Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain post test
only control group design. Desain penelitian ini dipilih karena pada penelitian
ini tidak dilakukan pretest. Kelompok sampel dilakukan secara randomisasi
baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, sehingga
kelompok-kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan perlakuan.
Dengan rancangan ini memungkinkan dilakukan pengukuran pengaruh
perlakuan pada kelompok eksperimen dengan cara membandingkan
kelompok tersebut dengan kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2012:59-60).
Bentuk rancangan penelitian ini sebagai berikut :

X O-1
(-) O-2

Gambar Rancangan Penelitian III.1


Keterangan :
X : adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan pemberian ekstrak
daun nangka dengan berbagai dosis (0,25%,0,50%,0,75%,1%) pada
kelompok eksperimen.
(-) : adalah kelompok kontrol, kelompok ini tidak mendapat
perlakuan.
1.1 : adalah pengamatan (observasi) terdapat jumlah larva Culex sp yang
mati setelah 24 jam pengamatan pada kelompok yang diberi
perlakuan.
1.2 : adalah pengamatan (observasi) terhadap larva Culex sp yang mati
setelah pengamatan 24 jam pengamatan pada kelompok kontrol.

28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Laboratorium Entomologi
Kesehatan Lingkungan Surabaya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Juni 2017.

C. Obyek Penelitian
Obyek Penelitian ini adalah ekstrak daun nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk) dengan konsentrasi sebesar (0,25%,0,50%,0,75%,1%)
dan 1 kontrol (0%). Dan larva nyamuk Culex sp instar III yang di peroleh dari
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Jumlah larva yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 25 ekor larva setiap unit perlakuan,dengan pertimbangan
untuk eksperimen larva 20-25 ekor (WHO,2005:10), dengan media yang
digunakan adalah air sumur sebanyak 200 ml.
Dalam melakukan penelitian perlu adanya replikasi atau pengulangan
yang bertujuan agar mendapatkan data yang akurat. Adapun replikasi atau
pengulangan setiap masing-masing konsentrasi dapat dihitung dengan rumus
Ferderer (Purnomo dan Bramantoro,2002:37-38) :

(p – 1) (r – 1) ≥ 15

Keterangan :
p : Jumlah perlakuan
r : Jumlah pengulangan (Replikasi)
(p – 1) (r – 1) ≥ 15
(5 – 1) (r – 1) ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
r ≥ 19 / 4
r ≥ 4,75

29
r≥5
Jadi pengulangan yang dilakukan pada masing-masing perlakuan
sebanyak 5 kali ulangan, sedangkan jumlah perlakuan adalah 5 kali.
Jumlah larva yang dibutuhkan pada tiap-tiap perlakuan adalah 25 ekor
larva nyamuk Culex spinstar III, sehingga jumlah seluruhlarva yang
dibutuhkan sebanyak 625 ekor larva larva Culex sp instar III, dengan
perhitungan : 25 ekor x jumlah perlakuan x jumlahpengulangan = 25 x 5 x
5 = 625 ekor, dan 25 ekor untuk persediaan jika larva nyamuk Culex sp
instar III, sebagaibahan uji mati.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Penelitian
a. Model hubungan antar variabel
Adapun hubungan antar variabel adalah sebagai berikut :

Variabel bebas Variabel terikat


Konsentrasi ekstrak daun Kematian Larva Culex
nangka (Artocarpus sp instar III
heterophyllus Lamk)

Variabel penganggu
1. Media Air :
pH dan suhu air

2. Lingkungan Fisik:
Suhu dan kelembaban

Gambar Variabel Penelitian. III.2

30
b. Identifikasi variabel penelitian :
Adapun identifikasi variabel pada Gambar III.2 dalam penelitian ini
adalah :
1) Variabel Bebas (variabel independen)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (independen)
adalah konsentrasi ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus
Lamk) sebesar (0%,0,25%,0,50%,0,75%,1%).
2) Variabel terikat (variabel dependen)
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependen)
adalah larva nyamuk Culex sp instar III yang masing-masing
berjumlah 25 larva.
3) Variabel Pengganggu
Dalam penelitian ini variabel pengganggu akan dikendalikan,
adapun variabel yang dikendalikan adalah lingkungan fisik : suhu
ruangan (280C) dan kelembapan ruangan (60% - 80%) serta faktor
media air : pH air untuk larva (6-8), suhu air untuk larva (25 0C –
280C).

c. Definisi Operasional
Tabel III. 1
Definisi Operasional

Alat
No. Variabel Definisi Kriteria Skala
Ukur
1. Konsentrasi Banyaknya Pipet Konsentrasi Rasio
ekstrak kandungan Ukur yang digunakan:
daun bahan aktif (0%,0,25%,0,50
nangka (gram) yang %,0,75%, 1%)
(Artocarpus dilarutkan Dibutuhkan
heterophyll dalam air larutan baku
us Lamk) sumur ekstrak daun
sebanyak 100 nangka berturut
ml dengan –turut sebanyak:
kandungan 0,25%= 10ml
bahan aktif 0,50%= 20ml
Saponin 0,75% = 30ml
Flavonoid dan 1% = 40ml

31
Tanin

Alat
No. Variabel Definisi Kriteria Skala
Ukur
Jumlah larva
Larva yang mati:
nyamuk
larva yang
Culex sp
tidak bergerak, tidak
yang mati
memberikan respon
dalam gelas
ketikadisentuh dengan
eksperimen
lidi khususnya pada
Kematian yang diberi
bagiansifon atau
Larva Culex konsentrasi Count
2. servikal, tenggelam, Rasio
sp instar III. ekstrak daun er
tubuhmembengkok,
nangka
memanjang, berwarna
setelah
pucatbahkan ada yang
pengamatan
terlihat tubuhnya
24 jam
hancur
dengan
(Rahmawati,2013:209)
berbagai
konsentrasi.
Derajat
keasaman air pH = 6 – 8
pH
3. pH pada media (Novianto,2007:33) Rasio
Meter
yang
digunakan
Derajat panas
Suhu media air :
atau dingin
250C – 280C
yang diukur
( Sucipto,2011:54)
dengan skala Termo
4. Suhu Suhu ruangan Interval
tertentu, pada meter
penelitian :100C - 400C
media air dan
(Novianto,2007:12)
ruangan
penelitian
Kandungan
Kelembapan
uap air pada
Hygro 60-80% (Novianto ,
5. Kelembaban lingkungan Rasio
meter 2007:12 dan
ruang
Sucipto,2011:55)
penelitian.

E. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung oleh
peneliti di lokasi penelitian. Data dihasilkan dari jumlah kematian

32
nyamuk Culex sp yang diberi perlakuan beberapa konsentrasi ekstrak
daun nangka.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku,jurnal
ilmiah, internet, dan hasil penelitian sebelumnya yang mendukung.

F. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Ekstrak Daun Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk)
a. Alat dan Bahan
1. Neraca Analitik
2. Cawan Penguap
3. Batang Pengaduk
4. Stirrer
5. Gelas Ukur
6. Erlenmeyer
7. Corong
8. Kain Kassa
9. Pinset
10.Aluminium Foil
11. Alat Refluks
12.Blender
13.Daun Nangka
14.Etanol 95 %
15.Aqudest
b. Melakukan pembuatan ekstrak daun nangka :
1. Pengumpulan dan Pengeringan bahan pada penelitian ini
digunakan daun segar dari tanaman nangka.
2. Daun yang telah dikumpulkan dicuci dengan air yang mengalir
untuk menghilangkan kotoran atau kontaminan yang menempel.
3. Setelah daun nangka dibersihkan lalu diangin-anginkan dan
dikeringkan dalam almari pengering dengan suhu 60˚C sampai
daun mudah untuk dihancurkan ketika diremas

33
4. Simplisia daun nangka yang diperoleh, diserbuk menggunakan
blender. Pengayakan simplisia serbuk yang diperoleh diayak
menggunakan ayakan mesh 20/40, kategori serbuk kasar yaitu
simplisia kering daun nangka sebanyak 70% lolos pada ayakan
mesh 20, dan sebanyak 30% simplisia kering daun nangka lolos
pada ayakan mesh 40. Kemudian serbuk yang diambil untuk
diekstraksi adalah serbuk yang lolos pada ayakan mesh 20 dan
mesh 40.
5. Pembuatan ekstrak serbuk diekstraksi dengan teknik maserasi
menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstraksi dilakukan selama 2 x
24 jam. Menggunakan perbandingan penyaring dengan simplisia
(1:10) untuk hari pertama yaitu 500 gram simplisia dilarutkan
dalam 5 L etanol 96%. Kemudian disaring dengan kain penyaring
selanjutnya ampas diekstraksi kembali dengan penyaring etanol
96% (1:4). Untuk hari kedua yaitu residu serbuk simplisia
dilarutkan dalam 2 L etanol 96%. Maserat diuapkan penyarinya
hingga diperoleh ekstrak kental nangka. Ekstrak yang diperoleh
digunakan untuk melakukan uji aktivitas terhadap Culex sp.

G. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, penelitian dibantu oleh tenaga dari pihak Laboratorium
Entomologi Kesehatan Lingkungan Surabaya yang bertugas dalam membantu
peneliti selama proses penelitian.
1. Tahap Pra Eksperimen
Adapun tahapan yang dilakukan dalam pra eksperimen adalah sebagai
berikut :
a. Alat dan Bahan
1) Pipet tetes
2) Termometer
3) Senter
4) Labu ukur
5) Beker glass

34
6) Hygrometer
7) pH meter
8) Spatula
9) Gelas ukur
10) Pipet volume
11) Timbangan analitik
12) Larva Culex sp instar III
13) Ekstrak daun nangka
14) Air Sumur
b. Melakukan prosedur uji pra eksperimen
1) Menyiapkan beaker glass yang di beri 25 larva Culex sp instar III
sebagai kontrol (K) tanpa di beri ekstrak daun nangka dengan
penambahan air sumur sebanyak 200 ml.
2) Menyiapkan beaker glass dengan masing-masing diberi 25 larva
Culex sp yang telah di beri ekstrak daun nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk) dengan masing-masing konsentrasi (0,25%,
0,50%, 0,75%, 1%) yang ditambahkan dengan air sumur hingga
200 ml.
Untuk mendapatkan konsentrasi yang dibutuhkan, maka dilakukan
pembuatan larutan baku ekstrak daun nangka dan diperlukan
perhitungan konsentrasinya terlebih dahulu. Total dari seluruh
konsentrasi yang dibutuhkan adalah 2,5%, sehingga perhitungnnya
adalah sebagai berikut :
x
2,5 %=
100 ml

2,5 gr x
=
100 ml 100 ml

x = 2,5 gram.

Keterangan = x adalah ekstrak daun nangka yang dibutuhkan


Sehingga untuk membuat larutan baku dengan konsentrasi 2,5%
diperlukan 2,5 gr ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus
Lamk) yang dilarutkan dalam 100 ml air sumur.Untuk

35
mendapatkan tiap – tiap konsentrasi yang dibutuhkan, dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
Rumus : V1 x N1 = V2 x N2
Keterangan :
a) V1 : Volume larutan baku ekstrak daun nangka
b) N1 : Konsentrasi ekstrak daun nangka yang di butuhkan
c) V2 : Volume larutan baku yang di cari
d) N2 : Konsentrasi ekstrak daun nangka pada larutan baku.

(1) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,25% = V2 x 2,5%
25 ml = 2,5 x V2
V2 = 10 ml
(2) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,50% = V2 x 2,5%
50 ml = 2,5 x V2
V2 = 20 ml
(3) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,75% = V2 x 2,5%
75 ml = 2,5 x V2
V2 = 30 ml
(4) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 1% = V2 x 2,5%
100 ml = 2,5x V2
V2 = 40 ml

Sehingga untuk mendapatkan konsentrasi 0,25% diperlukan


sebanyak 10 ml, larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 0,50%
diperlukan 20 ml larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 0,75%
diperlukan 30 ml larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 1%
diperlukan 40 ml larutan baku ekstrak daun nangka dan
Melakukan perlakuan yang sama seperti di atas sebanyak 5 kali.
3) Mengamati kematian larva selama 24 jam.

36
2. Tahap Eksperimen Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada pra eksperimen, di dapatkan hasil
angka kematian dari larvaCulex sp mencapai angka 50% pada konsentrasi
0,50%. Sehingga peneliti tetap menggunakan perbandingan konsentrasi
yang sama pada saat eksperimen yaitu konsentrasi (0,25% 0,50%, 0,75%,
dan 1% dengan satu kontrol, Hal ini dikarenakan ada faktor eksteren yang
dapat mengganggu pada saat pra eksperimen dilakukan, Sehingga
peneliti tetap menggunakan perbandingan konsentrasi yang sama pada
saat eksperimen.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam eksperimen adalah sebagai
berikut:
a. Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat dan Bahan :
1) Pipet tetes
2) Termometer
3) Senter
4) Labu ukur
5) Beker glass
6) Hygrometer
7) pH meter
8) Spatula
9) Gelas ukur
10) Pipet volume
11) Timbangan analitik
12) Larva Culex sp instar III
13) Ekstrak daun nangka
14) Air Sumur
b. Melakukan prosedur uji eksperimen

37
1) Menyiapkan beaker glass yang di beri 25 larva Culex sp instar III
sebagai kontrol (K) tanpa di beri ekstrak daun nangka dengan
penambahan air sumur sebanyak 200 ml.
2) Menyiapkan beaker glass dengan masing-masing diberi 25 larva
Culex sp yang telah di beri ekstrak daun nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk) dengan masing-masing konsentrasi (0,25%,
0,50%, 0,75%, 1%) yang ditambahkan dengan air sumur hingga
200 ml.
Untuk mendapatkan konsentrasi yang dibutuhkan, maka dilakukan
pembuatan larutan baku ekstrak daun nangka dan diperlukan
perhitungan konsentrasinya terlebih dahulu. Total dari seluruh
konsentrasi yang dibutuhkan adalah 2,5%, sehingga perhitungnnya
adalah sebagai berikut :
x
2,5 %=
100 ml

2,5 gr x
=
100 ml 100 ml

x = 2,5 gram.
Keterangan = x adalah ekstrak daun nangka yang dibutuhkan
Sehingga untuk membuat larutan baku dengan konsentrasi 2,5%
diperlukan 2,5 gr ekstrak daun nangka (Artocarpus heterophyllus
Lamk) yang dilarutkan dalam 100 ml air sumur.Untuk
mendapatkan tiap – tiap konsentrasi yang dibutuhkan, dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
Rumus : V1 x N1 = V2 x N2
Keterangan :
a) V1 : Volume larutan baku ekstrak daun nangka
b) N1 : Konsentrasi ekstrak daun nangka yang di butuhkan
c) V2 : Volume larutan baku yang di cari
d) N2 : Konsentrasi ekstrak daun nangka pada larutan baku

(1) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,25% = V2 x 2,5%
25 ml = 2,5 x V2

38
V2 = 10 ml
(2) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,50% = V2 x 2,5%
50 ml = 2,5 x V2
V2 = 20 ml
(3) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 0,75% = V2 x 2,5%
75 ml = 2,5 x V2
V2 = 30 ml
(4) V1 x N1 = V2 x N2
100 ml x 1% = V2 x 2,5%
100 ml = 2,5x V2
V2 = 40 ml

Sehingga untuk mendapatkan konsentrasi 0,25% diperlukan


sebanyak 10 ml, larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 0,50%
diperlukan 20 ml larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 0,75%
diperlukan 30 ml larutan baku ekstrak daun nangka, untuk 1%
diperlukan 40 ml larutan baku ekstrak daun nangka dan
Melakukan perlakuan yang sama seperti di atas sebanyak 5 kali.
3) Mengamati kematian larva selama 24 jam.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data


Metode dan pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik Pengolahan Data
Data-data yang dikumpulkan berupa data primer kemudian pengolahan
data melalui tahap-tahap berikut :
1. Editing, yaitu meneliti data kematian larva Culex sp yang diperoleh
seperti kelengkapan dan pengisian lembar hasil pengamatan.
2. Coding, yaitu kegiatan untuk mengklasifikasikan data menurut
kategori masing-masing.
3. Entry, yaitu kegiatan memasukkan data yang telah didapat ke
dalam program komputer yang sudah ditetapkan.
4. Tabulating, yaitu tahap melakukan penyajian data melalui tabel
agar memper mudah untuk dianalisis.

39
2. Analisis Data
Setelah semua data diolah yang didapatkan dari jumlah larva Culex sp
instar III yang mati, selanjutnya dilakukan analisis data. Untuk
mengetahui nilai LC50 dari ekstrak daun nangka pada 24 jam perlakuan di
analisa menggunakan analisis probit. Dan untuk menganalisa perbedaan
konsentrasi ekstrak daun nangka terhadap kematian larva nyamuk Culex
sp menggunakan uji Kruskal Waills menggunakan software SPSS 20.0.
dengan kriteria :

Hi diterima jika p < α (0,05) yang berarti ada beda kematian


larva nyamuk Culex sp terhadap berbagai konsentrasi ekstrak
daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk) sebagai
biolarvasida.

Adapun uji yang dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:
a. Uji Kruskal Waills
Uji Kruskal Waills digunakan untuk melihat ada tidaknya
perbedaan jumlah kematian larva Culex sp pada semua kelompok
uji apabila data tidak berdistribusi normal, Kemudian setelah itu di
lanjutkan dengan uji Post Hoc Mann Whitney yang bertujuan untuk
menemukan perbedaan konsentrasi yang signifikan antara semua
kelompok perlakuan.
b. Uji Probit
Penentuan letal konsentrasi yang menyebabkan mortalitas
pada larva Culex sp dilakukan dengan menggunakan analisis
Probit. Analisis probit merupakan metode statistik yang digunakan
untuk memahami hubungan dosis-respon dan digunakan untuk
melihat estimasi besar dosis yang dapat mengakibatkan mortalitas
larva Culex sp sebesar 50% (LC50).

40
41

Anda mungkin juga menyukai