NPM : 170410150008
OTONOMI DAERAH
Penyelenggaraan Negara secara garis besar diselenggarakan dengan dua sistem, yakni
system sentralisasi dan system sentralisasi. Sistem sentralisasi yaitu jika urusan yang berkaitan
dengan aspek kehidupan dikelola ditingkat pusat. Sedangkan desentralisasi yaitu sistem ketika
sebagian urusan pemerintahan diserahkan pada daerah untuk menjadi urusan rumah tangganya.
Dari pengertian tentang desentralisasi, dapat disimpulkan bahwa prinsip dari
desentralisasi adalah adanya pelimpahan atau penyerahan wewenang dari pemerintah pusat pada
satuan-satuan pemerintah dibawahnya untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri.
Wewenang untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri inilah yang disebut dengan hak
otonomi.
Pengertian “otonom” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) secara bahasa
adalah “berdiri sendiri” atau “dengan pemerintahan sendiri”. Sedangkan “daerah” adalah suatu
“wilayah” atau “lingkungan pemerintah”. Secara istilah “otonomi daerah” adalah
“wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur dan mengelola untuk
kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri”.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1-7, Pasal
18A ayat 1 dan 2, Pasal 18B ayat 1 dan 2.
Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah,
pengaturan, pembagian dan pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan serta
perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.
Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam
Penyelenggaraan Otonomi Daerah.
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.
UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No. 32 Tahun 2004).
Secara konseptual, tujuan otonomi daerah di Indonesia dilandasi oleh tiga tujuan utama yaitu
tujuan politik, tujuan administratif dan tujuan ekonomi.
1. Tujuan politik, dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu upaya untuk mewujudkan
demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD.
2. Tujuan administratif, dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu adanya pembagian urusan
pemerintahan antara pusat dengan daerah, termasuk pembaharuan manajemen birokrasi
pemerintahan di daerah, serta sumber keuangan.
3. Tujuan ekonomi, dalam pelaksanaan otonomi daerah yaitu terwujudnya peningkatan
indeks pembangunan manusia sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Adanya otonomi daerah merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah
untuk membuktikan bahwa kemampuannya dalam mengatur serta melaksanakan kewenangan
yang menjadi hak daerah masing-masing. Berkembang atau tidaknya suatu daerah tergantung
dari kemampuan dan kemauan untuk dapat melaksanakannya. Pemerintah daerah bisa bebas
berekspresi dan berkreasi dalam rangka membangun daerahnya sendiri, tentu saja harus sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Referensi:
www.markijar.com