Laporan Praktikum I Kesanggupan Daya Tah
Laporan Praktikum I Kesanggupan Daya Tah
Fisiologi Manusia
Oleh :
153112620120043
FAKULTAS BIOLOGI
2016
LAPORAN PRAKTIKUM
Komponen Kebugaran Fisik atau physical fitness terdiri atas sepuluh komponen.
Komponen tersebut sebagian besar komponen biomotorik ditambahkan dengan komponen
komposisi tubuh (terkait dengan masalah kesehatan). Kesepuluh komponen kebugaran fisik
tersebut adalah: Kekuatan Otot (Muscle Strength), Daya Tahan Otot (Musculer endurance),
Kelenturan (Flexibility), Komposisi Tubuh (Body Composition), Daya Tahan Kardiovaskuler
(cardivasculer endurance), Kecepatan Gerak (Speed Movement), Kelincahan (Agility),
Keseimbangan (Balance), Kecepatan Reaksi (Reaction time), Koordinasi (coordination)
(Housman dkk, 2015).
Adaptasi fisiologi terhadap kerja fisik dapat dibagi dalam adaptasi akut dan kronik
(Kusmiyati, 2009).
Adaptasi akut merupakan penyesuaian tubuh yang terjadi pada saat kerja dilakukan
(Kusmiyati, 2009).
Adaptasi kronik merupakan hasil perubahan pada tubuh oleh suatu periode program
latihan fisik.
Adanya kerja fisik berarti terdapat suatu pembebanan bagi tubuh dan hal ini akan
mengakibatkan terjadinya mekanisme penyesuaian dari alat/organ tubuh bergantung kepada
usia, suhu lingkungan, berat ringan beban, lamanya, cara melakukan dan jumlah organ yang
terlibat selama kerja fisik tersebut (Kusmiyati, 2009).
Fungsi utama sistem kardiovaskuler selama kerja fisik adalah menghantar darah ke
jaringan yang aktip termasuk oksigen dan nutrien, dan mengangkut produk metabolit dari
jaringan tersebut ke alat ekskresi. Untuk melakukan tugas tersebut beberapa parameter tubuh
mengalami perubahan, antara lain :
4) Arus Darah
Sistem pembuluh darah bisa membawa darah kembali ke jaringan yang membutuhkan
dengan cepat dan berjalan pada daerah yang hanya membutuhkan oksigen. Pada keadaan
istirahat 1 -20% uplai darah di sirkulasi pada otot skelet. Selama melakukan aktivitas
fisik, ini bisa meningkat menjadi 80-85% dari curah jantung. Darah akan dialirkan dari
organ besar seperti ginjal, hati, perut, dan usus. Ini akan meneruskan aliran ke kulit untuk
memproduksi panas(Kusmiyati, 2009).
Arus darah dari jantung ke jaringan tubuh bervariasi sesuai dengan kebutuhan masing
- masing jaringan baik dalam keadaanistirahat maupun pada kerja fisik. Jumlah absolut
darah yang ke otak selalu tetap/konstan, ke otot dan jantung jumlah darah akan
meningkat sesuai dengan bertambahnya beban kerja sedangkan yang ke ginjal, lambung
dan usus akan berkurang pada beban kerja yang meningkat. Peningkatan arus darah ke
otot yang aktif merupakan kerja 14 persarafan vasodilator dan peningkatan metabolisme
yang menimbulkan penurunan pH atau peningkatan derajat keasaman dan pada tingkat
lokal akan terlihat lebih banyak kapiler dan arteriol yang membuka. Faktor lain yang
berperan dalam pengaturan arus darah adalah siklus jantung. Telah diketahui bahwa
dengan bertambahnya beban kerja, akan terjadi peningkatan frekuensi denyut jantung dan
hal ini mengakibatkan lebih singkatnya waktu yang digunakan untuk satu siklus jantung
termasuk fase diastole. Sedangkan pengisian pembuluh darah koroner yang terbanyak
adalah pada fase diastole. Dengan berkurangnya fase diastole maka arus darah koroner
juga akan berkurang(Kusmiyati, 2009).
5) Tekanan Darah
Dalam keadaan istirahat,, sistole tipikal individu (normal) adalah 110-140 mmHg dan
60-90 mmHg untuk tekanan darah diastol. Selama aktivitas fisik tekanan sistol, tekanan
selama kontraksi jantung (disebut sistol) bisa meningkat sampai 200 mmHg dan
maksimum pada 250 mmHg yang bisa terjadi pada atlet. Tekanan diastole relaif tidak
berubah secara signifikan ketika melakukan latihan intensif. Faktanya kenaikannya lebih
dari 15 mmHg sehingga latihan intensif bisa mengidentifikasi penyakit jantung koroner
dan digunakan sebagai penilaian untuk tes toleransi latihan. Tekanan darah selama kerja
fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan peningkatan curah jantung dan
penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot yang
bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara progresiv sedangkan pada
tekanan diastolik tetapatau sedikit menurun(Guyton, 2007).
a. Alat
Alat yang digunakan dalam beberapa test/percobaan untuk menilai kesanggupan atau
daya tahan tubuh orang percobaan (OP) yaitu, sebagai berikut :
1. Sphygmomanometer
2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Ember kecil/gelas ukur
5. Pengukur watu (arloji/stopwatch)
6. Bangku Harvard
7. Metronom dengan frekuensi 120x/menit
8. Timbangan
9. Pengukur tinggi badan
b. Bahan
Bahan yang digunakan dalam beberapa test/percobaan untuk menilai kesanggupan atau
daya tahan orang percobaan (OP), yaitu sebagai berikut :
N Nama Bahan Jumlah
O
1 Air Es ± 500 ml
2 Orang percobaan (mahasiswa 7 orang, 1 test dilakukan
biomedik) oleh setiap orang.
c. Cara Kerja
1. Harvard Step Test
1) Orang percobaan (OP) berdiri menghadap bangku setinggi 19 inci sambil
mendengarkan detakan metronome dengan frekuesi 120x/menit.
2) OP menempatkan salah satu kakinya dibangku tepat pada suatu detakan
metronome.
3) Pada detakan berikutnya kaki lainnya di naikkan ke bangku sehingga orang
percobaan berdiri tegak diatas bangku.
4) Pada detakan ketiga kaki yang pertama kali naik diturunkan.
5) Pada detakan keempat kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula sehingga
OP berdiri tegak lagi didepan bangku.
6) Siklus tersebut diulang terus menerus sampai OP tidak kuat lagi, tetapi tidak lebih
dari lima menit. Catatlah berapa lama percobaan tersebut dilakukan dengan
menggunakan stopwatch.
7) Segera setelah itu OP disuruh duduk. Hitung dan catatlah frekuensi denyut
nadinya selama 30 detik sebanyak 3 kali masing-masing dari 1’-1’30”, dari 2’-
2’30” dan dari 3’-3’30”.
8) Hitung indeks kesanggupan OP serta berikan penilaiannya menurut cara :
a. Cara lambat :
Indeks kesanggupan badan =
Lama naik turun bangku dalam detik x 100
2 X jumlah ketiga harga denyut nadi tiap 30 detik
Penilaian :
Kurang dari 55 = Kesanggupan Kurang
55-64 = Kesanggupan Sedang
65-79 = Kesanggupan Cukup
80-89 = Kesanggupan Baik
Lebih dari 90 = Kesanggupan Sangat Baik
b. Cara cepat :
Indeks kesaggupan badan =
Lama naik turun bangku dalam detik X 100
9.5 X harga denyut nadi selama 30 detik pertama
3. Percobaan Lorenz
1) Tentukan denyut nadi setelah duduk selama lima menit (keadaan basal).
2) OP melakukan kegiatan jongkok – berdiri 20 kali dengan lutut membuka keluar
selama 20 detik.
3) Setelah duduk kembali tentukan frekuensi nadi setelah menit pertama, kedua,
ketiga dst (cukup dihitung tiap 30”) sampai kembali pada frekuensi denyut nadi
semula.
Peniaian :
Pemulihan setelah 2 menit = Kesanggupan baik
2-3 menit = Kesanggupan sedang
Lebih dari 3 menit = Kesanggupan kurang
4. Test lari 1.5 Mile Cooper
1) OP lari secepat-cepatnya dalam jarak 1.5 mile.
2) Catat waktu yang ditempuh dalam menit.
3) Penilaian kesanggupan badan dilakukan dengan menggunakan daftar.
1 2 3 4 5 6 7 8
Terlampir
VII. PEMBAHASAN
Pada tanggal 20 September 2016 dilakukan beberapa percobaan untuk menilai daya tahan
tubuh seseorang terhadap kesanggupan otot maupun kesanggupan vaskulernya.
Berdasarkan hasil dari beberapa tes kesanggupan / daya tahan / endurance (physical fitness)
yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut:
3) Percobaan Lorenz
OP pada percobaan ini adalah Lukman Hakim. OP melakukan tes dengan cara jongkok-
berdiri sebanyak 20 kali dalam 20 detik. Denyut nadi OP setelah duduk 5 ‘ adalah 28 kali
sedangkan setelah melakukan percobaan denyut nadi semakin cepat yaitu pada menit
pertama 30 kali, menit kedua 28 kali dan menit ketiga 28 kali, hal ini menunjukkan waktu
pemulihan yang dibutuhkan OP adalah setelah 2 menit untuk kembali ke denyut nadi
basal. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan bahwa kesanggupan OP, yaitu
Kesanggupan Baik.
Pada praktikum ini yang menjadi OP adalah Metha. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
apakah OP termasuk golongan hiporeaktor atau hiperreaktor. Tekanan darah basal OP
ialah 110/80 mmHg sedangkan tekanan darah pada saat pendinginan 30’ adalah 100/80
mmHg dan 60’ adalah 100/80 mmHg. Tekanan darah OP tidak mengalami kenaikan. Hal
ini dapat disebabkan karena suhu air es dalam ember kecil/gelas ukur tidak terlalu dingin
atau lebih dari 40C sehingga tidak menyebabkan kenaikan pada tekanan darah OP.
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan OP termasuk golongan Hiporeaktor.
6) Indeks Jantung
OP dalam praktikum ini adalah Andi Zsazsa, Pada praktikum ini OP melakukan
penimbangan berat badan dan mengukur tinggi badan, Hasil pengukuran BB OP ialah
40.5 kg dan TB ialah 153.5 cm dengan luas permukaan tubuh 1.3 m 2 sehingga diperoleh
indeks jantung sebesar 3.4 L. Dari hasil tersebut maka indeks jantung OP dalam batas
normal karena Nilai normal cardiac index adalah 2.5 – 4.2 L/menit/m2.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa percobaan/test yang dilakukan pada praktikum ini, maka dapat
disimpulkan bahwa kesanggupan tubuh setiap orang adalah berbeda-beda. Hal ini
dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu umur, jenis kelamin,
tekanan darah, berat badan, aktivitas, makan, pola hidup dan lain-lain.
B. Saran
Untuk meningkatkan kesanggupan/daya tahan/endurance (physical fitnees) maka bisa
mencoba dengan beberapa latihan seperti pada percobaan yang telah dilakukan secara
rutin, serta disertai dengan pola makan yang teratur dan gizi yang cukup.
DENGAN KESEHATAN. https://ayisnurhidayat.wordpress.com/makalah-kesegaran-
jasmani yang-berhubungan-dengan-kesehatan/. Diakses tanggal 22 september 2016