MAKALAH PERLAKUAN PANAS 1910631150106 M.Faisal Aldriansyah
MAKALAH PERLAKUAN PANAS 1910631150106 M.Faisal Aldriansyah
PERLAKUAN PANAS
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metalurgi Fisik
Dosen pengampu: Ratna Dewi Anjani, S.T., M.T.
Oleh:
Muhammad Faisal Aldriansyah : 1910631150106
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan, Rahmat, Inayah,Taufik
dan Hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dalam bentukmaupun
isinya yang sangat sederhana . Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, penunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pengetahuan tentang perlakuan
panas.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
M. Faisal Aldriansyah,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Logam merupakan suatu material yang saat ini paling banyak digunakan pada
masa sekarang ini khususnya dunia industry dan otomotif. Berbagai macam peralatan
serta komponen komponen lainnya pasti menggunakan logam. Mengetahui sifat dari
logam tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi pemanfaatan itu sendiri,
karena jika suatu logam telah diketahui sifat-sifatnya dan bagaimana penggunaannya
dalam pemanfaatannya bisa digunakan sebaik mungkin dan mengantisipasi hal-hal
yang tidak diinginkan.
Banyak terjadi kejadian seperti contoh nyata adalah kasus kapal titanic yang
logamnya mengalami kelelahan karena terkena tergores dengan dan kemudian patah,
dan juga kasus patah as roda kereta api. Terdapat berbagai macam sifat sifat logam
contohnya, ulet, getas dan lentur dari sifat tersebut mungkin saja tetap terjadi
patah hal ini bisa saja dikarenakan memang logamnya yang tidak kuat dan memang
molekul struktur penyusunnya tidak rapat sehingga logam tesebut menjadi tidak kuat
maka perlu dilakukan suatu proses penguatan melalui proses perlakuan panas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep konsep perlakuan panas?
2. Apa saja jenis jenis perlakuan panas?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui Konsep-Konsep Dasar dari Perlakuan Panas
2. Mengetahui jenis-jenis Perlakuan Panas
D. Metode Penulisan
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari berbagai
literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh. Penulisan
diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.
Data data yang didapat berasal dari artikel ilmiah atau jurnal ilmiah yang bersumber
dari internet.
1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep-Konsep Perlakuan Panas
Perlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinginan material yang
terkontrol dengan maksud merubah sifat fisik untuk tujuan tertentu. Secara umum
proses perlakuan panas adalah sebagai berikut:
1. Pemanasan material sampai suhu tertentu dengan kecepatan tertentu pula.
2. Mempertahankan suhu untuk waktu sehingga temperaturnya merata.
3. Pendinginan dengan media pendingin seperti air, oli dan udara.
Ketiga hal tersebut tergantung dari material yang akan di heat treatment dan
sifat-sifat akhir yang diinginkan. Untuk perlakuan panas yang tepat, susunan kimia
logam harus diketahui karena perubahan komposisis kimia khususnya karbon (C)
dapat mengakibatkan perubahan sifat fisis.
Perlakuan panas sengaja dilakukan untuk untuk tujuan mengubah sifat secara
khusus, dimana pemanasan dan pendinginan dilakukan untuk tujuan mengubah sifat,
pemanasan dan pendinginan sering terjadi secara kebetulan selama proses manufaktur
lain seperti pembentukan panas (Hot forming ) atau Pengelasan. Dalam heat treatment
kita memanaskan specimen sampai dengan temperature austenisasinya. Temperatur
austenisasi yang diberikan tergantung pada kadar karbon baja yang diproses. Setelah
temperature austenisasinya tecapai, benda kerja dibiarkan pada temperature tersebut
dalam jangka waktu tertentu agar temperature homogeny diseluruh benda kerja.
Proses ini disebut dengan homogenisasi. Setelah itu, dengan mengatur laju
pendinginan akan didapat kekerasan yang diinginkan.
2
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa material akan dipanaskan terlebih
dahulu hingga mencapai titik dimana dapat ditemui austenite yang berguna sebagai
pengeras pada proses karena akan berubah menjadi martensit jadi suhu yang dicapai
saat proses pemanasan adalah suhu dimana austenite mulai terbentuk. Pada gambar
diatas dapat dilihat terdapat proses holding time, dimana proses holding time
berfungsi dimana saat sudah mencapai suhu saat austenite terbentuk untuk menahan
hingga beberapa menit agar struktur mikro pada material yang dipanaskan mencapai
keseragaman. Penseragaman ini bertujuan agar austenite semakin banyak terbentuk
sehingga saat didingikan nanti semakin banyak martensit yang didapatkan.
Pada proses pembuatannya, komposisi kimia yang dibutuhkan diperoleh
ketika baja dalam bentuk fasa cair pada suhu yang tinggi. Perubahan struktur mikro
dapat juga dilakukan dengan jalan heat treatment. Bila proses pendinginan dilakukan
secara perlahan, maka akan dapat dicapai tiap jenis struktur mikro yang seimbang
sesuai dengan komposisi kimia dan suhu baja. Perubahan struktur mikro pada
berbagai suhu dan kadarkarbon dapat dilihat pada Diagram Fase Keseimbangan.
3
B. Jenis-jenis Perlakuan Panas
d. Normalizing
Normalizing adalah bagian dari proses heat treatment. Memanaskan
baja dengah suhu 40°C-50°C diatas kritikal temperature (A3 atau Acm),
ditahan selama beberapa waktu,dan didinginkan di suhu udarakamar normal.
Dan setelah mendapat perlakuan normalizing , hasil dari mikro struktur
menjadi pearlitic. Material terutama carbon steel akan mengalami perubahan
struktur dan grain sizekarena efek dari pemanasan dan pendinginan akibat dari
proses pengelasan. Struktur yang tidak homogen ini menyimpan banyak
tegangan sisa yang membuat material tersebut memiliki sifat yang lebih keras
namun ketangguhannya lebih rendah. Untuk mengembalikan kepada sifat
yang diinginkan terutama dalam ketangguhannya maka struktur yang berubah
tadi dikembalikan lagi ke struktur yang semula melalui pemanasan pada waktu
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula, tergantung dari jenis
materialnya.
e. Homogenizing
Homogenizing adalah suatu pemanasan pada temperatur tinggi
didaerah fasa austenit, jauh diatas titik kritis. Proses ini bertujuan untuk
menghilangkan efek segregasi kimia akibat proses pembekuan lambat
ingot/billet dan untuk memperbaiki mampu pengerjaan panas (hot
workability).
2. Non Equilirium (Tidak setimbang) Tujuan umum dari perlakuan panas jenis Non
Equilibriumini adalah untuk mendapatkan kekerasan dan kekuatan yang lebih
tinggi. Jenis dari perlakukan panas Non Equibrium, misalnya: Hardening,
Martempering, Austempering, Surface Hardening (Carburizing, Nitriding,
Cyaniding, Flame hardening, Inductionhardening). Berikut dibawah ini
merupakan penjelasannya mengenai jenis-jenis perlakuan panas tidak seimbang:
a. Hardening
Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran
meningkatkan kekerasan alami logam. Perlakuan panas menuntut pemanasan
benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu penghentian yang
memadai pada suhu pengerasan dan pendinginan (pengejutan) berikutnya
secara cepat dengan kecepatan pendinginan kritis. Akibat pengejutan dingin
dari daerah suhu pengerasan ini, dicapailah suatu keadaan paksaan bagi
struktur baja yang merangsang kekerasan, oleh karena itu maka proses
pengerasan ini disebut pengerasan kejut. Karena logam menjadi keras melalui
peralihan wujud struktur, maka perlakuan panas ini disebut juga pengerasan
alih wujud. Kekerasan yang dicapai pada kecepatan pendinginan kritis
(martensit) ini diringi kerapuhan yang besar dan tegangan pengejutan, karena
5
itu pada umumnya dilakukan pemanasan kembali menuju suhu tertentu
dengan pendinginan lambat.
b. Martempering
Martempering adalah proses perlakuan panas umum yang
mengquenching materialke suhu menengah tepat di atas suhu awal martensit
dan kemudian mendinginkan udara melalui rentang transformasi martensit ke
suhu kamar.
c. Austempering
Austempering adalah proses perlakuan panas yang dikembangkan
langsung dari diagram transformasi isothermal untuk memperoleh struktur
yang seluruhnya bainite. Pendinginan dilakukan dengan quenching sampai
temperatur di atas Ms dan dibiarkan demikian sampai transformasi menjadi
bainite selesai. Secara umum proses austempering terdiri dari Fully
austenitizing besi pada temperatur austenitizing, Quenching pada temperatur
austempering dan Pendinginan udara pada suhu kamar.
d. Surface Hardening
Proses pengerasan permukaan (surface hardening) adalah suatu
perlakuan(treatment ) yang diterapkan pada suatu logam agar diperoleh sifat-
sifat tertentu. Danagar dicapai hasil yang memadai, maka pelaksanaan dari
suatu perlakuan harus memperhitungkan aspek metalurgi dan peralatan yang
tersedia, supaya supaya dapat dipilih proses-proses perlakuan yang sesuai pada
suatu logam untuk maksud tertentu dengan ekonomis, juga agar dapat
ditentukan tingkat kualitas yang akan dihasilkan.Yang termasuk
surface hardening adalah Carburizing, Nitriding, Cyaniding, Flame hardening
dan Induction hardening.
6
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah perlakuan panas ini antara lain:
1. Perlakuan panas adalah proses pemanasan dan pendinginan material yang
terkontrol dengan maksud merubah sifat fisik untuk tujuan tertentu.
2. Proses perlakuan panas adalah proses mengubah sifat logam menjadi lebih kuat
dan ulet dengan memberikan sejumlah kalor sehingga mengubah sifat sifatnya.
3. Perlakuan panas dibagi menjai 2 yaitu: Near Equilibrium yang terdiri dari
Full Annealing (annealing), Stress relief, Spherodized ,Normalizing Homogenizin
dan Non Equilirium yang terdiri dari Hardening, Martempering, Austempering,
Surface Hardening
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya saat melakukan pengumpulan data lebih banyak menggunakan buku
atau jurnal yang ada bentuk fisiknya.
2. Sebaiknya saat melakukan pengetikan lebih teliti lagi agar tidak terjadi kesalahan
penulisan.
3. Sebaiknya lebih memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dalam penulisan
makalah.
7
DAFTAR PUSAKA