Anda di halaman 1dari 15

Analisis Break Even Point Untuk Single Dan

Mix Product
16 Oktober 2017 Oleh Wadiyo

Analisis break even point (BEP) atau analisis titik impas sering digunakan


karena tidak memerlukan perhitungan-perhitungan yang rumit dan lebih
efisien.
Analisis break event point akan semakin powerful bila dikombinasikan
dengan contribution margin (CM).
Alasannya adalah karena dengan cepat dapat membuat suatu keputusan dan
merupakan titik awal untuk menentukan keputusan-keputusan berikutnya, dan
akan sangat membantu saat pembahasan soal manajemen akuntansi.
Materi pembahasan dalam artikel ini akan membahas dua materi yaitu : 1)
analisis break even point untuk single product dan 2) analisis break even
pointuntuk mix product.
Baca juga : Begini Cara Sederhana dan Praktis me-LEVERAGE
LABA Perusahaan Melalui Rekayasa Penjualan
 

01. Analisis Break Even Point (BEP) untuk Single Product


Rumus BEP digunakan untuk menetapkan volume penjualan minimum sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.

Pengertian BEP berkaitan dengan hal ini berarti sama dengan menentukan


titik break even dengan menggunakan Contribution Margin unit dan rasio
marjin kontribusi.
Untuk lebih jelasnya berikut ini contoh soal break even point dan
penyelesaiannya:
Sebuah perusahaan melakukan investasi sebesar Rp. 1.000.000,-.
Perusahaan menetapkan return atau laba sebesar 15% per tahun.

Biaya tetap saat ini per tahun Rp. 400.000,- dengan biaya variabel Rp. 15,-
per unit produk.

Pada tahun sebelumnya perusahaan memproduksi dan menjual produknya


sebanyak 50.000 unit dengan harga Rp. 25,- per unit.

Berapa unit produk yang harus diproduksi dan nilai rupiahya agar mencapai
titik impas atau break even point?

Pembahasan:
Contribution margin unit:
= Harga Jual Produk – Biaya Variabel Produk per Unit

= Rp. 25 – Rp. 15 = Rp. 10,-


 

Contribution margin ratio:


= 100% – 60% (15/25) = 40%
 
Dari data tersebut, maka penjualan minimal =  break even point adalah =

#1. BEP dalam unit (Q) :


= 400.000 : 10 = 40.000 unit
#2. BEP dalam rupiah :
= 400.000 : 40% = Rp. 1.000.000,-
Jadi agar investasi perusahaan tidak mengalami kerugian maka perusahaan
harus memproduksi produk dengan jumlah minimal 40.000 unit dengan nilai
sebesar Rp. 1.000.000.-

Baca juga : Apa Perbedaan Biaya dan Beban


 

02. Analisis Break Even Point (BEP) untuk Product Mix


Break event point atau titik impas untuk kombinasi produk harus dengan
asumsi proporsi atau kombinasi konstan, misalnya produk A sebanyak 3 unit,
produk B sebanyak 4 unit dan produk C sebanyak 5 unit.
Jika komninasi berubah maka total penjualan, total variabel cost (biaya
variabel) dan contribution margin berubah, sehingga akan mengubah pula titik
BEPnya. Dan asumsi kombinasi yang terjual pun konstan.

Rumus BEP yang digunakan :


BEP = Biaya Tetap : (CMa x Prop.a) + (CMb x Prop.b) + (CMn x Prop.n)
Keterangan :
CM         = Contribution Margin
Prop       = proporsi penjualan yang direncanakan atas produk A, produk B
dan Produk N

Perhatikan contoh soal break even point dan grafiknya berikut ini:


Perusahaan menjual dua jenis produk A dan B. Volume penjualan A
sebanyak 40 unit dan B sebanyak 60 unit. Harga jual A sebesar Rp. 1.000,-
biaya variabel Rp. 750,-

Harga jual produk B sebesar Rp. 2.000,- biaya variabel sebesar Rp. 1.000,-
Biaya tetap perusahaan adalah Rp. 42.000,-

Maka :

#Marjin kontribusi :
Produk A = Rp. 1.000 – Rp. 750 = Rp. 250
Produk B = Rp. 2.000 – Rp. 1.000 = Rp. 1.000

Proporsi A = 40 : 100 = 40%


Proporsi B = 60 : 100 = 60%

#Break even point dalam unit :


= 42.000 : (250 x 40%) + (1.000 x 60%)
= 42.000 : 700 = 60 unit

Atau masing-masing terjual :

Produk A = 40% x 60 unit = 24 unit


Produk B = 60% x 60 unit = 36 unit

#Break even point dalam rupiah :


= Unit x Harga jual

Produk A = 24 x Rp. 1.000 = Rp. 24.000,-


Produk B = 36 x Rp. 2.000 = Rp. 72.000,-

Total BEP dalam rupiah produk A dan B = Rp 24.000 + Rp. 72.000,= Rp.
96.000,-
#Perhitungan Laba Rugi adalah berikut ini:
Penjualan : Rp. 96.000
Biaya variabel :
Produk A = 24 x Rp. 750 = Rp. 18.000
Produk B = 36 x Rp. 1.000 = Rp. 36.000
Total biaya variabel = Rp. 54.000
Contribution Margin :
= Rp. 96.000 – Rp. 54.000 = Rp. 42.000,-
Laba Rugi :
= Contribution Margin – Biaya Tetap
= Rp. 42.000 – Rp. 42.000 = Rp. 0
(Baca juga : Alasan Mengapa Metode Harga Pasar Merupakan Pendekatan
Terbaik untuk Menentukan Harga Pasar?)
Berikut ini grafiknya :

Demikian pembahasan mengenai analisis break even point (BEP)


untuk singledan mix product.
Terima kasih

***

Break Event Point (Analisis Titik Impas)


 by retna rindayani  00.23  4 komentar 
Analisis BEP (Break Even Point)
Adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan dan profit.

Asumsi-asumsi:
1.      Analisis titik impas digunakan untuk analisis jangka pendek
2.      Biaya dikelompokkan menjadi 2:
            a.       Biaya tetap
            b.      Biaya variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah
            Misal : Tukang gorengan
            Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas
            Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.
3.      Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual
TC = AC x Q
TR = P x Q

TC    : Total Cost


TR     : Total Revenue
AC    : Average Cost
ATC  : Average Total Cost

4.      Harga jual per unit tetap


5.      Bauran penjualan tetap pada kasus multiproduk

 
          BEP       : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
                        2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
1.      BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
=  FC 
   P - V
Ket
FC                :Fixed Cost/biaya tetap
P                  :Harga
VC                :Variable Cost/biaya variable

Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit
100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

BEP (Q)     =    FC   
                      P – V
                = 300.000
                     100 - 40
                = 5.000 unit
atau
P- V          = contribution margin = 100 – 40 = 60
BEP (Q)     =                  FC                    
                            Contribution margin
                 = 300.000
                        60
                 = 5.000 unit
2.      BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
=        FC     
     1 – TVC
             S
Ket
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q

Dari soal yang sama diatas:


Sales (S) atau volume penjualan = P x Q  = 100 x 10.000 = 1.000.000
Total Variable Cost (TVC)        = VC x Q = 40 x 10.000 = 400.000

BEP (Rp)       =        FC       
                           1 – TVC
                               S
                 =    300.000   
                     1 – 400.000
                         1.000.000
                = 500.000

BEP (Q)    = BEP (Rp)


                          P
                   = 500.000
                          100
                   = 5.000

Contribution margin ratio                  = 1–  400.000  = 0,6      


   Atau contribution to fixed cost                  1.000.000

Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%

*** Margin of Safety : angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales
dengan penjualan break even.
= penj. yg direncanakan – penj. Pada BEP x 100%
              Penj. yg direncanakan
= 1.000.000 – 500.000 x 100%
             1.000.000
= 50%

Efek Penambahan Faktor Terhadap BEP


A.     Harga jual
     1.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
           unit naik dari 100 menjadi 160. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               160 – 40       120
                              = 2.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000     
                                1 –  400.000
                                     1.600.000
                           = 400.000
        Bila harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun

    2.      Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar  300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
          unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!

Jawab:
BEP (Q)             = 300.000 = 300.000
                               80 – 40       40
                              = 7.500 unit

BEP (Rp)           =    300.000    
                                1 –  400.000
                                      800.000
                             = 600.000
B.      Biaya Tetap
  1.      Ada Ada tambahan biaya tetap Rp 100.000 (300.000 + 100.000)
Memperbesar kapasitas produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit
Biaya variabel per unit 40.
Harga jual per unit 100 – 90. Berapa BEP nya?

Jawab:
BEP (Q)             = 400.000 = 400.000
                                 90 – 40           40
                             = 8.000 unit

BEP (Rp)           =    400.000    
                              1 –  600.000
                                  1.350.000
                            = 727.000
C.     Sales Mix
Contoh soal:
Perusahaan memproduksi lebih dari satu produk
Sales = TR = Total Revenue = P. Q

Produk
Keterangan Total
A B
Sales 200.000 200.000 400.000
Q/unit 20.000 8.000
VC 60% x 200.000 = 40% x 200.000 = 200.000
120.000 80.000
FC 40.000 80.000 120.000
TC = VC + FC 160.000 160.000 320.000
Laba = S – TC 40.000 40.000 80.000(untung)

Jawab:
Sales mix     = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1
Produk mix = A : B =    20.000 :    80.000 = 2,5 : 1

BEPtotal (Rp)        =     FC       


                           1 – TVC
                                  S
                =    120.000
                        1 –  200.000
                               400.000
                      = 120.000/0,5
                      = 240.000

Sales Produk A           = ½ x 240.000


                                 = 120.000
TR                               = P. Q                                  
                                 = P . 20.000
P                               = 120.000/20.000
                                 = 6

 Sales Produk B             = ½ x 240.000


                                    = 120.000
TR                                = P. Q                                  
                                    = P . 8.000
P                                = 120.000/8.000
                                  = 15
Break Even Point Multi Produk
Tidak semua perusahaan dalam kegiatan produksinya hanya memproduksi satu jenis
produk saja. Bagi perusahaan yang memiliki lebih dari satu jenis produk maka dalam
menghitung titik impasnya harus terlebih dahulu dihitung bauran penjualannya. Garrison
(2005) menyatakan bahwa:

“ Bauran penjualan (Sales Mix) mengacu pada proporsi relatif dimana produk perusahaan
dijual. Laba akan bergantung pada bauran penjualan, laba akan lebih besar jika barang
dengan margin tinggi bukan yang bermargin rendah memiliki proporsi yang relatif besar
dalam total penjualan“.

Menurut Hansen ( 2005)

“ Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan.
Selain itu, bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan
yang dikontribusikan oleh masing-masing produk”.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka penulis cenderung kepada pendapat
Garrison bahwa bauran penjualan (Sales Mix) mengacu pada proporsi relatif dimana
produk perusahaan dijual dan pendapat Hansen bahwa bauran penjualan dapat dinyatakan
dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh masing-masing produk.
Laba akan bergantung pada bauran penjualan, laba akan lebih besar jika barang dengan
margin tinggi memiliki proporsi yang relatif besar dalam total penjualan dan barang dengan
margin rendah memiliki proporsi yang relatif rendah dalam total penjualan.

1 BULAN KEMUDIAN
Terdapat 2 metode/pendekatan dalam menghitung Break Even Point (BEP) yaitu metode
aljabar dan metode grafik

Break Even Point (BEP) terjadi bila Total pendapatan = Total biaya atau TR = TC
image.png710×354 40.8 KB

Atau BEP dapat juga dicari dengan rumus :

Contoh :

Diketahui Harga jual Produk Rp 100/unit, Biaya variable Rp 40/unit dan Biaya tetap Rp
300.000,- dengan kapasitas produksi maksimal = 10.000 unit

Pertanyaan :
a. Pada jumlah (dalam unit dan Rp) berapakah perusahaan dalam kondisi BEP
b. Gambarkan dalam bentuk grafik dalam kondisi BEP ?

Break Even Point (BEP) dicari dan dihitung dengan menggunakan metode aljabar

BEP Unit
BEP Rupiah

Break Even Point (BEP) dicari dengan menggunakan metode grafik.


Perhitungan BEP Lebih dari 1 macam produk

Contoh :
Suatu perusahaan menghasilkan dua macam produk yaitu Produk A dan B. dimana data
keuangannya sebagai berikut :

Pertanyaan :
a. BEP Total (Produk A dan B) ?
b. BEP (unit dan Rp) produk A dan BEP (unit dan Rp) produk B ?

Jawab :

Sales mix dalam satuan Rupiah (A: B) = Rp 200.000 : Rp 200.000 = 1 : 1.


Produk mix dalam satuan Unit (A: B) = 20.000 Unit : 8.000 Unit = 2,5 : 1.
BEP total (Rp)= Rp 240.000
Sales mix dalam satuan Rupiah (A: B) = 1 : 1.

Sales untuk Produk A =1/2 X Rp 240.000 = Rp 120.000


BEP Produk A ( Rp ) = Rp 120.000
BEP Produk A ( Unit ) = Rp 120.000/Rp 10/Unit = 12.000 Unit

Sales untuk Produk B =1/2 X Rp 240.000 = Rp 120.000


BEP Produk B ( Rp ) = Rp 120.000
BEP Produk B ( Unit ) = Rp 120.000/Rp 25/Unit = 4.800 Unit

Jadi Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sesudah BEP = 12.000 Unit : 4.800 Unit = 2,5 : 1.
Sedangkan Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sebelum BEP = 2,5 : 1.

Kesimpulan : Produk mix (Unit) sebelum dan sesudah BEP tetap konstan

BEP dalam multi produk tidak berarti bahwa :

 Masing-masing produk harus dalam keadaan BEP


 Dapat terjadi pada BEP total suatu perusahaan, suatu produk menderita keruggian
dan produk lain mendapatkan keuntungan, sehingga secara keseluruhan perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan ataupun kerugian (BEP).

Dari contoh diatas keuntungan dan kerugian dari kedua produk tersebut sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai