Anda di halaman 1dari 14

Peranan Pembuluh Darah pada Mekanisme Sirkulasi Darah

Jufenthia Ardelia Wairata


102013367
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: fenthia30@gmail.com

Abstrak

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Setiap jaringan


termasuk juga susunan saraf pusat sangat bergantung pada aliran darah yang dipompa oleh
jantung. Mekanisme kerja jantung diawali oleh suatu impuls listrik yang dihasilkan oleh
simpul SA. Saat jantung berkontraksi maka darah akan dipompa melalui ventrikel kiri untuk
dialirkan ke seluruh tubuh. Aliran darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi yang dibutuhkan
oleh sel jaringan dan juga berfungsi untuk pembuangan sisa-sisa metabolisme. Kecepatan
aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu diatur sesuai dengan kebutuhan jaringan.
Tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik dengan pengaturan aliran darah setempat
atau pengaturan curah jantung Sistem sirkulasi dilengkapi dengan sistem pengaturan yang
luas terhadap tekanan darah arteri. Ketika keadaan tekanan dalam pembuluh tersebut turun,
maka akan terjadi regulasi baik itu dengan cara meningkatkan daya pemompaan jantung, dan
kontraksi pada sistem penampungan vena yang besar, dan menyebabkan vasokontriksi umum
pada sebagian besar arteriol di seluruh tubuh, sehingga darah terakumulasi di arteri.

Kata kunci : jantung, aliran darah, pembuluh darah, sistem sirkulasi darah

Abstract

The heart is the main organ in the cardiovascular system. Each network including the central
nervous system also relies heavily on the flow of blood pumped by the heart. Mechanism of
action of the heart is initiated by an electrical impulse generated by the SA node. When the
heart contracts, blood is pumped through the left ventricle to flow throughout the body.
Blood flow serves to transport nutrients needed by the cells and tissues to function well for
the disposal of the remains of metabolism. Velocity of blood flow to each tissue of the body is

1
almost always arranged according to the needs of the network. Arterial pressure well
controlled independently with the local regulation of blood flow or cardiac output settings
circulatory system is equipped with a system wide setting of the arterial blood pressure.
When the state of stress in the vessel down, there will be a regulation either by increasing the
pumping power of the heart, and the contraction of the large venous reservoir system, and
cause general vasoconstriction in most arterioles throughout the body, so that the blood
accumulates in the arteries.
Key Words : heart, blood flow, blood vessels, blood circulation system

Pendahuluan

Sistem kardiovaskuler merupakan salah satu sistem utama yang ada pada makhluk
hidup. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas cairan
yang ada di dalam tubuh agar tetap homeostatis. Penyusun sistem kardiovaskuler meliputi
jantung yang berfungsi sebagai alat pompa utama, pembuluh darah dan darah. Sistem
kardiovaskuler ditandai dengan adanya sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik yang
normal, jika sirkulasi terhambat maka akan mengakibatkan ketidaknormalan pada sistem
kardiovaskuler, yang mana akan dapat menimbulkan berbagai penyakit.

Sesuai dengan skenario, cedera pada articulatio sternoclavicula ikut mencederai


pembuluh-pembuluh yang berada di dekatnya. Karena itu, struktur dari pembuluh darah di
sekitar articulatio sternoclavicula perlu diperhatikan, baik secara makroskopis maupun
mikroskopis. Selain berhubungan dengan struktur makro maupun mikro, untuk mengetahui
hubungan sirkulasi darah pada pembuluh darah maka dalam makalah ini akan di bahas
tentang mekanisme kerja jantung dan sirkulasi darah, serta komposisi darah.

Pembahasan

Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan


berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepalan tangan. Jantung terletak di dalam
mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral, ditutupi oleh sternum dan cartilage
costalis II/III-V/VI. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis midsternal. Jantung
merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ

2
muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Setiap
jaringan termasuk juga susunan saraf pusat sangat bergantung pada aliran darah yang
memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa metabolisme. Otak menerima darah yang
dipompakan oleh jantung melalui arkus aorta yang mempunyai tiga cabang, yaitu : truncus
brachiocephalica, arteri carotis communis sinistra, dan arteri subclavia sinistra. Trunkus
brachiocephalica selanjutya becabang menjadi arteri carotis communis dekstra dan arteri
subclavia dekstra. Arteri carotis communis dekstra dan sinistra masing-masing bercabang
menjadi arteri carotis interna dan eksterna (dekstra dan sinistra), dan arteri subclavia dekstra
dan sinistra masing-masing bercabang menjadi arteri vertebralis, arteri thoracica interna,
truncus thyrocervicalis dan truncus costocervicalis. Setiap harinya jantung berdetak 100.000
kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan
7.571 liter darah.1

Gambar 1. Letak jantung normal

Arteri merupakan pembuluh yang bertugas membawa darah menjauhi jantung. Tujuannya
adalah sistemik tubuh, kecuali a.pulmonalis yang membawa darah menuju paru untuk
dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta,  yang
keluar langsung dari ventrikel kiri jantung. Aorta yang keluar keluar dari ventrikel kiri
jantung sebagai aorta ascendens. Kemudian, aorta ascendens mengalami percabangan yaitu
arcus aorta sebelum melanjutkan diri sebagai aorta descendens. Arcus aorta memiliki tiga
percabangan yaitu2 :

1. A.brachiocephalic/a.anonyma. Arteri ini akan bercabang menjadi a.carotis communis


dextra,  a.subclavia dextra dan a.thyroidea inferior (yang mendarahi kelenjar thyroid
bagian inferior).
2. A.carotis communis sinistra.

3
3. A. subclavia sinistra.

Gambar 2. Arcus aorta

Sistem carotis terutama memperdarahi kedua hemisfer otak. Pada tingkat kartilago
tiroid, arteri carotis communis terbagi menjadi arteri carotis eksterna dan arteri carotis
interna. Arteri carotis eksterna merupakan percabangan dari arteri carotis komunis pada
region region midservikal. Bagian proksimal dari arteri ini berjalan anteromedial arteri
karotis interna, namun selaras berjalan naik arteri ini menuju posteromedial untuk mensuplai
bagian-bagian wajah.3 Arteri karotis eksterna mempunyai Sembilan cabang utama, yaitu
sebagai berikut :
1. Arteri tiroid superior, mensuplai darah untuk laring dan bagian-bagian tiroid.
2. Arteri pharyngeal ascendens, mensuplai darah untuk meninges, telinga tengah, nervus
kranial bawah, dan nervus servikal bagian atas.
3. Arteri lingualis, mensuplai darah untuk lidah dan faring
4. Arteri facialis, mensuplai darah untuk wajah, palatum, dan faring
5. Arteri occipitalis, mensuplai darah untuk bagian kulit kepala.
6. Arteri auricularis posterior, mensuplai darah untuk kulit kepala, kavum timpani, dan
glandula parotis.
7. Arteri maksilaris, merupakan cabang terbesar yang mempunya tiga bagian mayor yang
masing-masingnya mempunyai cabang-cabang sendiri.
I. Pars mandibularis

4
Pars mandibularis memberi cabang :
a. A. alveolaris inferior, berjalan di antara ramus mandibulae dan m.
pterygoideus internus ke foramen mandibulare. Arteri ini
memvaskularisasi mucosa pipi, dagu dan gigi bawah.
II. Pars pterygoldea
Pars pterygidea memberi cabang :
a. A. temporalis profunda
b. A. masseterica
c. A. bucccalis
III. Pars pterygopalatlna
Pars pterygopalatina memberi cabang :
a. A.alveobris superior posterior memvaskularisasi molar dan premolar.
b. A.alveolaris superior anterior memvaskularisasi caninus dan incisivus.
c. A.palatina descendens memvaskularisasi palatum.
8. Arteri temporalis superfisialis, merupakan cabang terkecil yang mensuplai darah 1/3
depan dari kulit kepala dan bagian wajah.

Gambar 3. Cabang-cabang mayor arteri karotis eksterna

Setiap arteri carotis communis (baik dextra maupun sinistra) akan bercabang menjadi4 :

 Arteri carotis interna (yang mendarahi otak)

5
 Arteri carotis externa (yang mendarahi wajah, mulut, rahang dan leher)

Sedangkan setiap a.subclavia (baik dextra dan sinistra) akan bercabang antara lain
menjadi a.vertebralis (mendarahi otak dan medula spinalis).5 Kedua a.vertebralis (dextra dan
sinistra) akan menyatu menjadi arteri-arteri spinal yang segmental, dan sebelum naik ke otak
akan membentuk arteri basilaris. A. subclavia sendiri tetap berjalan ke ekstremitas atas
sebagai :

 Arteri aksilaris dan mempercabangkan a.subscapularis, yang mana akan


mempercabangkan a.circumflexa scapulae.
 Arteri mammaria interna (memperdarahi dinding dada depan dan kelenjar susu)
 Truncus thyrocervicalis yang bercabang menjadi a.thyroidea inferior yang mendarahi
kelenjar thyroid, a.suprascapular (a.transversa scapulae) dan a.transversa colli
(a.transversa cervical).
 Truncus costocervicalis.

6
Gambar 3. Cabang-cabang mayor arteri karotis eksterna

Sistem Kardiovaskuler Secara Mikroskopis6

Secara mikroskopis, sistem kardiovaskular dibagi atas sistem pembuluh darah, jantung,
dan sistem sirkulasi limfe. Sistim pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang selalu
melapisi lumennya dimanapun.

Yang pertama dibahas adalah kapiler. Pembuluh kapiler merupakan tabung endotel
sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari peredaran darah, membentuk jaring-
jaring halus. Kapiler kelilingi selubung tipis terdiri atas serat kolagen dan elastin tipis dan
disertai sel perivaskular atau perisit disana sini. Perisit tersebut kemungkinan merupakan sel
yang belum berkembang dan dapat berkembang menjadi sel jenis lain, termasuk otot polos.

Kapiler digolongkan menjadi tiga jenis utama yaitu :

a. Kapiler sempurna, kapiler ini dijumpai di otot, saraf, paru, dan kulit. Ciri khas dari
kapiler ini adalah sitoplasma menebal ditempat yang berinti, terdapat filamen halus dan
vesikel kecil.
b. Kapiler
bertingkap, kapiler ini dijumpai pada mukosa usus, berbagai kelenjar endokrin, glomerulus
ginjal, dan pankreas. Ciri khasnya adalah sitoplasma sel endotel pada sekeliling
ini sangat tipis dan ditembusi pori-pori besar.
c. Kapiler sinusoidal (tidak sempurna), kapiler ini dijumpai pada hati dan organ
haemopoetik seperti sumsum tulang dan limpa. Ciri khasnya adalah lapisan endotel yang
bercelah besar dan lumen kapiler yang lebih besar dari normal.

Pembuluh darah selanjutnya adalah arteri. Dinding arteri umumnya terdiri dari tiga lapis
yaitu (dari dalam keluar) tunika intima, tunika media, dan tunika adventisia.

a. Tunika intima adalah lapisan yang terdiri atas selapis sel endotel.
b. Tunika media terdiri atas berlapis jaringan otot dan serat kolagen serta elastin yang cukup
banyak.
c. Tunika adventisia yang paling luar, terdiri atas jaringan ikat.

Penggolongan arteri dapat dibagi menjadi arteriol/arteri kecil, arteri sedang, dan arteri
besar.

7
 Arteriol merupakan pembuluh terkecil yang tunika intimanya terdiri atas endotel dan
membran elastika interna saja. Jumlah lapisan ototnya hanya 1-2 di tunika medianya.
 Arteri sedang termasuk dalam arteri muskular karena keberadaan lapisan otot yang
semakin tebal. Mereka disebut juga arteri distribusi karena mereka membagi darah ke
berbagai organ dan mengatur suplai arteri ini adalah pada tunika intima, membrana
elastika interna tampak jelas, pada tunika media lapisan otot tampak tebal, dan pada
tunika adventisia dapat ditemukan membrana elastika interna.
 Arteri besar. Arteri ini digolongkan sebagai arteri elastis. Yang membedakannya dengan
arteri sedang adalah tidak tampaknya membrana elastika interna maupun eksterna. Hal ini
disebabkan banyaknya serat elastin pada jaringan dan tersebar merata, akibatnya tidak
dapat dibedakan dari jaringan muskular ataupun jaringan ikat sekitarnya.

Jenis pembuluh yang ketiga adalah pembuluh vena. Vena terbagi menjadi venula, vena
sedang, dan vena besar.

 Venula memiliki tunika intima yang terdiri dari endotel dan serat elastin saja dan otot
polos pada tunika medianya tidak tersusun serapat pada arteriol.
 Vena sedang tunika intimanya lebih tipis dan tidak memiliki membrana elastika interna
seperti arteri yang sertara dengannya. Tunika medianya juga lebih tipis dengan serat otot
polos melingkar dan dipisahkan oleh serat kolagen dan elastin, sedangkan tunika
adventisianya berkembang sehingga tampak tebal.
 Vena besar, dengan tunika intima serupa dengan milik vena sedang, namun lebih tebal.
Tunika medianya kurang berkembang, bahkan bisa saja tidak mengandung otot polos.
Sedangkan tunika adventisianya sangat tebal, dengan lapisan fibroelastis, serat kolagen
kasar, dan jaringan ikat.

8
Gambar 4. Perbedaan struktur mikroskopis dinding arteri dan vena

Mekanisme Kerja Jantung7

I. Aktivitas Listrik jantung

Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut, secara
ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, suatu sifat yang dinamai otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung.

1. Sel kontraktil, yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, melakukan kerja
mekanis memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak membentuk sendiri
potensial aksinya.
2. Sebaliknya, sel-sel jantung sisanya yang sedikit tetapi sangat penting, sel otoritmik,
tidak berkontraksi tetapi khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi yang
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil.

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap berada pada
potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik
jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas
pemacu (pacemaker activity) yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami
depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada
saat membrane mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan
potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis
mencetuskan potensial aksi, yang kemudian menyebar keseluruh jantung untuk
mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun. Sel-sel jantung
yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi berikut ini:

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
(muara) vena kava superior.

2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di
dasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel.

9
3. Berkas his (berkas atrioventrikel),suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum,
melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke
atrium di sepanjang diding luar.

4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan
menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.5

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi


terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial
aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system
penghantar khusus.

Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi
yang menyebar melalui membran sel otot. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung
yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang melakukan kerja mekanis yaitu memompa.
Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi.
Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah, sel otoritmik, tidak berkontraksi tetapi
mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang
bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja. Kontraksi otot jantung dimulai
dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran potensial
membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwahal itu
terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan
dengan kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara
potensial – potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel
otot rangka. Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial –
potensial aksi, karena saluran K+ diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion
kalium positif mengikuti penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif
Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara bertahap mengalami
depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang tercapai, terjadi fase naik
dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan influks
Ca2+ kemudian; fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+
yang mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya,
oleh efluks K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+akibat

10
pengaktifan saluran K+.Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran–saluran K+ ini
akan mengawali depolarisasi berikutnya. Sel–sel jantung yang mampu mengalami
otortmisitas ditemukan pada nodus SA, nodus AV, berkas His dan serat purkinje.5

Gambar 5. Potensial aksi di sel kontraktil otot jantung

II. Pompa Jantung

11
Gambar 6. Pompa jantung
Jantung sebenarnya merupakan 2 pompa yang terpisah. Jantung bagian kanan yang
memompa darah ke paru-paru dan kemudian dibawa menuju ke jantung bagian kiri. Lalu
jantung bagian kiri yang akan memompa darah ke bagian tubuh lainnya. Darah mengalir terus
dalam suatu lingkaran yang disebut sistem sirkulasi.7 Darah yang memasuki atrium kanan
dari vena besar didorong oleh kontraksi atrium dan mengalir melalui katup trikuspidalis
untuk masuk ke dalam ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan darah dipompakan melalui katup
pulmonalis ke arteri pulmonalis yang kemudian melalui paru-paru dan terakhir melalui vena
pulmonalis masuk kedalam atrium kiri. Dengan kontraksi atrium kiri darah didorong melalui
katup mitralis ke ventrikel kiri, dan dari sini dipompa melalui katup aorta untuk memasuki
aorta dan dialirkan melalui sirkulasi sistemik. Kedua atrium adalah pompa primer yang
memaksa sisa darah terakhir masuk kedalam ventrikel yang bersangkutan sesaat sebelum
kontraksi. Sisa darah terakhir yang di pompakan masuk ke dalam ventrikel ini membuat
ventrikel menjadi lebih efisien dalam kerjanya sebagai pompa di banding kalau tidak
mempunyai mekanisme pengisian yang khusus. Namun demikian ventrikel adalah demikian
kuatnya sehingga tetap dapat memompa sejumlah besar darah walaupun atrium tidak
berfungsi.
Bila seseorang dalam keadaan istirahat, setiap menitnya jantung hanya akan
memompa 4-6 liter darah. Selama bekerja berat , jantung mungkin perlu memompa darah
sebanyak 4-7 kali dari jumlah ini.

Mekanisme Sirkulasi Darah8

Fungsi sirkulasi bersifat kompleks, terdapat prinsip dasar dalam mendasari keseluruhan
fungsi dari sistem :

1. Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu diatur sesuai dengan
kebutuhan jaringan. Semakin jaringan bersifat aktif, jaringan ini akan membutuhkan jauh
lebih banyak supply darah dibanding dalam keadaan istirahat (kadang mencapat 20-30 kali
dari nilai istirahat)

2. Curah jantung (cardiac output) terutama dikendalikan oleh penjumlahan seluruh aliran
darah. Darah mengalir di jaringan, darah ini akan segera kembali melalui vena ke jantung.
Jantung ini akan berespon secara alami untuk mengatasi peningkatan aliran darah ini, dengan

12
segera memompa kembali ke arteri tempat darah berasal. Jantung bisa memompa secara
otomatis dan kadang dengan bantuan respon-respon sistem saraf.

3. Tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik dengan pengaturan aliran darah setempat
atau pengaturan curah jantung Sistem sirkulasi dilengkapi dengan sistem pengaturan yang
luas terhadap tekanan darah arteri. Ketika keadaan tekanan dalam pembuluh tersebut turun,
maka akan terjadi regulasi baik itu dengan cara meningkatkan daya pemompaan jantung, dan
kontraksi pada sistem penampungan vena yang besar, dan menyebabkan kontriksi umum
pada sebagian besar arteriol di seluruh tubuh, sehingga darah terakumulasi di arteri.

Kesimpulan

Pada kasus, pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat fraktur articulatio
sternoclavicula yang ikut mencederai arteri subclavia dan arteri carotis communis. Setiap
jaringan termasuk juga susunan saraf pusat sangat bergantung pada aliran darah yang
dipompa oleh jantung. Mekanisme kerja jantung diawali oleh suatu impuls listrik yang
dihasilkan oleh simpul SA. Saat jantung berkontraksi maka darah akan dipompa melalui
ventrikel kiri untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Arteri subclavia dan arteri carotis communis
merupakan percabangan dari arcus aorta yang ikut memperdarahi peredaran darah yang
menuju ke otak. Darah berfungsi untuk mengangkut nutrisi yang dibutuhkan oleh sel jaringan
dan juga berfungsi untuk pembuangan sisa-sisa metabolisme. Akibat cedera yang dialami
pasien maka aliran darah yang seharusnya dialirkan ke otak menjadi terganggu. Hal inilah
yang membuat pasien tidak sadarkan diri.

Daftar Pustaka

1. Huon H. Gray, Keith D, Dawkins, Lain A, Simpson, Morgan JM. Lecture notes
kardiologi. Jakarta: Erlangga. 2005.h.138.
2. Sloane.E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2004; 218-9,228-31
3. Elizabeth.J. Buku saku patofisiologi.Jakarta: EGC, 2007; 409.
4. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.14-5.
5. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC; 2006.h.102-12
6. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006.h.115-20

13
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2011.h.333-
47.
8. Pearce EC. Anatmoni dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia; 2009.h.151-
3.

14

Anda mungkin juga menyukai