KARTU TUMAN
A. Pendahuluan
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2010-2014 memuat kebijakan dan
strategi indikator keluaran yang harus dicapai oleh Kementerian Kesehatan dalam
bidang perbaikan gizi terdapat dua indikator keluaran, yaitu balita gizi buruk
mendapat perawatan sebesar 100% dan cakupan penimbangan balita di Posyandu
sebesar 85%.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia cakupan D/S
tahun 2011 mencapai 71,4%. sedangkan hasil Riskesdas 2010 menunjukan secara
nasional cakupan D/S selama 6 bulan terakhir adalah yang melakukan
penimbangan 1-3 kali sebesar 26,9% dan penimbangan 4x sebesar 49,4% Provinsi
dengan cakupan penimbangan balita di Posyandu yang tertinggi adalah Daerah
Istimewa Yogyakarta (97,5%) dan Jawa Tengah (87,2%). Kedua data tersebut
menunjukan perlunya dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka percepatan
pencapaian cakupan D/S. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
menunjukkan besaran masalah masalah gizi kurang yaitu 17,9%, gizi buruk 4,9%,
kurus 13,3%, gemuk 14,2%, dan pendek (stunting) 35,6%. Target pencapaian
menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
adalah gizi kurang menjadi 15% dan pendek menjadi 32%, dengan demikian
diperkirakan target RPJMN 2010-2014 dapat tercapai.
Upaya untuk menanggulangi masalah gizi kurang pada balita antara lain
melalui pemantauan pertumbuhan yang diselenggarakan di Posyandu. Cakupan
penimbangan balita di Posyandu dilihat dari indikator D/S yang merupakan indikator
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita dan cakupan pelayanan
kesehatan dasar misalnya imunisasi dan penanggulangan diare.
B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Pleret mengacu pada Visi
Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bantul yaitu : “ Masyarakat Yang Sehat dan
Mandiri “ Menuju Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis.
Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas Pleret mempunyai Visi dan Misi
pembangunan kesehatan. Adapun Visi Puskesmas Pleret adalah “ Terwujudnya
Puskesmas Pleret sebagai tempat pelayanan kesehatan yang unggul dan
professional. Misi Puskesmas Pleret adalah : a} Melaksanakan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan sesuai standard, b} Meningkatkan peran serta
masyarakat dibidang kesehatan. Tata nilai : jujur, sedia melayani, kompeten,
komitmen, transparan, ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.
Puskesmas sebagai salah satu sarana pelayanan publik yang langsung
berhubungan langsung dengan masyarakat, mempunyai fungsi yang strategis di
bidang kesehatan. Selain sebagai ujung tombak, puskesmas juga berperan sebagai
sumber penyedia data bagi pemangku kebijakan kesehatan. Lokasi yang menyebar
di seluruh pelosok nusantara, jaringan kerja yang luas serta cukup kompleksnya
aktivitas kegiatan akan membuka wawasan kita, betapa pentingnya fungsi dan
peran puskesmas . Untuk itu tidak berlebihan kiranya,jika Kementrian Kesehatan
mengeluarkan peraturan tersendiri tentang puskesmas, yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat ( PUSKESMAS).
Dalam hal kebijakan program gizi misalnya,untuk melaksanakan pemberian
makanan bagi balita gizi buruk, data yang akurat sangat diperlukan oleh para
penentu kebijakan sekaligus menghindari salah sasaran. Data riil ini akan sangat
mudah didapat seandainya pendataan di puskesmas dilaksanakan dengan benar.
Adanya mitra kerja akan membantu sekali program ini.
Salah satu kegiatan puskesmas adalah mendata cakupan D/S, yaitu cakupan
balita (anak dengan umur di bawah lima tahun) yang datang di posyandu untuk
ditimbang berat badannya dibandingkan ( dibagi ) dengan jumlah semua balita
yang ada di wilayah posyandu setempat .Cakupan nilai D/S ini merupakan salah
satu unsur dalam Standar Pelayanan Minimal ( SPM) puskesmas yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Saat menjalankan kegiatan ini, puskesmas tentu
bekerja sama dengan mitranya, yakni posyandu.Namun, dalam kenyataannya, tidak
semua balita bisa datang ke posyandu. Sehingga data berat badan balita tidak
semuanya bisa diketahui pada saat itu. Sebagai efek kelanjutannya,tidak semua
status gizi balita dapat terpantau. Banyak alasan atas ketidakhadiran balita saat
penimbangan di pos yandu. Satu diantaranya adalah balita sedang berada di
lembaga penitipan/pendidikan,seperti PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK
( Taman Kanak-Kanak).
Demikian juga yang terjadi di Puskesmas Pleret, Bantul.Tahun 2015,cakupan
nilai D/S nya sebesar 76%, masih di bawah target Dinas Kesehatan Kabupaten
Bantul 81%. Disamping itu kejadian gizi buruk di wilayah kerja puskesmas Pleret
masih ada, selama tahun 2015 balita gizi buruknya berjumlah 21 anak.
C. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai acuan untuk memperoleh data berat badan dan tinggi badan anak balita
yang ditimbang di Sekolah untuk meningkatkan capaian D/S
2. Tujuan khusus
a. Untuk memperoleh data berat badan anak balita
b. Untuk memperoleh data tinggi badan anak balita
c. Meningkatkan capaian D/S
D. Kegiatan Pokok
Petugas gizi bersama kepala Puskesmas mensosialisasikan capaian Standart
Pelayanan Minimal (SPM) D/S bagi guru PAUD/TK dan melakukan koordinasi
dengan Staf Puskesmas pada saat apel pagi di Puskesmas Pleret. Petugas Gizi
melakukan koordinasi dengan ketua Himpaudi dan IGTKI. Petugas Gizi bersama
kepala Puskesmas melakukan koordinasi dengan kader Posyandu Balita dalam
pelaksanaan pemantauan balita dengan TUMAN. Petugas Gizi bersama kepala
Puskesmas membuat kartu TUMAN Balita. Petugas Gizi bersama kepala
Puskesmas mensosialisasi Kartu TUMAN ke Guru dan Kader Posyandu Balita.
Petugas Gizi melakukan pendataan jumlah balita dan jumlah sekolah yang akan
dibagikan kartu TUMAN. Guru bertugas menimbang BB dan TB balita yang sekolah
di TK/ PAUD dan mencatatnya dalam kartu TUMAN serta menyerahkan kartu
TUMAN ke orang tua balita. Orang Tua Balita bertugas menyerahkan kartu TUMAN
ke kader Posyandu Balita. Kader Posyandu Balita bertugas mencatat hasil
penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita ke register penimbangan di
Posyandu dan mengembalikan kartu TUMAN ke orang tua Balita. Orang tua Balita
mengembalikan kartu TUMAN ke bu guru agar disimpan kembali ke sekolahan
untuk penimbangan bulan depan.
E. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan pemantauan balita (TUMAN) dilakukan dengan cara :
1. Identifikasi masalah gizi
2. Pembahasan masalah gizi dengan staff dan bidan desa
3. Sosialisasi masalah gizi dengan Staf Puskesmas pada saat apel pagi.
4. Koordinasi dengan ketua Himpaudi dan IGTKI.
5. Sosialisasii dengan kader Posyandu Balita.
6. Pembuatan kartu TUMAN Balita
7. Sosialisasi Kartu TUMAN ke Guru .
8. Pendataan jumlah sasaran (Balita).
9. Distribusi ke sasaran/sekolah.
F. Sasaran
Sasaran Kartu Pemantauan Balita (TUMAN) adalah PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini ) dan TK( Taman Kanak-Kanak), tempat anak-anak balita bersekolah atau
dititipkan. Lembaga PAUD terdiri dari Kelompok Bermain (Play Group),Tempat
Penitipan Anak (TPA),Satuan PAUD Sejenis (SPS) dan Taman Kanak-Kanak kls A
(TKA).
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Kartu Pemantauan Balita (TUMAN) dilaksanakan pada bulan Oktober
2016.
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Akan dilaksanakan setelah kegiatan dengan membandingkan target SPM
dengan hasil yang dicapai dengan format yang sudah ada.
I. Pencacatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas setiap bulan lalu diberikan
evaluasi oleh kepala puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas Pleret dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul.
J. Pembiayaan
Pembiayaan program ini berasal dari dana BLUD Puskesmas Pleret ( untuk
penggandaan kartu TUMAN BALITA ).
A. Pendahuluan
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan 2010-2014 memuat kebijakan dan
strategi indikator keluaran yang harus dicapai oleh Kementerian Kesehatan dalam
bidang perbaikan gizi terdapat dua indikator keluaran, yaitu balita gizi buruk
mendapat perawatan sebesar 100% dan cakupan penimbangan balita di Posyandu
sebesar 85%.
Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi seluruh Indonesia cakupan D/S
tahun 2011 mencapai 71,4%. sedangkan hasil Riskesdas 2010 menunjukan secara
nasional cakupan D/S selama 6 bulan terakhir adalah yang melakukan
penimbangan 1-3 kali sebesar 26,9% dan penimbangan 4x sebesar 49,4% Provinsi
dengan cakupan penimbangan balita di Posyandu yang tertinggi adalah Daerah
Istimewa Yogyakarta (97,5%) dan Jawa Tengah (87,2%). Kedua data tersebut
menunjukan perlunya dilakukan berbagai kegiatan dalam rangka percepatan
pencapaian cakupan D/S. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010
menunjukkan besaran masalah masalah gizi kurang yaitu 17,9%, gizi buruk 4,9%,
kurus 13,3%, gemuk 14,2%, dan pendek (stunting) 35,6%. Target pencapaian
menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
adalah gizi kurang menjadi 15% dan pendek menjadi 32%, dengan demikian
diperkirakan target RPJMN 2010-2014 dapat tercapai.
Upaya untuk menanggulangi masalah gizi kurang pada balita antara lain melalui
pemantauan pertumbuhan yang diselenggarakan di Posyandu. Cakupan
penimbangan balita di Posyandu dilihat dari indikator D/S yang merupakan indikator
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita dan cakupan pelayanan
kesehatan dasar misalnya imunisasi dan penanggulangan diare.
B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Pleret mengacu pada Visi
Pembangunan Kesehatan Kabupaten Bantul yaitu : “ Masyarakat Yang Sehat dan
Mandiri “ Menuju Bantul Projotamansari, Sejahtera, Demokratis dan Agamis.
Dalam melaksanakan fungsinya Puskesmas Pleret mempunyai Visi dan Misi
pembangunan kesehatan. Adapun Visi Puskesmas Pleret adalah “ Terwujudnya
Puskesmas Pleret sebagai tempat pelayanan kesehatan yang unggul dan
professional. Misi Puskesmas Pleret adalah : a} Melaksanakan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan sesuai standard, b} Meningkatkan peran serta
masyarakat dibidang kesehatan. Tata nilai : jujur, sedia melayani, kompeten,
komitmen, transparan, ringkas, rapi, resik, rawat, rajin.
Puskesmas sebagai salah satu sarana pelayanan publik yang langsung
berhubungan langsung dengan masyarakat, mempunyai fungsi yang strategis di
bidang kesehatan. Selain sebagai ujung tombak, puskesmas juga berperan sebagai
sumber penyedia data bagi pemangku kebijakan kesehatan. Lokasi yang menyebar
di seluruh pelosok nusantara, jaringan kerja yang luas serta cukup kompleksnya
aktivitas kegiatan akan membuka wawasan kita, betapa pentingnya fungsi dan
peran puskesmas . Untuk itu tidak berlebihan kiranya,jika Kementrian Kesehatan
mengeluarkan peraturan tersendiri tentang puskesmas, yang tertuang dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat ( PUSKESMAS).
Dalam hal kebijakan program gizi misalnya,untuk melaksanakan pemberian
makanan bagi balita gizi buruk, data yang akurat sangat diperlukan oleh para
penentu kebijakan sekaligus menghindari salah sasaran. Data riil ini akan sangat
mudah didapat seandainya pendataan di puskesmas dilaksanakan dengan benar.
Adanya mitra kerja akan membantu sekali program ini.
Salah satu kegiatan puskesmas adalah mendata cakupan D/S, yaitu cakupan
balita (anak dengan umur di bawah lima tahun) yang datang di posyandu untuk
ditimbang berat badannya dibandingkan ( dibagi ) dengan jumlah semua balita
yang ada di wilayah posyandu setempat .Cakupan nilai D/S ini merupakan salah
satu unsur dalam Standar Pelayanan Minimal ( SPM) puskesmas yang ditetapkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten. Saat menjalankan kegiatan ini, puskesmas tentu
bekerja sama dengan mitranya, yakni posyandu.Namun, dalam kenyataannya, tidak
semua balita bisa datang ke posyandu. Sehingga data berat badan balita tidak
semuanya bisa diketahui pada saat itu. Sebagai efek kelanjutannya,tidak semua
status gizi balita dapat terpantau. Banyak alasan atas ketidakhadiran balita saat
penimbangan di pos yandu. Satu diantaranya adalah balita sedang berada di
lembaga penitipan/pendidikan,seperti PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK
( Taman Kanak-Kanak).
Demikian juga yang terjadi di Puskesmas Pleret, Bantul.Tahun 2015,cakupan nilai
D/S nya sebesar 76%, masih di bawah target Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
81%. Disamping itu kejadian gizi buruk di wilayah kerja puskesmas Pleret masih
ada, selama tahun 2015 balita gizi buruknya berjumlah 21 anak.
C Maksud dan Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai acuan untuk memperoleh data berat badan dan tinggi badan anak
balita yang ditimbang di Sekolah untuk meningkatkan capaian D/S
2. Tujuan khusus
a. Untuk memperoleh data berat badan anak balita
b. Untuk memperoleh data tinggi badan anak balita
c. Meningkatkan capaian D/S
D. Kegiatan Pokok
Petugas gizi bersama kepala Puskesmas mensosialisasikan capaian
Standart Pelayanan Minimal (SPM) D/S bagi guru PAUD/TK dan melakukan
koordinasi dengan Staf Puskesmas pada saat apel pagi di Puskesmas Pleret.
Petugas Gizi melakukan koordinasi dengan ketua Himpaudi dan IGTKI. Petugas
Gizi bersama kepala Puskesmas melakukan koordinasi dengan kader Posyandu
Balita dalam pelaksanaan pemantauan balita dengan TUMAN. Petugas Gizi
bersama kepala Puskesmas membuat kartu TUMAN Balita. Petugas Gizi
bersama kepala Puskesmas mensosialisasi Kartu TUMAN ke Guru dan Kader
Posyandu Balita. Petugas Gizi melakukan pendataan jumlah balita dan jumlah
sekolah yang akan dibagikan kartu TUMAN. Guru bertugas menimbang BB dan
TB balita yang sekolah di TK/ PAUD dan mencatatnya dalam kartu TUMAN serta
menyerahkan kartu TUMAN ke orang tua balita. Orang Tua Balita bertugas
menyerahkan kartu TUMAN ke kader Posyandu Balita. Kader Posyandu Balita
bertugas mencatat hasil penimbangan dan pengukuran tinggi badan balita ke
register penimbangan di Posyandu dan mengembalikan kartu TUMAN ke orang
tua Balita. Orang tua Balita mengembalikan kartu TUMAN ke bu guru agar
disimpan kembali ke sekolahan untuk penimbangan bulan depan.
C. Cara Melaksanakan Kegiatan
Kegiatan pemantauan balita (TUMAN) Balita dilakukan dengan cara :
1. Identifikasi masalah gizi/standar pelayanan minimal ( SPM ) D/S dengan
programer gizi.
2. Pembahasan masalah gizi/standar pelayanan minimal ( SPM ) D/S, serta
pembuatan TUMAN BALITA dengan staff dan bidan desa
3. Sosialisasi masalah gizi/standar pelayanan minimal ( SPM ) D/S, serta
pembuatan TUMAN BALITA dengan Staf Puskesmas pada saat apel pagi.
4. Koordinasi dengan ketua Himpaudi dan IGTKI.
Dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Agustus 2016 jam.11.00 WIB s.d 12.30 WIB.
Untuk koordinasi dengan ketua Himpaudi, bertempat di TK Almahali dan PAUD
PERMATAHATI, Brajan, Wonokromo. Untuk koordinasi dengan ketua IGTK,
bertempat di TK Siwi Lestari, Karet, Pleret.
5. Sosialisasi dengan kader Posyandu Balita.
Dilaksanakan pada waktu pertemuan kader di RM Omah Jejer, pada hari Senin,
29 Agustus 2016 hadir 48 orang dari 57 kader yang diundang.
6. Pembuatan kartu TUMAN Balita
Dibedakan 2 warna , untuk PAUD warna pink, TK warna kuning
7. Sosialisasi Kartu TUMAN ke Guru .
Sosialisasi dilaksanakan pada waktu pertemuan HIMPAUDI , pada hari Kamis,
20 Oktober 2016, bertempat di SPS Mutiara Hati, Jambon RT 01, Bawuran.
8. Pendataan jumlah sasaran (Balita).
Disepakati untuk data jumlah balita meminta ketua HIMPAUDI/ IGTKI
kecamatan Pleret.
9. Distribusi ke sasaran/sekolah.
Dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 .
D. Sasaran
Sasaran Kartu Pemantauan Balita (TUMAN) adalah PAUD (Pendidikan Anak
Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-Kanak), tempat anak-anak balita bersekolah atau
dititipkan. Lembaga PAUD terdiri dari Kelompok Bermain (Play Group), Tempat
Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis (SPS) dan Taman Kanak-Kanak kls A
(TKA).
E. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Distribusi Kartu Pemantauan Balita (TUMAN) dilaksanakan sejak bulan Oktober
2016.
F. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
Akan dilaksanakan setelah kegiatan dengan membandingkan target SPM
dengan hasil yang dicapai dengan format yang sudah ada.
G. Pencacatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan melaporkan hasil kegiatan ke
koordinator program UKM dan kepala puskesmas setiap bulan lalu diberikan
evaluasi oleh kepala puskesmas.
Pencatatan dan pelaporan program gizi Puskesmas Pleret dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul.
H. Pembiayaan
Pembiayaan program ini berasal dari dana BLUD Puskesmas Pleret ( untuk
penggandaan kartu TUMAN BALITA ).