Anda di halaman 1dari 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333802037

GAYA KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Article · June 2019

CITATIONS READS
0 3,008

1 author:

Ariq Aqilah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

GAYA KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO View project

All content following this page was uploaded by Ariq Aqilah on 15 June 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


GAYA KEPEMIMPINAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

DISUSUN OLEH:

RIZKY PUTRI ZAHWA FADILLAH (20180610066)

MUHAMMAD ARIQ AQILAH (20180610070)

NABILA KHANSA AFANIN (20180610071)

Abstrak- Di era reformasi ini, masyarakat umum dan organisasi-organisasi kemasyarakatan

khususnya, memerlukan pemimpin-pemimpin yang menghayati peran dan fungsinya. Bila

masyarakat dan organisasi dipimpin oleh pemimpin yang demokratis, maka ada harapan

bahwa bangsa kita akan berhasil menjalani proses demokratisasi dan kemudian mencapai

cita-cita kehidupan yang adil dan makmur sesuai yang dicita-citakan. Kepemimpinan

(leadership) dapat dikatakan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seseorang

mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan dan

mengarahkan organisasi yang membuatnya padu dan lebih masuk akal. Seseorang menjalani

proses sebagai pemimpin dengan menerapkan seluruh atribut kepemimpinannya (keyakinan,

nilai-nilai, etika, karakter, pengetahuan, dan ketrampilan).

Bernard Bass dalam buku Kepemimpinan B.R. Wirjana menjelaskan bahwa ada tiga cara

dasar untuk menjadi pemimpin, yaitu beberapa pembawaan kepribadian yang

memungkinkan seseorang secara alami mencapai peran kepemimpinan (Trait Theory)1,

adanya krisis atau kejadian yang penting menyebabkan seseorang muncul untuk

1
Bernadine dan Susilo Supardo Wirjana, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya, (Yogyakarta:
CV. Andi offset, 2005), hlm. 3.
menghadapinya sehingga menampilkan kualitas-kualitas kepemimpinan yang luar biasa

pada seseorang (The Great Events Theory), dan yang memilih untuk menjadi pemimpin.

Pendahuluan

Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang artinya bimbing atau

tuntun dan dari kata “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang

membimbing atau menuntun. Sedangkan kepemimpinan sendiri yaitu kemampuan seseorang

dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah suatu usaha

menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu

dalam mencapai tujuan. Menurut Ralph M. Stogdill dalam Ambar Teguh Sulistyani,

“Kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang

yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.” Menurut Joseph

C, Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin

dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan

bersamanya. Selain pendapat para ahli diatas tentu masih terdapat banyak pendapat lagi

terkait dengan definisi kepemimpinan itu sendiri. Dari definisi diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi

orang lain dalam melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2

2
Muhammad Alfan Mahyudin,Menjadi Pemimpin Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm.
148.
1. Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Dalam memimpin, seorang pemimpin tentu memiliki gaya dan style yang berdeda- beda

dengan pemimpin lain. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri yang

membedakan dirinya dengan orang lain 3. Gaya atau style hidupnya akan berpengaruh

terhadap gaya kepemimpinannya. Kartini Kartono, membagi tipe kepemimpinan dalam

delapan tipe, yaitu (1) Tipe Karismatik, (2) Tipe Peternalistik, (3) Tipe Militeristik, (4) Tipe

Otokratis, (5) Tipe Laissez Faire, (6) Tipe Populistis, (7) Tipe Administratif/Eksekutif, (8)

Tipe Demokratis yang kemudian dirangkum dalam lima tipe kepemimpinan yaitu:

1. Tipe Kepemimpinan Otokrasi

Pemimpin yang bertipe otokrasi, yaitu dalam mengambil keputusan dipusatkan dalam

pemimpin. Dalam hal ini pemimpin bebas untuk menentukan kebijakan dan menyusun,

mendefinisikan dan memodifikasi tugas-tugas sesuai dengan keinginannya. Pemimpin

otokrasi diwarnai perintah-perintah yang dirujukan dengan bawahan. Manfaat gaya otokrasi

ini dalam hal pengambilan keputusan yang terpusat pada pemimpin dapat mengambil

keputusan dengan cepat. Akan tetapi bagi pegawa yang tidak menguntungkan karena

keutusan yang diambil biasnya tidak sesiuai dengan kondisi sebenarnya. Hal ini dapat

menimbulkan ketidakpuasan ketergantungan pada pimpinan, maupun kepastian terhadap

tujuan organisasi. 4

3
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 6.
4
Budiharsono, Suyuti S,Politik Komunikasi , (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), hlm. 2.
2. Tipe demokratik

Pemimpin yang tipe demoratik populer ada era manajemen neo-klasik, pendekatan yang

digunakan yaitu partisipatif agar terwijud kerja sama dalam rangka pencapaian tujuan

organisasi dengan memberdayakan bawahan dengan ikut serta dalam pengambilan

keputusan. Pendekatan ini membebaskan pimpinan dalam hal tanggung jawab pengambilan

keputusan. Tetapi pendekatan ini mengharuskan untuk mengakui kecakapan para bawahan

dalam mengajukan usul-usul dan ketegasn yang didasarkan pada latihan dan pengalman

mereka.

3. Tipe Karismatik

Pemimpin yang bertipe karismatik memiliki bebarapa hal yaitu : (1) kekuatan energi yang

sangat luar biasa, (2) memiliki daya tarik yang tinggi dan, (3) wibawa yang alami. Sehingga

ia mempunyai pengikut tanpa dimobilisasi. Bahkan ada yang menyebut pemimpin

karismatik diaanggap memiliki kekuatan gaib (supranatural power) dan kemampuan-

kemampuan yang superhuman, yang diberikan oleh sang pencipta.

4. Tipe Laissez Faire

Pemimpin yang bertipe laissez faire yaitu pemimpin yang memberikan kebebasan kepada

bawahannya untuk bertindak tanpa diperintahkan. Dalam artian bahwa membiarkan

kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya. Pemimpin tidak ikut berpatisipasi dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga semua kegiatan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan

sendiri. 5

5. Tipe Paternalistik

Pemimpin yang bertipe peternalistik pada umumnya terdapat pada masyarakat yang masih

tradisional dan agraris, pemimpin yang bertipe peternalistik dapat dilihat dari: (1) hubungan

famili atau ikatan promodial, (2) adat istiadat yang sangat besar pengaruhnya erhadap

perilaku, (3) hubungan peribadi yang masih menonjol. Ciri utama masyarakat tradisional

yaitu rasa hormat yang tinggi kepada orangtua atau seorang yang dituakan.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penilitian deskriptif yang menggunakan objek

daftar pustaka, buku-buku, dan jurnal yang bersangkutan dengan tema. Penulis memaparan

analisis mengenai gaya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yakni presiden negara

Indonesia 2 periode, pada tahun 2005-2009 dan 2009-2014.6

Hasil dan Pembahasan

Komunikasi Politik

Komunikasi memelihara dan menggerakkan kehidupan manusia, sebagai penggerak dan

alat yang menggambarkan aktivitas masyarakat dan peradaban; yang dapat mengubah naluri

menjadi inspirasi melalui berbagai proses untuk menjelaskan, bertanya, memerintah, dan

5
an Nimmo,op. cit.,hlm. 8
6
Kartini Kartono, Pimpinan dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2010)
mengawasi. 7 Komunikasi berperan besar dalam suatu proses guna mengkoordinasikan segala

hal yang terkait dengan kehidupan. Komunikasi bukan sekedar penerusan informasi dari

suatu sumber kepada orang lain maupun publik. Komunikasi melukiskan evolusi makna. Jadi

komunikasi bukanlah suatu reaksi terhadap sesuatu, juga bukan interaksi dengan sesuatu,

melainkan suatu transaksi yang didalamnya orang menciptakan dan memberikan makna

untuk menyadari tujuan orang-orang itu.

Politik seperti komunikasi, dimana politik dan komunikasi sama-sama melibatkan

pembicaraan. Pembicaraan dalam hal ini memiliki arti yang luas, dimana pembicaraan

dilakukan melalui perkataan baik secara lisan maupun tertulis, simbol, gambar, gerakan,

sikap tubuh, dan hal-hal lain yang dapat diartikan sebagai bahasa baik verbal maupun non-

verbal. Politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu sistem politik yang menyangkut proses

penentuan tujuan dan pelaksanaan seluruh masyarakat melalui pengambilan keputusan

berupa nilai, ide, dan norma, kepercayaan dan keyakinan seseorang atau kelompok terhadap

suatu kejadian dan masalah politik yang dihadapinya. 8

Dalam suatu organisasi politik maupun figur politik seperti sosok SBY, komunikasi

politik merupakan salah satu hal yang sangat penting. Perjalanan politik SBY tidak lepas dari

‘kendaraan’ politiknya yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat yang membawa laju karier

SBY menuju RI I dengan tidak lepas dari kemelut politik yang ada. Beberapa hal negatif

maupun kontradikitif terjadi dalam tubuh Partai Demokrat. Mulai dari terdapatnya

fungsionaris Partai Demokrat yang juga merupakan bagian dari lembaga independen negara

7
Sudrijanta, Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial , (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 234.
8
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis
terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), hlm. 30.
hingga kasus korupsi yang membelit partai tersebut. Berbagai permasalahan yang terkait

dengan Partai Demokrat tentu saja menjadi citra negatif bagi SBY meskipun SBY selalu

dengan lantang mengutarakan “Katakan tidak pada korupsi”. Selain kasus korupsi terdapat

berbagai masalah pemerintahan yang kemudian menjadi permasalahan bagi SBY yang juga

dapat mempengaruhi pencitraan SBY. 9 Seperti halnya masalah sosial, ekonomi, maupun

ketenagakerjaan. Komunikasi politik yang dilakukan SBY tentu tidak lepas dari pro-kontra

masyarakat maupun publik. Seperti halnya yang disampaikan oleh Effendi Gazali, “Sekarang

memang ibarat makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tak dimakan ibu yang mati.

Pemerintah memang telah melakukan hal yang kurang antisipatif. Ini mengindikasi bahwa

komunikasi politik pemerintahan SBY selama ini sebetulnya sangat amburadul”. 10

Retorika maupun aksi SBY dalam menanggapi dan menangani permasalahan

pemerintahan maupun permasalahan yang menimpa diri atau partainya menjadi suatu hal

yang komples. Tindakan yang terkadang kurang antisipatif, tidak tepat, maupun mengejutkan

menjadi warna tersendri dalam komunikasi politik SBY. Tentu saja hal tersebut

menimbulkan pencitraan tersendiri dari masyarakat. Bangunan pencitraan dari komunikasi

politik yang dilakukan tersebut membentuk suatu opini masyarakat yang beragam. 11

9
Harbani Pasolong,Teori Administrasi Publik,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 110.
10
http://www.slideshare.net/NisalchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-makalah diakses pada 20 Mei
2019 pukul 20.35
11
Ambar Teguh Sulistiyani,Kepemimpinan Profesional; Pendekatan Leadership Game, (Yogyakarta: Gava
Media, 2008), hlm. 16.
1. Politik Pencitraan

Ruang-ruang publik yang termasuk di dalam berbagai media, menjadi ruang ekspresi

yang tidak terlepas dari berbagai manuver, taktik, dan strategi politik yang dilakukan oleh

elit politik. Teknik pemasaran politik dengan mengemas citra sosok personal kerap

digunakan dalam praktek politik pencitraan (politics of image) untuk menciptakan opini

publik. Politik citra mendistorsi hubungan-hubungan langsung penguasa dan rakyat. Para elit

politik akan terus membangun citra dan tujuannya hanya satu, yaitu mendapatkan

kekuasaan. 12 Penciptaan opini publik dalam dunia politik pencitraan mengarah pada narasi

yang dikonstruksikan sedemikian rupa dengan bahasa, tidak sekedar untuk melukiskan suatu

fenomena atau lingkungan, tetapi juga dapat mempengaruhi cara melihat lingkungan sekitar.

Implikasinya, bahasa juga dapat digunakan untuk memberikan akses tertentu terhadap suatu

peristiwa atau tindakan, misalnya dengan menekankan, mempertajam, memperlembut,

mengagungkan, melecehkan, membelokkan, atau mengaburkan peristiwa atau tindakan

tersebut. Politik pencitraan mengarah pada diskontinuitas antara citra politik dan realitas

politik, sehingga teknologi pencitraan mengkonstruksi semacam realitas kedua (second

reality) yang didalamnya kebenaran dimanipulasi. Sebuah strategi penyamaran tanda dan

citra. Citra politik menjelma menjadi kekuatan utama dalam mengendalikan wacana politik

sehingga di dalamnya kini tidak hanya terdapat kekuatan pengetahuan, tetapi juga

menjelmanya kekuatan citra (power/image) sebagai kekuatan politik. Bagi suatu kekuatan

politik, sikap sebuah media, entah netral atau partisipan, adalah menentukan, terutama untuk

12
http://www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Komunikasi-politik-SBY diakses pada 28 Mei 2019 pukul 15.20
tujuan-tujuan pencitraan dan opini publik. Sebab, di satu pihak ujung dari komunikasi politik

adalah mengenai citra ini, yang banyak bergantung pada cara media mengkonstruksi

kekuatan politik itu. Sedangkan di pihak lain, media massa mempunyai kekuatan yang

signifikan dalam komunikasi politik untuk mempengaruhi khalayak. 13

Dalam dunia bisnis, citra atau merk produk tertentu menentukan laku tidaknya produk

tersebut di pasar konsumen. Apakah pencitraan itu sesuai dengan kualitas produknya dan

dapat menjual produk tersebut sebanyak-banyaknya. Khususnya pada dunia politik saat ini,

pencitraan merupakan aspek yang vital guna mendukung perolehan jumlah suara, dukungan

maupun simpati masyarakat. Oleh karenanya, banyak para elit politik yang menggunakan

pencitraan diri maupun kelompoknya guna memperoleh dukungan masyarakat. Sebagai

contohnya Presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY merupakan elit

politik yang kentara sekali penggunaan politik pencitraannya. Bahkan dapat dikatakan

bahwa SBY-lah elit politik yang paling perhatian terhadap pencitraan akan dirinya. 14

2. Masa Kepemimpinan Presiden SBY

Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu

masa pemerintahan SBY-JK dan SBY-Boediono. 15

a. Masa Pemerintahan Presiden SBY bersama Wakil Presiden JK Pemerintahan SBY-

JK berlangsung pada tahun 2004-2009. Dalam pemerintahan ini, Presiden Susilo

13
Harbani Pasolong,op. cit.,hlm. 118
14
Cangara Hafied, Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2016)
15
http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-pertama.html diakses pada 29 Mei
2019 pukul 18.40
Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, 16 Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi

sebagai berikut:

 Visi :

1. Terwujudnya kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang aman, bersatu,

rukun dan damai.

2. Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang menjunjung tinggi

hukum, kesetaraan dan hak-hak asasi manusia.

3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja

dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi

pembangunan yang berkelanjutan.

 Misi :

1. Mewujudkan Indonesia yang aman damai

2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis

3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera

Politik Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY, yaitu Partai

Demokrat, meraih 7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai

Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi

mencalonkann ya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf

Kalla. Dalam masa kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau didukung oleh koalisi dari

Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan

16
Sagala Syaiful, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2018)
Indonesia, dan Partai Bulan Bintang. Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY

membentuk Kabinet Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia

pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf

Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya

berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan

perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas

kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007. Artinya

SBY-JK sungguh memilki komitmen dalam upaya pemberantasan korupsi. Namun

demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi. Munculnya kebijakan pembelian minyak

dengan patokan harga dunia membuat masyarakat semakin menderita. Fluktuasi harga

minyak yang berubah-ubah membawa ketidakpastian harga minyak bumi. Dampaknya

masyarakat diombang-ambingkan dengan harga minyak yang tidak pasti. Patokan harga luar

negeri yang relatif tinggi bagi masyarakat Indonesia membuat beberapa sektor

perekonomian mengalami kenaikan harga. Pidato kenegaraan yang dibacakan di depan

parlemen banyak menerima kritik. Belum lagi kasus bencana alam yang terjadi mulai dari

Aceh, Yogyakarta, Pangandaran, Timika dan masih banyak lagi yang membuat pemerintahan

semakin kesulitan untuk merapatkan barisan dalam memperkuat perekonomian negara.

Kebijakan parsial dan spontan sering datang dan hasilnya mengecewakan masyarakat.

Misalnya kedatangan Presiden AS George W. Bush pada tanggal 20 November 2006 yang

dipersiapkan secara besar-besaran dan menghasilkan dana besar telah mengundang banyak

kecaman. Masyarakat yang anti AS menuduh Indonesia tidak memiliki agenda pemerintahan

yang pasti. Belum lagi masalah Lumpur PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa

Timur. Masalah lumpur ini telah menenggelamkan empat desa yang dihuni oleh ribuan
warga. Selain itu banyak perusahaan yang terendam lumpur, artinya negara dan masyarakat

dirugikandengan adanya masalah ini. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah

mengupayakan segala macam cara untuk menanganinya termasuk mendatangkan tim dari

luar negeri dan pembentuk tim nasional penanggulangan bencana lumpur.

b. Masa Pemerintahan Presiden SBY Bersama Wakil Presiden Boediono Pemerintahan

SBY-Boediono berlangsung dari tahun 2009-2014. Dalam pemerintahan ini,

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, Boediono mencetuskan visi

dan misi sebagai berikut :

 Visi : TERWUJUDNYA INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL, DAN

MAKMUR

1. Melanjutkan Pembangunan Menuju Indonesia yang Sejahtera

2. Memperkuat Pilar-Pilar Demokrasi

3. Memperkuat Dimensi Keadilan di Semua Bidang

 Misi : MEWUJUDKAN INDONESIA YANG LEBIH SEJAHTERA, AMAN

DAN DAMAI DAN MELETAKKAN FONDASI YANG LEBIH KUAT BAGI

INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS.

1. Melanjutkan Pembangunan Ekonomi Indonesia untuk mencapai

Kesejahteraan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

2. Melanjutkan upaya menciptakan Good Government dan Good Corporate

Governance.

3. Demokratisasi Pembangunan dengan memberikan ruang yang cukup untuk

partisipasi dan kreativitas segenap komponen Bangsa.


4. Melanjutkan penegakan hukum tanpa pandang bulu dan memberantas korupsi.

5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka

Pembangunan Masyarakat Indonesia adalah pembangunan yang inklusif bagi

segenap komponen bangsa.

Pada pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama pasangan barunya

yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden Indonesia. Pada periode

kepemimpinannya yang kedua, SBY membentukKabinet Indonesia Bersatu II yang

merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik

pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi di DPR

(Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung

setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan

profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21

Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY

mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY

mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke

dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.

3. Keadaan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pendidikan, Pertahanan dan

Keamanan, dan Hubungan Internasional masa Presiden SBY

a. Politik

a) Perkembangan Politik Masa SBY-JK Pembentukan Kabinet Bersatu


1. Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY membentuk kabinet

Indonesia Bersatu yang merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad

Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa

baktinya berakhir pada tahun 2009. 17

2. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet

untuk pertama kalinya.

3. Pada 7 Mei 2007 Presiden Yudhoyono melakukan perombakan kabinet untuk

yang kedua kalinya

b) Perkembangan Politik Masa SBY-Boediono

1. Pembentukan Kabinet Bersatu jilid 2

Merupakan kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini

berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada pilpres

2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB)

ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-

Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan profesional. Susunan Kabinet

Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 200 dan

dilantik sehari setelahnya.

17
Faisal Sanafiah, Sistem Politik Indonesia, (Jakata: CV. Rajawali, 1989)
2. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan.

Pergantian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja para menteri keuangan.

3. Menganut konsep Trias Politika

Trias Politika merupakan konsep pemerintahan yang kini banyak dianut

diberbagai negara di aneka belahan dunia. Konsep dasarnya adalah, kekuasaan

di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik

melainkan harus terpisah di lembaga-lembaga negara yang berbeda. Ekonomi

a) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-JK

1. Mengurangi subsidi Negara Indonesia, atau menaikkan harga Bahan Bahan

Minyak (BBM).

2. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan

tersebut diberhentikan sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang

membutuhkan

3. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada

di Negara Indonesia

b) Perkembangan Ekonomi Masa SBY-Boediono

1. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan

pengurangan utang Negara.

2. Meningkatkan peluang lapangan pekerjaan dan peningkatan penyaluran modal

usaha.

3. SBY Pro terhadap pemberantasan korupsi dengan dibentuknya KPK dan juga

secara konsisten memberantas Korupsi.


b. Sosial

a) Perkembangan Sosial Masa SBY-JK

1. Penurunan pengangguran terus menurun dari 9,9% pada tahun 2004 menjadi

8,5% pada tahun 2008

2. Penurunan angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada

tahun 2008

3. Memperbaiki keadaan Aceh setelah porak poranda diterjang Tsunami pada tahun

pada 26 Desember 2004.

4. Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga di

Aceh.

b) Perkembangan Sosial Masa SBY-Boediono

1. SBY menunjukkan usaha secara signifikan penanggulangan bencana baik melalui

aspek hukum nasional maupun aspek diplomasi dengan dunia internasional

2. SBY telah membuat undang-undang mengenai pornografi dan pornoaksi.

3. Melaksanakan program-program pro-rakyat seperti : BLT, BOS, Beasiswa,

Jamkesmas, dan PNPM untuk dapat memperbaiki perekonomian rakyat.

d. Budaya

Dalam hal pelestarian budaya, dimasa pemerintahan SBY terlihat jelas

kemundurannya. Terutama dengan banyaknya warisan budaya asli Indonesia yang

diklaim oleh pemerintah Negara lain. Contohnya sebagai berikut :


1. Klaim Batik Jawa Oleh Adidas

2. Klaim Angklung oleh Pemerintah Malaysia

3. Klaim Gamelan oleh Pemerintah Malaysia

4. Badik Tumbuk Lada oleh Pemerintah Malaysia

5. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia Namun di masa ini, terdapat

keberhasilan dengan pengakuan dari UNESCO bahwa batik Indonesia adalah

warisan budaya Indonesia.

c. Pendidikan

a) Perkembangan Pendidikan Masa SBY-JK

1. Meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.

2. Meneruskan dan mengefektifkan program rehabilitasi gedung sekolah yang

sudah dimulai pada periode 2004-2009.

3. Membangun fasilitas pendidikan yang memadai dan bermutu dengan

memperbaiki dan menambah prasarana fisik sekolah.

4. Penggunaan teknologi informatika dalam proses pengajaran yang akan

menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.

b) Perkembangan Pendidikan Masa SBY-Boediono

1. Pendidikan dasar 9 tahun dan dilanjutkan secara bertahap pada tingkatan

pendidikan lanjutan di tingkat SMA. Perbaikan secara fundamental kualitas

kurikulum dan penyediaan buku-buku yang berkualitas agar makin

mencerdaskan siswa dan membentuk karakter siswa yang beriman, berilmu,

kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras
2. Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar

pendidikan yang mencerdaskan bangsa, mampu menciptakan lingkungan yang

inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan

terus berkembang kepada anak didiknya.

3. Program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan ditingkatkan program

pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar

bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin

bermutu dalam memberikan pengajaran pada siswa.

4. Memperluas penerapan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) untuk mendukung kinerja penyelenggaraan pembangunan di bidang

pendidikan. 18

d. Pertahanan dan Keamanan

Dalam masa pemerintahan SBY, pertahanan dan keamanan sudah baik. Namun pada

pemerintahannya, banyak sekali teroris yang masuk ke Indonesia. Misal, Amrozi, Imam

samudera. Namun, dengan kerja keras dan bantuan dari pemerintah misal Densus 88,

terorisme mampu dibasmi. Peningkatan anggaran pertahanan Indonesia secara

signifikan telah ditunjukkan selama era kepemimpinan Presiden SBY.

18
Miftah Thoha, KEpemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1995)
DAFTAR PUSTAKA

1. Bernadine dan Susilo Supardo Wirjana, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan

Pengembangannya, (Yogyakarta: CV. Andi offset, 2005), hlm. 3.

2. Muhammad Alfan Mahyudin,Menjadi Pemimpin Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2009), hlm. 148.

3. Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 6.

4. Budiharsono, Suyuti S,Politik Komunikasi , (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), hlm. 2.

5. Dan Nimmo,op. cit.,hlm. 8

6. Kartini Kartono, Pimpinan dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa,

2010)

7. Sudrijanta, Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial , (Yogyakarta: Kanisius, 2009),

hlm. 234.

8. Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical

Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), hlm. 30.

9. Harbani Pasolong,Teori Administrasi Publik,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 110.

10. Ambar Teguh Sulistiyani,Kepemimpinan Profesional; Pendekatan Leadership Game,

(Yogyakarta: Gava Media, 2008), hlm. 16.

11. Harbani Pasolong,op. cit.,hlm. 118

12. Cangara Hafied, Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2016)

13. Sagala Syaiful, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media

Group, 2018)
14. Faisal Sanafiah, Sistem Politik Indonesia, (Jakata: CV. Rajawali, 1989)

15. Miftah Thoha, KEpemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1995)

Gunawan Y, 2009, The Effect of Leader-Member Exchange on the Innovative Work Behavior,

Thesis, IMBA NCKU. Diunduh dari

http://www.airitilibrary.com/Publication/alDetailedMesh1?DocID=U0026-0812200915120927

tanggal 15 Juni 2019.

Sumber lain :

1. http://www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Komunikasi-politik-SBY

2. http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-

pertama.html

3. http://www.slideshare.net/NisalchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-

makalah

LEMBAR PENILAIAN SEJAWAT

NO. MAHASISWA NAMA PERSENTASE

BEKERJA (0-100)

20180610066 RIZKY PUTRI ZAHWA 90

FADILLAH

20180610070 MUHAMMAD ARIQ 95

AQILAH

20180610071 NABILA KHANSA 90

AFANIN
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai