Anda di halaman 1dari 7

Pemerkosaan

Tujuan pembuatan materi ini adalah memberikasn edukasi hukum bagi korban
yang merasa di lecehkan dan menyadarkan korban bahwa diri nya terlindungi
hukum tersebut

Ditulis oleh : Ester oktaviani Refwalu

Universitas Kristen Indonesia,Jakarta Timur,Indonesia,2019


PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas selesai nya makalah yang
berjudul “Pemerkosaan” . karya ilmiah ini Penulis menyadari bahwa
belumlah sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
di butuhkan untuk menyempurnakan karya tulis ini.

Jakarta, 29 April 2019


Ester oktaviani Refwu
I – Pendahuluan
Pemerkosaan adalah suatu tindak pidana yang tidak ada habis nya terjadi di
Indonesia dari tahun ke tahun seperti tidak ada nya solusi yang tepat untuk
menghentikan tindakan tidak terpuji tersebut,korban pun sangat bervariasi
,walaupun sebagian besar objek nya adalah kaum hawa,motif tindak pelecehan
pun sangat beragam,dan bisa terjadi di mana saja,oleh siapa saja.
Kasus pemerkosaan tidak sedikit yang berakhir buntu dan beralih penyelesaian
nya di luar jalur hukum

Rumusan masalah
 Apa itu tindak pidana pemerkosaan?
 Apa saja fakor terjadi nya tindak pemerkosaan?
Tujuan
 Untuk memenuhi tugas makalah tentang pemerkosaan
 Untuk memahami faktor dan latar belakang agar dapat di cegah
Metodologi
 Penulisan makalah ini menggunakan pengumpulan data dari
penelitian perpustakaan yang di lakukan mengunakan studi
literature ,yang sesuai dan relevan dengan topik yang di bahas
 Dan juga browsing di internet sebagai sumber kasus yang akan
di teliti

Sistematika Penulisan
 Pada bagian I merupakan pendahuluan yang berisi latar
belakang,rumusan masalah,tujuan,metodologi,dan sistematika
penulisan
 Bagian II berisi contoh kasus dan juga hukum yang menjerat
pelaku yang menjadi gambaran latar belakang karya ilmiah ini
 Bagian III adalah bagian terakhir yang memuat kesimpulan dan
saran
II – Pembahasan
Pada bulan lalu media di suguhkan oleh kasus pemerkosaan yang sangat keji
yang di lakukan oleh Robertus Wandi pada putri tiri nya berinisial AT(16),di
Sanggau,Kalimantan Barat.
Imam mengatakan, pada Sabtu (28/4/2019) siang, pelaku menjemput korban
di salah satu SMP di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau. Pelaku
kemudian membawa korban ke sawah lalu diperkosa. “Sempat terjadi cekcok
mulut antara korban dan pelaku, karena korban merasa masa depannya sudah
hancur sehingga menuntut pertanggungjawaban," kata Imam kepada
Kompas.com, Jumat (3/5/2019).

Merasa tak terima dan marah, pelaku mendorong korban ke parit hingga
tersungkur dan mencekiknya. Pelaku juga memukul kepala korban dengan
batu besar lalu dikubur dalam galian tanah yang ia buat dengan menggunakan
kayu. Berdasarkan pengakuan pelaku, dia telah menyetubuhi korban sebanyak
tiga kali. Sebelumnya dilakukan di rumahnya pada tahun 2018.

Kasus itu terungkap saat seorang warga mencium bau busuk menyengat saat
hendak ke ladang, Selasa (30/4/2019).  Setelah dicari, didapati sesosok tubuh
mayat tertimbun tanah. Dari temuan itu, polisi melakukan olah tempat
kejadian perkara, mengumpulkan barang bukti, dan melakukan autopsi.
Setelah dilakukan serangkain penyelidikan, diketahui jenazah tersebut adalah
siswi SMP di Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat,
berinisial AT. Sebelum ditemukan, korban dikabarkan sudah tiga hari
menghilang. Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian menangkap Robertus dan
menjadikannya sebagai tersangka pembunuhan AT.
Dari kasus di atas pelaku terjerat hukum dengan kualifikasi
perkosaan untuk bersetubuh (verkrachting),dalam pasal 285 KUHP
dirumuskan suatu tindak pidana berupa : “Dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan memaksa seorang perempuan untuk bersetubuh
dengan dia di luar perkawinan”,dengan ancaman hukuman
maksimum dua belas tahun penjara.
Dan juga pasal 287 yang mengancam hukumman sembilan tahun
penjara bagi mereka yang melakukan persetubuhan pada
perempuan yang belum pantas di kawini.
Sangat tragis bahwa Robertus Wandi menyalahgunakan kedudukan
nya sebagai orang tua tiri korban dan menggunakan kedudukan nya
dalam keluarga untuk melakukan tindakan cabul,pelaku diancam
oleh pasal 294 KUHP (ayat 1).

Pelaku juga membunuh korban dengan yang mana di defenisikan


oleh pasal 338 adalah “dengan sengaja menghilangkan nyawa
orang”,yang diancam maksimal lima belas tahun penjara.

III – Penutup
 Kesimpulan
Pemerkosaan bisa terjadi pada siapa saja oleh siapa saja,setiap
orang potensial menjadi korban pemerkosaan,pemerkosaan
adalah pelecehan paling ekstrem yang bisa terjadi pada
sesorang,karena bukan hanya menyerang fisik,mental korban
pun terganggu,di kasus lain ada korban yang tidak berani
bicara,depresi,kehilangan jati diri,bahkan bunuh diri.
Salah satu faktor tindakan pemerkosaan bisa di lihat dari
motif,situasi,kesempatan,dan lingkingan bergaul

 Saran
Dikarenakan pemerkosaan adalah tindak kriminal yang
“fleksibel” dan tidak sedikit terjadi pada anak di bawah
umur,kita sebagai orang tua dan calon orang tua bisa
melakukan penjagaan yang intensif yang tidak membuat anak
merasa terkekang tapi tetap aman,dan mendidik agar
mempunyai mental yang baik,karena bisa saja anak kita
bukanlah korban melainkan pelaku.

Anda mungkin juga menyukai