Anda di halaman 1dari 1

Strategi Mencegah Korupsi /Penyimpangan dalam Pelaksanaan

Belanja Negara
Pelaksanaan belanja Negara merupakan proses mengeksekusi anggaran Negara
untuk memperoleh output dan mewujudkan outcome yang diharapkan sehingga secara
sederhananya proses pelaksanaan belanja negara merupakan saat dimana uang Negara
digunakan. Namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi tindakan penyimpangan seperti
korupsi. Praktik-praktik seperti penyalahgunaan wewenang, penyuapan, pungutan liar,
pemberian imbalan atas dasar kolusi dan nepotisme serta penggunaan uang Negara untuk
kepentingan pribadi, oleh masyarakat diartikan sebagai suatu tindakan yang sudah lazim
terjadi. Ironisnya, walaupun usaha-usaha pemberantasannya sudah dilakukan, praktik-
praktik tersebut masih terus terjadi, bahkan ada kecenderungan menjadi semakin sulit untuk
diketahui dan ditanggulangi. Pada buku Strategi Pemberantasan Korupsi Nasional yang
diterbitkan oleh BPKP pada tahun 1999, telah diidentifikasi bahwa faktor-faktor penyebab
korupsi terdiri atas 4 aspek yaitu aspek perilaku individu, aspek organisasi, aspek
masyarakat dan aspek peraturan perundang-undangan. Aspek perilaku individu yaitu faktor
internal yang mendorong seseorang melakukan korupsi seperti sifat tamak, kurang kuat
menghadapi godaan ataupun penghasilan tidak mencukupi. Aspek organisasi terkait kultur
organisasi yang tidak benar, untuk aspek masyarakat yaitu adanya kesempatan mendukung
terjadinya korupsi di lingkungan masyarakat, dan untuk aspek peraturan perundangan-
undangan terkait kurangnya kualitas dari perundang-undangan yang kurang memadai serta
seringnya penjatuhan sanksi yang terlalu ringan dan tidak memberi efek jerah.
Oleh karena itu, sebelum terjadi, maka lebih baik dilakukan upaya preventif yaitu
strategi untuk mencegah terjadinya korupsi dengan cara menghilangkan atau meminimalkan
faktor-faktor penyebab atau peluang terjadinya korupsi. Beberapa strategi preventif yang
mungkin dapat dilakukan yaitu memperkuat pengawasan oleh BPK dan APIP, memperkuat
mahkamah agung dan jajaran peradilan di bawahnya, mempertegas terkait sanksi dan
hukuman terkait tindak korupsi yang dapat memberikan efek jerah, membangun kode etik di
sektor publik, peningkatan kualitas penerapan sistem pengendalian manajemen,
pengharusan pembuatan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitas kinerja bagi
instansi pemerintah serta menciptakan budaya kerja yang bebas korupsi dan menekankan
integritas, hingga melakukan kampanye untuk menciptakan nilai (value) anti korupsi secara
nasional. Penyempurnaan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan
kesejahteraan Pegawai Negeri juga merupakan salah satu upaya preventif, dan bila
dilakukan mungkin efektif dapat menghindari terjadinya korupsi dan penyimpangan.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri akan meminimalkan aspek perilaku individu
yang menjadi faktor penyebab korupsi. Kemudian peningkatan kualitas SDM diharapkan
akan membuat setiap individu menjadi lebih bijak dalam bertindak dan berperilaku serta
meningkatkan efektivitas kinerja. Upaya pencegahan korupsi juga dapat berhasil apabila
adanya komitmen yang kuat antara seluruh pihak, baik masyarakat maupun pemerintah.
Secara khusus dalam mencegah korupsi dalam pelaksanaan belanja Negara, selain
tindakan preventif yang disebutkan di atas, maka tindakan spesifik yang dilakukan yaitu :
• Menetapkan bahwa jumlah yang dimuat dalam anggaran belanja merupakan batas-
batas tertinggi untuk setiap pengeluaran sehingga tidak boleh melebihi batas tersebut.
• Instansi Pemerintah tidak diperkenankan melakukan tindakan yang mengakibatkan
pengeluaran jika dana tidak tersedia pada anggaran belanja Negara ataupun untuk
tujuan lain dari yang sudah ditetapkan. Pengeluaran atas beban anggaran harus
dilakukan berdasarkan bukti atau hak tagih yang sah dan sudah diverifikasi
kebenarannya untuk memperoleh pembayaran. Lalu pengelolaan atas beban anggaran
belanja Negara harus melalui evaluasi kewajaran harga dengan terlebih dahulu
menetapkan perkiraan biaya berdasarkan harga perhitungan sendiri yang realistis. Untuk
pelaksanan perjanjian/kontrak pelaksanaan pekerjaan atas beban anggaran belanja
Negara harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan.
• Pelaksanaan belanja Negara harus dilakukan secara terbuka/transparan, adil serta
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).

Anda mungkin juga menyukai