Anda di halaman 1dari 5

Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 5 No.

1 Tahun 2020 | 42 – 46

Journal of Health Science


(Jurnal Ilmu Kesehatan)
https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/JIK
2356-5284 (Print) |2356-5543 (online)

Pelayanan Prima Perawat Berdasarkan Persepsi Pasien di Ruang


Rawat Inap Talaga Bodas (Penyakit Dalam Pria Kelas 3) Rumah Sakit
Tingkat II 03.05.01 Dustira Cimahi 2019

Lilis Rohayani1, Iin Inayah2, Anisa Shofiyani Shoumi3, Andria Pragholapati4


1,2,3
STIKes Jenderal Achmad Yani, Cimahi
4
Universitas Pendidikan Indonesia
1
lilisrohayanililis@yahoo.com*; 2inayah_2006@yahoo.co.id; 3ASShoumi@yahoo.com
4
andria.pragholapati@upi.edu
*Corresponding author

Informasi artikel ABSTRAK


Received: 12-04-2020 Pelayanan prima merupakan sikap atau cara pemberi layanan yang berperan
Revised: 27-05-2020 besar dalam menciptakan kepuasan bagi pasien, maka upaya rumah sakit
Accepted: 31-05-2020 untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta kepuasan pasien adalah
dengan menerapkan pelayanan pirma (service exellence). Faktor – faktor
Kata kunci: yang harus di terapkan oleh perawat dalam memberikan pelayanan prima,
Pelayanan Prima meliputi kemampuan (ability), sikap (attitude), penampilan (appearance),
Perawat perhatian (attention), tindakan (action) dan tanggung jawab (accountability).
Rumah sakit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelayanan prima
perawat berdasarkan persepsi pasien di ruang rawat inap Talaga Bodas
(Penyakit Dalam Pria Kelas 3) Rumah Sakit Tk II 03.05.01 Dustira Kota
Cimahi tahun 2019. Rancangan penelitian yaitu survey analytic. Jumlah
sampel sebanyak 149 responden menggunakan teknik purposive Sampling
dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan
menggunakan metode kuesioner skala Likert dengan 30 pertanyaan yang
dibuat oleh peneliti dan dilakukan uji validitas dan reabilitas. Analisis data
yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 80 responden (53,7%) merasakan pelayanan prima.
Disarankan menerapkan pelayanan prima (Ability, Attitude, Appearance,
Attention, dan Action) kepada perawat yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan serta kepuasan pasien.

ABSTRACT
Key word: Excellent service is an attitude or a way that provides great service in
Service Excellent creating satisfaction for patients, hence supporting hospitals to improve
Nurse service quality and patient satisfaction by using prima services (service
Hospital excellence). Factors that must be applied by nurses in providing excellent
service, providing ability (ability), attitude (attitude), appearance
(appearance), attention (attention), action (action), and responsibility
(accountability). This study aims to determine the description of excellent
service nurses based on patient perceptions in the Talaga Bodas inpatient
(Class 3 Male Disease) Kindergarten II Hospital 03.05.01 Dustira Cimahi City
in 2019. The study design is an analytic survey. The total sample of 149
respondents using purposive sampling technique with inclusion and exclusion
criteria. Data collection was performed using a Likert scale question method
with 30 questions created by researchers and carried out validity and
reliability tests. Data analysis is univariate to see the frequency distribution.
The results showed as many as 80 respondents (53.7%) experienced excellent
service. Offering excellent service capabilities (Ability, Attitude, Appearance,
Attention, and Action) for nurses who can improve service quality and patient
satisfaction.

42 | Journal Of Health Science email: jurnalfik@wiraraja.ac.id


Lilis Rohayani, dkk| Pelayanan Prima Perawat Berdasarkan …..
Pendahuluan kesehatan yang berkualitas bagi para
Rumah Sakit merupakan salah satu konsumen dalam memenuhi kepuasan
bagian sistem pelayanan kesehatan yang terhadap pelayanan kesehatan yang
secara garis besar memberikan pelayanan didapat dengan cara memberikan
untuk masyarakat. Menurut Undang – pelayanan prima (service excellence).
Undang RI No. 44 Tahun 2009 Rumah Sakit Pelayanan prima (service excellence)
adalah institusi pelayanan kesehatan yang adalah pelayanan dengan standar kualitas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang tinggi dan selalu mengikuti
perorangan secara paripurna yang perkembangan kebutuhan pelanggan setiap
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat saat, secara konsisten dan akurat (handal).
jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Berorientasi kepada kepuasan pelanggan,
kesehatan di rumah sakit merupakan salah selalu mengikuti perkembangan standar
satu faktor penentu citra dan mutu rumah internasional/ISO, dan menerapkan
sakit. Upaya pelayanan kesehatan dapat manajemen mutu total serta kesadaran
mencapai hasil yang optimal dengan mutu yang tinggi (Rahmayanty, 2013).
meningkatkan Pelayanan keperawatan Pelayanan prima merupakan sikap atau
(Nursalam, 2014). cara pemberi layanan yang berperan besar
Pelayanan keperawatan merupakan dalam menciptakan kepuasan bagi klien.
suatu bentuk pelayanan profesional yang Menurut (Lassere, 2010) menciptakan
merupakan bagian integral dari pelayanan pelayanan yang prima tidak harus mahal,
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat misalnya sopan, senyum, dan ramah
keperawatan kepada individu, kelompok, kepada klien merupakan hal yang gratis
atau masyarakat dalam keadaan sehat yang dapat dilakukan bagi seluruh pemberi
maupun sakit (Depkes RI, 2018). Pelayanan layanan. Faktor – faktor yang harus di
keperawatan sebagai indikator kualitas terapkan oleh pegawai dalam memberikan
pelayanan kesehatan menjadi salah satu pelayanan prima (service exellence),
faktor penentu citra institusi pelayanan meliputi kemampuan (ability), sikap
kesehatan di mata masyarakat, hal ini (attitude), penampilan (appearance),
terjadi karena perawat merupakan perhatian (attention), tindakan (action) dan
kelompok profesi dengan jumlah tanggung jawab (accountability). Pelayanan
terbanyak, paling depan dan terdekat prima sendiri membuat suatu pelayanan
dengan penderitaan, kesakitan, serta menjadi berkualitas dan berdampak pada
kesengsaraan yang dialami pasien dan kepuasan pasien (Barata, 2016).
keluarganya (Tjiptono, 2016). Pasien sebagai pengguna jasa
Perawat sebagai salah satu pemberi pelayanan keperawatan menuntut
pelayanan kesehatan, di tuntut harus pelayanan keperawatan sesuai dengan
memiliki ilmu pengetahuan, sikap dan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang
penampilan yang baik dalam memberikan bermutu dan paripurna, oleh karena itu
pelayanan kepada pasien, hal tersebut pelayanan keperawatan memiliki
bertujuan untuk menciptakan seorang kontribusi sangat besar terhadap kualitas
perawat tidak hanya sekedar memiliki pelayanan. Persepsi pasien menurut
pengetahuan yang hebat akan tetapi (Tjiptono, 2016) merupakan perlakuan
seorang perawat harus memberikan dan yang melibatkan penafsiran melalui proses
melaksanakan ilmu pengetahuan yang pemikiran tentang apa yang dilihat, dengar,
telah didapat dengan cara bersikap dan alami atau dibaca, sehingga persepsi sering
berpenampilan yang baik kepada pasien mempengaruhi tingkah laku, percakapan
agar mereka merasakan kepuasan terhadap serta perasaan seseorang. Persepsi yang
pelayanan yang diberikan (Kelana, 2015). positif akan mempengaruhi rasa puas
Masyarakat yang puas dengan pelayanan seseorang dalam bentuk sikap dan
yang didapatkan cenderung akan perilakunya terhadap pelayanan kesehatan,
mematuhi rencana pengobatan yang telah begitu juga sebaliknya persepsi negatif
disepakati, namun sebaliknya masyarakat akan ditunjukan melalui kinerjanya.
yang kurang puas cenderung tidak Menurut (Puspita, 2009) persepsi pasien
mematuhi dan akan berganti ke fasilitas terhadap kualitas pelayanan dipengaruhi
pelayanan kesehatan lain atau rumah sakit oleh harapan terhadap pelayanan yang di
lain, (Desiyanti, 2017). Untuk inginkan. Harapan ini dibentuk oleh apa
mempertahankan kesetiaan pengguna yang pasien dengar dan juga rasakan
layanan banyak pihak rumah sakit sehingga akan menimbulkan kepuasan
mengembangkan program pelayanan pada diri pasien mengenai kualitas
43| Journal Of Health Science
Lilis Rohayani, dkk| Pelayanan Prima Perawat Berdasarkan …..

pelayanan yang telah dirasakan oleh Bodas (Penyakit Dalam Pria Kelas 3)
pasien. didapati hasil pengamatan peneliti sesuai
Salah satu tolak ukur kualitas dengan dimensi dari pelayanan prima
pelayanan dapat dilihat dari kepuasan (service excellence) menurut Barata (2016),
pasien (Munijaya, 2013). Ketidakpuasan diantaranya kemampuan (ability), sikap
pasien sering kali di alami dalam (attitude), penampilan (appearance),
kehidupan sehari – hari seperti sikap dan perhatian (attention), tindakan (action) dan
perilaku petugas rumah sakit yang acuh, tanggung jawab (accountability). Terdapat 5
tidak ramahnya petugas kesehatan serta dimensi pelayanan prima yang kurang
hal lainnya yang membuat pasien merasa maksimal diterapkan seperti pada dimensi
tidak puas akan pelayanan yang di kemampuan (ability), perawat
dapatkan. Pasien yang merasa tidak puas melaksanakan tindakan keperawatan
akan komplain pada pihak rumah sakit, secara terburu – buru karena terkendala
bahkan beberapa pasien pindah pada oleh waktu serta jumlah pasien yang
rumah sakit lain. banyak, tak hanya itu perawat kurang
Rumah Sakit Dustira telah memperhatikan keamanan diri seperti lupa
memberikan pelayanan prima serta memakai handscone dan tidak
paripurna sesuai visi dengan menerapkan menjalankan 5 tahapan cuci tangan.
pelayanan prima pada setiap ruangan serta
mengikutsertakan perawat baru maupun METODE PENELITIAN
telah bekerja lama pada seminar Rancangan atau desain penelitian
pelayanan prima (service excellence) dalam yang digunakan adalah jenis penelitian
keperawatan yang di adakan sendiri oleh survei analitik yaitu survei atau penelitian
pihak Rumah Sakit Dustira setiap yang mencoba menggali bagaimana dan
tahunnya, sehingga seluruh perawat mengapa fenomena itu terjadi. Pendekatan
memiliki sertifikat pelayanan prima ini dilakukan karena ingin melihat
(service excellence). Program pelayanan gambaran pelayanan prima (Ability,
prima terbukti telah diterapkan pada Attitude, Appearance, Attention, dan
setiap tenaga kerja di Rumah Sakit Dustira Action) di ruang rawat inap Talaga Bodas
karena pada tahun 2018 Rumah Sakit (Penyakit Dalam Kelas 3) RS Tk. II 03.05.01
Dustira telah berhasil memperoleh Dustira Cimahi tahun 2019.
Sertifikat “The Best Hospital With Service Populasi dalam penelitian ini adalah
Exellence Of The Year”. pasien di ruang rawat inap Talaga Bodas RS
Berdasarkan hasil rekapitulasi Tk. II 03.05.01 Dustira Cimahi bulan maret
laporan pelaksanaan, evaluasi, 2019 sebanyak 237 pasien. Teknik
rekomendasi dan tindak lanjut survey pengambilan sampel pada penelitian ini
kepuasan pasien oleh Kepala Instalasi menggunakan teknik penelitian Purposive
Rawat Inap bulan januari hingga september Sampling. Kriteria Inklusi Pasien yang
tahun 2018 dengan materi survey perawat menggunakan ruang rawat inap Talaga
berdasarkan poin – poin kelengkapan dan Bodas, Pasien dengan GCS Composmentis,
ketepatan informasi, penurunan dan Pasien yang bersedia menjadi
kecemasan, perawat terampil dan responden. Kriteria Eklusi Pasien dengan
profesional, pasien merasa nyaman, kondisi sakit berat, Pasien yang sedang
terhindar dari bahaya, serta perawat ramah diberikan tindakan, dan Pasien yang tidak
dan empati. Di dapati 5 ruangan dengan bersedia menjadi responden. Sampel di
penilaian terendah dari total 19 ruangan ruang rawat inap Talaga Bodas (Penyakit
yang ada di RS Tk. II 03.05.01 Dustira Dalam Pria Kelas 3) RS Tk. II 03.05.01
Cimahi, yaitu ruangan Talaga Bodas Dustira Cimahi 2019 kepada responden
(Penyakit Dalam Pria Kelas 3) total nilai sebanyak 149 pasien tidak terdapat kriteria
rata – rata 70,0%, Patuha (Penyakit Dalam eklusi, semua responden memenuhi
Wanita Kelas 3) total nilai rata – rata 73,5%, kriteria inklusi.Teknik pengumpulan data
Cakra Buana (Syaraf) total nilai rata – rata dalam penelitian ini adalah dengan
78,6%. Halimun (Ruang Penyakit Jiwa) total menggunakan data primer. Pengumpulan
nilai rata – rata 76,8%, Kencana (Perina) data yang didapat langsung oleh peneliti
total nilai rata – rata 82,1%. yang diperoleh berdasarkan hasil pengisian
Setelah melakukan oberservasi dan kuesioner oleh reponden di ruang awat
wawancara terhadap 10 pasien mengenai inap Talaga Bodas RS Tk. II 03.05.01
pelayanan perawat yang dilakukan pada Dustira Cimahi 2019, kemudian dihimpun,
saat studi pendahuluan di Ruangan Talaga ditata, dianalisis untuk menjadi informasi

44 | Journal Of Health Science


Lilis Rohayani, dkk| Pelayanan Prima Perawat Berdasarkan …..

yang dapat menjelaskan suatu fenomena. cepat, pelayanan dengan mengutamakan


Instrumen kuesioner dalam penelitian ini kepuasan pelanggan, menempatkan
dibuat oleh peneliti dengan 30 pertanyaan pelanggan sebagai mitra, pelayanan
dan dilakukan uji validitas dan uji optimal yang menghasilkan kepuasan
reabilitas kepada 20 orang pasien. Hasil uji pelanggan, kepedulian kepada pelanggan
validitas dengan nilai (r pearson) ≥ 0,44 untuk memberikan rasa puas, dan upaya
tabel dan uji reliablitiasnya adalah Alpha layanan terpadu untuk kepuasan
(0,950) > (0,6) sehingga data reliabel. pelanggan. Terdapat tiga hal pokok di
instrumen yang digunakan adalah dalam definisi pelayanan prima yaitu
kuesioner dalam bentuk pertanyaan pendekatan sikap yang berkaitan dengan
dengan skala Likert. Instrumen yang kepedulian terhadap pasien, upaya
digunakan untuk mengukur pelayanan melayani pasien dengan tindakan terbaik
prima perawat (ability, attitude, serta terdapat tujuan tim perawat untuk
appearance, attention, dan action). Etik dapat memuaskan pasien dengan
Penelitian dilakukan melalui Komisi Etik berorientasi kepada standar layanan
Penelitian Kesehatan STIKes Jenderal tertentu. Beberapa hal yang harus
Achmad Yani dan memperoleh persetujuan diperhatikan perawat untuk dapat
etik dengan nomor: 24/KEPK/V/2019. memberikan pelayanan prima (service
excellence) yaitu kemampuan (ability),
HASIL DAN PEMBAHASAN penampilan (appearance), sikap (attitude),
Analisis univariat dilakukan untuk melihat perhatian (attention), tindakan (action).
gambaran distribusi frekuensi responden Berdasarkan hasil analisa penelitian
berdasarkan pelayanan prima perawat di sebagian besar responden merasakan
ruang rawat inap Talaga Bodas (Penyakit pelayanan prima perawat, hal tersebut
Dalam kelas 3) RS Tk. II 03.05.01 Dustira dibuktikan dengan hasil analisis data pada
Cimahi 2019. pelayanan prima sebanyak (53,7%) dan
Tabel 1 Distribusi frekuensi Pelayanan pelayanan belum prima sebanyak (46,3%).
Prima Perawat di Ruang Rawat Inap Pelayanan prima berpengaruh besar untuk
Talaga Bodas (Penyakit Dalam Pria meningkatkan kepuasan pasien hal
Kelas 3) RS Tk. II 03.05.01 Dustira tersebut ditunjang berdasarkan hasil dari
Cimahi 2019 kuesioner penelitian variabel pelayanan
Variabel F (%) prima yang di isi oleh pasien. Pada
Pelayanan Belum pertanyaan variabel pelayanan prima yaitu
69 46,3% pasien merasa puas karena perawat di
Prima
Pelayanan Prima 80 53,7% ruang rawat inap Talaga Bodas (Penyakit
Total 149 100% Dalam kelas 3) memberikan pelayanan
dengan cepat mendapat perolehan tinggi,
artinya pasien puas karena merasa
Berdasarkan hasil analisa pada tabel 1
kebutuhannya terpenuhi tanpa harus
diatas dapat diketahui bahwa dari 149
menunggu waktu lama untuk mendapatkan
responden, sebagian besar responden yaitu
pelayanan yang optimal hal tersebut sesuai
80 orang (53,7%) memilih pelayanan prima.
dengan apa yang diharapkan oleh pasien.
Gambaran hasil analisis pada penelitian ini
Pertanyaan selanjutnya yaitu
menunjukan dari 149 responden yang
perawat selalu berpenampilan rapi saat
merasakan pelayanan belum prima
melakukan pelayanan terhadap pasien
sebanyak 69 orang (46,3%) dan pelayanan
sehingga pasien merasa perawat telah
prima sebanyak 80 orang (53,7%), dengan
memberikan pelayanan prima karena tidak
demikian dapat disimpulkan bahwa
hanya pelayanan saja yang dinilai tapi
pelayanan prima dapat membantu
penampilanpun turut andil dalam penilaian
menaikan kepuasan pasien. Keberhasilan
pelayanan prima. Pada pertanyaan
perawat dalam mengembangkan dan
selanjutnya yaitu perawat menawarkan
melaksanakan pelayanan prima tidak
beberapa pilihan informasi kepada pasien
terlepas dari kemampuan dalam pemilihan
jika diperlukan merupakan salah satu
konsep pendekatannya.
bentuk dari pelayanan prima terhadap
Pelayanan prima menurut Barata
pasien, pasien serta keluarga merasa
(2016) membuat pelanggan merasa
sangat terbantu dan terarah untuk
penting, melayani dengan ramah, tepat dan
menentukan pengobatan yang terbaik
45| Journal Of Health Science
Lilis Rohayani, dkk| Pelayanan Prima Perawat Berdasarkan …..

untuk pasien. Pada pertanyaan DAFTAR PUSTAKA


terakhir yang mendapatkan perolehan Barata, A. A. (2016). Dasar Dasar
tinggi pada kuesioner variabel pelayanan Pelayanan Prima. Jakarta, Indonesia: PT
prima yaitu perawat selalu melakukan Elex Media Komputindo.
pengkajian kepada pasien hal ini dapat Departemen Kesehatan Republik
dirasakan oleh pasien karena pasien Indonesia. (2018). Dipetik januari 23, 2019,
merasa diperhatikan dengan pelayanan dari Depkes RI: www.depkes.go.id
tersebut. Desiyanti, M. (2017). Hubungan
Keberhasilan dalam Dimensi Mutu Pelayanan Kesehatan
mengembangkan dan melaksanakan Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap
pelayanan prima di Rumah Sakit Dustira Kebidanan RSUD Dr.Soekardjo. Dalam I.
ditunjang melalui visi memberikan Pohan, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan.
pelayanan kesehatan yang prima dan Jakarta: EGC.
paripurna, dengan adanya visi tersebut Kelana, M. T. (2015). Pengaruh
Rumah Sakit Dustira menerapkan Penerapan Pelayanan Prima (Service
pelayanan prima kepada seluruh pegawai Excellence) Perawat Terhadap Tingkat
khususnya perawat yang bekerja di Rumah Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit
Sakit Dustira dengan mengikutsertakan Universitas Tanjungpura Kota Pontianak.
perawat baru maupun telah bekerja lama Dipetik februari 1, 2019, dari
untuk mengikuti seminar pelayanan prima http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkep
(service excellence) dalam keperawatan erawatanFK/article/view/11004
yang diadakan sendiri oleh pihak Rumah Lassere. (2010). Pengaruh Pelayanan
Sakit Dustira setiap tahunnya sehingga Prima Terhadap Kepuasan Pelanggan.
seluruh perawat memiliki sertifikat Dipetik februari 5, 2019, dari
pelayanan prima. Program pelayanan prima http://eprints.unm.ac.id/10107/
terbukti telah diterapkan pada setiap Munijaya , P. (2013). Manajemen
tenaga kerja di Rumah Sakit Dustira karena Kesehatan (4 ed.). Jakarta: EGC Kedokteran.
pada tahun 2018 Rumah Sakit Dustira Nursalam. (2014). Manajemen
telah memperoleh Sertifikat “The Best Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Hospital With Service Excellence Of The Keperawatan Profesional. Jakarta Selatan,
Year”, hal tersebut dapat membuktikan Indonesia: Penerbit Salemba Medika.
bahwa pentingnya menerapkan pelayanan Puspita. (2009). Pengaruh Kualitas
prima kepada perawat agar perawat dapat Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien
mengetahui cara memberikan pelayanan Rawat Inap. Dipetik maret 2, 2019, dari
optimal sehingga pasien merasa puas https://respiratory.usu.ac.id/bitstream
terhadap pelayanan yang telah diberikan. Rahmayanty, N. (2013). Manajemen
Saran penelitian diharapkan menjadi Pelayanan Prima. Yogyakarta, Indonesia:
landasan untuk menerapkan pelayanan Graha Ilmu.
prima (Ability, Attitude, Appearance, Tjiptono, F. (2016). Quality &
Attention, dan Action ) kepada perawat satisfaction. Yogyakarta: Andi.
yang dapat meningkatkan kualitas Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009.
pelayanan serta kepuasan pasien dan (2009). Rumah Sakit. Retrieved from
diharapkan untuk penelitian selanjutnya http://kesmas.kemkes.go.id/perpu/ko
dihubungkan dengan kepuasan pasien dan nten/uu/uu-nomor-44-tahun-2009-ttg-
faktor lain dalam aspek pasien. rs
KESIMPULAN
Gambaran umum pelayanan prima dalam
penelitian ini sebanyak 69 orang (46,3%)
merasakan pelayanan belum prima dan
sebagian besar responden yaitu 80 orang .
(53,7%) memilih pelayanan prima

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih kepada Rumah Sakit
Tk II 03.05.01 Dustira Kota Cimahi dan
STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi.

46| Journal Of Health Science

Anda mungkin juga menyukai