Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Infrastruktur.

6 (2): 91 - 103

ANALISIS PEMBIAYAAN NON-ANGGARAN PEMERINTAH DALAM


MENDUKUNG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA
(Analysis of Non-Government Budget Financing In Supporting Infrastructure
Development In Indonesia)
Nanda Cahyani Putri1, Loveani Yastika Putri2
1
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro
2
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro
E-mail: nandacahyanip@gmail.com

Diterima 25 Februari 2020, Disetujui 30 September 2020

ABSTRAK

Sesuai amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, infrastruktur
menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional yang bertujuan untuk pengembangan ekonomi dan
pelayanan dasar. Pembangunan infrastruktur memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit sedangkan
anggaran pemerintah sangat terbatas. Hal ini menjadi salah satu kendala pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun daerah, untuk melakukan pembangunan infrastruktur secara merata. Pemerintah perlu
mengembangkan gagasan/inovasi pembiayaan melalui instrumen rencana pembangunan infrastruktur
untuk memenuhi kebutuhan finansial dalam meningkatkan pelayanan infrastruktur. Salah satunya adalah
dengan menerapkan skema pembiayaan non-anggaran pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis peluang skema pembiayaan infrastruktur non-anggaran pemerintah yang sesuai untuk
diterapkan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode skoring berdasarkan kriteria yang disusun
melalui kajian literatur. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pemangku
kepentingan yang relevan. Berdasarkan hasil analisis, diketahui empat skema yang sangat berpotensi
untuk dikembangkan di Indonesia, antara lain konsolidasi lahan, pinjaman daerah, obligasi, dan Kerjasama
Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Kata Kunci: Infrastruktur, Pembiayaan Pembangunan, Skema Pembiayaan, Non-Anggaran Pemerintah

ABSTRACT

Infrastructure development is one of the national development priorities in the National Medium-Term
Development Plan (RPJMN) 2020-2024 aimed to improve the economic condition and provide basic
services. One of the challenges of providing good-quality infrastructure is the need for a huge amount of
budget while the government's financial capacity is very limited. Accordingly, developing sufficient
infrastructure across the country has become a crucial problem for central, regional, and local
governments. The government should create innovation for the infrastructure financing mechanism by
using the non-government budgeting scheme. This study aims to analyze the scheme of non-government
budgeting that is suitable in Indonesia. The analysis uses a scoring method based on criteria compiled
from the literature. Interviews with relevant stakeholders were applied to examining the scoring analysis.
The result shows that there are four potential schemes to be developed in Indonesia, which are land
consolidation, loans, bonds, and Public-Private Partnership (PPP).

Keywords: Infrastructure, Development Financing, Financing Schemes, Non-Government Budget


Financing

91
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………..……………………..Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

PENDAHULUAN

Penyediaan infrastruktur yang efektif, efisien serta dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur
berkelanjutan merupakan faktor pandorong daerah. Walaupun demikian anggaran pemerintah
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi (Chen & masih belum mencukupi kebutuhan pendanaan
Bartle, 2017). Penyediaan infrastruktur merupakan infrastruktur. Berdasarkan data dari Kementerian
salah satu prioritas pembangunan nasional yang Keuangan tahun 2015-2019 APBD dan APBN
tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka hanya dapat menyerap 41,3 % kebutuhan
Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang pembiayaan infrastruktur. Untuk memenuhi
bertujuan untuk meningkatkan perekonomian serta kebutuhan pendanaan infrastruktur terdapat
pelayanan dasar. Pembangunan infrastruktur partisipasi dari BUMN sebesar 22,2% dan swasta
menjadi pekerjaan rumah yang cukup berat bagi sebesar 36,5%. Dikutip dari laman
pemerintah seiring berkembangnya fenomena amp.kontan.co.id tanggal 24 Juli 2019, Badan
urbanisasi. UNFPA (2007) memprediksi pada Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
tahun 2030 sebanyak 4,9 miliar orang di dunia menyebutkan bahwa kemampuan pemerintah
akan tinggal di kawasan perkotaan, yang Indonesia untuk mendanai pembangunan
berdampak pada peningkatan jumlah permintaan infrastruktur tahun 2020-2024 diperkirakan hanya
terhadap pelayanan infrastruktur perkotaan. Untuk sekitar 25% dari seluruh kebutuhan
itu pemerintah sedang gencar malaksanakan pembangunan. Untuk itu dibutuhkan alternatif
pembangunan infrastruktur sebagai salah satu sumber pembiayaan infrastruktur non pemerintah
instrumen pembangunan kota yang berkelanjutan. dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan.

Sejak pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia, Hirawan (1995) di dalam penelitiannya


pemerintah daerah berhak mengatur dan menyatakan masih ada sumber-sumber
mengembangkan wilayah otonominya sesuai pembiayaan lain yang dapat dimanfaatkan
dengan potensi serta sumber daya yang dimiliki. sebagai alternatif pembiayaan pembangunan.
Salah satu konsep dari otonomi daerah ialah Sumber tersebut berasal dari swasta/privat
desentralisasi yang memiliki pengertian sebagai ataupun melalui kolaborasi antara pemerintah
penyerahan wewenang dari pemerintah pusat dengan swasta. Pendapat ini kemudian dilengkapi
kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan Artiningsih, et al (2019), yakni menyatakan bahwa
pembangunan sesuai dengan aspirasi masyarakat sumber pembiayaan infrastruktur juga dapat
(Ali, Kirmizi, & Desita, 2015). Istilah dan konsep ini bersumber dari masyarakat. Sumber-sumber
tertuang dalam Bab VI Undang-Undang Dasar pembiayaan tersebut dikenal sebagai pembiayaan
1945 tentang pemerintah daerah serta non-konvensional atau selanjutnya disebut
pelaksanaannya diatur dalam Undang-Undang sebagai pembiayaan non-anggaran pemerintah.
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Meskipun demikian, pemerintah telah menyadari
Daerah. Undang-Undang No 23 Tahun 2014 dan mencoba mengembangkan pembiayaan
mengatur pembagian peran dan kewenangan infrastruktur non-anggaran pemerintah ini ke
antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan dalam sebuah skema Kerjasama Pemerintah dan
pemerintah daerah dalam pembangunan yan Badan Usaha (KPBU) dan PINA. Akan tetapi
diperkuat dengan Undang-Undang Nomor 33 pembangunan infrastruktur yang dapat
tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan direalisasikan melalui skema ini masih terbatas
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan sulit diterapkan di beberapa wilayah Indonesia
menjadi titik tolak dimana pemerintah daerah (Wibowo, 2016). Pemerintah perlu berinovasi dan
berkewajiban mengatur dan mengelola daerahnya. menemukan alternatif skema pembiayaan lainnya
Pelaksanaan desentralisasi diharapkan dapat yang tepat sesuai kebutuhan infrastruktur yang
meningkatkan kemandiriaan dan kapasitas ada di Indonesia. Penerapan inovasi ini dapat
pemerintah daerah dalam pembangunan dan mengisi kesenjangan antara kebutuhan dengan
pengelolaan infrastruktur. ketersedian infrastruktur.

Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur saat ini Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
dan masa yang akan datang dibutuhkan anggaran peluang skema pembiayaan infrastruktur non-
yang tida sedikit. Hal ini menyebabkan sebagian anggaran pemerintah yang sesuai untuk
besar pemerintah daerah mengalami kendala diterapkan di Indonesia. Kajian ini mencoba
keuangan dimana pemerintah daerah masih memperkenalkan inovasi pembiayaan infrastruktur
mengandalkan APBD khususnya dari transfer non-anggaran pemerintah serta kesesuaian
APBN. Wakil Kementrian Keuangan dikutip dalam penyelenggaraannya berdasarkan beragam
Tempo.com menyebutkan tahun 2019 terjadi kriteria. Adapun kerangka pemikiran dari penelitian
peningkatan transfer APBN untuk pemerintah ini diilustrasikan pada Gambar 1.
daerah hingga Rp 826,77 triliun atau setara
dengan 38% dari total APBN yang sebagian besar

92
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………..……………………..Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Skema Pembiayaan Infrastruktur Non- pembangunan infrastruktur. Untuk itu pentingnya


Anggaran Pemerintah bagi pemerintah merumuskan alternatif instrumen
pembiayaan pembangunan infrastruktur yang
Seiring dengan perkembangan teknologi serta strategis dan efisien. Sebelum memanfaatkan
peningkatan jumlah penduduk, Indonesia sedang skema pembiayaan non-anggaran pemerintah,
dihadapkan dengan tekanan kebutuhan maka perlu dilakukan penilaian terhadap kriteria
pembangunan yang besar. Pada beberapa tahun pembiayaan pembangunan yang sesuai
terakhir, Indonesia mulai mengenal dengan istilah diterapkan di Indonesia.
kerjasama pemerintah dengan swasta, yang saat
ini dikenal sebagai Kerjasama Pemerintah dan Kriteria Pembiayaan Non-Anggaran
Badan Usaha (KPBU). Skema kerjasama ini Pemerintah dalam Pembangunan Infrastruktur
mengadopsi konsep public-private partnership
kemudian dikembangkan sebagai salah satu Jenis pembiayaan non-anggaran pemerintah
alternatif pembiayaan pembangunan di Indonesia. bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
Dengan berhasilnya penerapan KPBU, kemudian efektivitas kinerja pemerintah dalam menyediakan
pemerintah melalui Bappenas juga infrastruktur, terutama dari segi pembiayaan dan
mengembangkan sebuah skema lainnya yang sumber pendanaan. Dalam pembiayaan
bernama PINA (Pembiayaan Investasi Non infrastruktur efisiensi diartikan sebagai sebuah
Pemerintah). Dari perkembangan inovasi yang ukuran mengetahui sejauh mana besaran sumber
terjadi, diketahui bahwa pemerintah dapat daya yang digunakan dalam mencapai hasil yang
melibatkan stakeholder lain diluar pemerintahan disepakati (Oliver, 2013); sedangkan efektivitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan. dapat diartikan sebagai sejauh mana instrumen
dapat memberikan akses yang andal dan
Selain KPBU dan PINA, beberapa penelitian memadai secara tepat waktu (Henn, Sloan,
terdahulu telah mengungkapkan jenis-jenis Charles, & Douglas, 2016). Beberapa hal yang
pembiayaan infrastruktur non-anggaran diperlukan untuk memilih alternatif yang sesuai
pemerintah. Berdasarkan penelitian yang dengan kebutuhan pembangunan diantaranya
dilakukan oleh Hirawan (1995) dan Artiningsih, dkk metode yang digunakan, besaran sumber daya
(2019), setidaknya terdapat 14 jenis pembiayaan yang dikeluarkan dan waktu yang dibutuhkan.
infrastruktur non-anggaran pemerintah yang sudah Jenis-jenis pembiayaan yang sudah dijelaskan
pernah dilakukan diseluruh dunia. Jenis-jenis sebelumnya memiliki standar besaran investasi
pembiayaan tersebut dibagi kedalam empat yang berbeda-beda. Artiningsih et., al (2019)
mekanisme diantaranya: 1) pendapatan, 2) dalam penelitiannya, mengaitkan pembiayaan
hutang, 3) kekayaan dan 4) lainnya. Skema infrastruktur non-konvensional di Kota Semarang
pendapatan terdiri dari betterment levies, kedalam tiga katagori besaran investasi, antara
development impact fees, dan land readjusment. lain investasi rendah, sedang dan tinggi. Besaran
Untuk pembiayaan dengan skema hutang terdiri investasi rendah sebesar 0-20 Milyar Rupiah;
dari pinjaman daerah, obligasi, development investasi sedang sebesar 20-100 Milyar Rupiah;
impact exaction, excess condemnation, dan dan investasi tinggi sebesar lebih dari 100 Milyar
linkage. Skema pembiayaan melalui kekayaan Rupiah. Tabel 2 memperlihatkan ilustrasi besaran
terdiri dari manajemen aset, joint venture, KPBU, investasi serta jangka waktu pelaksanaan jenis
dan PINA. Sedangkan skema lainnya terdiri dari pembiayaan infrastruktur non-anggaran
CSR dan filantropi. Jenis-jenis ataupun skema pemerintah.
pembiayaan di atas belum seluruhnya dikenal dan
pernah diterapkan di Indonesia. Skema Untuk mengukur efektivitas alternatif pembiayaan
pembiayaan non pemerintah yang pernah infrastruktur yang sesuai untuk diterapkan di
diterapkan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Indonesia, maka disusunlah beberapa kriteria
pembiayaan yang diadopsi dari berbagai
Dengan adanya beberapa jenis pembiayaan yang penelitian. Terdapat tujuh kriteria yang digunakan
tertuang pada Tabel 1, menunjukkan bahwa baik dapat dilihat pada Tabel 3.
pemerintah pusat maupun daerah telah menyadari
pentingnya dukungan stakeholder lain dalam hal

93
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ……………….……………………………………..….……………………………………………………………………………………………………...Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Tabel 1. Skema Pembiayaan Non-Anggaran Pemerintah yang Pernah di Terapkan di Indonesia.

Jenis Defenisi Sumber Dasar Hukum Contoh Pelaksanaan Keterangan


• Peraturan Presiden Republik • SPAM Semarang Barat KPBU memiliki 4 jenis
Indonesia Nomor 38 Tahun senilai 1,2 Triliun skema antara lain KPBU
KPBU merupakan salah satu
2015 Tentang Kerjasam (Bappenas, 2018) Viability Gap Fund (VGF)
bentuk pembiayaan public
Pemerintah Dengan Badan • Jalan Tol Manado-Bitung yaitu dengan pemberian
private partnership yaitu bentuk
Usaha senilai 5,1 Triliun dukungan fiskal oleh
kerjasama antara sektor publik Hodge, Greve, &
• Peraturan Menteri (Bappenas, 2018) pemerintah, KPBU
dan swasta dalam pengadaan Boardman, (2010)
KPBU Perencanaan Pembangunan Availability Payment (AP)
infrastruktur publik dengan Grimsey & Lewis,
Nasional Nomor 4 Tahun melalui pembayaran berkala
menciptakan keuntungan (2004)
2015 tentang Tata Cara oleh pemerintah kepada
diantara mitra kerjasama. Di
Pelaksanaan Kerjasama badan usaha, dan KPBU
Indonesia PPP dikenal dengan
Pemerintah Dengan Badan dukungan sebagian
nama KPBU
Usaha Dalam Penyediaan kontruksi oleh pemerintah.
Infrastruktur
Menteri PPN/Kepala Bappenas • Pembangkit Listrik
Nomor 70/M.PPN/HK/12/2016 Tenaga Biomassa
tentang Pembentukan Tim (PLTBm) di Kalimantan
PINA merupakan salah satu Fasilitasi Pemerintah dalam Barat senilai 290 Milyar
bentuk public private Pembiayaan Investasi Non (Agustine, 2018)
partnership. Skema PINA lebih Anggaran Pemerintah. • pembangunan jalan tol
PINA dikhususkan untuk membiayai pina.bappenas.go.id ruas Solo–Yogyakarta-
proyek-proyek Infrastruktur New Yogyakarta
strategis nasional yang International Airport
mempunyai nilai komersial. (NYIA) sepanjang 91,93
km dengan nilai proyek
22,5 triliun
(Sukarelawanto, 2018)

94
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Jenis Defenisi Sumber Dasar Hukum Contoh Pelaksanaan Keterangan


CSR merupakan pelaksanaan Undang – Undang Nomor 40 • perbaikan rumah tidak
kegiatan oleh perusahaan untuk tahun 2007 tentang Perseroan layak huni, perbaikan
menciptakan pengakuan publik Terbatas dan Peraturan sanitasi, peningkatan
terhadap kesadaran dan Menteri Negara BUMN No. sumber daya manusia di
kepedulian sosial perusahaan PER-05/MBU/2007 tentang Pulau Bangka senilai 9
CSR yang secara tidak langsung Carroll (2009) Kegiatan Kemitraan BUMN milyar (Ferdiansyah,
akan memberikan dampak Dengan Usaha Kecil dan 2017)
positif terhadap perusahaan. Kegiatan Bina Lingkungan. • pembuatan jalan di
Pelaksanaan CSR dilakukan daerah-daerah terpencil
dalam bentuk sukarela dan serta pembelian tangki
diatur oleh regulasi. air bersih dan
• pembuatan sumur bor di
Kota Makassar senilai 10
milyar (Bumn.go.id,
2016)
• Peraturan Pemerintah No 30 • pembangunan 3
Tahun 2011 tentang Pinjaman flyover/Underpass,
Daerah pelebaran jembatan, dan
• Peraturan Pemerintah Nomor peningkatan ruas jalan di
10 Tahun 2011 tentang Tata Lampung senilai 237
Cara Pengadaan Pinjaman Milyar (Adji, 2017)
Luar Negeri dan Penerimaan • pembangunan RSUD
Hibah, Peraturan Menteri Sanjiwani di Bali senilai
Pinjaman daerah merupakan Negara Perencanaan 150 milyar (PT.SMI,
bentuk alternatif pembiayaan Pembangunan 2016)
infrastruktur untuk mengatasi Nasional/Kepala Bappenas
Pinjaman
keterbatasan anggaran melalui Bahl & Linn (2002) No. 005/M.PPN/06/2006
Daerah
pinjaman kepada pemerintah tentang Tata Cara
maupun non pemerintah dalam Perencanaan dan Pengajuan
bentuk kredit Usulan serta Penilaian
Kegiatan yang Dibiayai dari
Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri
• Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 45/PMK.02/2006
tentang Pedoman
Pelaksanaan dan Mekanisme
Pemantauan Defisit Anggaran

95
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Jenis Defenisi Sumber Dasar Hukum Contoh Pelaksanaan Keterangan


Pendapatan dan Belanja
Daerah dan Pinjaman Daerah
• peraturan pemerintah Nomor tol Trans Sumatera ruas
30 Tahun 2011 tentang Bakauheni - Terbanggi
Pinjaman Daerah Besar senilai Rp 6,5
Obligasi merupakan surat utang • PMK Nomor 147/PMK.07/2006 triliun oleh PT Hutama
yang ditawarkan kepada publik tentang Tata Cara Penerbitan, Karya (Sidik, 2018)
Okta & Kaluge,
Obligasi melalui penawaran umum di Pertanggungjawaban, dan
(2011)
pasar modal dan diterbitkan Publikasi Infrastruktur Obligasi
oleh pemerintah Daerah
• Paket Peraturan Ketua
Bapepam-LK terkait dengan
Penawaran Umum Obligasi
• Daerah (KEP-63/BL/2007,
KEP-64/BL/2007, KEP-
65/BL/2007, KEP-66/BL/2007,
KEP-67/BL/2007 dan KEP-
68/BL/2007)
Peraturan Pemerintah Republik penyewaan atau Manajemen aset merupakan
Indonesia Nomor 27 Tahun kerjasama pemanfaatan bentuk pengelolaan atau
2014 Tentang Pengelolaan gedung dan lahan pemanfaatan kekayaan milik
Manajemen aset merupakan
barang Milik Negara/Daerah pemerintah daerah daerah. Pelaksanaan
upaya mempertahankan,
Manajemen McNeil, Tischer, & kepada swasta manajemen aset di
meningkatkan, dan
Aset DeBlasio (2000) Indonesia berupa sewa,
mengoperasikan sumber daya
pinjam pakai, kerjasama
secara efektif dan efisien
pemanfaatan, bangun guna
serah atau bangun serah
guna.
Joint Venture merupakan • Undang Undang Nomor 25 • pembangunan rest area
pendanaan pelaksanaan proyek Tahun 2007 tentang tol Batang - Semarang
tertentu melalui kemitraan atau Penanaman Modal dengan nilai investasi 63
usaha patungan. Pembiayaan • Peraturan Presiden Nomor 90 M ((Mughis, 2018)
Join infrastruktur melalui joint Tahun 2007 tentang Badan • PLTS NTB dengan nilai
Blaiklock (2014)
Venture venture juga dapat Koordinasi Penanaman Modal 1,85 triliun (Hartati, 2016)
dikategorikan sebagai bentuk • Peraturan Kepala BKPM • Tol probolinggo-
kerjasama public private Nomor 7 Tahun 2010 Banyuwangi senilai 38,1
partnership. Pada pelaksanaan • Keputusan Menteri Dalam triliun (Okezone.com,
joint venture terdapat Negeri dan Otonomi Daerah 2018)
96
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ……………………………………………………………………………….……………………………………………………………………….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Jenis Defenisi Sumber Dasar Hukum Contoh Pelaksanaan Keterangan


pembagian modal, risiko, dan Nomor 43 Tahun 2000
keuntungan bersama. Tentang Pedoman Kerjasama
Perusahaan Daerah dengan
Pihak Ketiga.
Peraturan Menteri Agraria dan KIP (Kampoong Konsolidasi lahan biasanya
Tata Ruang/Kepala Badan Improvement Program). diterapkan pada wilayah
Pertanahan Nasional Republik Adapun target dari atau kawasan yang belum
Konsolidasi lahan merupakan Indonesia Nomor 12 Tahun kegiatan ini ialah berkembang namun
penataan lahan kembali dan 2019 tentang Konsolidasi lahan kepemilikan ruang publik memiliki administrasi
Konsolidasi
pengadaan lahan untuk Sitorus (2015) sebesar 15-25% dan kepemilikan lahan yang
Lahan
kepentingan pembangunan sisanya adalah ruang lengkap.
secara partisipatif privat dengan luas
pengembalian dari
besaran sebelumnya
adalah 50-60%.

97
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran …………………………………………………….……….….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Tabel 2. Skema Pembiayaan Non-Anggaran Pemerintah berdasarkan besaran Investasi dan Jangka
Waktu Pelaksanaan
Besaran Investasi Jangka Waktu
No Mekanisme Jenis Pembiayaan
Rendah Sedang Tinggi Pelaksanaan
1 Betterment Levies Jangka Pendek
Development Impact
2 Pendapatan ` Jangka Pendek
Fees
3 Land Readjustment Jangka Pendek
Jangka Menengah,
4 Pinjaman Daerah
Jangka Panjang
Jangka Menengah
5 Obligasi
Jangka Panjang
Hutang
Development
6 Jangka Panjang
Exactions
7 Excess Condemnation Jangka Panjang
8 Linkage Jangka Panjang
Jangka Pendek
9 Manajemen Aset
Jangka Menengah
10 Kekayaan Join Venture Jangka Panjang
11 KPBU Jangka Panjang
12 PINA Jangka Panjang
13 CSR Jangka Pendek
Lainnya
14 Filantropi Jangka Pendek
Sumber: (Artiningsih, et.,al 2019) diolah oleh penulis

Tabel 3. Kriteria Skema Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah


Kriteria Definisi Sumber Keterangan
Ketersediaan regulasi akan
Kurniawan,
Ketersediaan regulasi berupa memberikan kepastian hukum dan
Salman,
Ketersediaan undang-undang dan meminimalisisr risiko hukum bagi
Agustin, &
Regulasi peraturan terkait dengan swata sehingga mempengaruhi
Pratidina,
skema pembiayaan kesediaan investor untuk membiayai
(2017)
proyek
Data historis pelaksanaan
Pemilihan instrumen pembiayaan
pembiayaan berupa
Historis Henn et al., merupakan bentuk upaya
implementasi skema
pelaksanaan (2015) memperbaiki kesalahan pelaksanaan
pembiyaan yang telah
investasi sebelumnya
diterapkan sebelumnya
Risiko merupakan
konsekuensi yang dapat - Diversifikasi risiko yang lebih besar
menimbulkan kerugian dalam Ehlers dari jenis pembiayaan kegiatan
Risiko pelaksanaan pembiayaan. (2014) infrastruktur lebih menarik investror
Pelaksanaan Risiko dapat meliputi risiko Blaiklock - Risiko dapat terdistribusi secara
kontruksi, operasi, teknis, (2014) optimal kepada pihak yang mampu
sosial, lingkungan, finansial, mengelola risiko
hukum dan politik
Keberlanjutan manfaat
Instrumen pembiayaan yang
merupakan dampak jangka
Wellman & mendukung keberlanjutan manfaat
Keberlanjutan panjang yang ditimbulkan
Spiller yang tinggi lebih potensial untuk
manfaat dalam pelaksanaan
(2012) diterapkan dalam membiayai proyek
pembiayaan proyek
infrastruktur.
infrastruktur
Manfaat ekonomi yang dihasilkan
Manfaat sosial ekonomi
oleh investasi infrastruktur dapat
menunjukan besaran
Wellman & berkelanjutan dan signifikan
Manfaat sosial manfaat dari pelaksanaan
Spiller sehingga kesejahteraan masyarakat
ekonomi jenis pembiayaan proyek
(2012) dapat meningkat
infrastruktur terhadap
masyarakat dan negara

98
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran …………………………………………………….……….….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Kriteria Definisi Sumber Keterangan


Manfaat finansial berupa Pelibatan swasta dalam pelaksanaan
keuntungan finansial yang Henn et al., kegiatan setidaknya harus memenuhi
Manfaat finansial
didapatkan oleh pemerintah (2015) tingkat minimum pengembalian
maupun swasta proyek bagi investor
Daya ungkit dapat dilihat dari
peningkatan kapasitas suatu
Daya ungkit Upaya peningkatan pelayanan
daerah berupa peningkatan Henn et al.,
terhadap infrastruktur dapat mengoptimalkan
jumlah sumber daya dan (2015)
pembangunan daya ungkit terhadap pembangunan
produktivitas sumber daya
yang ada

METODE berbeda yakni, akademisi (Universitas


Diponegoro) serta pemerintah pusat (Kemeterian
Penelitian ini disusun pada Januari 2020 dengan Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat).
menggunakan analisis skoring yang disusun Wawancara dilakukan berulang bertujuan untuk
berdasarkan kriteria pembiayaan infrastruktur mendapatkan hasil skoring yang lebih akurat dan
non-anggaran pemerintah. Pengumpulan disepakati oleh narasumber.
informasi serta literasi disusun sejalan dengan
kajian yang dilakukan bidang Litbang – BAPPEDA Analisis skoring disusun berdasarkan tujuh kriteria
Kota Semarang yang berjudul “Kajian Potensi yang sudah dijabarkan pada tabel 3. Kriteria di
Pembiayaan Infrastruktur Non-Konvensional susun menggunakan kode abjad dan dinilai
(Non-Pemerintah) di Kota Semarang pada tahun berdasarkan kesesuaiannya di Indonesia. Hasil
2019. Setelah informasi terkumpul, dilakukan skoring kemudian dijumlah, sehingga diketahui
verifikasi melalui metode wawancara untuk skema pembiayaan apa saja yang berpeluang
menentukan kriteria pembiayaan infrastruktur besar untuk dikembangkan di Indonesia.
yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Penjelasan tiap skor pada masing-masing kriteria
Narasumber berasal dari latar belakang yang yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penilaian Kriteria Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah


Kode Skor
Kriteria
1 2 3
Regulasi belum Regulasi kurang
Ketersediaan Regulasi memadai
A tersedia atau tidak memadai atau regulasi
regulasi dan kuat
memadai tidak update
Belum pernah Telah dilaksanakan Telah dilaksanakan
Historis
B dilaksanakan di pada sedikit program/ pada banyak
pelaksanaan
Indonesia proyek program/ proyek
Risiko
C Risiko besar Risiko sedang Risiko rendah
pelaksanaan
Keberlanjutan Keberlanjutan keberlanjutan manfaat keberlanjutan
D
manfaat manfaat rendah sedang manfaat tinggi
Manfaat sosial Manfaat sosial Manfaat sosial Manfaat sosial
E
ekonomi ekonomi rendah ekonomi sedang ekonomi besar
Manfaat finansial Manfaat finansial Manfaat finansial
F Manfaat finansial
rendah sedang besar
Pengaruh terhadap
Daya ungkit Pengaruh terhadap Pengaruh terhadap
daya ungkit
G terhadap daya ungkit daya ungkit
pembangunan
Pembangunan pembangunan sedang pembangunan tinggi
rendah
Sumber: (Hasil Analisis, 2020)

HASIL DAN PEMBAHASAN besar keempat skema pembiayaan ini berpeluang


diterapkan karena jenis pembiayaan ini sudah
Berdasarkan hasil analisis jenis skema atau pernah diterapkan di Indonesia sebelumnya serta
alternatif pembiayaan infrastruktur non-anggaran memiliki instrumen kebijakan yang cukup jelas.
pemerintah yang berpeluang untuk di terapkan di Keempat skema pembiayaan ini memiliki
Indonesia antara lain Land kemiripan kriteria satu sama lain, hanya saja
Readjusment/konsolidasi lahan, Pinjaman dalam pelaksanaanya memiliki prosedur yang
Daerah, Obligasi dan KPBU dengan total skor berbeda. Hanya saja, skema pinjaman daerah,
masing-masing skema sebesar 19. Secara garis obligasi dan KPBU memiliki risiko yang cukup

99
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………………………..…...….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

besar, karena berkaitan dengan perjanjian mengahasilkan profit, seperti jalan tol, rumah sakit
kerjasama yang cukup panjang dengan dan sebagainya. Sehingga untuk infrastruktur
stakeholder lain. Jenis infrastruktur yang publik yang tidak menghasilkan profit kurang
dibangun dalam skema ini biasanya berupa sesuai untuk diterapkan dengan skema ini.
infrastruktur dengan investasi skala besar dan

Tabel 5. Hasil Skoring Pembiayaan Infrastruktur Non-Anggaran Pemerintah


Kriteria Total
No Mekanisme Jenis Pembiayaan
A B C D E F G Skor
1 Betterment Levies 1 1 2 3 3 3 3 16
2 Pendapatan Development Impact Fees 1 2 1 2 3 2 2 18
3 Land Readjustment 3 3 2 3 3 2 3 19
4 Pinjaman Daerah 3 3 1 3 3 3 3 19
5 Obligasi 3 3 1 3 3 3 3 19
6 Hutang Development Exactions 3 1 1 2 2 2 2 13
7 Excess Condemnation 1 1 1 3 2 2 2 12
8 Linkage 3 1 2 3 2 2 2 16
9 Manajemen Aset 3 3 1 2 2 3 2 16
10 Join Venture 3 2 1 3 2 3 3 16
Kekayaan
11 KPBU 3 3 1 3 3 3 3 19
12 PINA 3 2 1 3 3 3 3 18
13 CSR 3 3 3 2 2 1 2 16
Lainnya
14 Filantropi 1 2 3 2 2 1 2 13
Sumber: (Hasil Analisis, 2020)

Selain keempat skema pembiayaan di atas, Skema pembiayaan lainnya yang berpeluang
skema pembiayaan yang berpeluang untuk untuk diterapakan antara lain Manajemen aset
diterapkan lainnya adalah PINA dan Development dan linkage. Di Indonesia skema ini sudah banyak
Impact Fees dengan total skor 17, serta skema diterapkan, bahkan skema manajemen aset telah
lain yakni Betterment Levies, Linkage, memiliki regulasi yang mengatur pelaksanaanya.
Manajemen Aset, Join Venture dan CSR dengan Hasil dari pemanfaatan aset pemerintah dapat
total skor 16. Join Venture dan PINA merupakan menjadi peluang pemasukan pendapatan yang
skema pembiayaan infrastruktur skala besar dapat digunakan untuk pembangunan
dengan jangka waktu pelaksanaa yang cukup infrastruktur; sedangan linkage merupakan
lama seperti halnya dengan KPBU. Akan tetapi kewajiban pembangunan kawasan berimbang
PINA dan Join Venture memiliki skor yang lebih yang dilakukan oleh developer.
rendah dari pada KPBU karena secara historis
pelaksanaannya di Indonesia, tidak sebanyak dan Skema CSR dapat dimanfaatkan pemerintah
dikenal seperti KPBU. Sama halnya dengan untuk melakukan pembangunan infrastruktur
KPBU dua mekanisme ini digunakan untuk dengan biaya investasi rendah hingga menengah.
membangun infrastruktur dengan investasi yang Prinsip CSR adalah bentuk tanggung jawab dari
besar sehingga risiko yang kemungkinan terjadi perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat.
juga semakin besar. Skema lainnya yakni (Nurjanah, Yulianti, Komunikasi, & Yogyakarta,
Development Impact Fees (DIF) merupakan 2019). Pemerintah dapat melakukan kerjasama
skema pembiayaan dengan mekanisme berupa dengan perusahaan untuk membangun
penarikan pungutan kepada swasta atau infrastruktur sesuai dengan kebutuhan dan
masyarakat atas dampak dari adanya perencanaan pembangunan yang ada didaerah.
pembangunan baru (Hirawan, 1995). Disadari Pemanfaatan skema CSR seperti ini tidak
atau tidak prosedur seperti ini sudah diterapkan di menimbulkan risiko yang besar, karena
Indonesia, tepatnya pada pembangunan simpang pemerintah, swasta maupun masyarakat
susun semanggi di Jakarta. Betterment levies mendapatkan manfaat yang seimbang dalam
juga sudah pernah diterapkan di Jakarta, hanya jangka panjang.
saja skema ini dianggap gagal karena lemahnya
pengawasan dalam penarikan pungutan Skema pembiayaan lain yang dianggap kurang
(Sukarman, 1991). Meskipun demikian skema ini cocok diterapkan di Indonesia, seperti
dapat dikembangkan bila terdapat fungsi Development Exactions, Excess Condemnation,
pengawasan dan regulasi yang tepat. dan Filantropi. Akan tetapi Filantropi masih cukup
berpeluang untuk diimplementasikan. Dalam

100
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………………………..…...….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

penelitian Ash-Shiddiqy (2019) wakaf atau REFERENSI


kegiatan amal masih dipersepsikan sebagian
besar masyarakat sebagai bentuk anjuran Akbar, R., & Lukman, A. (2010). Manajemen
keagamaan, bukan sebagai status harta benda Taman Milik Pemerintah Kota Bandung
yang dapat digunakan untuk kepentingan umum. Berbasiskan Pendekatan Manajemen Aset.
Filantropi dapat menjadi skema yang sangat Jurnal Teknik Sipil ITB, 17(3), 171–180.
berpeluang, apabila dalam pratiknya terdapat https://doi.org/10.5614/jts.2010.17.3.3
regulasi yang mengatur kegiatan sosial/amal
Adji, P. S. (2017, May 5). Bangun Flyover,
kedalam instrumen pembangunan nasional (Ash-
Pemkot Bandarlampung Pinjam Uang
Shiddiqy, 2019).
Rp237 Miliar. Lampungnews.Com. Retrieved
from
KESIMPULAN
https://lampungnews.com/2017/05/bangun-
flyover-pemkot-bandarlampung-pinjam-
Berdasarkan hasil analisis, didapatkan empat
uang-rp237-miliar/
skema pembiayaan yang berpeluang besar untuk
dikembangkan di Indonesia, antara lain Agustine, I. (2018, October 13). META Bangun
konsolidasi lahan, pinjaman daerah, obligasi dan Pembangkit Tenaga Biomassa Sintang
KPBU. Potensi skema pembiayaan lainnya yang Rp290 Miliar. Ekonomi.Bisnis.Com.
dapat dielaborasi antara lain Betterment Levies, Retrieved from
Development Impact Fees, Linkage, Manajemen https://ekonomi.bisnis.com/read/20181013/4
Aset, Join Venture dan PINA. Skema 4/848898/meta-bangun-pembangkit-tenaga-
pembiayaan yang dianggap kurang berpeluang biomassa-sintang-rp290-miliar
untuk diterapkan diantaranya Development
Exactions, Excess Condemnation, dan Filantropi. Ali, A., Kirmizi, & Desita, P. (2015). Analisis
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan Kemampuan Keuangan Daerah Dalam
atas permasalahan anggaran, dalam bentuk Mendukung Pelaksanaan Otonomi Daerah
kebijakan publik sebagai dasar hukum Kota Pekanbaru (2010 - 2014). Jurnal Online
pemenuhanan pembangunan infrastruktur di Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia. Beberapa skema yang diusulkan Riau, 2(1).
dapat dipertimbangkan sesuai potensi tiap Artiningsih, A; Putri, N C; Muktiali, M; Ma’rif, S.
daerah dan cakupan wilayah berdasarkan (2019). Skema Pembiayaan Pembangunan
besaran investasi, prosedur pelaksanaan, serta Infrastruktur Non-Konvensinal di Kota
jangka waktu pelaksanaannya. Semarang. Jurnal Riptek. Vol. 13 (2): 92-100

UCAPAN TERIMA KASIH Ash-Shiddiqy, M. (2019). Urgensi Wakaf untuk


Kesejahteraan dan Pembangunan.
Terima kasih pada dosen-dosen serta rekan- Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama,
rekan Laboratorium Pengembangan Wilayah dan 19, 1–9. https://doi.org/.1037//0033-
Manajemen Lingkungan, Perencanaan Wilayah 2909.I26.1.78
dan Kota, Universitas Diponegoro, khususnya Bahl, R. W., & Linn, J. F. (2002). Urban Public
kepada Dr-Ing Wiwandari Handayani, ST, MT, Finance in Develepment Countries. New
MPS yang telah membimbing kami dalam York: Ocford University Press.
melakukan penelitian dan penyusunan artikel ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan Bappenas. (2018). Public-Private Partneships
kepada Dr. Ir Artiningsih, M.Si dari Universitas Infrastructure Project Plan In Indonesia.
Diponegoro dan Intan Hasiani Pasaribu, S.PWK Bappenas. (2020). Pina is an Enabler: We
dari Direktorat Pelaksanaan Infrastruktur Jalan Facilitate Strategic National Projects
dan Jembatan, Kementerian Pekerjaan Umum Through Creative Financing Scheme.
dan Perumahan Rakya sebagai narasumber Diakses melalui: http://pina.bappenas.go.id
penelitian ini. Tidak lupa juga, kami ucapan terima
kasih kepada Bidang Litbang Bappeda Kota Blaiklock, M. (2014). Infrastructure Finance
Semarang yang telah membantu dalam proses Handbook : Principles, Practice and
pengumpulan data dan penyusunan kajian Experience. In Euromoney Books. London:
pembiayaan infrastruktur non-anggaran Euromoney Institutional Investor PLC.
pemerintah di Kota Semarang. Bumn.go.id. (2016). Pelindo IV Akan Salurkan
Dana CSR Rp10,25 Miliar Tahun Ini.

101
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………………………..…...….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Carroll, A. B. (2009). A History of Corporate Kurniawan, F., Salman, R., Agustin, E., &
Social Responsibility: Concepts and Pratidina, I. G. (2017). PENGUATAN
Practices. The Oxford Handbook of MODEL REGULASI DI BIDANG
Corporate Social Responsibility, (May), 1– PEMBIAYAAN. Prosiding Simposium II-
20. UNIID, (September), 978–979.
https://doi.org/10.1093/oxfordhb/978019921
McNeil, S., Tischer, M. L., & DeBlasio, A. J.
1593.003.0002
(2000). Asset Management: What Is the
Chen, C., & Bartle, J. (2017). Infrastructure Fuss? Transportation Research Record:
financing: A guide for local government Journal of the Transportation Research
managers. ICMA Policy Issue White Paper, Board, 1729(1), 21–25.
1–35. Retrieved from https://doi.org/10.3141/1729-03
https://icma.org/documents/infrastructure-
Mughis, A. (2018). Rest Area di Jalan Tol Ini Jadi
financing-guide-local-government-managers
Etalase UMKM. Https://Jatengtoday.Com/.
Ehlers, T. (2014). Understanding the Challenges
Nurjanah, A., Yulianti, F., Komunikasi, J. I., &
for Infrastructure Finance. BIS Working
Yogyakarta, U. M. (2019). Pelaksanaan
Paper, 454.
Program Corporate Sosial Responsibility (
Ferdiansyah, R. (2017). Samsung Gelontorkan CSR ) dan Komunikasi Csr ( Studi Kasus :
Proyek CSR Senilai Rp9 Miliar di Bangka. CSR Delegation European Union To
Mediaindonesia.Com. Malaysia dan dan CSR PT. Holcim
Indonesia Tbk. Cilacap Plant). 12(1), 93–
Grimsey, D., & Lewis, M. K. (2004). The
107.
Governance of Contractual Relationships in
Public–Private Partnerships. The Journal of Okezone.com. (2018, January 5). Menang
Corporate Citizenship, (15), 91–109. Proyek Rp38,1 Triliun, Bisnis Jalan Tol Jasa
Marga Makin Menggurita. Okezone.Com.
Henn, L., Charles, M. B., Douglas, N., & Sloan,
Retrieved from
K. (2015). Debate: Multi-criteria framework
https://economy.okezone.com/read/2018/01/
needed to assess alternative financing
05/278/1840488/menang-proyek-rp38-1-
methods for large-scale projects. Public
triliun-bisnis-jalan-tol-jasa-marga-makin-
Money and Management, 35(2), 100–102.
menggurita
https://doi.org/10.1080/09540962.2015.1007
703 Oliver, J. (2013). Early Project Appraisal: Making
the Initial Choices. Journal of Chemical
Hartati, E. R. (2016, April 15). ITDC dan
Information and Modeling, 53(9), 1689–
Pertamina Kerjasama Bangun PLTS di
1699.
Kawasan Mandalika NTB. Beritasatu.Com.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.
Henn, L., Sloan, K., Charles, M. B., & Douglas, 004
N. (2016). An appraisal framework for
Okta, D., & Kaluge, D. (2011). Analisis Peluang
evaluating financing approaches for public
Penerbitan Obligasi Daerah Sebagai
infrastructure. Public Money and
Alternatif Pembiayaan Daerah. Journal of
Management, 36(4), 273–280.
Indonesian Applied Economics, 005(02),
https://doi.org/10.1080/09540962.2016.1162
157–171.
595
https://doi.org/10.21776/ub/jiae/2016/005.02.
Hirawan, S. B. (1995). Pembiayaan 7
Pembangunan Perkotaan melalui
PT.SMI. (2016). PT SMI Berikan Pinjaman Rp 150
Pemanfaatan Instrumen Keuangan.pdf.
Miliar untuk Pengembangan RSUD
Jurnal PWK.
Sanjiwani, Kabupaten Gianyar Provinsi Bali.
Hodge, G. A., Greve, C., & Boardman, A. E. Retrieved from ptsmi.co.id website:
(2010). Introduction: The PPP Phenomenon https://ptsmi.co.id/id/siaran-pers/pt-smi-
and its Evaluation. In International Handbook berikan-pinjaman-rp-150-miliar-untuk-
on Public–Private Partnerships (pp. 3–16). pengembangan-rsud-sanjiwani-kabupaten-
https://doi.org/10.4337/9781849804691.000 gianyar-provinsi-bali/
08
Republik Indonesia. (2014). Undang-Undang
Kementrian Keuangan. (2018). Pendanaan Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Infrastruktur. Retrieved from Pemerintahan Daerah
djkn.kemenkeu.go.id website:
Republik Indonesia. (2020). Perpres Nomor 18
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/berita_med
Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
ia/baca/12715/Pendanaan-Infrastruktur.html
Jangka Menengah Nasional tahun 2020-2024

102
Analisis Pembiayaan Non-Anggaran ………………………………………………………..…...….Nanda Cahyani P, Loveani Yastika P

Sidik, S. (2018, June 11). Hutama Karya Siapkan UNFPA. (2007). The State of the World
Obligasi Bangun 8 Ruas Tol Trans Population 2007 - Unleashing The Potential
Sumatera. Tribunnews. of Urban Growth. Linking Population,
Poverty and Development, 1–34.
Sitorus, O. (2015). Konsolidasi Tanah, Tata
https://doi.org/ISBN 978-0-89714-807-8
Ruang, dan Ketahanan Nasional (1st ed.).
Yogyakarta: STPN Press. Wellman, K., & Spiller, M. (2012). Urban
Infrastructure: Finance and Management. In
Sukarelawanto, E. (2018, October 15). Proyek
K. Wellman (Ed.), Urban Infrastructure:
Jalan Tol : Solo—Bandara Kulonprogo
Finance and Management (1st ed.).
Terhubung 2021. Sumatra.Bisnis.Com.
https://doi.org/10.1002/9781118401637
Sukarman, H. K. (1991). Betterment Levy: An
Wibowo, A. (2016). Perkembangan Terkini
Analysis of The Current Potentian Use of
Dalam Pembiayaan Infrastruktur Yang
Pajak Khusus Penggantian Biaya dan
Melibatkan Partisipasi Badan Usaha.
Pungutan Tambahan di Jakarta, Indonesia.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 10,
Massachusetts Institute of Technology.
(Oktober), 10.

103

Anda mungkin juga menyukai