Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

EXPANDED DENGUE SYNDROME

Disusun oleh :

Gita Kumala Dewi (140100090)

Pembimbing :

dr. Putri Amelia, M.Ked(Ped), Sp.A

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN USU/RSUP H. ADAM MALIK

2018
EXPANDED DENGUE SYNDROME
Penyaji : Gita Kumala Dewi (140100090)

Hari/Tanggal :

Pembimbing : dr. Putri Amelia M.Ked(Ped), Sp.A

Pendahuluan

Infeksi virus dengue, merupakan masalah kesehatan global yang biasanya ditemukan
di daerah tropis maupun subtropis seperti Asia Tenggara, Amerika Latin, Afrika, Pasifik
Barat dan Mediterania Timur.1 Dalam tiga dekade terakhir terjadi peningkatan angka kejadian
penyakit tersebut di berbagai negara yang dapat menimbulkan kematian sekitar kurang dari
1%. Diperkirakan setiap tahun sekitar 50 juta manusia terinfeksi virus dengue yang 500.000
diantaranya memerlukan rawat inap dan hampir 90% dari pasien rawat inap adalah anak-
anak.2Pada tahun 2015 terdapat sebanyak 126.675 penderita DBD (Demam Berdarah
Dengue) di 34 provinsi di Indonesia dan 1229 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah
tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebanyak 100.347 penderita DBD
dan sebanyak 907 penderita meninggal dunia pada tahun 2014. Demikian juga jumlah
provinsi dan kabupaten yang melaporkan kejadian luar biasa DBD dari tahun 2014-2015
meningkat, yaitu 5 provinsi dan 21 kabupaten pada tahun 2014 menjadi 7 provinsi dan 69
kabupaten pada tahun 2015.3

Infeksi virus dengue ditularkan melalui gigitan vektor nyamuk stegomiya aegipty
(dahulu disebut aedes aegipty) dan stegomiya albopictus (dahulu disebut aedes albopictus).
Penyebaran infeksi dengue dapat dipengaruhi oleh suhu lingkungan, kelembapan, serta curah
hujan dimana biasanya terjadi peningkatan terutama saat peralihan dari musim kemarau ke
musim penghujan.2 Faktor peningkatan penyebaran infeksi dengue juga dipengaruhi oleh
morbilitas penduduk yang tinggi, perkembangan wilayah perkotaan, perubahan iklim,
perubahan kepadatan dan distribusi penduduk, serta faktor epidemiologi lainnya yang masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.3

Klasifikasi infeksi dengue menurut WHO 2011 dibagi menjadi undifferentiated fever
(Sindroma infeksi virus), Demam Dengue (disertai perdarahan maupun tanpa perdarahan) ,
Demam Berdarah Dengue (DBD dengan syok dan DBD tanpa syok), serta Expanded Dengue
(isolated organopathy dan unusual manifestation). Infeksi dengue yang disertai dengan
warning sign perlu pemantauan yang cermat untuk mendeteksi keadaan kritis dimana secara
klinis didapatkan gejala nyeri perut, muntah terus-menerus, perdarahan mukosa,
letargi/gelisah, pembesaran hati ≥2 cm, disertai kelainan parameter laboratorium yaitu
peningkatan kadar hematokrit yang terjadi bersamaan dengan penurunan jumlah trombosit
dan leukopenia.4
Kasus infeksi dengue dengan unusual manifestation tidak jarang terjadi pada kasus
anak. Unusual manifestation atau manifestasi yang tidak lazim,pada umumnya berhubungan
dengan keterlibatan beberapa organ seperti hati, ginjal, jantung, dan gangguan neurologis
pada pasien infeksi dengue, kasus ini disebut sebagai expanded dengue syndrome. Pada
umumnya unusual manifestation berhubungan dengan ko-infeksi, ko-morbiditas, atau
komplikasi syok yang berkepanjangan (prolonged shock) disertai kegagalan organ (organ
failure). Pada ensefalopati seringkali dijumpai gejala kejang, penurunan kesadaran, dan
transient paresis. Ensefalopati dengue dapat disebabkan oleh perdarahan atau oklusi
(sumbatan) pembuluh darah. Selain itu, terdapat laporan bahwa virus dengue dapat melewati
sawar darah-otak dan menyebabkan ensefalitis.4
Infeksi dengue berat dapat disebabkan oleh kondisi ko-morbid pada pasien seperti
usia bayi, obesitas, lansia, ibu hamil,rulkus peptikum, menstruasi, penyakit hemolitik,
penyakit jantung bawaan, penyakit kronis seperti DM, hipertensi, asma, gagal ginjal kronik,
sirosis, pengobatan steroid, atau NSAID.4

Expanded Dengue

End-Organ Other-Organ Dengue in


Co-Infection
Damage Damage High Risk
Group

Coagulation Malaria
Disorder
Leptospirosis Infants

Enteric Fever Geriatric Group


Hemorrhage- Hyper-
Chikungunya Pregnancy
related coagulable
State Hypertension
IHD
Cerebral Infarction
Hemoglobinopathies
Cortical Venous
Immunocompromised
Thrombosis
patients
Myocardial Infarction
Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk melaporkan dan membahas sebuah kasus
mengenai dengue expanded syndrome

Kasus

Status Orang Sakit

Nama : MSS

Umur : 8 tahun 1 bulan 23 hari

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Dusun III Jampalan Bintang

No. RM : 74.31.12

Tanggal masuk :10 Mei 2018

Telaah :

- BAB berdarah sejak 3 hari yang lalu, os mengeluh sakit pada saat BAB. Darah
bewarna merah kehitaman, bergumpal dan tidak bercampur feses. Darah keluar tanpa
mengedan
- Riwayat demam dijumpai 6 hari yang lalu, demam mendadak, tidak terlalu tinggi
dengan suhu 38,2oC. Demam turun dengan obat penurun panas. Kejang dan menggigil
tidak dijumpai
- Nyeri perut tidak dijumpai, riwayat nyeri perut dijumpai pada saat demam hari
pertama dan kedua
- Nyeri kepala tidak dijumpai, nyeri retroorbital tidak dijumpai, nyeri otot dan nyeri
sendi tidak dijumpai
- Riwayat perdarahan seperti mimisan tidak dijumpai, gusi berdarah tidak dijumpai,
bintik-bintik merah pada kulit tidak dijumpai, muntah berdarah tidak dijumpai
- Sesak nafas tidak dijumpai. Riwayat sesak nafas (-)
- Nyeri menelan tidak dijumpai
- Batuk dan pilek tidak dijumpai
- Mual dan muntah tidak dijumpai
- BAK dalam batas normal, nyeri saat BAK tidak dijumpai, BAK keruh tidak djumpai
- Riwayat kejang (-)
- Riwayat keluarga / tetangga / teman sekolah/ lingkungan sekitar menderita DBD
dijumpai.
- Riwayat berpergian ke daerah endemis malaria 1 bulan terakhir disangkal
- Riwayat penyakit terdahulu : Pasien merupakan rujukan dari RSU Ferdinand L
Tobing Sibolga dengan diagnosa DHF grade IV + Demam tifoid
- Riwayat pengobatan : IVFD Ringer laktat, IVFD HES, Injeksi ranitidin ½
amp/12 jam, paracetamol syrup 4 x 1 ½ cth, kotrimoksazol 2 x 2 cth
- Riwayat penyakit keluarga : Asma (-) DM (-) Penyakit jantung (-) Hipertensi (-)
- Riwayat kehamilan : Selama masa kehamilan ibu pasien rajin kontrol ke
bidan dan riwayat penyakit pada saat kehamilan tidak dijumpai
- Riwayat kelahiran : Pasien lahir secara normal, cukup bulan ditolong oleh
bidan dengan berat BB lahir 3400gr PB : 45cm, segera menangis
- Riwayat imunisasi : BCG 1 kali, Polio 3 kali, DPT 3 kali, Hepatitis B 3
kali, Campak 1 kali.
- Riwayat makanan : ASI sampai umur 6 bulan, susu formula dari umur 4
bulan, bubur susu umur 6 bulan, nasi tim umur 7 bulan, makanan dewasa umur 1
tahun.
- Riwayat tumbuh kembang : Menegakkan kepala usia 6 bulan, membalikkan badan
usia 5 bulan, duduk usia 7 bulan, merangkak usia 8 bulan, berdiri usia 10 bulan,
berjalan usia 12 bulan, bicara usia 14 bulan.
- Riwayat operasi :-
- Riwayat Transfusi :-

Pemeriksaan Fisik

Status Presens

Keadaan umum : Baik Anemis : (-)

Kesadaran : Compos mentis Dispnea : (-)

GCS : 15 (E4V5M6) Sianosis : (-)

Frekuensi nadi : 90 kali/menit Edema : (-)

Frekuensi napas : 28 kali/menit

Suhu : 36,6oC
Tekanan darah : 100/60 mmHg (94-109/56-72)

BB : 18 kg

TB : 112 cm

BBI : 20 kg

BB/U : 69% (gizi kurang)

TB/U : 87% (normal)

BB/TB : 90% (normal)

Status Lokalisata

Kepala :

 Wajah : tidak terdapat deformitas


 Mata : refleks cahaya (+/+), pupil isokor (+/+) edema (+/+) konjungtiva
palpebra inferior pucat (-/-) sklera ikterik (-/-) ptosis (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung :deviasi septum tidak dijumpai, pernafasan cuping hidung tidak
dijumpai
 Mulut : mulut mencucu tidak dijumpai
 Bibir : pucat tidak dijumpai, sianosis tidak dijumpai
 Lidah : kandidiasis oral tidak dijumpai

Leher : pembesaran KGB (-), TVJ R+2 cm H2O, kaku kuduk (-)

Toraks

 Inspeksi : simetris fusiformis, ketinggalan bernafas (-), RR : 28 kali/menit,


reguler
 Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi : suara pernafasan : vesikuler, suara tambahan : ronki (-/-) wheezing (-)

Jantung : HR : 90x/menit, reguler, murmur (-)

Abdomen : Soepel, peristaltik (+), nyeri tekan (-). Hepar dan Lien : tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, nadi 90 x/menit, t/v cukup, CRT<2s , TD 100/60
mmHg, petekie (-), rumple leed (-)

Genitalia : laki-laki, Tanner stage I

DIAGNOSIS :

DHF Expanded Syndrome

DIAGNOSIS BANDING :

TERAPI :

- Bed Rest
- IVFD Ringer Laktat 3cc/kgBB (3 x 18 kg = 54cc)
- Paracetamol 3 x 250mg
- Pantau hemodinaik dan tanda vital

PLANNING

- Cek darah lengkap


- Hemorrhagic Screening Test
- Renal function test
- Elektrolit
- Tubex
- KGD
- Cek Ig M dan Ig G

Hasil Laboratorium (10/05/2018)

Darah lengkap

Hb : 9.7 gr/dl (10,8-15,6)

Eritrosit : 3.60 juta/µL (4.50-6.50)

Leukosit : 8.160 /µL (4.500-13.500)

Hematokrit :27% (33-45)

Trombosit : 43.000/µL (181.000-521.000)


Hitung Jenis

Neutrofil : 29.2% (25-60)

Limfosit : 60.70% (25-50)

Monosit : 8% (1-6)

Eosinofil : 1.6% (1-5)

Basofil : 0,5% (0-1)

Faal Hemostasis

PT : 13.6s

APTT : 37s (27-39)

TT : 24.6s

KGD sewaktu : 71 mg/dl (<200)

Fungsi Ginjal

BUN : 8 mg/dl (9-21)

Ureum : 17 mg/dl (19-44)

Kreatinin : 0.51 mg/dl (0.7-1.3)

Elektrolit

Natrium : 132 mEq/L (135-155)

Kalium : 4.0 mEq/L (3.6-5.5)

Klorida : 100 mEq/L (96-106)

Follow Up tanggal 10 Mei 2018

S Demam (-) sesak (-) BAB berdarah (+)


O Sens : CM Temp : 37oC
Kepala :
 Mata : refleks kornea (+/+) pupil isokor, konj. palpebra inferior pucat (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
Dada : simetris fusiformis, retraksi (-) HR : 104x/i, reguler, desah (-), RR : 22x/i,
reguler, ronki (-/-)
Perut : soepel, peristltaltik (+) normal, Hepar/Lien : tidak teraba
Alat gerak : akral hangat, CRT<3s TD : 100/60
A DHF Expanded Syndrome + Hematochezia
P IVFD Ringer laktat 27cc/jam
Paracetamol 3 x 250 mg (kalau perlu)
Planning : cek darah lengkap ulang, feses rutin,foto toraks dan serologi

Follow Up tanggal 11 Mei 2018

S Demam (-) sesak (-) Bab Berdarah (+)


O Sens : CM Temp : 36,8oC
Kepala :
 Mata : refleks kornea (+/+) pupil isokor, konj. palpebra inferior pucat (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
Dada : simetris fusiformis, retraksi (-) HR : 98x/i, reguler, desah (-), RR : 22x/i,
reguler, ronki (-/-)
Perut : kembung, undulasi (+) Hepar/Lien : tidak teraba
Alat gerak : akral hangat, t/v cukup CRT<3s TD : 90/50
A Expanded Dengue Syndrome
P IVFD D5% NaCl 0,45% 1,5cc/kgbb/jam (27cc)
Paracetamol 3 x 250 mg (kalau perlu)
Hasil laboratorium (11/05/18)

Darah lengkap

Hb : 9.5 gr/dl (10,8-15,6)

Eritrosit : 3.55 juta/µL (4.50-6.50)

Leukosit : 5.340 /µL (4.500-13.500)

Hematokrit :26% (33-45)

Trombosit : 65.000/µL (181.000-521.000)


Hitung Jenis

Neutrofil : 22.3% (25-60)

Limfosit : 65.90% (25-50)

Monosit : 8,6% (1-6)

Eosinofil : 2.8% (1-5)

Basofil : 0,4% (0-1)

Feses Rutin

Makroskopik : Mikroskopik :

Warna : coklat kehitaman Telur cacingan : negatif

Konsistensi : encer Amoeba : negatif

Darah : negatif Eritrosit : 0-1

Lendir : negatif Leukosit : 0-1

Imunoserologi

Anti Dengue Ig M : negatif

Anti Dengue Ig G : positif

Hasil foto thoraks


Follow up tanggal 12 Mei 2018

S Demam (-) Bab berdarah (-)


O Sens : CM Temp : 37oC
Kepala :
 Mata : refleks kornea (+/+) pupil isokor, konj. palpebra inferior pucat (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
Dada : simetris fusiformis, retraksi (-) HR : 90x/i, reguler, desah (-), RR : 20x/i,
reguler, ronki (-/-)
Perut : kembung berkurang, peristltaltik (+) normal, Hepar/Lien : tidak teraba
Alat gerak : akral hangat, CRT<3s TD : 90/50
A Expanded Dengue Syndrome (melena)
P IVFD D5% NaCl 0,45% 1,5c/kgbb/jam (27cc/jam)
Paracetamol 3 x 250 mg (kalau perlu)
Planning : Lepas infus

Follow up tanggal 13 Mei 2018 Pagi jam 8.00


S Demam (-) Bab berdarah (-)
O Sens : CM Temp : 37,3oC
Kepala :
 Mata : refleks kornea (+/+) pupil isokor, konj. palpebra inferior pucat (-/-)
 Telinga : dalam batas normal
 Hidung : dalam batas normal
 Mulut : dalam batas normal
Dada : simetris fusiformis, retraksi (-) HR : 96x/i, reguler, desah (-), RR : 20x/i,
reguler, ronki (-/-)
Perut : soepel, peristltaltik (+) normal, Hepar/Lien : tidak teraba
Alat gerak : akral hangat, CRT<3s TD : 90/50
A Expanded Dengue Syndrome (melena)
P Paracetamol 3x250mg (kalau perlu)
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization 2018. Dengue and Severe Dengue. Diunduh dari:
http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue
2. Hadinegoro, Sri Rezeki dkk. 2014. Pedoman Diagnosis dan Tata Laksana Infeksi
Virus Dengue pada Anak. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
3. Kementrian Kesehatan Repubik Indonesia 2016, ‘Info Datin Situasi DBD di
Indonesia’, Sekretariat Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
4. Hadinegoro, Sri Rezeki dkk. 2012. Update Management of Infectious Disease and
Gastrointestinal Disordes. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.

Anda mungkin juga menyukai