Mix Product
16 Oktober 2017 Oleh Wadiyo
Biaya tetap saat ini per tahun Rp. 400.000,- dengan biaya variabel Rp. 15,-
per unit produk.
Berapa unit produk yang harus diproduksi dan nilai rupiahya agar mencapai
titik impas atau break even point?
Pembahasan:
Contribution margin unit:
= Harga Jual Produk – Biaya Variabel Produk per Unit
Harga jual produk B sebesar Rp. 2.000,- biaya variabel sebesar Rp. 1.000,-
Biaya tetap perusahaan adalah Rp. 42.000,-
Maka :
#Marjin kontribusi :
Produk A = Rp. 1.000 – Rp. 750 = Rp. 250
Produk B = Rp. 2.000 – Rp. 1.000 = Rp. 1.000
Total BEP dalam rupiah produk A dan B = Rp 24.000 + Rp. 72.000,= Rp.
96.000,-
#Perhitungan Laba Rugi adalah berikut ini:
Penjualan : Rp. 96.000
Biaya variabel :
Produk A = 24 x Rp. 750 = Rp. 18.000
Produk B = 36 x Rp. 1.000 = Rp. 36.000
Total biaya variabel = Rp. 54.000
Contribution Margin :
= Rp. 96.000 – Rp. 54.000 = Rp. 42.000,-
Laba Rugi :
= Contribution Margin – Biaya Tetap
= Rp. 42.000 – Rp. 42.000 = Rp. 0
(Baca juga : Alasan Mengapa Metode Harga Pasar Merupakan Pendekatan
Terbaik untuk Menentukan Harga Pasar?)
Berikut ini grafiknya :
***
Asumsi-asumsi:
1. Analisis titik impas digunakan untuk analisis jangka pendek
2. Biaya dikelompokkan menjadi 2:
a. Biaya tetap
b. Biaya variable : gambarannya apabila jumlah produksi berubah maka biaya juga berubah
Misal : Tukang gorengan
Biaya tetapnya : kuali, sendok, kompor, tabung gas
Biaya variabelnya : minyak goring, tepung, gas, dll.
3. Jumlah yang diproduksi = jumlah yang dijual
TC = AC x Q
TR = P x Q
BEP : 1. Berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
2. Berdasarkan harga penjualannya (Rp)
1. BEP (Q) atau BEP berdasarkan jumlah barang yang diproduksi (unit)
= FC
P - V
Ket
FC :Fixed Cost/biaya tetap
P :Harga
VC :Variable Cost/biaya variable
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per unit
100. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
BEP (Q) = FC
P – V
= 300.000
100 - 40
= 5.000 unit
atau
P- V = contribution margin = 100 – 40 = 60
BEP (Q) = FC
Contribution margin
= 300.000
60
= 5.000 unit
2. BEP (P) atau berdasarkan harga penjualannya (Rp)
= FC
1 – TVC
S
Ket
Sales (S) atau volume penjualan = P x Q
Total Variable Cost (TVC) = VC x Q
BEP (Rp) = FC
1 – TVC
S
= 300.000
1 – 400.000
1.000.000
= 500.000
Setiap perubahan penjualan akan menyebabkan setiap perubahan terhadap fixed cost sebesar 0,6
atau 60%
*** Margin of Safety : angka yg menunjukkan jarak antara penjualan yang direncanakan atau budget sales
dengan penjualan break even.
= penj. yg direncanakan – penj. Pada BEP x 100%
Penj. yg direncanakan
= 1.000.000 – 500.000 x 100%
1.000.000
= 50%
BEP (Rp) = 300.000
1 – 400.000
1.600.000
= 400.000
Bila harga jual dinaikkan maka BEP-nya akan turun
2. Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar 300.000. Biaya variabel per unit 40. Harga jual per
unit turun dari 100 menjadi 80. Kapasitas produksi maksimal 10.000. Hitunglah BEP (Q)!
Jawab:
BEP (Q) = 300.000 = 300.000
80 – 40 40
= 7.500 unit
BEP (Rp) = 300.000
1 – 400.000
800.000
= 600.000
B. Biaya Tetap
1. Ada Ada tambahan biaya tetap Rp 100.000 (300.000 + 100.000)
Memperbesar kapasitas produksi dari 10.000 unit – 15.000 unit
Biaya variabel per unit 40.
Harga jual per unit 100 – 90. Berapa BEP nya?
Jawab:
BEP (Q) = 400.000 = 400.000
90 – 40 40
= 8.000 unit
BEP (Rp) = 400.000
1 – 600.000
1.350.000
= 727.000
C. Sales Mix
Contoh soal:
Perusahaan memproduksi lebih dari satu produk
Sales = TR = Total Revenue = P. Q
Produk
Keterangan Total
A B
Sales 200.000 200.000 400.000
Q/unit 20.000 8.000
VC 60% x 200.000 = 40% x 200.000 = 200.000
120.000 80.000
FC 40.000 80.000 120.000
TC = VC + FC 160.000 160.000 320.000
Laba = S – TC 40.000 40.000 80.000(untung)
Jawab:
Sales mix = A : B = 200.000 : 200.000 = 1 : 1
Produk mix = A : B = 20.000 : 80.000 = 2,5 : 1
“ Bauran penjualan (Sales Mix) mengacu pada proporsi relatif dimana produk perusahaan
dijual. Laba akan bergantung pada bauran penjualan, laba akan lebih besar jika barang
dengan margin tinggi bukan yang bermargin rendah memiliki proporsi yang relatif besar
dalam total penjualan“.
“ Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari pendapatan.
Selain itu, bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari total pendapatan
yang dikontribusikan oleh masing-masing produk”.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka penulis cenderung kepada pendapat
Garrison bahwa bauran penjualan (Sales Mix) mengacu pada proporsi relatif dimana
produk perusahaan dijual dan pendapat Hansen bahwa bauran penjualan dapat dinyatakan
dalam persentase dari total pendapatan yang dikontribusikan oleh masing-masing produk.
Laba akan bergantung pada bauran penjualan, laba akan lebih besar jika barang dengan
margin tinggi memiliki proporsi yang relatif besar dalam total penjualan dan barang dengan
margin rendah memiliki proporsi yang relatif rendah dalam total penjualan.
1 BULAN KEMUDIAN
Terdapat 2 metode/pendekatan dalam menghitung Break Even Point (BEP) yaitu metode
aljabar dan metode grafik
Break Even Point (BEP) terjadi bila Total pendapatan = Total biaya atau TR = TC
image.png710×354 40.8 KB
Contoh :
Diketahui Harga jual Produk Rp 100/unit, Biaya variable Rp 40/unit dan Biaya tetap Rp
300.000,- dengan kapasitas produksi maksimal = 10.000 unit
Pertanyaan :
a. Pada jumlah (dalam unit dan Rp) berapakah perusahaan dalam kondisi BEP
b. Gambarkan dalam bentuk grafik dalam kondisi BEP ?
Break Even Point (BEP) dicari dan dihitung dengan menggunakan metode aljabar
BEP Unit
BEP Rupiah
Contoh :
Suatu perusahaan menghasilkan dua macam produk yaitu Produk A dan B. dimana data
keuangannya sebagai berikut :
Pertanyaan :
a. BEP Total (Produk A dan B) ?
b. BEP (unit dan Rp) produk A dan BEP (unit dan Rp) produk B ?
Jawab :
Jadi Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sesudah BEP = 12.000 Unit : 4.800 Unit = 2,5 : 1.
Sedangkan Produk mix dalam satuan Unit (A: B) sebelum BEP = 2,5 : 1.
Kesimpulan : Produk mix (Unit) sebelum dan sesudah BEP tetap konstan
Dari contoh diatas keuntungan dan kerugian dari kedua produk tersebut sebagai berikut :