Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FITOKIMIA DARI RAMUAN OBAT TRADISIONAL UNTUK NYERI

HAID: KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii Blume)

Harrizul Rivai1), Sestry Misfadhila2), Widia Ningsih2)


1)
Fakultas Farmasi Universitas Andalas (UNAND) Padang
Email: harrizul@phar.unand.ac.id
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang
Email: Widian44@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian tentang ramuan obat tradisional kulit kayu manis untuk nyeri haid
bertujuan untuk menganalisis senyawa yang terkandung dalam ramuan obat tradisional kulit
kayu manis secara kualitatif dan kuantitatif. Ramuan dibuat dengan metode perebusan
menggunakan pelarut air. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ramuan mengandung
senyawa fenol, tanin, dan minyak atsiri dengan kadar masing-masing 1,583 % , 2,677 % dan
2,875 %. Minyak atsiri diisolasi dengan metode destilasi uap-air dan dianalisis kandungan
senyawa dengan kromatografi gas spektrofotometri massa. Hasil analisis minyak atsiri
menunjukkan bahwa ramuan kayu manis mengandung 33 senyawa dengan kandungan
terbesar yaitu sinamaldehid 17,89 %, eucalyptol 14,39 %, cis-ocimene 13,08 %, dan
isobornyl asetat 11,97 %.

Kata Kunci : Kulit Kayu Manis, Cinnamomum burmannii Blume, Rebusan, Spektrofotometri UV-Vis.

ABSTRACT

Research on potion of cinnamon traditional medicine for menstrual pain aims to


analyze the compounds contained in potion qualitatively and quantitatively. Potion are made
by boiling using water solvents. The results of phytochemical screening showed that potion
contained phenols, tannins and essential oils with levels of 1.583 %, 2.677 % and 2.875 %
respectively. Essential oils were isolated by steam-water distillation method and analyzed by
compound content by mass spectrophotometry gas chromatography. The results of the
essential oil analysis showed that the cinnamon volatile oil contained 33 compounds with the
largest content, namely cinnamaldehyde 17.89 %, eucalyptol 14.39 %, cis-ocimene 13.08 %,
and isobornyl acetate 11.97 %.
Keywords: Cinnamon Bark, Cinnamomum burmannii Blume, Stew, UV-Vis Spectrophoyometry.

PENDAHULUAN sekunder yang dimanfaatkan dalam


Kayu manis selain sebagai rempah- pengobatan seperti alkaloid, eugenol, asam
rempah, dapat digunakan secara tradisional sinamik dan sinamaldehyde (Alfekaiki et
untuk pengobatan nyeri haid al., 2017).
(Dysmenorrhae) (Menteri Kesehatan Ekstrak etanol kayu manis
Republik Indonesia, 2017). Kayu manis mengandung diketahui alkaloid, glikosida
juga digunakan untuk penderita gangguan jantung, tannin, terpenoid dan saponin
nafsu makan, diare, keputihan, nyeri sendi, flavonoid (Ramya & Ganesh 2012).
sakit gigi, menutup rasa dan bau (Badan Sedangkan ekstrak metanol mengandung
Pengawas Obat dan Makanan Republik alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
Indonesia, 2006). Kayu manis terpenoid dan glikosida (Shreya et al.,
mengandung berbagai jenis metabolit 2015). Penelitian lain menunjukkan bahwa

1
ekstrak air dingin kayu manis mengandung Sampel kulit kayu manis
karbohidrat, steroid, alkaloid, flavonoid (Cinnamomum burmannii Blume)
dan saponin. Ekstrak air panas kayu manis diperoleh dari PT. Temu Gesang Kalikuto
mengandung karbohidrat, steroid, alkaloid Kidul Magelang.
dan saponin (Pandey et al., 2014). Standarisasi Simplisia Daun Salam
Penetapan kadar kumarin yang 1) Mikroskopis
diperoleh dari ekstrak metanol dari 2) Susut Pengeringan
kualitas kayu manis KB, AA, dan KA 3) Kadar Abu Total
masing-masing diperoleh: 1855,5 ppm 4) Kadar Abu Tidak Larut Asam
(0,186 % b/b), 1915,8 ppm (0,192 % b/b), 5) Sari Dalam Air dan Etanol
9177,4 ppm (0,918% b/b) (Yulianis et al., Pemeriksaan Kandungan Kimia
2011). Kadar air yang diperoleh dari Simplisia
serbuk kulit batang kayu manis a. Pola Kromatografi
(Cinnamomum burmannii) adalah 5,15 % b. Kadar Total Kandungan Kimia
dan nilai kadar abu kulit batang kayu Simplisia Kulit Kayu Manis
manis yang diperoleh pada adalah 1,79 %. Pembuatan Ramuan Obat Tradisional
(Anggriawan et al., 2015). Kulit Kayu Manis
Dalam penelitian ini, dilakukan Perebusan ramuan obat tradisional
analisis fitokimia dari ramuan obat kulit kayu manis menurut Menteri
tradisional untuk nyeri haid dari kulit kayu Kesehatan Republik Indonesia (2017)
manis serta penentuan kadar senyawa adalah dengan merebus 2 g simplisia kulit
kimia yang terkandung didalamnya. kayu manis dengan 2 gelas air (400 mL)
METODE PENELITIAN sampai tinggal 1 gelas (200 mL),
Alat dan Bahan dinginkan, saring.
Spektrofotometer UV-Vis double
beam (Shimadzu UV-1800), Gas Analisis Kualitatif Kulit Kayu Manis
Kromatografi Spektrometer massa Pada pengujian kualitatif dilakukan uji
(GCMS-QP 2010 Ultra), oven (Memmert), fenol, uji tanin, uji flavonoid, uji alkaloid,
timbangan analitik (Precisa), plat KLT uji saponin, uji glikosida, dan uji minyak
silika gel 60 F254 (Merck). Simplisia kulit atsiri yang merujuk pada buku Materia
kayu manis (Cinnamomum burmannii Medika Indonesia (Departemen Kesehatan
Blume), Air Suling (H2O) (PT Novalindo), Republik Indonesia, 1995).
Etanol 95 % (C2H5OH) (PT Bratachem), Analisis Kuantitatif Kulit Kayu Manis
Asam Galat (C7H6O5), Katekin, dan semua 1. Fenol
pelarut lain dibeli dari Merck: Asam Sulfat Kadar senyawa fenol total
(H2SO4 ), Ferri (III) Klorida (FeCl 3), dilakukan menggunakan metode Folin
Timbal Asetat (PbC2H3O2), Natrium Ciocalteau. Dibuat larutan induk asam
Hidroksida (NaOH), Serbuk Magnesium galat 1000 µg/mL, kemudian dibuat
(Mg), Serbuk Seng (Zn), Asam Klorida larutan seri dengan 45; 60; 75; 90; 105
(HCl), Asam Asetat Anhidrat (CH3CO)2O, µg/mL. Untuk penentuan panjang
Kalium Permanganat (KMnO4), Ammonia gelombang maksimum dilakukan
(NH3), Eter Minyak Tanah (Petroleum pengukuran pada konsentrasi 45 µg/mL,
Eter), Etil Asetat, Kalium Iodida (KI), dipipet 1 mL masukkan kedalam vial
Iodium (I2), Kloroform (CHCl3), Metanol tambahkan 5 mL enceran Folin Ciocalteu
(CH3OH), Larutan Vanilin dan Besi (III) LP, diamkan selama 8 menit, tambahkan 4
Ammonium Sulfat. mL NaOH 1 % inkubasi selama 1 jam.
Ukur serapan dengan spektrofotometer
Prosedur UV-Vis dan didapatkan panjang
Penyiapan Simplisia gelombang maksimum 745,5 nm. Untuk
pembuatan kurva kalibrasi dibuat dari

2
masing-masing larutan seri dengan cara
yang sama sehingga didapatkan persamaan
regresi linearnya (Kementerian kesehatan
republik Indonesia, 2011).
2. Tanin
Penetapan kadar tanin dilakukan
dengan metode spektrofotometri UV-Vis,
dengan menggunakan katekin sebagai
larutan pembanding. Katekin dilarutkan
dalam 10 mL etil asetat P. Pipet 2 mL
larutan, tambahkan 50 mL etil asetat P.
Untuk larutan uji dibuat dengan cara yang
sama dan di ukur pada panjang gelombang
279 nm dan 300 nm (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Gambar 1. Kromatografi Lapis Tipis
3. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Simplisia Kulit Kayu Manis
Kadar minyak atsiri dalam suatu
simplisia ditetapkan meggunakan alat
Senyawa yang memiliki Rf lebih besar
destilasi stahl. Simplisia kulit kayu manis
berarti memiliki kepolaran yang lebih
tambahkan air suling,. Tambahkan 0,5 mL
rendah, begitu juga sebaliknya. Hal
toluen ke dalam buret. Panaskan selama
tersebut dikarenakan fasa diam bersifat
tidak kurang dari 15 menit (Departemen
polar, sementara senyawa yang lebih polar
Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
akan tertahan kuat pada fasa diam,
Hasil minyak atsiri yang diperoleh
sehingga menghasilkan nilai Rf yang
diinjeksikan ke dalam alat Kromatografi
rendah.
Gas-Spektrometer Massa (GC-MS)
4. Susut Pengeringan 10,9941 % ±
sebanyak 3 µL untuk mengidentifikasi
0,0219.
senyawa yang terkandung didalam minyak
5. Kadar Abu Total 8,9655 % ± 0,0088.
atsiri simplisia kulit kayu manis.
6. Kadar Abu Tidak Larut Asam 0,2799
HASIL DAN PEMBAHASAN % ± 0,0050
Standarisasi Simplisia Kulit Kayu 7. Kadar Sari Larut Dalam Air 8,2086 %
Manis ± 0,0119 dan kadar Sari Larut Dalam
1. Pemeriksaan Pemerian Etanol 20,2717 % ± 0,0051.
Berupa batangan atau kulit
menggulung, membujur, pipih atau berupa Analisis Kualitatif Ramuan Obat
berkas yang terdiri atas tumpukan Tradisional Kulit Kayu Manis
beberapa potong kulit yang tergulung Kulit kayu manis yang telah direbus
membujur, warna coklat, bau khas, bekas menggunakan pelarut air dilakukan uji
patahan tidak rata. kualitatif kandungan kimia di tunjukkan
2. Pemeriksaan Mikroskopis pada (Tabel I).
Didapatkan hasil berupa sel minyak,
sel batu, dan sklerenkim lepas.
3. Pola Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi lapis tipis dari kulit kayu
manis didapatkan 4 bercak noda dengan
masing-masing nilainya Rf 1= 0,1 Rf 2=
0,36 Rf 3= 0,46 Rf 4= 0,85.

3
Tabel I. Data Hasil Uji Kualitatif Dari Ramuan Obat Tradisional Kulit Kayu Manis

Keterangan : + = Mengandung senyawa metabolit sekunder


_
= Tidak mengandung senyawa metabolit sekunder

Penetapan Kadar Ramuan Obat Folin Ciocalteu membentuk kompleks


Tradisional Kulit Kayu Manis molibdenum-tungsten berwarna biru yang
1. Kadar fenol total dari ramuan obat dapat terdeteksi dengan spektrofotometer.
tradisional kulit kayu manis 1,583 % di Semakin besar konsentrasi senyawa
hitung sebagai asam galat. fenolik maka semakin banyak ionfenolat
yang akan mereduksi asam heteropili
Pada penelitian ini penentuan kadar (fosfomolibdat-fosfotungsten) menjadi
fenol total menggunakan metode Folin kompleks molibdenum-tungsten sehingga
Ciocalteu. Reagen Folin-Ciocalteu warna biru yang dihasilkan semakin pekat
digunakan karena senyawa fenolik dapat (Tahir, 2017).
beraksi dengan Folin membentuk larutan Pada penentuan kadar fenolat total, di
berwarna yang dapat diukur peroleh serapan maksimum asam galat
absorbansinya. Prinsip dari metode Folin- pada 745,5 nm pada konsentrasi 45
Ciocalteu adalah terbentuknya senyawa µg/mL. Berdasarkan kurva kalibrasi pada
kompleks berwarna biru yang dapat diukur Gambar 1 diperoleh persamaan regresi y =
pada panjang gelombang 745,5 nm. 0,00847x - 0,00534. Koefisien korelasi r =
Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam 0,9971, angka ini mendekati 1 yang berarti
alkali) atau gugus fenolik-hidroksi terdapat korelasi yang sangat tinggi antara
mereduksi asam heteropoli (molibdenum- absorban dan kadar senyawa serta
tungsten) yang terdapat dalam pereaksi menunjukkan hubungan antara keduanya.
Folin- Ciocalteu menjadi senyawa
kompleks molibdenum-tungsten. Senyawa
fenolik bereaksi dengan reagen Folin
Ciocalteu hanya dalam suasana basa agar
terjadi disosiasi proton pada senyawa
fenolik menjadi ion fenolat. Untuk
membuat kondisi basa maka digunakan
natrium hidroksida. Gugus hidroksi pada
senyawa fenolik bereaksi dengan reagen

4
Hasil pengukuran serapan larutan
pembanding pada panjang gelombang 279
yaitu 0,625 nm dan larutan uji 0,682 nm.

3. Kadar minyak atsiri dari ramuan obat


tradisional kulit kayu manis 2,875 %,
dilakukan dengan metode destilasi stahl
bertujuan untuk mengisolasi dan
mengidentifikasi komponen kimia yang
terdapat dalam minyak atsiri kulit kayu
manis. Jika komponen kimia minyak atsiri
kulit kayu manis dapat diketahui dengan
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan jelas, maka pemanfaatannya dapat
Standar Asam Galat + Folin Ciocalteu dilakukan secara optimal. Minyak atsiri
yang telah didapat dilakukan analisis
2. Kadar tanin total dari ramuan obat kandungan senyawa menggunakan alat
tradisional kulit kayu manis 2,677 % di Kromatografi Gas-Spektrometer Massa
hitung sebagai katekin. (GC-MS).
Penetapan kadar tanin dilakukan denga GCMS merupakan metode
metode spektrofotometri UV-Vis dengan pemisahan senyawa organik yang
mengunakan senyawa standar katekin. menggunakan dua metode analisis
Untuk menentukan kadar tanin total senyawa yaitu kromatografi gas (GC)
dengan metode Spektrofotometri UV-Vis untuk menganalisis jumlah senyawa secara
(Shimadzu UV- 1800). Analisis dilakukan kuantitatif dan spektrometer massa (MS)
dengan tahapan pembuatan larutan standar, untuk menganalisis struktur molekul
yakni dengan menggunakan larutan senyawa analit. Perbedaan sifat kimia
standar katekin, pembuatan larutan uji, antara molekul-molekul yang berbeda
penetapan serapan blanko pada panjang dalam suatu campuran dipisahkan dari
gelombang maksimum yang telah molekul dengan melewatkan sampel
ditetapkan. Larutan standar dibuat dengan sepanjang kolom. Molekul-molekul
mengeringkan katekin dalam oven pada memerlukan jumlah waktu yang berbeda
suhu 105 ºC sampai bobot tetap. Timbang (disebut waktu retensi) untuk keluar dari
seksama 10 mg ekstrak larutkan dalam etil kromatografi gas, dan ini memungkinkan
asetat P sonikasi selama 5 menit. Sonikasi spektrometer massa untuk menangkap,
dapat digunakan untuk mempercepat ionisasi, mempercepat, membelokkan, dan
proses pelarutan suatu materi dengan mendeteksi molekul terionisasi secara
prinsip pemecahan reaksi intermolekuler, terpisah.
sehingga terbentuk suatu partikel yang Hasil analisis kandungan senyawa
berukuran nano. Prosesnya dengan yang terkandung didalam minyak atsiri
menggunakan gelombang ultrasonik pada menggunakan alat Kromatografi Gas-
rentang frekuensi 20 KHz-10 MHz atau Spektrometer Massa (GC-MS) didapatkan
yang dikenal dengan istilah ultrasonikasi. 33 senyawa dengan kandungan yang
terbesar yaitu sinamaldehid 17,98 %,
eucalyptol 14,39 %, cis-ocimene 13,08 %,
dan isobornyl asetat 11,97 %.

5
Gambar 3. Kromatogram Hasil Analisis Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis Dengan
GC-MS

KESIMPULAN (Cinnamomum burmanii) Terhadap


Aktivitas Enzim A-Glukosidase.
Dari data yang diperoleh dalam
Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(2),
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa,
091-102.
kandungan senyawa kimia dari ramuan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI.
obat tradisional kulit kayu manis yaitu
(2006). Ekstrak tumbuhan obat
fenol, tanin dan minyak atsiri, dengan
Indonesia volume 2. Jakarta: Badan
kadar masing-masing 1,583 %, 1,583, dan
pengawas Obat dan Makanan
2,875 %. Dari hasil analisis kandungan
Republik Indonesia.
senyawa minyak atsiri didapatkan 33
Dachriuyanus. (2004). Anaisis Spectrum
senyawa dengan kandungan senyawa
Senyawa Organic Secara
terbesar sinamaldehid 17,89 %, eucalyptol
Spektroskopi. Padang: Penerbit
14,39 %, cis-ocimene 13,08 %, dan
Universitas Andalas.
isobornyl asetat 11,97 %.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. (1989). Materia medika
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia Jilid IV. Jakarta:
DepartemenKesehatan RI.
Alfian, R & Susanti, H. (2012). Penetapan Departemen Kesehatan Republik
kadar fenolik total ekstrak metanol Indonesia. (1995). Materia Medika
kelopak bunga rosela merah Indonesia. Jakarta. Departemen
(Hibiscus sabdariffa Linn) dengan Kesehatan Republik Indonesia.
variasi tempat tumbuh secara Departemen Kesehatan Republik
spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Indonesia. (2000). Parameter
Kefarmasian. 2(1), 73-80. standar umum ekstrak tumbuhan
Alfekaiki, D., Niamah, A,K., and Al- obat. Jakarta: Direktorat Jendral
Sahlany. (2017). Extraction And POM. 5-6.
Identification Of Essential Oil Departemen Kesehatan Republik
From Cinnamomum zeylanicum Indonesia. (2008). Farmakope
Barks And Study The Antibacterial herbal Indonesia edisi I. Jakarta:
Activity. Journal of microbiology, Departeman Kesehatan RI. 41-44.
biotechnology and food sciences, Ervina, M., Nawu, Y.E. and Esar, S.Y.
7(3), 312-316. (2016). Comparison Of In Vitro
Anggriawan, M., Roswiem, A,P., dan Antioxidant Activity Of Infusion,
Nurcholis, W. (2015). Potensi Extract And Fractions of
Ekstrak Air Dan Etanol Kulit Indonesian Cinnamon
Batang Kayu Manis Padang (Cinnamomum burmannii) Bark.

6
International Food Research International Journal of
Journal, 23(3), 1346-1350. Pharmaceutical & Biological
Judha, M., Sudarti., dan Fauziah, A. Archives, 3(4), 914-917.
(2011). Teori Pengukuran Nyeri Sahil, K., Prashant, B., Akankhsa, M.,
Dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta: Pramjeet, S., and Devashish, R.
Nuha Medika. (2011). Gas Chromatography-Mass
Jones, D, S. (2010). Statistik Farmasi. Spectrometry: Applications.
Jakarta: Buku kedokteran EGC. International Journal of
Hanani, E. (2017). Analisis fitokimia. Pharmaceutical & Biological
Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Archives, 2(6), 1544-1560.
Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia Sastrohamidjojo, H. (2001). Spektroskopi.
Penuntun Cara Modern Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Menganalisis Tumbuhan (Edisi 2). Sastrohamidjojo, H. (2004). Kimia minyak
Diterjemahkan oleh K. Padmawinata dan atsiri. Yogyakarta: Gadjah Mada
I. Soediro. Bandung: Penerbit ITB. University press.
Kementerian Kesehatan Republik Tahir, M., Muflihunna, A., Syafrianti.
Indonesia. (2011). Formularium (2017). Penentuan Kadar Fenolik
obat herbal asli Indonesia. Jakarta: Total Ekstrak Etanol Daun Nilam
Menteri Kesehatan Republik (Pogoston cablin Benth.) Dengan
Indonesia. Metode Spektrofotometri Uv-Vis.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jurnal Fitofarmaka Indonesia,
(2017). Formularium Ramuan 4(1), 215-218.
Obat Tradisional Indonesia. Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, G. and Kaur,
Jakarta: Menteri Kesehatan H. (2011). Phytochecimal
Republik Indonesia. 57-58. Screening and Extraction.
Ministry of Health Republic of Indonesia. Internationale Pharmaceutical
(2010). Guidelines for the use of Sciencea, 1(1), 98-106.
herbal medicines in family health Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2007).
care. Jakarta: Bakti Husada. Obat-obat penting, khasiat,
Pandey, S., Pandey, R., and Singh, R. penggunaan dan efek-efek
(2014). Phytochemical Screening sampingnya, Edisi keenam.
of Selected Medicinal Plant Jakarta: PT Elex Media
Cinnamon zeylanicum Bark extract, Komputindo Kelompok Gramedia.
Area of research; Uttarakhand, Shreya, A., Manisha, D., and Solani, j.
India. International Journal of (2015). Phytochemical Screening
Scientific and Research And Anti-Microbial Activity Of
Publications, 4(6), 1-6. Cinnamon Spice Against Urinary
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Tract Infection And Fungal
Indonesia. (2016). Formularium Pathogens. International Journal
obat herbal asli Indonesia. Jakarta: of Life Science & Pharma
Menteri Kesehatan Republik Research, 5(4), 27-34.
Indonesia. Yulianis., A, A, Z., Putra, D, P. (2011).
Ramya, B, S., and Ganesh, P. (2012). Penetapan Kadar Kumarin Dari
Phytochemical Analysis and Kulit Manis ( Cinnamomum
Comparative Effect of burmanii Bl.) Dengan Metoda
Cinnamomum zeylanicum, Piper Kromatografi Gas. Jurnal sains
nigrum and Pimpinella anisum dan teknologi farmasi, 16(2), 203-
with Selected Antibiotics and Its 208.
Antibacterial Activity against
Enterobacteriaceae Family.

Anda mungkin juga menyukai