mutu sperma yang kurang baik,jumlah sperma yang sangat sedikit sehingga secara alamiah
sulit di harapkan terjadinya pembuahan.
Dapat di jelaskan bahwa teknik bayi tabung dan inseminasi buatan yang di benarkan
menurut hukum islam adalah teknik yang tidak melibatkan pihak ketiga serta perbuatan itu
di karenakan adanya hajat dan tidak untuk main-main atau percobaan. Sedangkan teknik
bayi tabung atau inseminasi buatan yang melibatkan pihak ketiga di haramkan.Adapun
alasan syar’i tentang haramnya keterlibatan (benih atau rahim) pihak ketiga tersebut
merujuk kepada maksud larangan berbuat jina (Al-Qur’an surat Al-isro’ ayat 17:32).
Teknologi rekayasa genetika lain yang masih yang perdebatan moral di seluruh dunia
“teknologi kloning” pada manusia. Pada umumnya Ulama’ di negara muslim masih melarang
pengkloningan pada manusia.hal ini di karenakan kehati-hatian mereka dalam menentukan
proses keberadaan manusia yang di rekayasa oleh manusia lainnya
Ada hadis yang menerangkan bahwa malaikat tidak masuk ke rumah yang ada gambarnya.
Berikut larangan-larangan dalam seni rupa:
Sebagian patung yang dibuat dimaksudkan untuk memuliakan orang yang dijadikan patung
itu
Hampir sama dengan yang pertama, ialah pembuatan bentuk patung yang dijadikan oleh
agama tertentu yang bukan Islam
Meniru ciptaan Allah, yakni meniru ciptaan Allah SWT dengan mengaku membuat dan
menciptakan seperti apa yang diciptakan Allah
Gambar-gambar termasuk lambang kemewahan. Gambar-gambar menjadi bagian dari alat
untuk menunjukkan kemewahan.
4) Seni Komedi
Pada dasarnya tertawa, suka cita, dan berguaru memang dibenarkan dalam syariat, tetapi
dengan batas-batas dan syarat-syarat yang harus diperhatikan:
Tidak mempergunakan kata-kata dusta dan kata-kata yang dibuat-buat sebagai alat untuk
membuat orang tertawa
Tidak boleh mengandung penghinaan terhadap manusia lainnya, atau memperolok-olok dan
mengejeknya, kecuali kalau yang bersangkutan tidak keberatan dan mau diperolok-olok
seperti itu.
Tidak menyebabkan seorang Muslim takut dan terkejut dengan guarauan itu
Tidak boleh bergurau dalam suasana serius, dan tidak boleh memancing tawa dalam
suasana yang semestinya menangis
Gurauan itu hendaklah disampaikan dengan cara yang logis, dalam batas-batas yang pantas,
dapat diterima oleh akal sehat, dan sesuai dengan masyarakat yang tanggap dan positif.