Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PEMBERIAN METODE PIJAT


BAYI I LOVE YOU (ILU) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS TIDUR
PADA BAYI DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG KARANG
KOTA MATARAM

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan mata kuliah Karya Tulis Ilmiah (KTI) pada Program Studi
Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Mataram

Tahun Akademik 2020/2021

OLEH
UTAMI RIZKA MULYASARI
NIM : P07120118046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D.III) KEPERAWATAN MATARAM
TAHUN 2021
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Utami Rizka Mulyasari

NIM : P07120118046

Program studi : DIII Keperawatan Mataram

Institusi : Politeknik Kesehatan Mataram Kementrian Kesehatan RI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah

yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan

bukan merupakan pengambil alih tulisan atau pikiran orang lain yang saya

akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan proposal karya

tulisan ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Mataram,25 Januari 2021


Pembuat Pernyataan

Utami Rizka Mulyasari


NIM. P07120118046

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Mas ‘adah,M.Kep Ni Putu Sumartini, M.Kep


NIP. 197912202002122001 NIP. 197905132002122001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh “UTAMI RIZKA MULYASARI” NIM.

P07120118046 dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian

Metode Pijat Bayi I Love You (ILU) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur

Pada Bayi Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Wilayah

Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram” telah diperiksa dan

mendapatkan persetujuan untuk diseminarkan di depan tim penguji Politeknik

Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi D.III

Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2020/2021 pada tanggal :

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

MAS’ADAH,M.Kep NI PUTU SUMARTINI, M.Kep

NIP. 197912202002122001 NIP. 197905132002122001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh UTAMI RIZKA MULYASARI. P07120118046


dengan judul “Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Metode Pijat Bayi I
Love You (ILU) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Bayi Dengan
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang, Kota Mataram” telah dipertahankan di depan dewan penguji
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan Program Studi
DIII Keperawatan Mataram Tahun Akademik 2019/2020 pada:
Hari :
Tanggal :

Mengesahkan:
Ketua Jurusan Keperawatan Mataram

Rusmini, S.Kep,Ns., MM
NIP. 197010161989032001

Tim Penguji,

1. Mardiatun ., M.Kep : Penguji I


NIP. 198002052006042001

2. Mas’adah.,M.Kep : Penguji II
NIP. 197912202002122002

3. Ni Putu Sumartini, M.Kep : Penguji III


NIP. 197905132002122001

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Proposal Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Dengan

Pemberian Metode Pijat Bayi I LOVE YOU (ILU) Untuk Meningkatkan

Kualitas Tidur Pada Bayi Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Di

Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang, Kota Mataram” dapat

terselesaikan tepada pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak H.Awan Dramawan Ns.,MM selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Mataram.

2. Ibu Rusmini,S.Kep. Ns.,MM. selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram.

3. Bapak H.Arip,S.Kp.,M.Kes. selaku Ketua Program Studi D.III

Keperawatan Mataram Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

4. Ibu Mas’adah M.Kep. selaku pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan,pengarahan dengan penuh kesabaran dan ketelitian ,serta

motivasi,saran,dan kritikan yang bermanfaat dalam penyusunan Proposal

Karya Tulis Ilmiah.

5. Ibu Ni Putu Sumartini M.Kep. selaku pembimbing pendamping sekaligus

sebagai pembimbing Akademik yang telah memberikan

v
motivasi,saran,dan bimbingannya demi kesempurnaan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Mardiatun.,M.Kep selaku penguji yang meluangkan waktu untuk

memberi arahan dan masukan dalam penyusunan proposal karya tulis

ilmiah.

7. Dosen-dosen Jurusan Keperawatan Politeknik kesehatan Kemenkes

Mataram yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat

bermanfaat dan bimbingan kepada penulis.

8. Kepala Puskesmas Tanjung Karang yang telah memberikan dukungan

penelitian di wilayah kerja puskesmas Babakan,Kota Mataram

9. Kedua orang tua ibu dan bapak tersayang,adik dan semua keluarga terima

kasih atas support,doa,dan pengorbanannya,sehingga penulis bisa tetap

semangat dan optimis untuk terus maju dalam penyusunan Proposal Karya

Tulis Ilmiah ini.

10. Semua teman-teman seperjuangan D.III Keperawatan Mataram angkatan

2020/2021 kelas A,terima kasih atas support dan dukungan dalam

penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

vi
Demikian ,semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan

menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Mataram , 25 Februari 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................................ii


LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
DAFTAR ISI..................................................................................................................vii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan Studi Kasus................................................................................................4
D. Manfaat Studi Kasus..............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................7
A. Konsep Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)...................................................7
B. Konsep Pijat Bayi I Love You..............................................................................11
C. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur.................................................................18
D. Asuhan Keperawatan Anak dengan ISPA............................................................21
a. Pengkajian........................................................................................................21
b. Diagnose Keperawatan.....................................................................................22
c. Intervensi Keperawatan....................................................................................23
d. Implementasi....................................................................................................29
e. Evaluasi............................................................................................................30
BAB III............................................................................................................................31
METODE STUDI KASUS.............................................................................................31
A. Rancangan Studi Kasus........................................................................................31
B. Subyek Studi Kasus..............................................................................................31
C. Fokus Studi..........................................................................................................31
D. Definisi Operasional Fokus Studi.........................................................................32
E. Instrumen Studi Kasus..........................................................................................32
F. Metode Pengumpulan Data..................................................................................32
G. Lokasi dan Waktu................................................................................................35

viii
H. Analisa dan Penyajian Data.................................................................................35
I. Etika Studi Kasus.................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Table 1 Kebutuhan Tidur Pada Setiap Tahap Perkembangan.....................................19

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Mengayuh speda....................................................................................14


Gambar 2 : Mengayuh sepeda dengan kaki angkat..................................................15
Gambar 3 : Ibu jari ke samping.................................................................................15
Gambar 4 : Gerakan Bulan Matahari.......................................................................16
Gambar 5 : Gerakan I...............................................................................................16
Gambar 6 : Gerakan Love.........................................................................................17
Gambar 7 : Gerakan YOU........................................................................................17
Gambar 8 : Gerakan Jari-jari Berjalan.....................................................................18

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

Lampiran 2 INFORMED CONCENT ( Persetujuan Menjadi

Partisipan)

Lampiran 3 ALAT UKUR A BRIEF SCREENING QUESTINARE

(BISQ)

Lampiran 4 PROSEDUR PIJAT BAYI METODE I LOVE YOU (ILU)

Lampiran 5 PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN ISPA

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah radang akut saluran

pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi bakteri,

virus, disertai dengan radang parenkim paru (Wijayaningsih,2013). Bayi

yang dikatakan ISPA dengan gejala pilek, batuk, demam dalam kurun

waktu 2 minggu berdasarkan tanda dan gejala akan menimbulkan

gangguan pola tidur yang tidak tercukupi (Oktabiani dkk.,2010).

Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi bayi,maka kebutuhan

tidurnya harus benar-benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

terhadap perkembangannya (Roseli,2013).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018

menyebutkan bahwa pada tahun 2018,sebanyak 15% bayi dari 920.000

bayi yang meninggal dan faktornya adalah ISPA. Sedangkan di Indonesia

pada tahun 2018 prevalensi ISPA menurut diagnosis tenaga kesehatan

(NAKES) adalah 4,4% dengan insiden paling banyak pada kelompok usia

6-12 bulan 42,53%. Kasus ISPA di Nusa Tenggara Barat berada di urutan

ke enam terbanyak dari provinsi yang ada di Indonesia sebesar 11,2%

(Riskesdas,2018).

Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Provinsi NTB bahwa

jumlah kasus ISPA dari 509.920 bayi balita tahun 2018 yang terdiri dari

10 Kabupaten/Kota yaitu Lombok Barat 4.221 kasus,Lombok Tengah

1
2

6.123 kasus, Lombok Timur 8.620 kasus, Sumbawa 3.036 kasus, Dompu

1.780 kasus,Bima 2.982 kasus, Sumbawa Barat 888 kasus, Lombok Utara

1.381 kasus, Kota Mataram 2.825 kasus, dan Kota Bima 1.083 kasus. Hal

ini menunjukkan bahwa angka kejadian ISPA di Nusa Tenggara Barat

masih cukup tinggi sekitar 32.533 kasus sebesar 6,38%. Berdasarkan data

profil Dinas Kesehatan Kota Mataram jumlah bayi <1 tahun dengan kasus

ISPA tahun 2018-2019 sebanyak 360.840 dari sebelas Puskesmas di Kota

Mataram. Jumlah kasus ISPA pada Bayi <1tahun di Puskesmas Tanjung

Karang ,Kota Mataram tahun 2020 dari bulan Januari-Oktober sejumlah

125 kasus bayi dengan ISPA.

Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan

perkembangan bayi sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus. Salah

satu factor yang mempengaruhi tumbuh kembang adalah tidur dan

istirahat. Tidur nyenyak sangat penting bagi pertumbuhan bayi,karena saat

tidur pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya (Vina,2010 dalam

Minarti 2012). Proses pematangan otak ketika bayi tidur ditahap Rapid

Eye Movement(REM). Kematangan otak dibutuhkan bayi untuk belajar

bermacam hal. Bayi yang kurang tidur akan menurunkan system

kekebalan tubuh,sehingga bayi mudah sakit (Handayani,2012). Pada bayi

yang mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan akut akan terjadi

gangguan pola tidur disebabkan terjadinya sumbatan jalan nafas,dan

ketidaknyamanan karena lendir dan batuk sehingga dapat menganggu pola

tidur. Mengingat pentingnya waktu tidur bagi perkembangan bayi , maka


3

kebutuhan tidurnya harus benar terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

terhadap perkembangannya ( Roesli ,2013).

Saat ini berbagai terapi untuk mengatasai masalah tidur bayi sudah

banyak,salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

tidur bayi yaitu dengan pijatan bayi sehingga akan tidur dengan lelap,

sedangkan pada waktu bangun, daya konsentrasinya akan lebih

penuh( Roesli,2013). Pijat bayi membantu merangsang kekebalan

(pembawaan lahir),sehingga bisa membantu melawan infeksi. Sentuhan

dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya

kontak tubuh yang berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan

aman pada bayi. Selain itu pijat juga merangsang keluarnya hormon

oksitosin, hormon oksitosin dihasilkan oleh hipotalamus. Dengan

demikian, pijatan juga dapat meningkatkan kualitas tidur (Roesli,2013).

Menurut Nursing Intervention Classification (NIC) upaya yang

dilakukan untuk mengatasi bayi dengan ISPA yang mengalami gangguan

pola tidur yaitu peningkatan tidur dengan memberikan kenyamanan seperti

pijat,sentuhan efektif dan pemberian posisi. Kriteria hasil yang dicapai

kualitas tidur,jam tidur,pola tidur,efisiensi tidur tidak terganggu

(NOC,2015). Berdasarkan jurnal pemberian intervensi pijat bayi dapat

mempertahankan serta meningkatkan kualitas tidur bayi (Minarti,2012).

Salah satu cara untuk mengatasi gangguan pola tidur salah satunya

pemberian terapi pijat. Pijat bayi adalah salah satu bentuk rangsangan dan

rabaan. Rangsangan dan rabaan yang paling penting dalam membantu


4

meringankan ketegangan otot sehingga bayi menjadi tenang dan tertidur,

pemberian terapi pijat bayi terhadap gangguan pola tidur pada bayi dapat

meningkatkan kualitas tidur bayi (Prasetyo,2009 dalam Pamungkas,2016).

Beberapa penelitian mengatakan pijat bayi metode I love you merupakan

salah satu cara untuk mengatasi bayi dengan ISPA salah satunya

membantu potensi bayi tidur menjadi lebih nyenyak. Pijat metode I LOVE

YOU (ILU) adalah gerakan usapan lambat dan lembut pada perut,dada

bagian atas dengan gerakan membentuk gerakan “I”,”L”,”U” dilakukan

selama 7-10 menit dan memberikan hal yang positif bagi

kesehatan(Ali,2009).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan aplikasi judul dalam asuhan keperawatan yang dituangkan

dalam Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Dengan

Metode Pijat Bayi I LOVE YOU (ILU) Untuk Meningkatkan Kualitas

Tidur Pada Bayi Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) .

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Dengan Metode Pijat Bayi I LOVE

YOU (ILU) untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Bayi Dengan ISPA

Di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang ?


5

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan metode pijat bayi I

LOVE YOU (ILU) untuk Meningkatkan Kualitas tidur pada bayi

dengan ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam studi kasus ini adalah sebagai

berikut:

a. Menggambarkan Pengakajian pada bayi dengan ISPA

b. Menggambarkan Diagnosa keperawatan pada bayi dengan

ISPA

c. Menggambarkan Rencana tindakan keperawatan pada bayi

dengan ISPA

d. Menggambarkan Implementasi keperawatan pada bayi

dengan ISPA

e. Menggambarkan Evaluasi keperawatan pada bayi dengan

ISPA

D. Manfaat Studi Kasus

a. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat di terapkan

dalam pelayanan asuhan keperawatan pada anak dengan pemberian

metode pijat bayi I Love You (ILU) pada bayi dengan infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA).


6

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan khususnya

keluarga untuk Meningkatkan Kualitas Tidur pada bayi dengan

ISPA melalui metode pijat bayi I Love You (ILU).

2. Bagi Puskesmas

Menambah wawasan kepada puskesmas untuk

menindaklanjuti hasil penelitian yang sudah dilaksanakan

bidang Keperawatan dalam meningkatkan Kualitas Tidur pada

bayi dengan ISPA melalui metode pijat bayi I Love You (ILU).

3. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur pada bayi

dengan ISPA melalui metode pijat bayi I Love You (ILU).

4. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan

prosedur metode pijat bayi metode I Love You (ILU) pada

asuhan keperawatan bayi dengan ISPA.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

1. Pengertian

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan proses

terjadinya inflamasi yang penyebabnya oleh

virus,bakteri,mikoplasma (antipikal),dan aspirasi substansi asing

yang melibatkan bagian saluran pernafasan. Hidung ,faring,dan

laring merupakan bagian saluran pernafasan atas. Sedangkan

bronkus,bronkiolus dan alveoli termasuk saluran perfasan bawah

(Marni,2014).

2. Etiologi

Menurut (Hartono,2012) penderita ISPA banyak terjadi

pada kalangan anak-anak. Etiologi dan infeksinya mempengaruhi

umur anak,musim,kondiis,tempat tinggal,dan msalah kesehtan

lainnya.

a. Agen penginfeksi

System pernafasan dipengaruhi oleh macam-macam

organisme terinfeksi. Infeksi banyak disebabkan oleh

virus,terutama respiratory syncytial virus (RSV). Agen lain

menyerang dengan melibatkan β-Hemolytic streptococcus

trachomatis,mycoplasma,dan pneumococci .

7
8

b. Umur

Umur bayi di bawah 3 bulan memiliki angka infeksi yang

rendah, Karen antibody keibuan sebagai perlindungannya.

Peningkatan infeksi trjadi pada umur 3-6 bulan ,dikarekan waktu

ini antara hilangnya antibody keibuan dan terjadi produksi

antibody dari bayi itu sendiri.

c. Ukuran

Ukuran anatomi mempengaruhi respon infeksi pada suatu

system pernafasan. Diameter pernafasan yang memiliki ukuran

terllau kecil pada anak-anak akan menjadi salah satu sasaran

radang selapuut lender dan peningkatan produksi sekresi.

d. Daya tahan tubuh

System kekebalan tubuh pada nak yang berkurang beresiko

terinfeksi. Malnutrisi ,anemia,dan kelelahan merupakan kondisi

yang dapat mempengaruhi daya tahan tubuh.

e. Varian musim

Banyaknya pathogen pada system pernafasan sering terjadi

pada musim semi dan dingin,tetapi infeksi mycoplasma sering

terjadi pada awal musim dingin.

3. Patofisiologi

Proses terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

yaitu di mulai dari masuknya bakteri (Escherichia

coli,streptococcus pneumonia, chlamidya trachomatis, clamidia

pneumonia, mycoplasma pneumonia) dan virus (miksovirus,


9

adenovirus, koronavirus, pikornavirus, virus influenza, virus

parainfluenza, rhinovirus, respiratory syncytial virus) melalui

partikel udara (droplet infection) ke dalam tubuh manusia. Kuman

ini melekat pada epitel hidung,dengan mengikuti proses pernafasan

sehingga kuman biasanya masuk ke bronkus dan saluran

pernafasan yang mengakibatkan terjadinya demam,batuk

pilek,sakit kepala,dan lain-lainnya (Marni,2014).

Perjalanan penyakit ISPA dimulai dari berinteraksinya

virus dengan tubuh. Masuknya virus ke saluran pernafasan

merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Iritasi virus pada kedua

lapisan menyebabkan terjadinya batuk kering. Lapisan dinding

saluran pernafasan yang mengalami kerusakan menyebabkan

peningkatan aktivitas kelenjar fukus yang banyak terdapat di

dinding saluran pernafasan, sehingga pengeluaran cairan mukosa

melebihi batas normal.

Infeksi virus tersebut menyebabkan terjadinya kerusakan

mekanisme mukosilaris yang merupakan mekanisme perlindungan

pada saluran pernafasan terhadap infeksi bakteri, sehingga

pathogen yang terdapat pada saluran pernafasan atas seperti

streptococcus pneumonia, haemophylus influenza,dan

staphylococcus mudah menyerang mukosa yang rusak. Infeksi

sukunder bakteri ini menyebabkan bertambah banyak sekresi

mucus dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak


10

nafas,dan menyebabkan batuk produktif menurut

(Misnadiarly,2008) dalam (Setiawan,2015).

4. Tanda dan gejala

Gejala yang ringan biasanya ditandai dengan

demma,batuk,hidung tersumbat dan sakit tenggorokan

(Marni,2014). Menurut Rasmaliah (2004) dalam (Marni,2014)

tanda bahaya yang biasa dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan

hasil pemeriksaan laboratorium. Secara klinis pada pemeriksaan

respirasi terdapat tanda dan gejala meliputi : takipnea ,nafas tidak

teratur (apnea) ,retreksi dinding thoraks, nafas cuping

hidung,sianosis,suara nafas lemah atau hilang,grunting expirator

dan wheezing. Menurut pemeriksaan laboratorium,jika diremukan

hipoksemia,hiperkapnea,dan asidosis matabolik maupun asidosis

respiratorik.

5. Penatalaksanaan Terapeutik

Menurut (Marni,2014) ada beberapa penatalaksanaan terapeutik

pada penderita ISPA, diantaranya:

a. Untuk Penderita ISPA yang masih ringan cukup di rawat

dirumah dengan diberikan obat penurun panas yang di beli di

apotik dan berikan istrirahat yang cukup.

b. Apabila terjadi batuk diberikan obat tradisional berupa ½

sendok teh jeruk nipis dan ½ sendok madu/kecap.

c. Jika keadaan semakin memburuk segera ke pusat pelayanan

kesehatan.
11

d. Berikan lebih banyak ASI, karena anak dengan infeksi

saluran pernafasan dan demam mengalami kehilangan cairan

lebih banyak.

e. Bersihkan lubang hidung yang tersumbat.

6. Komplikasi

Menurut (Marni,2014) komplikasi yang terjadi pada

penyakit ISPA jika tidak ditangani di antaranya

:Pneumonia,Bronchitis, Gagal nafas, Cardiac arrest,Syok,Sinusitis.

B. Konsep Pijat Bayi I Love You

1. Pengertian

Message (pemijatan) atau Touch-Therapy merupakan teknik yang

mengkombinasikan manfaat fisik sentuhan dengan emosional seperti

ikatan batin (bounding). Akibat dari aktivitas pemijatan dapat

menimbulkan kontak antar anak dan orang tua yaitu merasa nyaman

dan tentram. Terlebih lagi jika pemijatan diaplikasikan dengan

menambahkan penghangat sehingga secara fisik tubuh anak terasa

hangat,dan hubungan anak dan orang tua semakin bertambah intim

(Pratyahara,2013). Pijat bayi I love you merupakan variasi pijat di area

Perut dan Dada bagian Atas yang efektif mengatasi banyak masalah

kesehatan. Metode pijat ini dilakukan dengan sebuah gerakan yang

membentuk inisial I , L , U (Ali,2009).


12

2. Manfaat

Menurut (Riksani,2012) bahwa manfaat pijat bayi I love you (ILU) di

antaranya:

a. Mengatasi bayi dengan gangguan konstipasi

b. Menurunkan resiko batuk tanpa perlu diberikan obat kimia

c. Mengurangi intesitas cegukan melalui teknik pijatan I love you

d. Sarana dalam membangun ikatan hubungan orang tua dan anak

e. Membantu rutinitas tidur menjadi lebih nyenyak

3. Fisiologi Pijat Bayi’

Pijat bayi I love you akan membuat bayi tidur lebih lelap

danmeningkatkan kesiagaan ( alterness) atau konsentrasi. Hal ini

disebabkan karena pijatan dapat mengubah gelombang otak.

Pengubahan ini terjadi dengan cara memnurunkan gelombang alpha dan

meningkatkan gelombang beta serta tetha,yang dapat dibuktikan dengan

penggunaan EEG (Electri Ecncephaloggram).

4. Waktu Pemijatan

Pijat bayi metode I love you dapat dilakukan segera setelah bayi

lahir atau sesuai keinginan orang tua. Apabila dilkaukan pemijatan lebih

dini, bayi akan mendapatkan manfaat dan keuntungan lebih besar.

Pemijatan dapat dilakukan lebih dari 1 kali sehari dengan waktu sekitar

7-10 menit (Riksani,2012)

Menurut (Riksani,2012) pemijatan dapat dilakukan pada waktu-waktu

berikut:
13

a. Pagi hari sebelum mandi,ketika orang tua dan anak siap

beraktivitas

b. Malam hari sebelum tidur, jika bisa dilakukan pada saat ini akan

membantu tidur bayi lebih nyenyak

5. Hal –hal yang Tidak Boleh dilakukan saat pijat bayi I love you

Menurut ( Riksani,2012) hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat

pemijatan:

a. Memijat bayi langsung setelah makan

b. Memijat bayi saat bayi tidak mau di pijat

c. Memaksakan posisi pijatan

d. Membangun bayi untuk melakukan pemijatan

6. Persiapan Sebelum Melakukan Pijat Bayi

Menurut (Riksani,2012) persiapan sebelum melakukan pijat bayi

diantaranya:

a. Mencuci tangan

b. Hindari kuku panjang dan perhiasan yang sekiranya menggores

kulit

c. Ruangan untuk pemijatan usahakan hangat dan tidak pengap

d. Bayi tidak dalam keadaan lapar

e. Usahakan bayi tidak di ganggu selama pemijatan

f. Orang tua bayi duduk senyamannya

g. Baringkan bayi di atas kain rata yang bersih dan lembut

h. Siapkan handuk,popok,baju ganti,baby oil


14

i. Sebelum memijat,minta izin kepada bayi dengan cara membelai

di wajah sambil mengajak bicara

j. Gunakan minyak ketika pemijatan, agar tidak terjadinya luka.

Minyak yang biasa digunakan: minta zaitun,minyak telom,atau

baby oil. Jangan gunakan minya aroma terapi karna terlalu keras

dan panas untuk kulit bayi.

7. Urutan Pemijatan

Menurut (Riksani,2012) bahwa urutan pemijatan metode I love you

pada bagain perut sebagai berikut : Pada bagian ini,sebaiknya

menghindari melakukan pemijatan pada daerah tulang rusuk atau ujung

tulang rusuk untuk mencegah terjadinya cedera pada tulang bayi.

a. Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan pemijatan bayi seperti mengayuh pedal

sepeda,dari atas ke bagian bawah perut,bergantian dengan

menggunakan tangan kiri dan kanan.

Gambar 1 : Mengayuh speda


15

b. Mengayuh sepeda dengan kaki di angkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan,kemudian

tangan yang lain pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke

jari-jari kaki

Gambar 2 : Mengayuh sepeda dengan kaki angkat

c. Ibu jari ke samping

Letakkan kedua ibu jari di samping kiri dan kanan

pusar,kemudian secara perlahan gerakan kedua ibu jari kearah

tepi perut kanan dan kiri

Gambar 3 : Ibu jari ke samping

d. Gerakan bulan matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai

dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke


16

atas,kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah

membentuk gambar matahari) lakukan beberapa kali.

Gambar 4 : Gerakan Bulan Matahari

Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah

lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai

bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan).

Lakukan kedua gerakan ini secara bersamaan. Tangan kiri

membentuk bulatan penuh (matahari) sedangkan tangan kanan

akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).

e. Gerakan pijat I Love You

 Gerakan “I” : Pijatlah perut bayi mulai dari bagaian kiri atas

ke bawah dengan menggunakan jari tangan kanan membentuk

huruf “I”.

Gambar 5 : Gerakan I
17

 Gerakan “Love”: Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L”

terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas perut,kemudian

dari kiri atas ke kiri bawah.

Gambar 6 : Gerakan Love

 Gerakan “YOU”: Pijatlah perut bayi dengan membentuk

huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke atsa,kemudian

ke kiri,ke bawah dan berakhir di perut keri bagian bawah.

Gambar 7 : Gerakan YOU

f. Jari –jari berjalan

Letakkan ujung jari –jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan. Gerakan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan

ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-gelembung udara.


18

Gambar 8 : Gerakan Jari-jari Berjalan

C. Konsep Kebutuhan Istirahat dan Tidur

1. Pengertian Istirahat dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan rileks dan tenang tanpa adanya

tekanan emosional. Istirahat tidak sellau berarti berbaring di tempat

tidur dan tidak melakukan aktivitas apapun. Berjalan - jalan di

tamna,membanca buku,atau melakukan berbagai kegemaran dapat juga

disebut beristirahat. Sedangkan tidur merupakan kondisi ketika

seorang tidak sadar ,tetapi dapat di bangunkan oleh stimulus atau

sensoris yang sesuai. Kondisi ini ditandai dengan aktifitas fisik yang

minim,tingkat kesadaran bervariasi,terjadi perubahan proses

fisiologis,dan terjadi penurunan respon terhadap stimulus .

Pada dasarnya tidur di bagi menjadi 2 tahapan yaitu non REM ( non

Rapid Eye Movement) atau biasa disebut tidur tenang dan REM

( Rapid Eye Movement ) atau tidur tidak aktif (Saputra,2013). Tidur

untuk bayi merupakan suatu keharusan seiring pertumbuhan tubuhnya.

Menurut para ahli, tidur memberikan efek yang posisitig bagi


19

perkembangan bayi karna tidur merupakan salah satu perangsang

tumbuh kembang (Pratyahara,2013).

2. Kebutuhan Tidur Pada Setiap Tahap Perkembangan

Table 1 Kebutuhan Tidur Pada Setiap Tahap Perkembangan.

Usia dan Tingkat Jumlah Kebutuhan Pola Tidur Normal


Perkembangan Tidur (jam/hari)
1.1 Bulan 14-18 50% dari siklus tidur
(masa neonatus) adalah REM, siklus
tidur berlangsung
selama 45-60 menit.
1-12 bulan 12-14 20%-30% dari siklus
(masa bayi) tidur adalah
REM,bayi mungkin
akan tidur sepanjang
malam.
1-3 tahun 10-12 25% dari siklus tidur
(masa anak-anak) adalah REM,anak-
anak tidur pada siang
hari dan tidur
sepanjang malam.
3-6 tahun 11 20% dari siklus tidur
(masa prasekolah) adalah REM.
6-12 tahun 10 18,5% adari siklus
(masa sekolah) tidur adalah REM.
12-18 tahun 7-8,5 20% dari siklus adalah
(masa remaja) REM.
18-40 tahun 7-8 20%-25% dari siklus
(mada dewasa tidur adalah REM.
muda)
40-60 tahun 7-8 20% dari siklus tidur
(masa dewasa adalah REM,individu
menengah) mungkin mengalami
insomnia dan sulit
untuk tidur.
>60 tahun (masa 6 20%-25% dari siklus
dewasa tua) tidur adalah REM,
individu dapat
mengalami
insomnia,seiring
20

terjaga sewaktu
tidur,dan tahap IV
NREM
menurun,bahkan
terkadang tidak ada.

3. Kualitas Tidur Bayi

Kualitas tidur merupakan keadaan fisiologis tertentu yang terjadi

selama seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang

terjadi saat seseorang terbangun. Apabila kualitas tidurnya baik artinya

fisiologis tubuh, dalah hal ini sel otak akan pulih kembali seperti

semula saat bangun tidur. Bayi yang tidurnya baik tanpa sering

terbangun,pada saat tidak hanya mempengaruhi kecerdasan dan

perkembangan otak, akan terbangun akan lebih bugar dan tidak rewel.

Kualitas tidur yang baik pada bayi tetapi mempengaruhi sikap bayi

ketika sudah terbangun (Wahyuni,2008) dalam (Riadiani,2010).

Kualitas tidur yang tidak baik mengakibatkan terjadinya gangguan

keseimbangan fisiologis dan psikologi pada anak. Dampak fisiologis

diantaranya penurunan aktifitas sehari-hari dan daya tahan tubuh

melemah. Dan dampak psikologis diantaranya emosi anak lebih

labil,cemas,tidak konsentrasi (Saputra,2009) dalam (Riadiani,2010).

4. Faktor yang Mempengaruhi Tidur Bayi

a. Lingkungan

Lingkungan yang baik memberikan kenyamanan tersendiri

untuk kulaitas tidur bayi. Hindari bayi dari suara bising saat bayi

tidur. Sebaiknya jangan menggunakan obat nyamuk karna dapat


21

membuat bayi sesak nafas. Jangan biasakan bayi tidur dalam

ruangan yang terang.

b. Latihan Fisik

Aktivitas sehari-hari yang melelahkan memerlukan banyak

waktu tidur,hal ini untuk menjaga keseimbangan energy yang di

keluarkan.

c. Nutrisi

Memaksimalkan priode emas pada anak untuk pertumbuhan

otak yaitu terpenuhinya nutrisi dan kecukupan tidur bayi. Penuhi

kebutuhan makan dan minum bayi sebelum tidur

d. Penyakit

Penyakit yang menimbulkan rasa nyeri dan ketidaknyamanan

fisik akan mengakibatkan masalah tidur,seperti gangguan

pernafasan,sakit gigi (Riadiani,2010).

D. Asuhan Keperawatan Anak dengan ISPA

1. Asuhan Keperawatan ISPA

a. Pengkajian

Menurut Wong ,2003 pengkajian yang perlu dilakukan pada bayi

dengan ISPA diantaranya:


22

1) Observasi adanya manifestasi klinis dari ISPA

(demam,meningismus,anoreksia,muntah,diare,nyeri

abdomen,sumbatan nasal,dan batuk).

2) Identifikasi factor-faktor yang mempengaruhi tipe penyakit

dan respon terhadap ISPA (misalnya;usia dan ukuran

bayi,kontak dengan bayi yang terinfeksi,gangguan yang

mempengaruhi saluran pernafasan).

3) Kajistatus pernafasan,baik frekuensi,kedalman,irama,adanya

retraksi,dan pernafasan cuping hidung.

4) Auskultasi paru : evaluasi bunyi nafas (tipe dan

lokasi),deteksi adakah suara krekels atau mengi,detekdi

area konsolidasi,dan evaluasi keefektifan fisioterapi dada.

5) Observasi warna kulit dan membran mukosa untuk

kepucatan dan sianosis.

6) Observasi adanya suara serak,stridor,dan batuk.

7) Observasi adanya nyeri dada,nyeri abdomen,dan dispnea.

b. Diagnose Keperawatan

Menurut Wong,2003 dijelaskan bahwa diagnose yang sering

muncul pada pasien bayi dengan ISPA diantaranya :

1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses

inflamasi

2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan denga

obstruksi mekanis,inflamasi,peningkatan sekresi dan nyeri.

3) Nyeri berhubungan dengan inflamasi


23

4) Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas,prosedur

dan lingkungan yang tidak dikenal (rumah sakit).

5) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya

organisme infektif.

6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan proses

inflamasi,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi

(Setiawan,2015).

c. Intervensi Keperawatan

Menurut Wong,2003 dijelaskan bahwa intervensi pada pasien

bayi dengan ISPA adalah:

1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses

inflamasi.

Kriteria Hasil: pernafasan dalam batas normal,pernafasan tidak

sulit,dan anak bisa beristirahat tidur dengan tenang.

Intervensi :

a) Berikan posisi yang nyaman (kepala lebih tinggi 30º)

Rasional : Memaksimalkan ekspansi paru dan

memudahkan pernafasan.

b) Longgarkan Pakaian

Rasional : Agar lebih mudah bernafas

c) Ajarkan dan anjurkan kepada anak teknik relaksasi

nafas dalam.
24

Rasional : Membantu meningkatkan difusi gas dan

ekspansi jalan nafas

d) Berikan O2 sesuai kebutuhan

Rasional : Memaksimalkan bernafas dengan

meningkatkan masukan oksigen

e) Observasi saturasi oksigen

Rasional : Untuk memantau saturasi oksigen

2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan

obstruksi mekanis,inflamasi,peningkatan sekresi atau nyeri.

Kriteri hasil : jalan nafas bersih dan anak dapat bernafas

dengan mudah.

Intervensi:

a) Atur posisi yang nyaman semi fowler

Rasional : Memaksimalkan ekspansi paru dan

memudahkan pernafasan .

b) Lakukan suction sesuai kebutuhan

Rasional : Untuk mengeluarkan secret

c) Ajarkan dan anjurkan kepada keluarga pasien untuk

melakukan batuk efektif jika memungkinkan

Rasional : Memobilisasi secret untuk membersihkan jalan

nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan

d) Berikan fisioterapi dada pada anak

Rasional : Meningkatkan drainase secret dari segmen paru

kedalam bronkus
25

e) Puasakan anak jika mengalami takipnea hebat

Rasional : Untuk mencegah terjadinya aspiarasi

f) Berikan obat ekspektoran dan bronkodilator

Rasional : Menghilangakn spasme bronkus untuk

memperbaiki aliran udara. Ekspektoran meningkatkan

produksi mukosa untuk mengencerkan dan menurunkan

viskositas secret.

3) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

Kriteria hasil: anak tidak mengalami nyeri

Intervensi :

a) Kaji tingkatt nyeri pasien

Rasional : untuk mengetahui tingkat nyeri

b) Berikan kompres hangat/dingin pada area yang sakit

Rasional : untuk mengetahui rasa nyeri

c) Apabila tenggorakan terasa sakit,berikan

kumur/kompres hangat untuk mengurangi nyeri

Rasional :untuk mengurangi rasa sakit

d) Berikan analgetik yang sesuai

Rasional : untuk menghilangkan nyeri

e) Anjurkan aktifitas pengalihan sesuai usia,kondisi,dan

kemampuan

Rasional : untuk pengalihan rasa nyeri

4) Cemas berhubungan dengan kesulitas bernafas,prosedur dan

lingkungan yang tidak dikenal (rumah sakit)


26

Kriteria hasil : anak tidak menunjukkan distress

pernafasan,orang tua tetap bersama anak memberikan rasa

nyaman,dan anak mampu melakukan aktifiras dengan

tenang.

Intervensi :

a) Anjurkan orang tua untuk menemani anak,saat intirahat

maupun dilakukan tindakan

Rasional :agar merasa lebih nyaman

b) Beri tindakan kenyamanan yang di inginkan anak

(misalnya;mengayun,membelai,atau musik)

Rasional : untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan

c) Jangan melakukan sesuatu yang membuat anak menjadi

lebih cemas atau takut

Rasional :untuk mengurangi ketakutan dan kecemasan

d) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang dilakukan

Rasional : untuk mengetahui tindakan yang akan

dilakukan

e) Anjurkan perawatan yang berfokus dengan melibatkan

orang tua

Rasional : agar merasa lebih aman ketikan dilakukan

tindakan

f) Berikan aktifitas pengalihan yang sesuai dengan

kognitif anak

Rasional: untuk mengalihkan rasa takut dan cemas


27

5) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya

organisme infektif

Kriteri hasil : adanya bukti penurunan gejala infeksi pada

anak

Intervensi :

a) Isolasi anak sesuai indikasi

Rasional : untuk mencegah penyebaran infeksi nosokomial

b) Pakaialah APD (Alat Pelindung Diri) ketika merawat

pasien

Rasional : agar tiidak terjadi infeksi silang

c) Ajarkan dan anjurkan pasin dan keluarga untuk

mencuci tangan,menggunakan masker,membuang tisu

kotor dan lain-lain

Rasional :untuk mencegah terjadinya infeksi

d) Batasi jumlah pengunjung diruangan

Rasional : untuk mencegah penularan

e) Kurangi kontak dengan benda-benda di sekiatr pasien

yang kemungkinan menyebabkan kontaminasi

Rasional : agar tidak terjadi kontaminasi

6) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan proses

inflamasi,ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen

Kriteria hasil : mampu mentoleransi peningkatan aktifitas

dan anak dapat beristirahat dengan nyaman


28

Intervensi :

a) Beri lingkungan yang tenang

Rasional : agar pasien merasa lebih nyaman dan aman

b) Kaji tingkat toleransi fisik anak

Rasional : mengetahui batas toleransi fisik anak

c) Berikan terapi bermain yang tidak menghilangkan

energy tetapi dapat menghilangkan kebosanan pada

anak dan membuat perasaan tenang

Rasional : agar anak dapat beraktifitas dan tidak cemas

d) Beri priode istirahat dan tidur yang cukup sesuai

dengan usia dan kondisi anak

Rasional : agar kualitas tidur lebih efektif

7) Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses infeksi

Kriteria hasil : kualitas tidur dalam batas normal,prasaan

segar sesudah tidur atau istirahat

Intervensi :

a) Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubhan yang

terjadi

Rasional : mengkaji perlunya dan mengidentifikasi

intervensi yang tepat

b) Beri tempat tidur yang nyaman

Rasional : meningkatkan kenyamanan tidur

c) Dorong beberapa aktifitas fisik ringan sealama siang

hari
29

Rasional : aktifitas siang hari dapat membantu klien

menggunakan energy dan siap untuk tidur malam hari

d) Tingkatkan kenyamanan waktu tidur dengan pijat bayi

Rasional : untuk meningkatkan efek relaksasi dan kualitas

tidur

e) Intruksikan tindakan relaksasi

Rasional : membantu menginduksi tidur

f) Kurangi kebisingan dan cahaya lampu

Rasional : memberikan situasi kondusif untuk tidur

g) Dorong posisi nyaman,bantu dalam mengubah posisi

Rasional : pengubahan posisi mengubah area tekanan dan

meningkatkan istirahat

h) Hindari mengganggu bila mungkin

(misalnya;membangunkan untuk obat atau rerapi)

Rasional : tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa

segar.

d. Implementasi

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi

keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Implementasi keperawatan dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori

yaitu:
30

1) Independent,yaitu suatu kegiatan yang dilaksanakan

oleh perawat tanpa petunjuk dari dokter atau tenaga

kesehatan lainnya

2) Interdependent,yaitu suatu kegiatan yang memerlukan

kerjasama dari tenaga kesehatan lainnya

3) Dependent,yaitu berhubungan dengan pelaksanaan

rencana tindakan medis/instruksi tenaga medis

(Suara&Raenah,2013)

e. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara

hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan (Suara&Raenah,2013).


BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus deskriftif.

Menurut (Danim,2003) dalam (Supriyatno,2017) menjelaskan bahwa studi kasus yang

dimaksudkan untuk mendeskripsikan secara sistematis dan akurat suatu situasi atau

area populasi tertentu yang bersifat factual.

B. Subyek Studi Kasus

Subyek yang digunakan dalam studi kasus adalah 1 orang bayi dengan ISPA yang

mengalami masalah gangguan tidur di puskesmas Babakan. Dengan kriteria inklusi

dan eksklusi sebagai berikut :

1. Kriteria Inklusi

a. Bayi dengan umur 6-12 bulan

b. Bayi dengan ISPA yang mengalami gangguan pola tidur

c. Keluarga bayi yang kooperatif dalam perawatan

2. Kriteria Ekslusi

a. Suhu tubuh <38ºC

b. Tidak pernah Kejang Demam

c. Keluarga bayi yang kooperatif dalam perawatan

C. Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian uatma dari masalah yang di jadikan titik acuan studi

kasus (Supriyantno,2017). Fokus studi pada penelitian ini yaitu “Penerapan terapi

31
32

metode pijat bayi pada bayi yang mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA).”

D. Definisi Operasional Fokus Studi

Definisi operasional berisi tentang pwenjelasan yang dibuat oleh peneliti tentang

fokus studi yang di rumuskan secara operasional yang digunakan pada studi kasus dan

bukan merupakan definisi konseptual yang berdasarkan literature (Supriyatno,Heru

dkk.2017).

Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:

1. Pijat bayi I love you merupakan variasi pijat di area Perut dan Dada bagian

Atas yang efektif mengatasi banyak masalah kesehatan. Metode pijat ini

dilakukan dengan sebuah gerakan yang membentuk inisial I , L , U (Ali,2009).

2. Bayi dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah bayi yang

mengalami inflamasi yang disebabkan oleh virus dan bakteri yang melibatkan

saluran pernafasan dengan tanda gejala batuk,pilek,demam,dan gangguan pola

tidur.

3. Kualitas tidur merupakan keadaan fisiologis tertentu yang terjadi selama

seseorang tidur, yang memulihkan proses-proses tubuh yang terjadi saat

seseorang terbangun.

E. Instrumen Studi Kasus

Intrumen adalah alat yang di gunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

(Notoatmodjo,2012). Intrumen yang di gunakan dalam pengambilan data yaitu dengan

format asuhan keperawatan dengan kuesioner kualitas tidur.

F. Metode Pengumpulan Data


33

Pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan metode:

1. Wawancara

2. Kuesioner (pengumpulan data secara format untuk menjawab pertanyaan

tertulis)

3. Skala Penilaian

Untuk mengevaluasi kualitas tidur bayi menggunakan alat ukur evaluasi

dengan cara observasi dan wawancara terstruktur menggunkaan kuisioner

kualitas tidur bayi yang diadopsi dari A Brief Screening Qustionarre (BISQ).

Table 2.alat ukur A Brief Screening Qustionarre (BISQ).

No Ukuran tidur Tidak Masalah Masalah

masalah ringan berat

(3) (2) (1)

1 Durasi tidur malam


(jam 19.00-07.00 WIB)

2 Durasi tidur siang


(07.00-19.00 WIB)

3 Jumlah terbangun saat tidur


malam (mulai jam 22.00-
06.00 WIB lebih dari 3 kali
dan lama terbangun lebih
dari 1 jam )

4 Tidur tepat waktu malam hari


(tepat waktu pada saat mau
tidur malam dengan hari-hari
sebelumnya

5 Durasi terjaga selama jam


malam (jumlah jan
terbangun)

Total
34

Keterangan :

1. Durasi tidur malam (jam 19.00-07.00 WIB)

a) Masalah berat :Tidur kurang dari 3 jam semalam

b) Masalah ringan :Tidur 6 jam semalam

c) Tidak masalah :Tidur 9 jam semalam

2. Durasi tidur siang (jam 07.00-19.00 WIB)

a) Masalah berat :Tidur kurang dari 2 jam

b) Masalah ringan :Tidur 2 jam

c) Tidak masalah :Tidur siang 4 jam

3. Jumlah terbangun saat tidur malam (mulai jam 22.00-06.00 WIB) lebih

dari 3 kali dan lama

a) Masalah berat :Terbangun lebih dari 3 kali dan lama terbangun

lebih dari 1 jam

b) Masalah ringan :Terbangun kurang dari 3 kali dan lama

terbangun kurang dari 1 jam

c) Tidak masalah :Terbangun kurang dari 2 kali

4. Tidur tidak tepat waktu malam hari (tepat waktu pada saat mau tidur

malam dengan hari-hari sebelumnya)

a) Masalah berat :Tidur tidak tepat waktu dan selisih dari 3 jam

b) Masalah ringan :Tidur tidak tepat waktu dan selisih kurang dari 1

jam

c) Tidak masalah :Tepat waktu pada saat mau tidur malam dengan

hari-hari sebelumnya
35

5. Durasi terjaga selam jam malam (jumlah jam terbangun)

a) Masalah berat : bisa tidur lagi setelah lebih dari 3 jam

b) Masalah ringan :bisa tidur lagi setelah kurang dari 2 jam

c) Tidak masalah :bisa tidur lagi kurang dari 1 jam

Rumus Kualitas Tidur

Kualitas Tidur=skor tidak masalah +skor masalah ringan+skor masalah berat

Kategori Penilaian Kualitas Tidur menurut (Mahareni,2017)yaitu:

1) Masalah berat : 1-5

2) Masalah ringan : 6-10

3) Tidak masalah : 11-15

G. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Tanjung Karang. Pengelolaan terapi

metode pijat bayi I Love You dilakukan di wilayah kerja puskesmas Tanjung

Karang

2. Waktu

a. Penyusunan proposal di mulai dari November 2020-Maret 2021

b. Penelitian akan dilakukan pada minggu ke II s/d III bulan Maret 2021

H. Analisa dan Penyajian Data

Analisa dalam studi kasus ini menggunakan pendekatan metodologi keperawatan.

Adapun untuk penyajian data disusun berdasarkan tahapan-tahapan proses

keperawatan, meliputi: pengkajian,diagnose keperawatan,intervensi,implementasi,dan

evaluasi secara naratif atau tekstular.

I. Etika Studi Kasus


36

Etika peneliian merupakan pedoman etika yang berlaku untuk semua kegiatan

penelitian yang melibatkan pihak peneliti,pihak yang di teliti,dan masyarakat yang

akan memperoleh dampak hasil penelitian (Notoatmojo,2012).

Menurut (Hidayat,2008) dalam melaksanakan penelitian ini penulis menekankan

masalah etika yang meliputi:

1. Lembar Persetujuan ( Informed Consent)

Informed Consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent diberikan

sebelum dilakuakn penelitian dengan memberikan lembar persetujuan menjadi

responden. Tujuannya yaitu agar subyek mengerti maksud dan tujuan

penelitian,serta mengetahui dampaknya. Jika subyek setuju makan harus

menandatangani lembar persetujuan, dan apabila menolak makan peneliti harus

menghormati hak klien (subyek).

2. Tanpa nama (Anonimity)

Masalah etika keperawatan yaitu masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden

pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan di sajikan. Untuk menjaga kerahasiaan penulis

tidak perlu mencantumkan nama secara lengkap, hanya menggunakan inisial.

3. Kerahasiaan (Confidentialy)

Etikan dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi

maupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan di jamin

kerahasiannya oleh peneliti, hanya data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset

(Hidayat,2008).
DAFTAR PUSTAKA

Aden, Herdianto M., Badi’ah , Ayik dan Lestiawati E, 2012. Pengaruh Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Umur 6-12 Bulan di Klinik

Terapi Bu Ning Janti, Depok, Sleman, Yogyakarta. Jurnal Kosala.

Yogyakarta,

Arikunto,S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta:

Rineka cipta.

Doska ,Renan & Tyas,Niken(2019). Senam dan Pijat Bayi Mandiri , Jawa Barat:

SENJA MEDIA UTAMA.

Hartono , R.d. (2012). Gangguan Pernafasan pada Anak. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Hidayat, A. (2008).Metode Kebidanan dan Tehnik Analisa Data. Jakarta:Salemba

Medika.

Jenkins R. (2017). Nelson Textbook of Pediatrics . Edisi ke-18,

Philadelphia:Saunders.

Mahareni ,S. (2017) Pengaruh Kombinasi Pijat dengan Musik Klasik Mozart

terhadap Berat Badan dan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6

bulan,kebidanan.

Marni , (2014). Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit dengan Gangguan

Pernafasan. Yogyakarta: Gosyen Publishing.


Nadia ,L (2019). Asuhan Keperawatan dengan metode pijat bayi untuk

meningkatkan kualitas tidur pada bayi dengan infeksi saluran

pernafasan akut ISPA. Nusa Tenggara Barat: Karya Tulis Ilmiah

Notoatmodjo , S.(2012). Metodologi Penelitian Kesehatan .Jakarta:Rineka

Pratyahara.D.(2013). The Miracle of Touch for Your Baby. Yogyakarta:

javalitera.

Riadiani ,L.(2010). Analisa Pijat Bayi dengan Kualitas Tidur Bayi Umur 6-12

bulan.

Riksani ,R.(2012). Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta:Dunia Sehat.

Riskesdas, (2018). Prevalensi ISPA Menurut Diagnosis Tenaga Kesehatan

(NAKES).Jakarta.

Saputra ,L .(2013). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :Binarupa

Aksara

Setiawan .A. (2015).Digilib,stikeskusumahusada. “Pemberian Terapi Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada Asuhan Keperawatan An.N

dengan ISPA di Ruang Melati RSUD Karanganyar”,73-74.

Setiawan ,A. (2015) . Digilib. Stikeskusumahusada. Pemberian Terapi Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Bayi pada Asuhan Keperawatan An.N

dengan ISPA di Ruang Melati RSUD Karanganyar, 70.

Suara ,M,.& Raenah,E.(2013). Konsep Dasar Keperawatan .Jakarta:CV.Trans

Info Media.
Subakti ,Anggraini.(2008).Tehnik-tehnik Tepat Memijat Bayi. Jakarta : Graha

ilmu .

Supriyanto ,H.(2017). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. AIPViKI: Jakarta

Pusat.

World Health Organization (2016). Infeksi Saluran Pernafasan Akut

(ISPA).Jakarta:EGC
Lampiran 1

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Politeknik Kesehatan Mataram Jurusan

Keperawatan Program Studi Diploma III (D.III) Keperawatan Mataram

dengan ini meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam

penelitian yang berjudul Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Pijat

Bayi Metode I Love You (ILU) Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada

Bayi Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan

keperawatan dengan metode pijat bayi I Love You (ILU) dalam meningkatkan

kualitas tidur pada bayi dengan ISPA, yang dapat memberi manfaat berupa

meningkatkan pengetahuan masyarakat dan keterampilan khususnya keluarga

dalam meningkatkan kualitas tidur pada bayi ISPA dengan metode pijat bayi I

Love You (ILU), menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang

keperawatan dalam meningkatkan kualitas tidur pada bayi ISPA melalui

metode pijat bayi I Love You (ILU) dan memperoleh pengalaman dalam
mengimplementasikan prosedur metode pijat bayi I Love You (ILU) pada

asuhan keperawatan bayi ISPA.

Penelitian ini akan berlangsung selama 3 x 24 jam.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung ± 15-20 menit.

Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan /

pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan

yang diberikan.

5. Nama dan jati diri anda beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan

akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp : 087765409069

PENELITI

UTAMI RIZKA MULYASARI


Lampiran 2

INFORMED CONSENT

( Persetujuan menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh UTAMI RIZKA MULYASARI dengan judul Asuhan

Keperawatan Dengan Pemberian Pijat Bayi Metode I LOVE YOU (ILU)

Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Bayi Dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi

pada penelitian ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini

saya menginginkan mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Mataram, 25

Januari 2021
Saksi Yang
memberikan
persetujuan
----------------------------------

Mataram, 25 Januari 2021


Peneliti

UTAMIRIZKAMULYASARI
Lampiran 3

ALAT UKUR A BRIEF SCREENING QUSTIONARRE (BISQ)

Nama :

Umur :

Berat badan :

No Tidak Masalah Masalah


masalah ringanl berat
Ukuran tidur (3) (2) (1)
1 Durasi tidur malam
(jam 19.00-07.00 WIB)

2 Durasi tidur siang


(07.00-19.00 WIB)

3 Jumlah terbangun saat tidur


malam
(mulai jam 22.00-06.00 WIB
lebih dari 3 kali dan lama
terbangun lebih dari 1 jam )
4 Tidur tepat waktu malam hari
(tepat waktu pada saat mau
tidur malam dengan hari-hari
sebelumnya)

5 Durasi terjaga selama jam


malam (jumlah jam terbangun)

Total

Katagori Penilaian kualitas tidur

1) Masalah berat :1-5


2) Masalah ringan : 6-10
3) Tidak masalah :11-15

Lampiran 4

PROSEDUR PIJAT BAYI METODE I LOVE YOU (ILU)

No Prosedur pijat bayi


A Fase Pre Interaksi
1. Persiapan diri
2. Persiapan alat
a. Alas yang empuk dan lembut
b. Handuk atau lap
c. Popok dan baju ganti
d. Minyak untuk memijat (minyak zaitun, baby oil)
e. Air hangat dan waslap

B Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan kepada orang tua atau keluarga
4. Menjelaskan prosedur kepada keluarga atau orang tua

C Fase Kerja
1. Mencuci tangan
2. Mengatur posisi klien
3. Memasang perlak atau alas
4. Membuka pakaian klien
5. Tuangkan minyak pada telapak tangan
6. Teknik pertama
Mengayuh sepeda: usapkan secara lembut pertama pada bagian
perut bayi seperti mengusap dari dada kebawah perut ,bergantian
dengan tangan kiri dan kanan.lakukan sebanyak 30 kali.
7. Teknik kedua
mengayuh sepeda dengan kaki di angkat: Letakkan satu tangan di
atas perut, kemudian tangan yang lain mengusap dada kea rah
perut sebanyak 15 kali.
8. Teknik ketiga
ibu jari kesamping: Letakkan kedua ibu jarai di samping kiri dan
kanan pusar perut, dan gerakkan perlahan kearah samping kiri dan
kanan perut.
9. Teknik keempat
Gerakkan Bulan-Matahari: Pertama-tama buat gerakan sun, yaitu
membuat satu lingkaran penuh searah jarum jam dengan tangan
kiri.
 Mulailah dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus
buntu) ke atas.
 Kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah
membentuk gambar matahari) Lakukan gerakan ini
beberapa kali.
 Setelah gerakan sun kemudian disusul dengan gerakan
moon. Gerakan ini, yaitu membuat gerakan setengah
lingkaran. Gunakan tangan kanan dan mulai dari bagian
kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi.
 Lakukan gerakan sun and moon ini bersama-sama. Tangan
kiri selalu membuat bulatan penuh (sun/matahari).
 Sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah
lingkaran (moon/bulan).
10. Teknik Lima
I LOVE YOU
 Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah
dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk
huruf “I”.
 Untuk gerakkan Love, pijatlah paerut bayi membentuk
huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas.
Kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
 Selanjutnya adalah gerakan You. Pijatlah perut bayi
membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah
(daerah usus buntu) ke atas.
 Kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri
bawah. Lakukan gerakan ini sebanyak 4 (empat ) putaran.
11. Teknik ke-enam
Jari –jari berjalan
 Letakkan ujung jari-jari salah satu tangan pada perut bayi
bagian kanan.
 Lakukan gerakkan seperti jari-jari berjalan dari perut
bagian kanan ke bagian kiri. Ulangi sebanyak 6-7 kali.
Gerakan ini berfungsi untuk mengeluarkan gelembung-
gelembung udara pada perut si kecil.

12. Teknik ke-tujuh


Bagian Dada
 Buatlah gerakan yang menggambarkan love atau hati
dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan
di tengah dada bayi.
 Buatlah gerakan ke atas sampai kebawah leher.
 Kemudian ke samping di atas tulang selangka.
 Lalu , ke bawah membentuk hati atau bentuk love dan
kembali ke ulu hati.
 Lanjutkan dengan gerakan menyilang. Dimulai dengan
tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari
tengah dada ke arah bahu kanan, dan kembali ke perut kiri.
 Kemudian tangan kiri dari tengah dada ke arah bahu kiri.
 Setelah itu, kembali ke perut bagian kanan. Lakukan
bergantian sebanyak 14 kali.
D Fase Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan

Lampiran 5

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN ISPA


A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas klien

1) Nama :

2) Tempat tanggal lahir :

3) Jenis kelamin :

4) Agama :

5) Pendidikan :

6) Alamat :

7) Tanggal pengkajian :

8) Diagnose medis :

b. Identitas orang tua

1) Ayah

a) Nama :

b) Usia :

c) Pendidikan :

d) Pekerjaan :

e) Agama :

f) Alamat :

2) Ibu

a) Nama :

b) Usia :

c) Pendidikan :

d) Pekerjaan :
e) Agama :

f) Alamat :

c. Identitas saudara kandung

No Nama Usia Hubungan Status kesehatan

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

1) Keluhan utama :

2) Keluhan saat pengkajian :

3) Riwayat kesehatan lalu (khusus untuk anak usia 0-5 tahun)

a) Prenatal care :

b) Natal :

c) Post natal :

4) Riwayat kesehatan keluarga

3. Riwayat imunisasi

No Jenis Imunisasi Waktu Frekuensi Reaksi setelah


Pemberian Pemberian
1 BCG
2 DPT (I,II,III)
3 Polio (I,II,III,IV)
4 Campak
5 Hepatitis

4. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan Fisik
1) Berat badan lahir :

2) Tinggi badan saat :

3) Waktu tumbuh gigi :

4) Jumlah gigi :

b. Perkembangan tiap tahap

5. Riwayat Nutrisi

a. Pemberian ASI :

b. Pemberian susu formula tidak pernah

1) Alasan pemberian :-

2) Jumlah pemberian :-

3) Cara pemberian :-

Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

6. Riwayat Psikososial

a. Anak tinggal bersama :

b. Lingkungan berada di :

c. Rumah dekat dengan :

d. Kamar klien :

e. Rumah ada tangga :

f. Hubungan antar anggota keluarga :

g. Pengasuh anak :
7. Aktifitas sehari-hari

a. Nutrisi

b. Cairan

c. Eliminasi (BAB & BAK)

d. Istirahat tidur

e. Personal hygien

8. Terapi

9. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum :

b. Kesadaran :

c. Tanda-tanda vital

1) Tekanan darah :

2) Denyut nadi :

3) Suhu :

4) Pernafasan :

d. Berat badan :

e. Tinggi badan :

f. Kepala

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

g. Leher

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

h. Mata
1) Inspeksi :

2) Palpasi :

i. Hidung

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

j. Telinga

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

k. Mulut

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

l. Dada

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

3) Perkusi :

4) Auskultasi :

m. Abdomen

1) Inspeksi :

2) Palpasi :

3) Perkusi :

4) Auskultasi :

n. Genetalia

1) Inspeksi :

2) Palpasi :
o. Ekstremitas

1) Ekstremitas atas

a) Inspeksi:

b) Palpasi :

2) Ekstremitas bawah

a) Inspeksi :

b) Palpasi :

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Analisa Data

No Symptom Etiologi Problem

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan

C. INTERVENSI

No Diagnose Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Hasil

D. IMPLEMENTASI

Hari / Jam Diagnose Implementasi Respon hasil Paraf


Tanggal
E. EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai