliti. Pengobatan paliatif
mungkin perlu mempertahankan sofagus tetap terbuka dan untuk membantu memberi nutrisi
dan mengontrol saliva. Paliasi dapat diselesaikan dengandilatasi esofagus , terapi laser,
penempatan endoprotesis, radiasi dan kemoterapi. Kaerna metode ideal pengobatan kanker
esofagus belum ditemukan, setiap pasien diobati dengan mengunakan rencan operawatan
individual.
1. Masalah Keperawatan
a. Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.
2. Masalah Kolaborasi
a. PK: perdarahan
1. Diagnosa no 1
Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d masukan nutrisi yang kurang.“
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
NOC:
Client Outcome
No Intervensi Rasionalisasi
Manajemen Nutrisi
1 tanyakan kepada klien apakah ia untuk menentukan nutrisi yng tepat
memiliki riwayat elergi terhadap untuk pasien
makanan
2 beri dukungan kepada pasien untuk agar terjdi keseimbangan antara
mendapatkan intake kaolri yang kebituhan kalori edngan pemasukan
adekuat sesua dengan tipe tubuh dan kalori
pola aktivitasnya.
3 beri pasien makanan yang untuk meningkatkan BB pasien
mengandung tinggi protein, tinggi kearah normal
kalori.
4 monitor catatan intake intake mengukur apakah asien kebutuhan
kandungan nutrisi pada makanan nutrisinya terpenuhi atau tidak.
Manajemen Gangguan Makan
1 Tentukan kemajuan BB harian yang dapat menilai keberhasilan dari
diharapkan bersama klien. peningkatan BB.
2 monitor masukan kalori perharinya untuk memastikan apakah pasie
mengkonsumsi cukup kalori
3 monitor pasien berkitan dengan untuk menentukan efektivitas dan
makan, penurunan berat badan, dan keberhasilan terapi yang digunakan.
kenaikan BB.
4 anjurkan pasien untuk mengurangi kalori yang tersimpan bisa diubah
aktivitasnya sehinga bisa mendukung sebagai cadangan dalam bentuk
program kenaikan BB. peningkatan masa otot.
2. Diagnosa no 2
a. Tujuan
Setelah dilakukan keperawatan selama 15 hari maka masalah nyeri akut dapat
diatasi
b. Kriteria Hasil
NOC:
Client Outcome
No Intervensi Rasionalisasi
1 tentukan apakah pneyrinya itu saat intensitas, onset, durasi, dan
pengkajian atau tidak . jika ia bantu peningkatan nyeri hendaknya dikaji
pasien untukemnurunkkan nyerinya untukmedpatkan data yang esensial..
tersebut.
2 tnyakan kepada klien mengenai beberapa faktor penhambat dapat
pengalaman nyeri yang pernah ia menghilangkan ekinginan klien
alami dan metode yang digunakan untuk melaporkan neyri dan
untuk menurunkanya. mengunakan obat analgesik.
3 mintalah kepada klien untuk intensitas, lokasi dan kalitas nyeri
melaporkn lokasi, intensitas dengan hendaknya dilaporkan setelah
mengunakan skala nyeri, dan prosedur tindakan untuk mengetahui
kualitas nyeri. keberhasilan treatmen
4. eksplor kebutuhan p[asien dengan intervensi pharmakologi merupakan
obat anlgesik opioid dan non-opioid. alat utama sebagai penurun nyeri.
5 ajari pasien metode nonfharmakologi digunakaan untuk sebagai suplemen
untuk menurunkan nyeri klien dari metode phmakologik.
6. anjurjkan pasien untuk menggunakan mencegah terjadinya
obat analgesik sesua dengan yang penyalahgunaanobat
dianjurkan.
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
NOC:
Client Outcome
No Intervensi Rasionalisasi
1 pastikan kesiapan pasien untuk jika salah satu dari faktro-faktor
makan. Pasien perlu diawasi , tersebut tidak ditemukan, maka bisa
kemampuan mengikuti instruksi, dipertumangkan untuk menghentikan
mempertahankan posisi kepala pemberian makanan peroral dan
dalam keadaan tegak, dan mampu menggunakan makanan enteral
menggerakan lidah dalam mulutnya. untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
klien
2 kaji kemampuan klien untuk secara normal waktu yang
menelan dengan memposisikan dibutuhkan bagi bolus untuk untuk
jenmpol dan telunjuk pemeriksa pada berpindah dari tempat dimana
laringelal proturberance. Minta klien refleks dipicu ke pintu esopfhagea
untuk menelan rasakan kenaikan adalah 1 detikl Klien dengan
larink, minta klien untuk batuk, test kecelakaan kardiovaskular dengan
refleks gag pada kedua sisi belakang waktu transit(proses menelan) yang
pharingeal. lebih lama.mempunyai kemungkinan
yang lebih besar untuk berkembang
ke arah pneumonia aspiration.
Pasien bisa tersedak bahkan ketika
masih mempuinyai gag refleks.
3 observasi tanda-tanda yang semuanya merupakan tanda-tanda
berhubunagn dengan proses menelan kerusakan kemampuan menelan
(batuk, cegukan, kesulitan menahan
air liur, penurunan kemampuan
untuk mengerakan lidah, bicara yang
pelan )
4. jika klien mempunyai gangguan makanan bagi pasien yang tidak bisa
menelan, jangan memberikan menelan dengan sempurn, dapat
makanan sampai diagnosa yang menyebabkan aspirasi dan
sesuai ditegakan. Pastikan makanan kemungkinan kematian. Makanan
yang sesuai dengan berkonsultasi enteal lewat PEG tube pada
dengan dokter untuk pemberian umumnya sering digunakan sebab
makanan enteral, kebanyakan dengan berdasarkan penelitan pasien
menggunakan PEG tube. dengan PEG tube mandpatkan
peningkatan status gizi dan
nutrisidan memungkinkan
peningkatan kemampuan hidup.
5 hindari pemberian makana cairan penggunaan pengenatal dapat
sampi paien mampu menelan secara meningkatkan hidrasi dannn nutrisi
efektiv. Tambahkan pengental cairan
seperti madu, atau puding
6. berikan latihan menelan sesuai latihan menelan dapat meningkatkan
dengan yang diresepkan oleh team kemampuan untuk menelan.
disfagia. (menyentuh langit-langit
dengan lidah, merangsang lengkung
tonsil, dan langit-langit lunak denagn
logam dingin cermin pemeriksan
(rangsangan suhu), latihan gerakanm
mulut.
7 sediakan makanan dalam kondisi lingkungan yang ramai dapat
tenang jauh dari rangsangan menurunkan mengunyah dan
berlebihan, dekat dengan ruang menelan.
makan yang ribut.
8 pastikn bahwa klien memiliki waktu pasien dengan gangguan menelan
yang cukup untuk makan membutuhkan waktu 2-4 kali lebih
lama dibanduing waktu makan
orang normal.
9 Cek rongga mulut untuk memastikan sisa makanan yang terselip dalam
pengosongan setelah klien menyebabkan stomatitis, pembusikan
menyelesaikan makanan. Berikan gigi, kemungkinan aspirasi lebih
perawatan mulut . jika perlu ambil lanjut.
sisa makanan yang terdapat dalam
mulut.
10 jaga posisi tegak lurus 30-45 derajat. posisi tegak lurus mempertahankan
makanan tetap didalam lambung
sampai kosonng mencegah
terjadinya refluks dan aspiras.
11 awasi tanda-tanda aspirasi dan tanda-tanda tersebut menunjukan
pneumonia. Auskultasi suara par terjadinya pneumonia.
setelah makan. Catat suara krakles
atau wheezing dan peningkatan suhu.
4. Diagnosa no 4
oesofagus
a. Tujuan
b. Kriteria Hasil
NOC:
Client Outcome
No Intervensi Rasionalisasi
Teaching Disease
1 kaji tingkat pengetahuan pasien untuk menentukan materi apa yang
berhubuangan dengan penyakit cocok buat pasien
spesifknya
2 jelaskan tanda dan gejala yang pasien lebih waspad jika mengalami
diderita pasien hal-hal tersebut
3 jelaskan etiologi penyakit pasien agar pasien bisa melakukan
tindakan dalam rangka pencegahan
penyakitnya
4 diskusikan tentang gaya hidup agar banyak penyakit yang kammbuh atau
tdak terjadi komplikasi pada saat bertambh buruk dengan gaya hidup
yang akan datang. yang salah.
Teaching Individual
1 tentukan kebutuhan klien untuk minat seseorang sangat
belajar mempengaruhi hasil pembelajaran
seseorang
2 kaji tingkat pendidikan pasien masing-masing tingkat pendidikan
memiiki cara yang unik dalam
emmahami sesuatu.
3 kaji faktor penghambat dalam belajar setiap individu memiliki keunikan
tersensiri daalm mempelajari
sesuatu sehingga faktor
penghambatnyapun berbeda-beda.
4 libatkan klien dalam menentukan pasien akan lebih patuh dalam
tujuan dari pembelajaranya melakasanakanhasil
pembelajaranya.
5 gunakan media gambar dalamm visualsasi sebuah proses akan lebih
enerangkan suatu proses berbkas hasilnya.
Daftar Pustaka: