Anda di halaman 1dari 6

IPTEK DAN SENI DALAM AGAMA ISLAM

IPTEK dalam islam


Islam mendorong umatnya untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) untuk kesejahteraan umat, baik lahir maupun batin.Selain ayat-ayat Al-
Qur’an terdapat beberapa sabda Rasulullah Muhammad saw yang berisi dorongan kepada
umat Islam untuk mencari ilmu pengetahuan. Berikut ini beberapa sabda Rasulullah
berkenaan dengan pencarian ilmu pengetahuan adalah Mencari ilmu itu wajib bagi setiap
muslim,Carilah ilmu walaupun sampai ke negeri China,Carilah ilmu sejak dari buaian sampai
ke liang lahat,Jadi jelaslah kiranya bahwa sesungguhnya peranan Islam dalam pengembangan
iptek adalah memberikan wawasan serta dorongan yang aktif, sebagaimana tampak pada
ayat-ayat Al-Qur’an serta sabda Rasulullah.
Pusat-pusat peradaban dan sains Islam pada sekitar abad 7 hingga abad 14 terbentang dari
Spanyol hingga India.Pada masa-masa itu lahir sejumlah sarjana dan penemu muslim yang
sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK selanjutnya. Para sarjana dan ahli-ahli ilmu
pengetahuan muslim selama abad pertengahan telah banyak menemukan teori dan rumus
serta dasar-dasar bagi sains modern sebelum orang-orang barat mengenal ilmu-ilmu itu.
Di bawah ini contoh sebagian sarjana muslim dan hasil temuan yang mempengaruhi
perkembangan IPTEK yaitu:
1. Ilmu pasti dan astronomi
>Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmy (780 – 848 M)
Ia adalah ilmuwan muslim yang paling popular di bidang ilmu pasti. Oleh orang Eropa
disebut juga Al-gorismus yang kemudian lebih dikenal dalam matematika sebagai Al-goritma
atau logaritma.
>Abu Abdillah Ibnu Sinan Al-Battani (858 – 929 M)
Ia adalah ahli astronomi dari Irak. Ia adalah tokoh yang pertama kali menggunakan ilmu ukur
ruang (Stereometri) untuk menentukan letak bintang-bintang di langit. Beliau juga menulis
buku astronomi dengan judul “Al-Zayju al-Shabi” (kalender astronomi) yang membahas
tentang perjalanan matahari, peredaran bulan, pergerakan bintang-bintang dan system
gerhana.
2. Ilmu Fisika
Al-Hasan Ibn Hasan Ibn Haytsam (965 – 1039 M)
Dia adalah ilmuan yang merencanakan pembangunan bendungan yang tinggi (Saddu Al-ali)
di Aswan (Sungai Nil) dan kubah Universitas Al-Azhar di Kairo. Dia juga sangat rajin menulis.
Karangan beliau berjumlah 200 buku, 47 judul di antaranya tentang matematika dan fisika
dan 58 buku tentang teknik sedangkan selebihnya terdiri dari bermacam ilmu pengetahuan.
3. Ilmu Kimia
Izzuddin Aidamar Ibn Ali al-Jaldaki ( 1360 M)
Ia ahli fisika yang menguraikan penjelasan tentang sifat-sifat suatu benda, cara
menghasilkan dan memurnikannya, serta persenyawaannya. Salah satu teorinya yang
sangat popular adalah “tiap bahan tidak akan bersenyawa kecuali dengan perbandingan
bobot tertentu.
4. Ilmu Kedokteran
Abu Bakar Muhammad Ibnu Zakariya Al-Razi (858 – 925 M)
Beliau adalah seorang dokter yang sangat berhasil dalam melakukan pengobatan dan
penelitian penyakit-penyakit. Cara penelitian yang beliau lakukan menggunakan medium
daging hewan. Oleh pemerintah beliau diminta untuk membuat rumah sakit yag terhindar
dari lingkungan yang terkena kuman. Tiap tiap obat yang dibuatnya terlebih dahulu
dicobakan untuk mengobati monyet sebelum digunakan untuk manusia.
Berikut ini sekedar contoh beberapa hasil temuan teknologi mutakhir yang memiliki hokum
dan moral.
1) Bayi tabung dan Inseminasi Buatan
Istilah bayi tabung dalam bahas kedokteran dikenal dengan sebutan “In Vitro Fertilization
and Embryo Tranfers”(IVF-ET) atau dalam khasanah hukum islam dikenal dengan “ Thifl al-
Anabib” atau “ Athfal al- Anbubah”. Sedangkan inseminasi buatan dalam hukum islam
dikenal dengan sebutan a”At-Talqih al- Shinai”.
Bayi tabung merupakan teknik ( fertilisasi) antara sperma suami dan sel telur istri yang
masing-masing diambil dan kemudian disatukan diluar kandungan. Biasanya medium yang
digunakan adalah tabung khusus . Setelah beberapa hari ,hasil pembuahan yang berupa
embrio atau zigot itu dipindahkan ke dalam rahim. Sedangkan teknik inseminasi buatan
relatif lebih sederhana ,yaitu sperma yang telah diambil dengan alat tertentu dari seorang
suami kemudian disuntikkan ke dalam rahim istri sehingga terjadi pembuahan dan
kehamilan.
Teknik bayi tabung di peruntukkan bagi pasangan suami istri yang mengalami masalah
fertilisasi.Pasien bayi tabung umumnya menderita kelainan sebagai berikut:
ü Kerusakan pada saluran telurnya
ü Lendir rahim istri yang tidak normal
ü Adanya gangguan kekebalan,dimana terdapat zat inti terhadap sperma di tubuh istri
ü Tidak hamil jugu setelah di lakukan bedah saluran telur atau setelah di lakukan
pengobatan endometriosis
ü Pecahnya gelembung cairan yang berisi sel telur.
ü Sedangkan pada suami,teknik ini di peruntukkan bagi mereka yang umumnya memiliki
kelainan

mutu sperma yang kurang baik,jumlah sperma yang sangat sedikit sehingga secara alamiah
sulit di harapkan terjadinya pembuahan.
Dapat di jelaskan bahwa teknik bayi tabung dan inseminasi buatan yang di benarkan
menurut hukum islam adalah teknik yang tidak melibatkan pihak ketiga serta perbuatan itu
di karenakan adanya hajat dan tidak untuk main-main atau percobaan. Sedangkan teknik
bayi tabung atau inseminasi buatan yang melibatkan pihak ketiga di haramkan.Adapun
alasan syar’i tentang haramnya keterlibatan (benih atau rahim) pihak ketiga tersebut
merujuk kepada maksud larangan berbuat jina (Al-Qur’an surat Al-isro’ ayat 17:32).
Teknologi rekayasa genetika lain yang masih yang perdebatan moral di seluruh dunia
“teknologi kloning” pada manusia. Pada umumnya Ulama’ di negara muslim masih melarang
pengkloningan pada manusia.hal ini di karenakan kehati-hatian mereka dalam menentukan
proses keberadaan manusia yang di rekayasa oleh manusia lainnya

2) Aborsi Dan Euthanasia


Perkembangan ilmu pengetahuan,peradaban dan teknologi telah menimbulkan cara dan
prosedur penghentian umur dengan lebih dengan efisien dan sekaligus memberikan ruang
bagi manusia untuk bebas menentukan pilihannya sesuai dengan hak asasi.Islam dalam hal
ini memberikan aturan-atruan yang yang jelas, yaitu:
Aborsi (pengguguran kandungan).
Aborsi di maksudkan sebagai tindakan untuk mengakhiri kehamilan atau kehidupan sebelum
janin hidup di luar kandungan.
Aborsi yang sengaja terbagi ke dalam dua macam:
* Aborsi yang di lakukan dokter ahli atas dasar pertimbangan medis,misalnya jika tidak di
lakukan aborsi akan membahayakan ibu.
* Aborsi yang di lakukan tanpa adanya pertimbangan medis,misalnya untuk meniadakan
hasil hubungan gelap atau kehamilan yang tidak di kehendaki.
Dalam hukum islam, aborsi yang di dasarkan atas pertimbangan medis untuk
menyelawatkan nyawa sang ibu itu di benarkan, bahkan diharuskan. Hal ini atas prinsip
kaedah hukum islam:
“menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari dua hal yang berbahaya itu adalah
wajib.”
Euthanasia
Euthanasia merupakan tindakan penghentian kehidupan manusia baik dengan cara
menyuntikkan zat tertentu atau dengan meminum pil atau dengan cara lainnya. Tindakan ini
muncul akibat terjadinya penderitaan yang berkepanjangan dari pasien.
Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman yang artinya :
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah maha penyanyang
kepadamu. Barang siapa yang berbuat demikian dengan melanggar dan aniaya, maka kami
kelak akan memasukkannya kedlam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah.”(QS.Annisa/4:29)

3) Tranfusi dan Transplantasi


Tranfusi darah
Untuk menolong manusia yang sedang membutuhkam dalam menyelamatkan jiwanya.
Ajaran islam bahkan menganjurkan orang menyumbangkan darahnya demi
kemanusiaan.tujuan mulia tersebut tentu dengan niat yang ikhlas untuk menolong orang
lain. Perbuatan tersebut sesuai dengan firman Allah “Dan barang siapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah memelihara kehidupan manusia semuanya’
(al-Maidah/5:32).
Untuk menentukan hukum tranfusi darah secara syar’i,kaidah hukum fiqih menyatakan :
“Bahwasannya hukum asal dari segala sesuatu ( diluar ibadah) adalah boleh, sehingga ada
dalil yang tegas melarangnya.” Maksudnya , bahwa hukum transfusi darah menurut islam
adalah boleh, karenanya tidak ada dalil ayat atau hadis yang jelas dan tegas melarangnya.
Transplantasi
Pencangkokan (transplantation) adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih
memiliki daya hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi dengan baik apabila diobati dengan tekhnik dan cara biasa , bahkan harapan hidup
penderita hampir tidak ada lagi.Organ tubuh yang ditransplantasi seperti : ginjal,jantung dan
mata.Namun dalam perkembangannya organ -organ tubuh lainnya dapat ditransplantasikan
untuk membantu orang yang sangat memerlukannya.
Dalam melakukan transplantasi terdapat tiga kondisi yang berbeda dari pendonor dan
penerima dalam implikasi hukum yaitu:
v Kondisi donor sehat
Para Ulama’ berpendapat hukum transplantasi model ini di larang agama (haram).hal ini di
dasarkan atas maksud dari firman Allah : Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri
ke dalam kebiasaan “(QS.Al-Baqoroh/2:195). Ayat ini mengingatkan kita agar tidak gegabah
berbuat sesuatu yang bisa berakibat bagi diri sendiri,meskipun untuk tujuan mulia.
v Kondisi donor sakit atau mati.
Para Ulama’ berpendapat bahwa transplantasi organ tubuh dari donor yang sakit atau koma
di haramkan agama.Hal ini di dasarkan atas maksud hadits rasul : “Tidak boleh membikin
mudharat dirinya dan tidak boleh pula mambikin mudharat pada orang lain. “misalnya
pendonor yang sakit di ambil salah satu organ tubuhnya sama halnya dengan mempercepat
kematiaannya tindakan tersebut di golongkan pada perbuatan bunuh diri.
v Kondisi donor yang telah meninggal.
Menurut para ulama’ transplantasi model ini di bolehkan dengan syarat si penerima dalam
keadaan darurat dan membutuhkan sumbangan organ tubuh dari pendonor.
Secara syar’i kebolehan melakukan transplantasi ketiga model di atas di sokong dalil Al-
Qur’an.
Artinya: “Dan barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia,maka seolah-olah ia
memelihara kehidupan manusia semuanya.(QS.Al-Maidah/5:32).
Hadits rasullah, berobatlah kamu hai hamba Allah, karena sesungguhnya Allah tidak
meletakkan suatu penyakit,Dia juga meletakkan obat penyembuhnya,selain penyakit yang
satu yaitu penyakit tua.”Menurut kaidah hukum islam menyatakan “bahaya itu (harus) di
lenyapkan.Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan
“jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam
haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk
IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat
manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa
manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya.
Dari uraian di atas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
IPTEK akan bermanfaat apabila:
Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya
Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik),
Dapat memberikan pedoman bagi sesama,
Dapat menyelesaikan persoalan umat. Dalam konsep Islam sesuatu hal dapat dikatakan
mengandung kebenaran apabila ia mengandung manfaat dalam arti luas.
Seni menurut Islam
Seni merupakan ekspresi keindahan. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia
memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah
berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-
retak?” [QS 50: 6].
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan Nabi saw., kepada
para sahabatnya. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat atom.”Ada
orang berkata,” Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus dan bersandal bagus.”
Nabi bersabda,” Sesungguhnya Allah Maha Indah, menyukai keindahan. Sedangkan
sombong adalah sikap menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”(HR. Muslim).
Bahkan salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para
sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan
keindahan sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya,
hingga sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir.
Islam sebenarnya menghidupkan rasa keindahan (estetika) dan mendukung kesenian,
namun dengan syarat-syarat tertentu, yakni jika kesenian itu membawa perbaikan dan tidak
merusak, membangun dan tidak menghancurkan.
Perkembangan Seni dan pandangannya menurut Islam
Terdapat beberapa perkembangan seni dan pandangannya menurut Islam:
1) Seni Sastra
Kesenian yang paling menonjol tampak pada seni sastra seperti puisi, prosa, cerita, kisah,
ada di antaranya yang melantukan dan menyusun syair dengan sangat indah, seperti yang
diceritakan oleh Ali k.w. Sebab, Abdullah Ibn al-Mubarak,Imam Muhammad Idris asy-Syafi’I,
dll.Nabi saw, pernah bersabda: “Sesungguhnya syair itu termasuk hikmah”.
2) Lagu dan Musik
Menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal nyanyian antara
lain :
Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan etika islami dan
ajaran-ajarannya.
Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum khamar,
menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa batas.
Nyanyian sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh) harus dibatasi dengan
sikap tidak berlebih-lebihan.
3) Seni Rupa

Ada hadis yang menerangkan bahwa malaikat tidak masuk ke rumah yang ada gambarnya.
Berikut larangan-larangan dalam seni rupa:
Sebagian patung yang dibuat dimaksudkan untuk memuliakan orang yang dijadikan patung
itu
Hampir sama dengan yang pertama, ialah pembuatan bentuk patung yang dijadikan oleh
agama tertentu yang bukan Islam
Meniru ciptaan Allah, yakni meniru ciptaan Allah SWT dengan mengaku membuat dan
menciptakan seperti apa yang diciptakan Allah
Gambar-gambar termasuk lambang kemewahan. Gambar-gambar menjadi bagian dari alat
untuk menunjukkan kemewahan.

4) Seni Komedi
Pada dasarnya tertawa, suka cita, dan berguaru memang dibenarkan dalam syariat, tetapi
dengan batas-batas dan syarat-syarat yang harus diperhatikan:
Tidak mempergunakan kata-kata dusta dan kata-kata yang dibuat-buat sebagai alat untuk
membuat orang tertawa
Tidak boleh mengandung penghinaan terhadap manusia lainnya, atau memperolok-olok dan
mengejeknya, kecuali kalau yang bersangkutan tidak keberatan dan mau diperolok-olok
seperti itu.
Tidak menyebabkan seorang Muslim takut dan terkejut dengan guarauan itu
Tidak boleh bergurau dalam suasana serius, dan tidak boleh memancing tawa dalam
suasana yang semestinya menangis
Gurauan itu hendaklah disampaikan dengan cara yang logis, dalam batas-batas yang pantas,
dapat diterima oleh akal sehat, dan sesuai dengan masyarakat yang tanggap dan positif.

Anda mungkin juga menyukai