net/publication/333802037
CITATIONS READS
0 3,008
1 author:
Ariq Aqilah
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ariq Aqilah on 15 June 2019.
DISUSUN OLEH:
masyarakat dan organisasi dipimpin oleh pemimpin yang demokratis, maka ada harapan
bahwa bangsa kita akan berhasil menjalani proses demokratisasi dan kemudian mencapai
cita-cita kehidupan yang adil dan makmur sesuai yang dicita-citakan. Kepemimpinan
(leadership) dapat dikatakan sebagai suatu proses yang kompleks dimana seseorang
mempengaruhi orang-orang lain untuk menunaikan suatu misi, tugas, atau tujuan dan
mengarahkan organisasi yang membuatnya padu dan lebih masuk akal. Seseorang menjalani
Bernard Bass dalam buku Kepemimpinan B.R. Wirjana menjelaskan bahwa ada tiga cara
adanya krisis atau kejadian yang penting menyebabkan seseorang muncul untuk
1
Bernadine dan Susilo Supardo Wirjana, Kepemimpinan, Dasar-Dasar dan Pengembangannya, (Yogyakarta:
CV. Andi offset, 2005), hlm. 3.
menghadapinya sehingga menampilkan kualitas-kualitas kepemimpinan yang luar biasa
pada seseorang (The Great Events Theory), dan yang memilih untuk menjadi pemimpin.
Pendahuluan
Konsep kepemimpinan pada dasarnya berasal dari kata “pimpin” yang artinya bimbing atau
tuntun dan dari kata “pemimpin” yaitu orang yang berfungsi memimpin, atau orang yang
dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah suatu usaha
menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu
dalam mencapai tujuan. Menurut Ralph M. Stogdill dalam Ambar Teguh Sulistyani,
yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan.” Menurut Joseph
dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan
bersamanya. Selain pendapat para ahli diatas tentu masih terdapat banyak pendapat lagi
terkait dengan definisi kepemimpinan itu sendiri. Dari definisi diatas, maka dapat
orang lain dalam melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 2
2
Muhammad Alfan Mahyudin,Menjadi Pemimpin Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hlm.
148.
1. Tipe dan Gaya Kepemimpinan
Dalam memimpin, seorang pemimpin tentu memiliki gaya dan style yang berdeda- beda
dengan pemimpin lain. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan
kepribadian sendiri yang unik khas sehingga tingkah laku dan gayanya sendiri yang
membedakan dirinya dengan orang lain 3. Gaya atau style hidupnya akan berpengaruh
delapan tipe, yaitu (1) Tipe Karismatik, (2) Tipe Peternalistik, (3) Tipe Militeristik, (4) Tipe
Otokratis, (5) Tipe Laissez Faire, (6) Tipe Populistis, (7) Tipe Administratif/Eksekutif, (8)
Tipe Demokratis yang kemudian dirangkum dalam lima tipe kepemimpinan yaitu:
Pemimpin yang bertipe otokrasi, yaitu dalam mengambil keputusan dipusatkan dalam
pemimpin. Dalam hal ini pemimpin bebas untuk menentukan kebijakan dan menyusun,
otokrasi diwarnai perintah-perintah yang dirujukan dengan bawahan. Manfaat gaya otokrasi
ini dalam hal pengambilan keputusan yang terpusat pada pemimpin dapat mengambil
keputusan dengan cepat. Akan tetapi bagi pegawa yang tidak menguntungkan karena
keutusan yang diambil biasnya tidak sesiuai dengan kondisi sebenarnya. Hal ini dapat
tujuan organisasi. 4
3
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm. 6.
4
Budiharsono, Suyuti S,Politik Komunikasi , (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), hlm. 2.
2. Tipe demokratik
Pemimpin yang tipe demoratik populer ada era manajemen neo-klasik, pendekatan yang
digunakan yaitu partisipatif agar terwijud kerja sama dalam rangka pencapaian tujuan
keputusan. Pendekatan ini membebaskan pimpinan dalam hal tanggung jawab pengambilan
keputusan. Tetapi pendekatan ini mengharuskan untuk mengakui kecakapan para bawahan
dalam mengajukan usul-usul dan ketegasn yang didasarkan pada latihan dan pengalman
mereka.
3. Tipe Karismatik
Pemimpin yang bertipe karismatik memiliki bebarapa hal yaitu : (1) kekuatan energi yang
sangat luar biasa, (2) memiliki daya tarik yang tinggi dan, (3) wibawa yang alami. Sehingga
Pemimpin yang bertipe laissez faire yaitu pemimpin yang memberikan kebebasan kepada
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya. Pemimpin tidak ikut berpatisipasi dalam
pelaksanaan kegiatan, sehingga semua kegiatan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan
sendiri. 5
5. Tipe Paternalistik
Pemimpin yang bertipe peternalistik pada umumnya terdapat pada masyarakat yang masih
tradisional dan agraris, pemimpin yang bertipe peternalistik dapat dilihat dari: (1) hubungan
famili atau ikatan promodial, (2) adat istiadat yang sangat besar pengaruhnya erhadap
perilaku, (3) hubungan peribadi yang masih menonjol. Ciri utama masyarakat tradisional
yaitu rasa hormat yang tinggi kepada orangtua atau seorang yang dituakan.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penilitian deskriptif yang menggunakan objek
daftar pustaka, buku-buku, dan jurnal yang bersangkutan dengan tema. Penulis memaparan
analisis mengenai gaya kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono yakni presiden negara
Komunikasi Politik
alat yang menggambarkan aktivitas masyarakat dan peradaban; yang dapat mengubah naluri
menjadi inspirasi melalui berbagai proses untuk menjelaskan, bertanya, memerintah, dan
5
an Nimmo,op. cit.,hlm. 8
6
Kartini Kartono, Pimpinan dan Kepemimpinan. (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2010)
mengawasi. 7 Komunikasi berperan besar dalam suatu proses guna mengkoordinasikan segala
hal yang terkait dengan kehidupan. Komunikasi bukan sekedar penerusan informasi dari
suatu sumber kepada orang lain maupun publik. Komunikasi melukiskan evolusi makna. Jadi
komunikasi bukanlah suatu reaksi terhadap sesuatu, juga bukan interaksi dengan sesuatu,
melainkan suatu transaksi yang didalamnya orang menciptakan dan memberikan makna
pembicaraan. Pembicaraan dalam hal ini memiliki arti yang luas, dimana pembicaraan
dilakukan melalui perkataan baik secara lisan maupun tertulis, simbol, gambar, gerakan,
sikap tubuh, dan hal-hal lain yang dapat diartikan sebagai bahasa baik verbal maupun non-
verbal. Politik adalah berbagai kegiatan dalam suatu sistem politik yang menyangkut proses
berupa nilai, ide, dan norma, kepercayaan dan keyakinan seseorang atau kelompok terhadap
Dalam suatu organisasi politik maupun figur politik seperti sosok SBY, komunikasi
politik merupakan salah satu hal yang sangat penting. Perjalanan politik SBY tidak lepas dari
‘kendaraan’ politiknya yaitu Partai Demokrat. Partai Demokrat yang membawa laju karier
SBY menuju RI I dengan tidak lepas dari kemelut politik yang ada. Beberapa hal negatif
maupun kontradikitif terjadi dalam tubuh Partai Demokrat. Mulai dari terdapatnya
fungsionaris Partai Demokrat yang juga merupakan bagian dari lembaga independen negara
7
Sudrijanta, Revolusi Batin adalah Revolusi Sosial , (Yogyakarta: Kanisius, 2009), hlm. 234.
8
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis
terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), hlm. 30.
hingga kasus korupsi yang membelit partai tersebut. Berbagai permasalahan yang terkait
dengan Partai Demokrat tentu saja menjadi citra negatif bagi SBY meskipun SBY selalu
dengan lantang mengutarakan “Katakan tidak pada korupsi”. Selain kasus korupsi terdapat
berbagai masalah pemerintahan yang kemudian menjadi permasalahan bagi SBY yang juga
dapat mempengaruhi pencitraan SBY. 9 Seperti halnya masalah sosial, ekonomi, maupun
ketenagakerjaan. Komunikasi politik yang dilakukan SBY tentu tidak lepas dari pro-kontra
masyarakat maupun publik. Seperti halnya yang disampaikan oleh Effendi Gazali, “Sekarang
memang ibarat makan buah simalakama, dimakan bapak mati, tak dimakan ibu yang mati.
Pemerintah memang telah melakukan hal yang kurang antisipatif. Ini mengindikasi bahwa
pemerintahan maupun permasalahan yang menimpa diri atau partainya menjadi suatu hal
yang komples. Tindakan yang terkadang kurang antisipatif, tidak tepat, maupun mengejutkan
menjadi warna tersendri dalam komunikasi politik SBY. Tentu saja hal tersebut
politik yang dilakukan tersebut membentuk suatu opini masyarakat yang beragam. 11
9
Harbani Pasolong,Teori Administrasi Publik,(Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 110.
10
http://www.slideshare.net/NisalchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-makalah diakses pada 20 Mei
2019 pukul 20.35
11
Ambar Teguh Sulistiyani,Kepemimpinan Profesional; Pendekatan Leadership Game, (Yogyakarta: Gava
Media, 2008), hlm. 16.
1. Politik Pencitraan
Ruang-ruang publik yang termasuk di dalam berbagai media, menjadi ruang ekspresi
yang tidak terlepas dari berbagai manuver, taktik, dan strategi politik yang dilakukan oleh
elit politik. Teknik pemasaran politik dengan mengemas citra sosok personal kerap
digunakan dalam praktek politik pencitraan (politics of image) untuk menciptakan opini
publik. Politik citra mendistorsi hubungan-hubungan langsung penguasa dan rakyat. Para elit
politik akan terus membangun citra dan tujuannya hanya satu, yaitu mendapatkan
kekuasaan. 12 Penciptaan opini publik dalam dunia politik pencitraan mengarah pada narasi
yang dikonstruksikan sedemikian rupa dengan bahasa, tidak sekedar untuk melukiskan suatu
fenomena atau lingkungan, tetapi juga dapat mempengaruhi cara melihat lingkungan sekitar.
Implikasinya, bahasa juga dapat digunakan untuk memberikan akses tertentu terhadap suatu
tersebut. Politik pencitraan mengarah pada diskontinuitas antara citra politik dan realitas
reality) yang didalamnya kebenaran dimanipulasi. Sebuah strategi penyamaran tanda dan
citra. Citra politik menjelma menjadi kekuatan utama dalam mengendalikan wacana politik
sehingga di dalamnya kini tidak hanya terdapat kekuatan pengetahuan, tetapi juga
menjelmanya kekuatan citra (power/image) sebagai kekuatan politik. Bagi suatu kekuatan
politik, sikap sebuah media, entah netral atau partisipan, adalah menentukan, terutama untuk
12
http://www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Komunikasi-politik-SBY diakses pada 28 Mei 2019 pukul 15.20
tujuan-tujuan pencitraan dan opini publik. Sebab, di satu pihak ujung dari komunikasi politik
adalah mengenai citra ini, yang banyak bergantung pada cara media mengkonstruksi
kekuatan politik itu. Sedangkan di pihak lain, media massa mempunyai kekuatan yang
Dalam dunia bisnis, citra atau merk produk tertentu menentukan laku tidaknya produk
tersebut di pasar konsumen. Apakah pencitraan itu sesuai dengan kualitas produknya dan
dapat menjual produk tersebut sebanyak-banyaknya. Khususnya pada dunia politik saat ini,
pencitraan merupakan aspek yang vital guna mendukung perolehan jumlah suara, dukungan
maupun simpati masyarakat. Oleh karenanya, banyak para elit politik yang menggunakan
contohnya Presiden RI saat ini, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY merupakan elit
politik yang kentara sekali penggunaan politik pencitraannya. Bahkan dapat dikatakan
bahwa SBY-lah elit politik yang paling perhatian terhadap pencitraan akan dirinya. 14
Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu
13
Harbani Pasolong,op. cit.,hlm. 118
14
Cangara Hafied, Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2016)
15
http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-pertama.html diakses pada 29 Mei
2019 pukul 18.40
Bambang Yudhoyono bersama wakilnya, 16 Jusuf Kalla mencetuskan visi dan misi
sebagai berikut:
Visi :
dan penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi
Misi :
Politik Dalam pemilu legislatif 2004, partai yang didirikan oleh SBY, yaitu Partai
Demokrat, meraih 7,45% suara. Kemudian pada 10 Mei 2004, tiga partai politik yaitu Partai
Demokrat, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Bulan Bintang secara resmi
mencalonkann ya sebagai presiden dan berpasangan dengan kandidat wakil presiden Jusuf
Kalla. Dalam masa kepemimpinannya bersama Jusuf Kalla, beliau didukung oleh koalisi dari
Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional, Partai Keadilan dan Persatuan
16
Sagala Syaiful, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2018)
Indonesia, dan Partai Bulan Bintang. Pada periode kepemimpinannya yang pertama, SBY
pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf
Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa baktinya
berakhir pada tahun 2009. Pada 5 Desember 2005, Presiden Yudhoyono melakukan
perombakan kabinet untuk pertama kalinya, dan setelah melakukan evaluasi lebih lanjut atas
kinerja para menterinya, Presiden melakukan perombakan kedua pada 7 Mei 2007. Artinya
demikian, masih banyak hal yang harus dievaluasi. Munculnya kebijakan pembelian minyak
dengan patokan harga dunia membuat masyarakat semakin menderita. Fluktuasi harga
masyarakat diombang-ambingkan dengan harga minyak yang tidak pasti. Patokan harga luar
negeri yang relatif tinggi bagi masyarakat Indonesia membuat beberapa sektor
parlemen banyak menerima kritik. Belum lagi kasus bencana alam yang terjadi mulai dari
Aceh, Yogyakarta, Pangandaran, Timika dan masih banyak lagi yang membuat pemerintahan
Kebijakan parsial dan spontan sering datang dan hasilnya mengecewakan masyarakat.
Misalnya kedatangan Presiden AS George W. Bush pada tanggal 20 November 2006 yang
dipersiapkan secara besar-besaran dan menghasilkan dana besar telah mengundang banyak
kecaman. Masyarakat yang anti AS menuduh Indonesia tidak memiliki agenda pemerintahan
yang pasti. Belum lagi masalah Lumpur PT. Lapindo Brantas di Porong, Sidoarjo, Jawa
Timur. Masalah lumpur ini telah menenggelamkan empat desa yang dihuni oleh ribuan
warga. Selain itu banyak perusahaan yang terendam lumpur, artinya negara dan masyarakat
dirugikandengan adanya masalah ini. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah
mengupayakan segala macam cara untuk menanganinya termasuk mendatangkan tim dari
MAKMUR
Governance.
5. Belajar dari pengalaman yang lalu dan dari negara-negara lain, maka
Pada pemilu 2009, SBY kembali menjadi calon presiden bersama pasangan barunya
yaitu Boediono dan kembali terpilih sebagai presiden Indonesia. Pada periode
bersama Wakil Presiden Boediono. Susunan kabinet ini berasal dari usulan partai politik
pengusul pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009 yang mendapatkan kursi di DPR
(Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB) ditambah Partai Golkar yang bergabung
setelahnya, tim sukses pasangan SBY-Boediono pada Pilpres 2009, serta kalangan
profesional. Susunan Kabinet Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21
Oktober 2009 dan dilantik sehari setelahnya. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY
mengumumkan pergantian Menteri Keuangan. Pada tanggal 18 Oktober 2011, Presiden SBY
mengumumkan perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II, beberapa wajah baru masuk ke
dalam kabinet dan beberapa menteri lainnya bergeser jabatan di dalam kabinet.
a. Politik
Jusuf Kalla. Kabinet Indonesia Bersatu dibentuk pada 21 Oktober 2004 dan masa
berasal dari usulan partai politik pengusul pasangan SBY-Boediono pada pilpres
2009 yang mendapatkan kursi di DPR (Partai Demokrat, PKS, PAN, PPP, dan PKB)
ditambah Partai Golkar yang bergabung setelahnya, tim sukses pasangan SBY-
Indonesia Bersatu II diumumkan oleh Presiden SBY pada 21 Oktober 200 dan
17
Faisal Sanafiah, Sistem Politik Indonesia, (Jakata: CV. Rajawali, 1989)
2. Pada 19 Mei 2010, Presiden SBY mengumumkan pergantian Menteri Keuangan.
di suatu negara tidak boleh dilimpahkan pada satu struktur kekuasaan politik
Minyak (BBM).
2. Kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin akan tetapi bantuan
membutuhkan
3. Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana pendidikan yang ada
di Negara Indonesia
1. Kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan
usaha.
3. SBY Pro terhadap pemberantasan korupsi dengan dibentuknya KPK dan juga
1. Penurunan pengangguran terus menurun dari 9,9% pada tahun 2004 menjadi
2. Penurunan angka kemiskinan dari 16,7% pada tahun 2004 menjadi 15,4% pada
tahun 2008
3. Memperbaiki keadaan Aceh setelah porak poranda diterjang Tsunami pada tahun
4. Presiden SBY berhasil meredam berbagai konflik di Ambon, Sampit dan juga di
Aceh.
d. Budaya
5. Naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia Namun di masa ini, terdapat
c. Pendidikan
menunjang proses belajar dan mengajar agar lebih efektif dan berkualitas.
kreatif, inovatif, jujur, dedikatif, bertanggung jawab, dan suka bekerja keras
2. Meneruskan perbaikan kualitas guru, dosen serta peneliti agar menjadi pilar
inovatif, serta mampu menularkan kualitas intelektual yang tinggi, bermutu, dan
3. Program sertifikasi guru untuk menjaga mutu, juga akan ditingkatkan program
pendidikan dan pelatihan bagi para guru termasuk program pendidikan bergelar
bagi para guru agar sesuai dengan bidang pelajaran yang diajarkan dan semakin
pendidikan. 18
Dalam masa pemerintahan SBY, pertahanan dan keamanan sudah baik. Namun pada
pemerintahannya, banyak sekali teroris yang masuk ke Indonesia. Misal, Amrozi, Imam
samudera. Namun, dengan kerja keras dan bantuan dari pemerintah misal Densus 88,
18
Miftah Thoha, KEpemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
3. Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media, (Bandung: PT.
2010)
hlm. 234.
8. Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical
Discourse Analysis terhadap Berita-berita Politik, (Jakarta: Granit, 2004), hlm. 30.
12. Cangara Hafied, Komunikasi Politik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa, 2016)
13. Sagala Syaiful, Pendekatan dan Model Kepemimpinan, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2018)
14. Faisal Sanafiah, Sistem Politik Indonesia, (Jakata: CV. Rajawali, 1989)
15. Miftah Thoha, KEpemimpinan Dalam Manajemen, (Jakarta: CV. Rajawali, 1995)
Gunawan Y, 2009, The Effect of Leader-Member Exchange on the Innovative Work Behavior,
http://www.airitilibrary.com/Publication/alDetailedMesh1?DocID=U0026-0812200915120927
Sumber lain :
1. http://www.freelist.org/post/ppi/ppiindia-Komunikasi-politik-SBY
2. http://maslanpaloh.blogspot.com/2012/09/pemerintahan-dari-presiden-
pertama.html
3. http://www.slideshare.net/NisalchaEl/sejarah-12-masa-pemerintahan-sby-
makalah
BEKERJA (0-100)
FADILLAH
AQILAH
AFANIN
View publication stats