Anda di halaman 1dari 13

Sumber daya manusia, peralatan, dan bahan merupakan bagian penting dalam mengelola bisnis

konstruksi dan properti. Pengelolaan (manajemen) sumber daya manusia yang baik akan
memberikan pengaruh besar terhadap pekerjaan. Tenaga kerja yang baik merupakan tenaga kerja
yang mau menjalankan semua kewajibannya termasuk peraturan yang dibuat oleh perusahaan.
Pengelolaan sumber daya manusia dapat dimulai dari perekrutan dan pelatihan sumber daya
manusia itu sendiri. Adapun pengelolaan peralatan dan bahan harus dilakukan agar saat pekerjaan
dimulai tidak terjadi kendala yang diinginkan. Misalnya, peralatan yang mengalami kerusakan parah
karena tidak ada menajemen peralatan yang baik atau bahan yang mengalami kekurangan dan
terbuang percuma.
Pengelolan merupakan bagian dari manajemen agar pekerjaan dapat selesai sesuai waktu dan tidak
ada kendala atau masalah di tengah pekerjaan. Penjadwalan pengelolaan sumber daya manusia,
peralatan, dan bahan diatur oleh tim menajemen yang akan diterapkan di lapangan. Pada materi ini
akan dibahas mengenai konsep dasar pengelolaan sumber daya manusia, peralatan, dan bahan pada
bisnis konstruksi dan properti. Untuk memahaminya, simaklah uraian materi berikut dengan
saksama.
A. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu investasi bagi perusahaan
karena diperlukan biaya untuk mendukung hal tersebut. Namun, sejalan dengan hal tersebut,
manfaat yang didapat oleh perusahaan juga besar karena pekerja dan karyawan yang dimiliki menjadi
profesional dan handal dalam mengerjakan segala pekerjaan di perusahaan tersebut. Dengan
demikian, pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi penentu keberhasilan
dalam suatu perusahaan atau unit usaha. Untuk memahami lebih dalam mengenai pengelolaan
sumber daya manusia, simaklah uraian berikut dengan saksama.
1. Pengertian Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengelolaan tenaga kerja. Sukses atau tidaknya suatu
proyek juga ditentukan akan keberadaan sumber daya manusia (tenaga kerja). Suatu negara pasti
mempunyai dan membutuhkan sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai
oleh negara tersebut. Misalnya, dalam bidang bisnis konstruksi dan properti. Sumber daya manusia
ini harus dikelola dengan baik agar bakat dan kemampuannya dapat bermanfaat secara utuh,
maksimal, dan tepat sasaran melalui metode-metode dan sistem yang efektif dan efisien.
Sumber daya manusia terdiri atas dua hal, yaitu daya fisik dan daya pikir yang nantinya akan
menentukan kemampuan manusia. Dalam suatu aktivitas, manusia adalah unsur utamanya, tidak
peduli meskipun banyak peralatan canggih yang sudah bisa bekerja secara instan, namun peralatan
tersebut tidak akan bisa berfungsi jika tidak dikelola oleh manusia.

a. Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi,
baik itu dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih
dan dikembangkan kemampuannya.
Beberapa ahli telah merumuskan arti dari sumber daya manusia (SDM), yaitu sebagai berikut
1) Sonny Sumarsono
Sonny Sumarsono (2003) mengartikan bahwa sumber daya manusia mempuyai beberapa pengertian
yaitu sumber daya manusia adalah usaha kerja yang bermanfaat bagi keberlangsungan produksi.
Sedangkan makna yang kedua, sumber daya manusia merupakan kelompok manusia yang terdiri atas
manusia yang memiliki kemampuan untuk memberikan jasa.
2) M.T.E. Hariandja
Sumber daya manusia oleh Hariandja dimaknai sebagai salah satu faktor penting bagi sebuah
perusahaan selain faktor modal. Faktor sumber daya manusia ini dianggap penting karena
membutuhkan pengelolaan yang baik dalam rangka peningkatan mutu organisasi maupun
perusahaan.
3) Mathis dan Jackson
Mathis dan Jackson Menurut Mathis dan Jackson (2006), sumber daya manusia merupakan suatu
rancangan berbagai sistem formal dalam perusahaan maupun organisasi yang berfungsi untuk
menjaga agar penggunaan bakat dan minat manusia dapat digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan tersebut secara
efektif dan efisien.
4) Hasibuan
Sumber daya manusia menurut Hasibuan adalah manusia yang mempunyai kemampuan terpadu,
yang dicirikan dengan pola pikir dan daya fisik yang baik. Perilaku dan watak sumber daya manusia
berasal dari lingkungannya, sedangkan prestasi dan motivasi kerja berasal dari keinginan dirinya
sendiri.
5) Ermaya
Pengertian sumber daya manusia menurut Ermaya adalah suatu faktor utama yang penting dalam
tiap proses pembangunan negara, perusahaan, maupun organisasi. Di dalam pembangunan ini,
sumber daya manusia memberi pengaruh yang bermanfaat sehingga harus diatur dan dijaga. Peran
yang dimiliki sumber daya manusia ada dua, yaitu sebagai objek serta subjek dari proses
pembangunan.
6) Abdurrahmat Fathoni
Abdurrahmat Fathoni mengartikan sumber daya manusia sebagai kekaya atau modal suatu negara
yang penting bagi segala aktivitas manusia untuk capai tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu,
diperlukan analisis pengembangan dengan metode yang sesuai dengan memperhatikan beberapa
unsur seperti waktu, kemampuan (skill), dan daya yang dimiliki oleh setiap manusia.
7) Gouzali Syadam
Gouzali Syadam mengartikan sumber daya manusia sebagai `human resource’ yang berarti sumber
utama dalam proses kegiatan di lingkungan sekitar.
Selain menurut para ahli, pengertian sumber daya manusia juga telah didefinisikan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Pengertian sumber daya manusia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah potensi manusia yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Potensi sumber daya
manusia berbedabeda pada tiap individu. Agar dapat mengembangkan potensi sumber daya manusia
yang berbeda-beda tersebut, dibutuhkan suatu sistem pengelolaan sumber daya manusia.
b. Fungsi Sumber Daya Manusia
Ada beberapa fungsi sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut.
1) Sebagai Tenaga Kerja
Tenaga kerja dapat disebut sebagai “man power”, yakni seluruh penduduk yang memiliki usia siap
kerja. Tenaga kerja itu sendiri mempunyai kemampuan untuk memberikan jasa setiap waktu yang
berguna untuk menghasilkan produk berupa barang maupun jasa, yang dapat bermanfaat bagi
dirinya sendiri atau orang lain. Beberapa contoh tenaga kerja antara lain supir, pelayan toko, tukang
becak, montir, dan pelukis.
2) Sebagai Tenaga Ahli
Sumber daya manusia dapat berfungsi sesuai dengan bidang dan kemampuannya. Salah satunya
adalah sebagai tenaga ahli bagi suatu perusahaan atau negara. Contoh-contoh tenaga ahli antara lain
guru, dokter, dan pengacara

3) Sebagai Pemimpin
Sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas lebih besar dengan keterampilan dan pengalaman
yang mumpuni dapat berfungsi sebagai pemimpin bagi suatu golongan, perusahaan, maupun
organisasi. Contoh project manager, site manager, dan contruction manager.

4) Sebagai Tenaga Usahawan


Sumber daya manusia yang dapat menjadi tenaga usahawan adalah mereka yang dapat
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan kemandi dalam rangka menciptakan suatu
produk yang bermanfaat bagi orang ban atau lingkungannya.
5) Berfungsi dalam Pengembangan Iptek
Sumber daya manusia juga memiliki fungsi dalam penemuan dan pengembangan ilmu. Dengan
demikian, dapat digunakan untuk kemajuan dirinya sendiri, lingkungan, dan orang lain termasuk
perusahaan atau organisasi.
C. Arti Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Pengelolaan sumber daya manusia (personal management) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dari pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk
mencapai tujuan atau sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Dengan kata lain, pengelolaan sumber daya manusia merupakan suatu proses yang berhubungan
dengan implementasi indikator fungsi-fungsi pengelolaan atau manajemen yang berperan penting
dan efektif dalam menunjang tercapainya tujuan individu, lembaga, maupun organisasi atau
perusahaan.
2. Fungsi Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Ada dua macam fungsi pengelolaan sumber daya manusia atau tenaga kerja, yaitu fungsi
administratif dan fungsi operasional.
a. Fungsi Administratif
Fungsi administratif merupakan serangkaian kegiatan dalam pengelolaan tenaga kerja yang sejalan
dengan sistem administrasi ketenagakerjaan di Indonesia. Fungsi tersebut meliputi beberapa hal
berikut.
1) Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.
3) Pendirian organisasi pekerja dan hubungan industrial.
4) Pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan kerja.
5) Penyelenggaraan jaminan sosial tenaga kerja.
Keselamatan pada dunia kerja memiliki peranan penting. Keselamatan kerja adalah sarana utama
untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang
baik adalah pintu gerbang utama bagi keamanan tenaga kerja. Selain adanya keselamatan kerja,
kesehatan kerja juga sangat penting.
Kesehatan kerja adalah derajat kesehatan setinggi-tingginya baik secara fisik, mental maupun sosial
dengan usaha preventif dan kuratif terhadap berbagai penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit
umumnya.
Suatu program keselamatan dan kesehatan kerja di bidang konstruksi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Parker dan Oglesby (1972), secara garis besar telah mengkategorikan hal ini sebagai berikut.
1) Faktor Kepribadian atau Perilaku
a) Pekerja: latihan, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar belakang Pendidikan dan kebudayaan,
sikap sosial, serta karakteristik fisik.
b) Lingkungan pekerjaan: sikap dan kebijaksanaan dari para pengusaha serta manajer, pengawas,
penyelia, serta kawan sekerja pada proyek.
2) Faktor Fisik
a) Kondisi pekerjaan: ditentukan oleh jenis bahaya yang
melekat dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan
maupun oleh bahaya terhadap kesehatan kerja yang
ditimbulkan oleh metode dan material serta lokasi dari
pekerjaan itu, usahakan selalu mematuhi standar kerja
dengan menggunakan alat keselamatan kerja seperti
menggunakan sepatu safetydan lain-lain.
b) Penyingkiran bahaya mekanis: pemakaian pagar/batas, peralatan, serta prosedur untuk
melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau situasi yang berbahaya.
b. Fungsi Operasional
Fungsi ini merupakan cara pengelolaan tenaga kerja yang diwujudkan dalam serangkaian aktivitas
tertentu. Fungsi operasional itu sendiri meliputi pengembangan, kompensasi, integrasi,
pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.
Ada beberapa fungsi dari fungsi operasional itu sendiri, antara lain sebagai berikut.
1) Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan (jabatan) sangat berkaitan dengan proses indentifikasi tugastugas yang
harus dilaksanakan dalam perusahaan. Selain itu, identifikasi tentang karakteristik keahlian,
keterampilan, dan pengalaman tenaga kerja itu sendiri.
2) Perekrutan Tenaga Kerja
Perekrutan tenaga kerja adalah kegiatan yang bertujaun untuk pengadaan penarikan tenaga
kerja guna mengisi posisi atau formasi pekerjaan yang kosong. Perekrutan dapat dilakukan
dari luar perusahaan atau dari dalam perusahaan itu sendiri. Perekrutan tenaga kerja dari
dalam dapat dilakukan dengan cara, yaitu promosi dan mutasi.

Promosi adalah memindahkan tenaga kerja dari suatu jabatan ke jenjang jabatan yang lebih
tinggi. Adapun mutasi adalah memindahkan tenaga kerja dari suatu unit atau bidang atau
bagian pekerjaan lain dalam satu perusahaan yang dianggap setingkat atau sejajar dengan
pekerjaan sebelumnya.
3) Seleksi Tenaga Kerja
Seleksi ini juga memperhitungkan kemungkinan keberhasilan atau kegagalan individu tenaga
kerja dalam pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Proses seleksi tenaga kerja meliputi
beberapa hal berikut.
a) Penyaringan awal.
b) Tes pekerjaan.
c) Tes wawancara.
d) Penempatan, induksi, dan orientasi tenaga kerja.
e) Kompensasi tenaga kerja.
f) Penilaian kerja.

3. Tindakan Awal Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja atau sumber daya manusia merupakan unsur penting dalam pelaksanaan suatu
proyek. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap biaya dan waktu penyelesaian suatu
proyek. Terdapat proses pengambilan keputusan dalam manajemen kerja yang
berhubungan dengan beberapa hal berikut.
a. Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.
b. Recruitment dan pembagian tenaga kerja ke dalam kelompok kerja.
c. Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.
d. Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
e. Perencanaan, penjadwalan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan tenaga kerja.

4. Komponen Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Ada beberapa komponen pengelolaan sumber daya manusia, yaitu sebagai berikut.

a. Perencanaan
Seorang manajer atau pemimpin yang baik akan menyadari bahwa bagian penting dari
waktu adalah proses perencanaan. Hal tersebut disebabkan bagi manajer atau pimpinan,
sumber daya manusia dan proses perencanaan berperan penting dalam menentukan
program yang maksimal dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Manajer
sumber daya manusia juga harus mampu mengajukan dan menjawab beberapa pertanyaan,
yakni apa yang akan dilakukan, siapa yang melakukan, kapan dan dimana dilakukan. Fungsi
dari proses ini jelas untuk membantu pimpinan perusahaan untuk mengetahui informasi
lengkap dan saran terkait pegawainya.
b. Pengorganisasian
Setelah adanya perencanaan selesai dan diperoleh beberapa keputusan, langah selanjutnya
adalah membentuk organisasi untuk bisa menjalankan keputusn tersebut. Proses
pengorganisasian adalah membentuk organisasi kemudian membaginya ke dalam unit-unit
yang sesuai dengan fungsi berbeda-beda pada asing-masing unitnya namun memiliki tujuan
yang sama.
Pada proses pengorganisasian, dirancanglah hubungan antara pekerjaan atau jabatan,
personal, dan faktor fisik lainnya. Dalam proses ini juga terbentuk Faktur organisasi yang akan
menunjukkan dengan jelas bagaimana hubungan tarunitnya.

c. Pengarahan
Setelah ada rencana dan struktur organisasi yang jelas maka langkah selanjutnya adalah
pengarahan atau motivasi, gerakan, dan perintah. Pengarahan sendiri maksudnya adalah
memberi petunjuk dan mengajak para pegawai agar secara sadar mau melaksanakan
pekerjaan sesuai ketentuan perusahaan. Berfungsi untuk mengarahkan sumber daya manusia
agar mau bekerja secara baik dan efektif, serta secara sukarela tanpa merasa dipaksa. Hal
tersebut diharapkan akan muncul sebuah kerja sama dalam perusahaan dan akan
memberikan keuntungan yang besar.

d. Pengendalian
Fungsi terakhir dalam pengelolaan sumber daya manusia
adalah pengendalian. Pengendalian ini dilakukan melalui
pengawasan atas semua tindakan pegawai untuk kemudian
dibandingkan dengan rencana yang telah terbentuk.
Pengendalian tersebut meliputi melihat, mengamati, dan
menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka
benar-benar melaksanakan pekerjaan sesuai tujuan dan
target yang telah ditetapkan atau tidak. Hal tersebut dapat
dilihat dan dilakukan koreksi atas seluruh penyimpangan
yang terjadi. Pengendalian memungkinkan pengaturan kegiatan-kegiatan menurut rencana
sumber daya manusia yang telah dirumuskan dalam suatu analisis demi mencapai tujuan
organisasi atau perusahaan tersebut.
Berbagai macam komponen dalam pengelolaan sumber daya manusia tersebut hanya bisa
dilakukan dengan dilakukan fungsi operasional. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan fungsi operasional tersebut, antara lain sebagai berikut.

a. Pengadaan
Fungsi dari adanya pengadaaan dalam mendapatkan jenis dan jumlah tenaga kerja yang
penting untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi tersebut terkait dengan beberapa subjek
seperti perekrutan, penyeleksian, dan penempatan pegawai perusahaan. Proses rekrut
umumnya memerlukan kegiatan untuk menyeleksi tenaga kerja, misalnya meninjau formulir
aplikasi, tes psikologi, mengecek referensi, dan mengadakan wawancara.

b. Pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan keahlian melalui pelatihan yang
berkaitan dengan kinerja pekerjaan. Pengembangan sangat penting untuk menilai tersebut
munculnya perubahan terkait kemajuan teknologi, penyesuaian jabatan, dan kerumitan tugas
manajerial.
Latihan dalam mengembangkan keahlian disebut pelatihan dan penataran. Latihan tersebut
dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, penataran langsung bagi pegawai yang sudah
diterima setelah proses seleksi. Hal tersebut demi mempersiapkan pegawai dalam bekerja.
Kedua, penataran bagi pegawai yang sudah terlebih dahulu bekerja baru ditugaskan
mengambil penataran demi meningkatkan kinerjanya.
c. Kompensasi
Kompensasi adalah pemberian upah yang cukup dan wajar kepada tenaga kerja atas
konstribusinya terhadap tujuan organisasi atau perusahaan. Kompensasi biasanya diberikan
secara ekonomi, yaitu dalam bentuk uang ditambah dengan tunjangan lainnya.

d. Integrasi atau Penyatuan


Perlu diingat bahwa pegawai yang telah diterima, dikembangkan, dan diberi kompensasi yang
memadai tidak ada jaminannya adanya integrasi atau kesatuan dalam perusahaan. Oleh
karena itu, dibutuhkan proses integrasi atau penyatuan yaitu setiap individu diminta merubah
pandangannya, kebiasaannya, dan sikap lainnya yang dirasa kurang menguntungkan bagi
perusahaan. Semua ini dilakukan dengan tujuan menciptakan sebuah kerja sama yang baik
demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.

e. Perawatan atau Pemeliharaan


Pemeliharaan atau perawatan merupakan langkah selanjutnya dengan tujuan
mempertahankan dan meningkatkan kondisi sumber daya manusia yang telah ada. Umumnya
hal ini dilakukan dalam berbagai bentuk. Misalnya, memelihara atau meningkatkan kondisi
fisik, mental, dan sikap karyawan agar tetap loyal dan bekerja produktif untuk menunjang
tercapainya tujuan perusahaan.

5. Skema Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Skema pengelolaan sumber daya manusia ada dua aspek, yaitu aspek teknis dan aspek
bidang kepribadian (attitude).

a. Aspek Kepribadian
Aspek kepribadian merupakan aspek yang ada di dalam diri tenaga kerja itu sendiri. Aspek
kepribadian meliputi perilaku kerja yang sesuai dengan karakteristik pekerjaan yang
mendukung keberhasilan seseorang dalam melakukan tugasnya. Salah satu contoh perilaku
kerja yang baik, misalnya, sabar dan bekerja keras. Adapun contoh perilaku kerja kurang baik
adalah tidak dapat bekerja sama dengan
baik.
b. Aspek Teknis
Aspek teknis biasanya didukung oleh tinggi rendahnya tingkat pendidikan formal. Pengelolaan
aspek teknis lebih menekankan pada pengelolaan kompetensi sumber daya manusia
terhadap pekerjaan yang berdasarkan fungsinya dalam struktur organisasi perusahaan.
Pengelolaan teknis itu sendiri meliputi beberapa hal berikut.

1) Pendidikan Formal
Pendidikan formal menjadi dasar dalam seleksi calon pegawai perusahaan karena dalam
pendidikan formal tersebut diberikan dasar-dasar untuk persiapa
dalam bekerja sesuai dengan jenjang tugas yang diberikan.

2) Pelatihan dan Pengembangan


Target utama program pelatihan adalah pencapaian perubahan yang me pengetahuan,
keterampilan, maupun kepribadian. Apapun program pe yang akan dilakukan, isinya harus
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pa maupun pegawai peserta pelatihan tersebut.
uhan perusaha

3) Program Spesialisasi
Manajer proyek sebagai pimpinan tertinggi dalam proyek konstruksi, merupakan salah satu
kunci keberhasilan pengelolaan suatu proyek. Spesialisasi ini menjadi program utama untuk
mencapai efisiensi serta mutu produk yang
tinggi.

4) Program Jalur Fungsional


Jalur fungsional dalam suatu perusahaan kontraktor merupakan jalur alternatif selain jalur
struktural yang selalu ada dalam perusahaan. Adapun jabatan fungsional merupakan salah
satu jalur karier (career path) setiap personalia perusahaan yang setara dengan jabatan
struktur untuk menduduki karier yang lebih tinggi dalam perusahaan.
6. Pelatihan dan Pendidikan Tenaga Kerja
Pada umumnya, dalam pengelolaan tenaga kerja menggunakan aspek Pendidikan dan
pelatihan kerja. Tujuan dilakukan pelatihan dan pendidikan kerja ini, antara lain sebagai
berikut.
a. Produktivitas.
b. Stabilitas.
c. Fleksibilitas tenaga kerja.
d. Mendorong pertumbuhan pribadi tenaga kerja.
e. Menciptakan kepuasan kerja yang dapat mendorong timbulnya semangat dan gairah
kerja.

Adapun metode atau pelaksanaan latihan dan pendidikan kerja dapat dilakuldan dengan
beberapa cara, antara lain sebagai berikut.
a. Sistem magang.
b. Sistem kuliah.
c. Sistem peragaan.
d. Sistem bimbingan.
e. Sistem latihan praktik.
f. Sistem diskusi.
g. Sistem permainan.
h. Sistem kombinasi.
i. Mutasi dan promosi.

Sementara itu, pemberian motivasi kepada tenaga kerja dalam pelatihan kerja menjadi hal
yang sangat penting. Motivasi adalah suatu perangsang atau pendorong bagi tenaga kerja
agar bekerja lebih produktif. Ada beberapa cara dalam memberikan motivasi kepada tenaga
kerja, antara lain sebagai berikut.
a. Pemberian insentif material, yaitu insentif yang diberikan dalam bentuk komisi, bonus,
pembagian laba, kompensasi yang ditangguhkan, dan jaminan hari tua.
b. Pemberian insentif semimaterial, yaitu insentif yang diberikan tidak seluruhnya dalam
bentuk uang atau dinilai dengan uang, tetapi sebagian diberikan dalam bentuk seperti
melalui penempatan yang tepat, latihan sistematik, promosi yang objektif, pekerjaan
terjamin, turut sertanya dalam wakil-wakil pegawai dalam mengambil keputusan di dalam
perusahaan, pemberian informasi tentang kesehatan, fasilitas rekreasi, penjagaan
kesehatan, dan lingkungan pekerjaan yang baik.
c. Pemberian insentif nonmaterial, yaitu insentif yang diberikan kepada tenaga kerja dalam
bentuk piagam penghargaan, pemberian promosi jabatan, jaminan sosial, serta pujian
dalam bentuk tulisan dan lisan.

Anda mungkin juga menyukai