Anda di halaman 1dari 9

STUDI KUALITATIF TENTANG AKTIFITAS (OLAH RAGA)

PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TYPE II


DI PUSKESMAS PERIUK JAYA KOTA TANGERANG

*Wasludin

Abstrak

Berdasarkan informasi dari pihak puskesmas Periuk Jaya, dari 49 orang penderita
DM yang berobat ke Puskesmas Periuk Jaya, kurang dari 45% dari penderita yang
melakukan olahraga sesuai dengan anjuran kesehatan dalam rangka membantu
mengontrol kadar gula darah padahal mereka sudah mendapat penjelasan tentang
aktifitas (olah raga) yang baik bagi penderita diabetes melitus. Beberapa orang dari
mereka mengaku alasan tidak melakukan olah raga tersebut karena tidak memahami,
kesibukan, dan beberapa alasan lain yang belum diketahui, (Dinkes Kota Tangerang,
2014)
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan
teknik pengumpulan data melalui fokus group diskusi (FGD) pada populasi (informan)
yaitu penderita diabates mellitus type II yang berobat ke Puskesmas Periuk Jaya Kota
Tangerang sebanyak tujuh (tujuh) orang. Analisis dilakukan dengan merangkum
pendapat responden tentang aktifitas (olah raga) yang tepat dan benar bagi penderita
diabetes melitus type II.
Berdasarkan hasil diskusi dengan informan, terdapat 3 orang informan yang sudah
melakukan olahraga berupa pus up, site up, jalan-jalan, lari-lari kecil selama 30 menit –
40 menit yang dilakukan sebanyak 4 – 5 kali dalam satu minggu dan bahwa mereka
belum mengetahui cara mengukur tepat/tidaknya atau bilamana menghentikan olahraga
yang mereka lakukan, mereka menghentikan olahraga apabila sudah capek/lelah,
berkeringat, atau sudah mencapai 30 – 40 menit saja.

Kata kunci : Tangerang, olahraga, diabetes melitus

*Poltekkes Kemenkes Banten

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 114


QUALITATIVE STUDY ABOUT ACTIVITY (Sport) In PEOPLE With TYPE II
DIABETES MELLITUS In CLINICS And The PERIUK JAYA TANGERANG

Wasludin

Abstract
Based on information from the clinics and the Periuk Jaya, out of 49 people who
sought to DM sufferers seek medical Pot, less than 45% of sufferers who do sports in
accordance with the advice of health in order to help control blood sugar levels and
they have got a description of the activities (sport) is good for sufferers of diabetes
mellitus. Some of them confessed the reason doesn't do the sport because it does not
understand, busyness, and some other reasons that are not yet known, (the city of
Tangerang Health Office, 2014)
This qualitative study using a research design using data collection techniques
through focus group discussion (FGD) on population (the informant) namely type II
diabetics mellitus sufferer whose medical treatment to the Clinic and the Periuk Jaya
Tangerang city seven (seven) people. The analysis is performed with the activities
summarize the opinions of respondents (sport) the right and true for patients with type
II diabetes mellitus.
Based on the results of the discussion with the informant, there are three people
who have been sports informer conduct be Kitty up, site up, streets, running for 30
minutes-40 minutes the performed as many as 4-5 times a week and those that do not
know how to measure right/not when or they stop doing sports, sports when they've
stopped the tired/exhausted, sweating, or had already reached 30-40 minutes.

Keywords: Tangerang, exercise, diabetes mellitus

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 115


Pendahuluan
Jumlah penderita diabetes mellitus menjaga kadar gula darah mendekati
didunia dari tahun ke tahun mengalami normal, diperlukan upaya oleh penderita
peningkatan, hal ini berkaitan dengan yaitu diet, minum obat diabet secara tepat
jumlah populasi yang meningkat, life dan olah raga yang tepat dan teratur.
expectancy bertambah, urbanisasi yang Program puskesmas untuk mengatasi
merupakan pola hidup tradisional ke pola Diabetes Mellitus yaitu dengan melakukan
hidup modern, prevalensi obesitas penjaringan di Posbindu satu bulan sekali
meningkat dan aktifitas fisik kurang. dan melakukan penyuluhan pada pasien
Diabetes mellitus perlu diamati karena sifat Diabetes Melitus, untuk melakukan pola
penyakit yang kronik progesif, jumlah hidup sehat dengan diet yang tepat yaitu
penderita semakin meningkat dan banyak mengkomsumsi makanan sehat, rutin
dampak negatif yang ditimbulkan (Depkes kontrol untuk mendapatkan obat dan
RI, 2010). berolahraga agar gula darah tetap stabil
Di Indonesia berdasarkan penelitian dan berada mendekati batas normal,
epidemologi didapatkan prevalansi (Dinkes Kota Tangerang 2014).
diabetes mellitus sebesar 1,5-2,3%. Pada Penelitian ini menggunakan desain
penduduk yang usia lebih dari 15 tahun, penelitian kualitatif dengan menggunakan
bahkan di daerah urban prevalensi DM teknik pengumpulan data melalui fokus
sebesar 14,7% dan di daerah rural sebesar group diskusi (FGD) pada populasi
7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 (informan) yaitu penderita diabates
kali dibandingkan dengan negara maju, mellitus type II yang berobat ke Puskesmas
sehingga diabetes mellitus merupakan Periuk Jaya Kota Tangerang sebanyak 7
masalah kesehatan masyarakat yang serius, (tujuh) orang. Analisis dilakukan dengan
dan dapat terjadi pada lansia (Depkes RI merangkum pendapat responden tentang
2010). pengetahuan mengenai DM dan aktifitas
Sedangkan data yang penulis (olah raga) yang tepat dan benar bagi
dapatkan dari Puskesmas Periuk Jaya Kota penderita diabetes melitus type II.
Tangerang pada tahun 2013 terdapat 45
orang dan terjadi peningkatan tahun 2014 Metoda Penelitian
pada bulan Januari sampai bulan Berdasarkan tujuan penelitian diatas,
Nopember yaitu 49 orang yang berobat maka desain penelitian yang digunakan
jalan di Puskesmas Periuk Jaya. Untuk adalah penelitian kualitatif dengan metode

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 116


pengumpulan data melalui fokus group mereka miliki, seperti pernyataan berikut,
diskusi (FGD) dengan menggunakan “menurut informan (1), DM adalah
instrumen berupa pedoman wawancara penyakit gula dan menahun atau air seni
yang susun penelitian meliputi pertanyaan mengandung gula, sedangkan menurut
untuk menggali pengetahuan tentang informan (3), DM adalah penyakit kencing
penyakit diabetes melitus, pengetahuan manis kering atau basah, dan Tn.FH
tentang olahraga dan pelaksanaan olahraga menyatakan bahwa DM adalah penyakit
pada penderita diabetes melitus. kencing manis akibat banyak makan gula
Karakteristik Sampel dalam atau keturunan”.
penelitian ini adalah responden yang 2. Pengetahuan pencegahan DM
menderita diabetes mellitus type II baik Informan telah memahami upaya untuk
penderita lama maupun baru yang berobat mencegah terjadinya DM dilakukan
di Puskesmas Periuk Jaya pada bulan Juni dengan tidak makan berlebihan dan tidak
2015. Sedangkan untuk menentukan besar minum minuman yang mengandung gula
sampel, karena penelitian ini penelitian pasir, seperti pernyataan berikut, “menurut
kualitatif dengan metode pengumpulan informan (1) dan (2), pencegahan agar
data melalui FGD, maka sampel yang tidak terkena DM yaitu dengan pola hidup
diperlukan sebanyak 7 orang yang baik yaitu dengan cara tidak makan nasi
kebetulan berobat pada waktu peneliti berlebihan, tidak minum minuman yang
mengumpulkan data dan bersedia menjadi mengandung gula, dan olah raga,
informan/sumber data. demikian juga pendapat (3) dan (5) yang
menyatakan bahwa untuk mencegah DM
Analisa data yang digunakan dalam
yaitu jangan makan berlebihan”.
penelitian ini adalah mencantumkan semua
3. Pengetahuan mempertahankan kadar
jawaban atau informasi dari informan yang gula
tulis berdasarkan susunan pedoman Informan telah memahami cara
wawancara yang dipakai sebagai patokan mempertahankan kadar gula darah pada
oleh peneliti. penderita DM dengan cara diet, olah raga,
dan minum obat sesuai dengan aturan
Hasil
dokter seperti pernyataan berikut,
1. Pengetahuan pengertian DM
“informan (2), saya sekali makan nasi
Informan telah memahami tentang
hanyak 7 – 8 suap dan minum obat yang
pengertian diabetes melitus (DM)
benar, dan olahraga, sedangkan (1), (7) dan
walaupun dinyatakan dengan
(5) serta (3) menyatakan dengan makan
menggunakan istilah yang berbeda sesuai
dengan informasi/pengetahuan yang

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 117


sedikit (7 suap), minum obat tidak boleh olahraga sehingga mereka tidak tahu lama
telat setiap kali mau makan. waktu olahraga yang tepat”.
Menurut informan yang sudah
4. Pengetahuan jenis olahraga DM
melakukan olahraga, menyatakan bahwa
Informan ada yang sudah mengetahui
mereka melakukan olahraga dalam satu
dan melakukan olahraga yang tepat bagi
minggu 4 – 5 kali, sedangkan informan
penderita DM, tetapi masih ada informan
lainnya tidak tahu karena tidak pernah
yang tidak mengetahui dan tidak
melakukan olahraga khusus kecuali
melakukan olahraga karena tidak tahu dan
aktifitas sehari-hari.
malas/lemes. “informan (1) menyatakan
olahraga yang saya lakukan ialah pus up, 6. Pelaksanaan olahraga
site up, lari-lari kecil, sedangkan (2) dan Berdasarkan hasil diskusi dengan 3
(7) menyatakan bahwa olah raga yang orang informan disimpulkan bahwa
saya lakukan yaitu jalan-jalan pagi, dan mereka sudah melakukan olahraga berupa
(3) menyatakan saya tidak pernah pus up, site up, jalan-jalan, lari-lari kecil
olahraga karena sudah capek nyuci dan selama 30 menit – 40 menit yang
ngepel tiap pagi, saya tidak pernah dilakukan sebanyak 4 – 5 kali dalam satu
olahraga karena lemes. Selain itu, minggu. Dari 3 informan yang sudah
informan (4) dan (6) mengatakan tidak melakukan olahraga, diperoleh kesimpulan
pernah olahraga karena saya tidak tahu”. bahwa mereka belum mengetahui cara
mengukur tepat/tidaknya atau bilamana
5. Pengetahuan lama dan frekuensi menghentikan olahraga yang mereka
olahraga
lakukan, mereka menghentikan olahraga
Informan yang sudah melakukan apabila sudah capek/lelah, berkeringat,
olahraga antara 30 – 40 menit setiap kali atau sudah mencapai 30 – 40 menit saja.
melakukan olahraga, sedangkan informan
lainnya tidak tahu karena tidak pernah Pembahasan
melakukan olahraga yang khusus, seperti 1. Pengetahuan tentang Diabetes
berikut, “informan (1), saya olahraga Melitus
seperti lari-lari kecil selama kurang lebih Berdasarkan hasil diskusi dengan
40 menit, sedangkan (2) dan (7) informan tentang penyakit diabetes
menyatakan cukup olahraga jalan-jalan melitus, mereka telah mengetahui tentang
selama kurang lebih 30 menit saja. DM karena mereka telah mengalami
Informan lainnya tidak melakukan penyakit tersebut dan telah mendapat
informasi melalui penyuluhan kesehatan
pada waktu periksa dan berobat ke

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 118


puskesmas. Sesuai dengan pendapat pada waktu mereka berobat. Hal ini sesuai
Hasdianah (2012:8), diabetes mellitus atau dengan pendapat Notoatmodjo (2007)
penyakit gula atau penyakit kencing manis tentang cara memperoleh pengetahuan
adalah penyakit yang ditandai dengan melalui pengalaman. Pengalaman adalah
kadar glukosa darah yang melebihi normal guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
(hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan Pepatah ini mengandung maksud bahwa
insulin baik absolut maupun relative. pengalaman itu merupakan sumber
Namun terdapat perbedaan istilah dalam pengetahuan, atau pengalaman itu
menyebut atau menamakan penyakit DM merupakan suatu cara untuk memperoleh
misalnya istilah penyakit banyak gula, air kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
seni mengandung gula, ada DM kering dan pengalaman pribadi pun dapat digunakan
DM basah. Responden juga telah sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
mengetahui penyebab DM walaupun
2. Pengetahuan tentang aktifitas/
dengan istilah berbeda seperti keturunan,
olahraga
pola atau kebiasaan makan nasi/gula Berdasarkan hasil diskusi, disimpulkan
tinggi, atau penyakit bawaan. bahwa informan ada yang sudah
mengetahui dan melakukan olahraga yang
Semua informan sama pendapatnya
tepat bagi penderita DM, tetapi masih ada
tentang cara mempertahankan kadar gula
informan yang tidak mengetahui dan tidak
darah mendekati normal yaitu dengan diet
melakukan olahraga karena tidak tahu dan
yaitu makan nasi tidak berlebihan (cukup 7
malas/lemes. Sebagian informan sudah
– 8 suap saja), minum obat yang tepat
mengetahui dan sudah melakukan olahraga
waktu dan tidak boleh putus. Demikian
antara 30 – 40 menit setiap kali melakukan
seperti dinyatakan informan (2), saya
olahraga, sedangkan informan lainnya
sekali makan nasi hanyak 7 – 8 suap dan
tidak tahu karena tidak pernah melakukan
minum obat yang benar, dan olahraga,
olahraga yang khusus. Berdasarkan hasil
sedangkan (1), (7) dan (5) serta (3)
diskusi di atas dismpulkan bahwa informan
menyatakan dengan makan sedikit (7
yang sudah melakukan olahraga khusus
suap), minum obat tidak boleh telat setiap
DM dilaksanakan 4 – 5 kali dalam satu
kali mau makan.
minggu.
Memperhatikan hal tersebut pada
Memperhatikan hal tersebut pada
umumnya responden telah memahami
umumnya responden telah memahami
tentang penyakit dan penyebabnya karena
tentang penyakit dan penyebabnya karena
mereka telah mendapat informasi dari
mereka telah mendapat informasi dari
keluarga, tetangga, dan petugas kesehatan
keluarga, tetangga, dan petugas kesehatan

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 119


pada waktu mereka berobat. Hal ini sesuai mengukur tepat/tidaknya atau bilamana
dengan pendapat Notoatmodjo (2007) menghentikan olahraga yang mereka
tentang cara memperoleh pengetahuan lakukan, mereka menghentikan olahraga
melalui pengalaman dan coba-coba. apabila sudah capek/lelah, berkeringat,
Pengalaman adalah guru yang baik, atau sudah mencapai 30 – 40 menit saja.
demikian bunyi pepatah. Pepatah ini Hal ini sesuai dengan faktor yang
mengandung maksud bahwa pengalaman mempengaruhi perilaku menurut Green
itu merupakan sumber pengetahuan, atau diantaranya pengetahuan, sikap dan nilai
pengalaman itu merupakan suatu cara suatu aktifitas/perilaku. Bila seseorang
untuk memperoleh kebenaran mengetahui manfaat dari suatu
pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman kegiatan/aktifitas, sikap dan nilai terhadap
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya aktifitas tersebut baik atau positif, maka
memperoleh pengetahuan. seseorang akan cenderung mau melakukan
Cara coba-coba ini dilakukan dengan kegiatan/aktifitas tersebut, dalam hal ini
menggunakan kemungkinan dalam aktifitas olah raga bagi penderita DM.
memecahkan masalah, dan apabila Lebih dari setengah informan belum
kemungkinan tersebut tidak berhasil, melakukan aktifitas olahraga karena
dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kurang mengetahui
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka manfaatnya, atau karena sikap informan
dicoba kembali dengan kemungkinan negatif dan nilai manfaat olahraga tersebut
ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga tidak dirasakan leh penderita sebagai
gagal dicoba kemungkinan keempat dan informan.
seterusnya, sampai masalah tersebut dapat Sesuai dengan teori bahwa prinsip
terpecahkan. latihan jasmani bagi diabetes, persis sama
dengan prinsip latihan jasmani secara
3. Pelaksanaan aktifitas/olahraga.
umum, yaitu memenuhi beberapa hal:
Berdasarkan hasil diskusi dengan 3
a. Frekuensi jumlah olahraga perminggu
orang informan disimpulkan bahwa
sebaiknya dilakukan dengan teratur 3-5
mereka sudah melakukan olahraga berupa
kali seminggu
pus up, site up, jalan-jalan, lari-lari kecil
b. Intensitas ringan dan sedang (60-70%
selama 30 menit – 40 menit yang
maximum heartrate)
dilakukan sebanyak 4 – 5 kali dalam satu
c. Durasi 30-60 menit
minggu. Dari 3 informan yang sudah
d. Jenis latihan jasmani endurans (aerobic)
melakukan olahraga, diperoleh kesimpulan
untuk meningkatkan kemampauan
bahwa mereka belum mengetahui cara

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 120


kardiorespirasi seperti jalan, jogging, tidak melakukan olahraga karena tidak
berenang, dan bersepeda tahu dan malas/lemes.
3. Pelaksanaan aktifitas/olahraga
Latihan jasmani bagi diabetes tipe I,
Berdasarkan hasil diskusi dengan 3
sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Untuk
orang informan bahwa mereka sudah
menentukan latihan, dapat digunakan
melakukan olahraga berupa pus up, site
maximum heart rate (MHR) yaitu: 220 –
up, jalan-jalan, lari-lari kecil selama 30
umur. Setelah MHR didapatkan, dapat
menit – 40 menit yang dilakukan
ditentukan target heart rate (THR). Sebagai
sebanyak 4 – 5 kali dalam satu minggu.
contoh suatu latihan bagi seorang diabetes
namun mereka belum mengetahui cara
berumur 60 tahun didasarkan sebesar 75%,
mengukur tepat/tidaknya atau bilamana
maka THR= 75% x (220-60) = 120.
menghentikan olahraga yang mereka
Dengan demikian, diabetes dalam
lakukan, mereka menghentikan olahraga
melakuakan latihan jasmani, sasaran
apabila sudah capek/lelah, berkeringat,
denyut nadinya adalah 120/menit. Pada
atau sudah mencapai 30 – 40 menit saja.
diabetes tipe II, latihan jasmani dapat
memperbaiki kendali glukosa secara Daftar Pustaka
menyeluruh, terbukti dengan penurunan
Depkes RI, (2010), Pedoman
konsentrasi HbA1c, yang cukup menjadi Penatalaksanaan Diabetes Mellitus di
Puskesmas
pedoman untuk penurunan komplikasi
diabetes dan kematian. Dinkes Kota Tangerang, (2013), Profil
Kesehatan Kota Tangerang
Simpulan
Hasdianah, H R (2012), Mengenal
1. Pengetahuan tentang Diabetes Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa
Melitus Dan Anak-Anak Dengan Solusi Herbal,
Yogyakarta, Nuha Medika.
Informan telah mengetahui tentang DM
karena mereka telah mengalami Notoatmodjo, Soekidjo, (2007), Promosi
Kesehatan, Rineka Cipta Jakarta
penyakit tersebut dan telah mendapat
informasi melalui penyuluhan kesehatan Sarwono Waspadji (2009),
Penatalaksanaan Diabetes Melitus
pada waktu periksa dan berobat ke Terpadu, Jakarta: Rumah Sakit Cipto
puskesmas Mangunkusumo – FKUI
2. Pengetahuan tentang aktifitas/olahraga Setiyohadi Bambang, dkk (2007), Buku
Informan ada yang sudah mengetahui Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi IV,
Jakarta, FKUI
dan melakukan olahraga yang tepat bagi
penderita DM, tetapi masih ada Smeltzer C Suzanne (2002); Keperawatan
Medikal Bedah Edisi 8 Vol 2, Jakarta,
informan yang tidak mengetahui dan penerbit buku kedokteran EGC.

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 121


www.google.com, Jumlah Penyakit
Diabetes Melitus Di Indonesia Pada
Tahun 2012

www.depkes.go.id (2012), Diabetes


Melitus dapat dicegah

Jurnal Medikes,Volume 3, Edisi 2, November 2016 122

Anda mungkin juga menyukai