TESIS
Oleh
MAROLOP MANIHURUK
077006024/KM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI DENGAN HIDROGEN
MEMAKAI KATALIS NIKEL
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Kimia pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MAROLOP MANIHURUK
077006024/KM
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
Judul Tesis : AMINASI ASAM AZELAT VIA REDUKSI DENGAN
HIDROGEN MEMAKAI KATALIS NIKEL
Nama Mahasiswa : Marolop Manihuruk
Nomor Pokok : 077006024
Program Studi : Kimia
Menyetujui
Komisi Pembimbing
( Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, M.Sc ) ( Drs. Nimpan Bangun, M.Sc )
Ketua Anggota
( Prof. Basuki Wirjosentono,M.S., Ph.D ) ( Prof. Dr.Ir.T. Chairun Nisa B., M.Sc )
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
Telah diuji pada
Tanggal 22 Juni 2009
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
PERNYATAAN
TESIS
Saya mengakui bahwa tesis ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
MAROLOP MANIHURUK
077006024
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRAK
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
ABSTRACT
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih setia-Nya
Sumatera Utara c.q. BAPPEDA dan Pemerintah Kabupaten Dairi melalui Bupati
Dairi yang memberikan bantuan moril dan surat izin belajar sehingga meringankan
Dengan selesainya Tesis ini perkenankanlah saya ucapkan kepada Rektor Universitas
Sumatera Utara Prof. Chairuddin P. Lubis, DMT&H, SpA(K), atas kesempatan dan
Magister, Direktur Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Ir. T. Charun Nisa B., M.Sc dan
Ketua Program Studi Prof. Basuki Wirjosentono, M.S., Ph.D atas kesempatan yang
diberikan kepada kami untuk menjadi mahasiswa program Magister pada Sekolah
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi- tingginya saya
ucapkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Seri Bima Sembiring, MSc. Selaku pembimbing utama, dan
Bapak Drs. Nimpan Bangun, MSc. Selaku anggota komisi pembimbing yang
setiap saat dengan penuh perhatian selalu memberikan bimbingan dan saran
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
2. Bapak Prof. Dr. Tonel Barus, M.Sc, Bapak Drs. Adil Ginting, MS, Bapak
Hutauruk, Julianto Lumban Tobing dan Mangisi Tobing) yang telah banyak
Kab. Dairi beserta staf yang memberikan rekomendasi kepada saya sehingga
5. Teman- teman sejawat guru SMA N 2 beserta staf yang selalu memberi
anak saya Valentina Rosa , Fery Marwit, dan Nova serta seluruh kakanda
tercinta yang dengan penuh kasih sayang memberikan dorongan yang disertai
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
7. Teman – teman angkatan 2007 Sekolah Pascasarjana USU Program Studi
Ilmu Kimia yang telah banyak memberikan bantuan moril dan dorongan
teristimewa Bapak Drs. Janji Samosir yang selalu bersama dalam perkuliahan
Hormat Penulis,
MAROLOP MANIHURUK
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sumbul di Kec. Sumbul (1967- 1972).
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Sumbul di Sumbul (1973- 1975), Sekolah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jurusan Kimia di IKIP Medan
(1979- 1984).
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera pada Program Studi Ilmu Kimia yang
Utara.
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ vi
DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................... 16
3.1. Alat – alat ............................................................................................. 16
3.2. Bahan – bahan ...................................................................................... 17
3.3. Prosedur Penelitian............................................................................... 17
3.3.1. Pembuatan NH3 anhidrat............................................................ 17
3.3.2. Pembuatan Asam Azelat ............................................................ 18
3.3.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3 ............................................ . 18
3.3.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-
dinitrile dengan H2 menjadi Nonana-1,9-diamina ..................... 19
3.4. Bagan Penelitian .................................................................................. 20
3.4.1. Pembuatan NH3 anhidrat............................................................ 20
3.4.2. Pembuatan Asam Azelat ............................................................ 21
3.4.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3 ............................................. 22
3.4.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-
dinitrile dengan H2 menjadi Nonana-1,9-diamina ..................... 23
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 38
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 38
5.2. Saran................................................................................................. 38
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
LAMPIRAN
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO – crude
palm oil) dan inti kelapa sawit (PKO – Palm Kernel Oil) merupakan salah satu
primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non – migas
bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan
Secara umum minyak kelapa sawit kasar (CPO) sejauh ini masih berupa
komoditi yang diekspor. Karena itu, perlu usaha untuk meningkatkan nilai CPO
ditransformasikan menjadi bahan kimia lain seperti asam lemak menjadi senyawa
Asam oleat yang diturunkan dari minyak sawit telah dilaporkan dapat
menghasilkan asam azelat dan asam pelargonat dengan cara oksidasi dengan
Marolop Manihuruk : Aminasi Asam Azelat Via Reduksi Dengan Hidrogen Memakai Katalis Nikel, 2009
USU Repository © 2008
KMnO4 encer
H3C (CH2)7 CH CH (CH2)7 COOH H3C (CH2)7 CH C (CH2)7 COOH
Asam Oleat
OH O
[O]
H3C (CH2)7 CH C (CH2)7 COOH H3C (CH2)7 COOH +
Asam Pelargonat
OH O HOOC (CH2)7 COOH
Asam Azelat
asam organik menjadi senyawa amina memerlukan tekanan yang tinggi dan suhu
yang tinggi. Pada proses pembuatannya, mula – mula asam lemak diubah menjadi
amina. Disamping dari senyawa nitril pada reaksi kesetimbangan juga terbentuk
katalis Ni atau Co
RC N + 2 H2 RCH2NH2
120 - 180 oC,
20 - 100 bar
membuat poliamida dengan asam karboksilat yang lain. Kegunaan dari senyawa
poliamida dipakai sebagai bahan pembuat resin dan membran asphaltik (Uffner, E.
6
W., 1982), dan dapat digunakan sebagai bahan dasar tekstil seperti nilon 9,9 ( Reck,
R. A. 1985).
Reaksi aminasi telah dibuat dengan mereaksikan heksadekanol dengan amoniak cair
o
yang berlangsung pada suhu 180 C dengan menggunakan katalis Ni yang
Katalis Nikel
H3C (CH2)15 OH + NH3 H3C (CH2)15 NH2 + H2O
n-Heksana Palmitil amina
Palmitil alkohol
dengan amoniak cair yang diikuti dengan hidrogenasi bertekanan 200 psi pada suhu
200 oC selama 18 jam menggunakan katalis logam nikel dalam pelarut n – heksan
kering menghasilkan 16, 33% dekilamina dengan hasil samping 63,67% dekanal
O O
Ni
R C + H2 + NH3 R CH2 NH2 + R C
OH H
minor major
7
Hasil amina sangat sedikit karena itu perlu dicari jalan lain untuk menaikkan
bersama – sama ZnO, Al2O3 dan Mn untuk mengkatalisis. Reaksi dehidrasi dalam hal
ini akan digunakan katalis dehidrogenasi campuran Ni, Al2O3 dan CaO.
proses reaksi yaitu: Amidasi, dehidrasi menjadi nitril menggunakan CaO dan reaksi
NMR.
1.2. Permasalahan
Permasalahan yang terjadi adalah apakah pada reaksi asam azelat dengan
amoniak dengan diikuti gas hidrogen dan katalis nikel dapat menghasilkan Nonana-
1,9-diamina
reaksi aminasi menggunakan campuran NH3 dan H2 dengan katalis logam nikel.
8
1.4.Manfaat Penelitian
pembuatan polimer.
dan analisa FT-IR dilakukan di laboratorium analisa Bea dan Cukai, Belawan serta
1
H- NMR produk dilakukan di laboratorium kimia organik FMIPA – UGM
Yogyakarta.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalium Permanganat
Oksidasi asam lemak tidak jenuh oleh KMnO4, hasilnya bervariasi tergantung
1. Asam oleat dalam larutan alkali dingin (ice cold) akan teroksidasi dengan cepat
On OH OH
CH3(CH2)7 CH CH(CH2)7COOH
H2 O CH3(CH2)7 CH CH(CH2)7COOH
Asam linoleat (2 ikatan rangkap) dan asam linolenat (3 ikatan rangkap) berturut –
turut akan menghasilkan asam tetra hidroksi dan heksa hidroksi, tapi dalam jumlah
10
3. Serbuk KMnO4 yang dididihkan dalam larutan aseton akan memutuskan rantai
karbon pada ikatan rangkap, dengan menghasilkan asam. Dalam reaksi ini
dihasilkan sejumlah kecil hasil antara yang merupakan persenyawaan asam lemak
(Ketaren, S. 1986).
Garti dan Avni (1981) telah melaporkan bahwa oksidasi terhadap asam lemak
tidak jenuh dengan berbagai agen pengoksidasi seperti kalium permanganat, kalium
dikromat, asam kromat dan natrium hipoklorit. Oksidasi terhadap asam oleat dalam
emulsi minyak dalam air pada suasan netral menghasilkan pembentukan dihidroksi,
ketohidroksi, dan asam diketo bersama dengan asam azelat dan asam pelargonat.
Reaksi kalium permanganat dalam suasana basa dengan asam risinoleat juga
telah dilaporkan oleh Hill dan McEwen (1943) yang menghasilkan sekitar 34% yield
dari asam azelat. Disamping itu, dengan menggunakan natrium hipoklorit sebagai
agen pengoksidasi dari asam oleat dam sistem emulsi yang terdiri dari natrium
klorida sebagai katalis bisa mencapai konversi yang lebih tinggi dan mengurangi
waktu reaksi jika dibandingkan dengan sistem tak teremulsi (nonemulsified system)
16
2.2. Asam Azelat
Asam azelat dengan nama umumnya yaitu asam nonanadioat, dengan rumus
mentega dan beberapa hasil alam yang mengandung asam lemak berantai panjang.
Bau tengik yang terjadi kemungkinan berasal dari pemutusan ikatan rangkap dari
Asam azelat berbentuk kristal jarum atau berbentuk daun dengan titik lebur
106.5 oC. Senyawa ini dapat menguap pada 287 oC/100 mm dan pada 225 oC/10 mm.
Pada tekanan normal dapat menguap secara parsial di atas 360 oC bersama campuran
Disamping itu tidak ikut menguap pada proses penguapan (non volatile) dan
kelarutannya dalam air hanya 0,2 % pada 15 oC dan 2,2 % pada 65oC tetapi larut
Kegunaan dari asam azelat telah banyak dipatenkan dan secara komersil
a) Pada pembuatan senyawa diester dan poliester yang dipakai sebagai pemlastis
lapisan poliuretan, fiber, bahan perekat dan resin (Kadesch, R.G. 1979).
17
2.3. Amina
Senyawa amina merupakan turunan dari ammoniak ( NH3 ). Jika satu atau
lebih atom H dari ammoniak diganti dengan gugus alkil, maka terbentuk senyawa
amina primer, sekunder dan tersier, tergantung pada jumlah atom H yang digantikan
NH3 RNH2
R2NH R3N
Titik lebur, titik didih dan densitas dari beberapa senyawa amina sederhana
interaksi intermolekular yang lebih besar. Sama seperti alkohol, senyawa amina yang
titik didih yang berbeda antara senyawa alkana dan alkohol berdasarkan berat
molekul, sama seperti ammoniak, dengan b.p. – 30 oC, yang merupakan intermediet
antara methane, dengan b.p. – 161 oC, dan air , dengan b.p. 100 oC (Streitwieser, A.;
Clayton., 1985 ). Di bawah ini diberikan tabel mengenai titik didih dan titik lebur dari
beberapa senyawa amina asam lemak ( Reck, R. A. 1985 ). Senyawa amina mampu
18
membentuk ikatan hidrogen dengan air. Akibatnya, amina dengan berat molekul
rendah, yaitu kurang dari 6 atom karbon mudah larut dalam air. Selain itu amina juga
larut dalam pelarut kurang polar seperti eter, alkohol, benzene, dan sebagainya.
Amina yang memiliki berat molekul rendah memiliki bau tajam yang hampir
mirip dengan ammoniak. Amina dengan berat molekul tinggi memiliki bau seperti
ini secara umum berlangsung melalui reaksi hidrogenasi katalitik atau dengan
CH3 CH3
NO2 NH2
H2/Ni
Tekanan
CH(CH3)2 CH(CH3)2
lithium aluminium hidrida dalam pelarut eter menghasilkan senyawa amina. Contoh
RC N H2/katalis
R CH2 NH2
nitril atau LiAlH4 amina
19
3. Reduksi senyawa amida
hidrida menghasilkan senyawa amina. Reduksi terjadi pada ikatan gugus C=O
menjadi CH2.
O
LiAlH4
R C NH2 R CH2 NH2
amida amina
2.4. Katalisis
H H
H H
H C C H
permukaan C C
H H H H
H H
H H
desorpsi H C C H
reaksi
H H
Partikel logam
permukaan
20
Keterangan gambar :
Reaksi : C2H4 + H2 C 2H 6
Kedua molekul diadsorpsi oleh gaya tarik yang lemah. Aktivasi berlangsung ketika
elektron – elektron yang terikat pada molekul tertata ulang untuk membentuk ikatan
dengan atom – atom logam. Kelanjutan reaksi dari aktivasi atom, molekul – molekul
C2H6 yang teradsorbsi lemah akan melepaskan diri dari permukaan ( Holtzclaw dan
Robinson, 1988 ).
Unsur – unsur transisi adalah unsur logam yang memiliki kulit elektron d
dan f yang tidak penuh dalam keadaan netral atau kation. Unsur transisi terdiri atas 56
udari 103 unsur. Logam – logam transisi diklasifikasikan dalam blok d, yang terdiri
dari unsur 3d dari Sc sampai Cu, 4d dari Y ke Ag, dan 5d dari Hf sampai Au, dan
blok f, yang terdiri dari unsur lantanoid dari La sampai Lu dan aktinoid dari Ac
sangat penting dalam proses industri, seperti reaksi hidrogenasi, reaksi karbonilasi
dan reaksi polimerisasi bertekanan rendah untuk etilen dan propena. Semua proses –
proses ini berjalan secara heterogen, dimana suatu bahan yang padat digunakan
sebagai katalis (Cotton, F. A., Wilkinson, G., Murillo, C.A., Bochmann, M. 2004).
21
Unsur – unsur transisi mempunyai sifat – sifat tertentu, yaitu:
2. Hampir keseluruhan dari unsur transisi ini bersifat keras, kuat, titik
lelehnya tinggi, titik didihnya tinggi serta menghantarkan panas dan listrik
yang baik
3. Unsur – unsur ini dapat membentuk campuran satu dengan yang lain dan
yang beragam dan ion – ion serta senyawanya berwarna pada satu tingkat
oksidasi.
6. Karena kulit yang terisi sebagian, unsur – unsur ini membentuk paling
Pada beberapa kasus, logam – logam transisi yang memiliki berbagai valensi
dapat membentuk suatu senyawa intermediet yang tidak stabil. Pada kasus lain,
logam – logam transisi memberikan reaksi permukaan yang sesuai. Banyak logam –
22
Beberapa kegunaan logam transisi adalah sebagai berikut:
metanol
(CH3)2SiCl2
CuCl2 pada proses Deacon untuk membuat Cl2 dari HCl (Lee,
J. D. 1994).
Salah satu kegunaan yang penting dari unsur – unsur transisi dalam reaksi
atom – atom tersebut pada reaktan yang lain dan reaksi intermediet. Gas H2, O2, N2
dan CO adalah molekul diatomik yang penting. Kekuatan ikatan H, O, N dan C pada
atomisasi dan juga untuk pelepasan atom dalam reaksi dengan molekul – molekul
yang lain. Permukaan logam juga memiliki sifat – sifat yang unik lainnya yang dapat
23
adsorpsi yang diikuti dengan penataan ulang kompleks melalui formasi dan
pemutusan ikatan, yang terakhir proses adsorpsi dari produk ( Hegedus, dkk. 1987 ).
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini digunakan alat – alat dan bahan – bahan
25
3.2. Bahan – bahan
3.3.Prosedur Penelitian
labu tersebut dihubungkan dengan pipa U yang telah berisi Na2SO4 anhidrat.
Selanjutnya, pipa U dihubungkan dengan sebuah autoclave (100 mL) yang telah
didinginkan dengan nitrogen cair (titik beku; - 210,0 oC) . Rangkaian dihubungkan
sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kebocoran pada rangkaian. Lalu labu berisi
NH4OH (NH3 25 %) dipanaskan pada suhu 50 – 60 oC sehingga gas NH3 (titik beku;
-77,73 oC) yang terbentuk mengalir melewati tabung U dan menuju ke autoclave.
Uap air yang ikut menguap akan diikat oleh Na2SO4 anhidrat yang terdapat pada
tabung U sedangkan gas NH3 yang terbentuk dialirkan ke dalam tabung autoclave
yang telah didinginkan tadi sehingga didapatkan NH3 padat. Pemanasan dihentikan
24
apabila tidak terbentuk lagi gelembung gas. Tabung autoclave dihubungkan kembali
pada suhu kamar selama 15 jam. Kemudian tekanan gas NH3 yang terbentuk dicatat
sebanyak 350 psi (Proses pembuatan NH3 anhidrat dapat dilihat pada Lampiran 8)
juga KOH pellet (8,7 g; 0,18 mol) dengan 200 mL akuades, lalu ditambahkan 60 mL
asam oleat ( 69%; 0,18 mol ) dalam gelas beaker 5 L diikuti dengan meneteskan
larutan KMnO4 dan dipanaskan suhu 70 – 80oC selama 3 jam sambil diaduk dengan
sendok kayu sampai homogen sehingga terbentuk garam alkali asam lemak.
Campuran disaring dalam keadaan panas, kemudian filtrat dihidrolisa dengan HCl 5
dua lapisan, lapisan bawah dipisahkan lalu diekstraksi dengan dietil eter, lalu
Ke dalam tabung autoclave yang telah berisi asam azelat (0,016 mol; 3 g),
katalis nikel 0,321 g dan 20 mL n – heksan kering didinginkan dengan nitrogen cair
dalam labu dewar, lalu dialirkan gas NH3. Campuran reaksi didiamkan terlebih
dahulu selama 15 jam pada suhu kamar dicatat tekanan gas NH3 yang terbentuk
sebanyak 350 psi. Tekanan gas amoniak diatur sebesar 150 psi lalu dipanaskan pada
25
suhu 180 oC selama 5 jam sambil diaduk dengan pengaduk magnet. Reaksi dihentikan
lalu dicatat tekanan gas yang sisa pada suhu kamar yaitu sebesar 90 psi. Campuran
endapannya divakum hingga kering lalu ditimbang sebanyak 2.106 g. Produk reaksi
H2 menjadi Nonana-1,9-diamina
ditambahkan 0,25 g CaO dan 0,25 g Al2O3. Salah satu ujung labu dihubungkan
dengan selang ayang tersambung ke mesin vakum sedangkan lubang yang lain
ditutup dengan stopper gelas yang sudah dioles dengan silicon greeze. Campuran
Nikel lalu dialirkan 200 psi gas hidrogen, kemudian dipanaskan pada suhu 120 oC
sambil diaduk dengan pengaduk magnet selama 15 jam. Setelah reaksi dihentikan lalu
campuran reaksi disaring. Filtrat diuapkan lalu endapannya divakum sampai kering.
26
3.4. Bagan Penelitian
NH4OH 25%
Dipanaskan
Dialirkan melalui pipa U
Tabung Autoclave
Hasil
27
3.4.2. Pembuatan Asam Azelat
KMnO4 KOH
Akuades
Akuades
asam oleat
Campuran reaksi
dua lapisan
Dietil Eter
Diuapkan pelarutnya
Dikeringkan dan ditimbang
Produk
28
3.4.3. Reaksi Asam Azelat dengan NH3
Asam Azelat
Serbuk Nikel
n - Heksan kering
Didinginkan dalam nitrogen cair
Gas NH3
Diaduk pada suhu 180 oC selama 15 jam
dengan kecepatan 700 rpm
Campuran Reaksi
Aseton
Disaring
Filtrat Residu
Diuapkan pelarut
Divakum
Hasil
Analisis FT-IR
dan 1H-NMR
29
3.4.4. Pengubahan Nonana-1,9-diamida via reduksi Nonana-1,9-dinitrile dengan
H2 menjadi Nonana-1,9-diamina
Nonanadiamida
CaO
Al2O3
Dipanaskan dengan api bunsen
sambil divakum selama 10 menit
Didinginkan pada suhu kamar
n-heksan kering
Endapan Filtrat
Campuran
Disaring
Filtrat Endapan
Dietileter kering
Endapan
Diuapkan Pelarutnya
Divakum sampai kering
Ditimbang
Hasil
30
BAB IV
Reaksi aminasi asam azelat dilakukan dalam autoclave dilakukan melalui dua
tahap, yakni:
Reaksi antara asam azelat (3 g; 0,016 mol) dengan amoniak anhidrat (150 psi;
menjadi Nonana-1,9-diamina.
mol).
31
4.2. Pembahasan
Reaksi antara asam azelat (m.p. = 106 oC) dengan NH3 anhidrat pada suhu
berikut:
menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1; 3192,22 cm-1;
1645,96 cm-1; 1470,64 cm-1; 1421,27 cm-1 dan 720,67 cm-1. Dari spectrum di atas
bahwa pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1 dan 3192,22 cm-1
merupakan uluran N – H asimetrik dan simetrik dari amida primer. Adanya serapan
pada bilangan gelombang 1645,96 cm-1 menunjukkan uluran gugus C=O. sedangkan
uluran C- N asimetrik dan simetrik pada bilangan gelombang 1470,64 cm-1 dan
1421,27 cm-1. Pita serapan pada bilangan gelombang 720,67 cm-1 merupakan vibrasi
rocking dari gugus –CH2 rantai panjang (Pavia, 1979; Silverstein, 1986). Dapat
perbedaan yang nyata dengan spektrum FT – IR dari asam azelat (Gambar 4.2),
39
dimana tidak terdapat pita serapan pada bilangan gelombang 3392,54 cm-1 dan
3192,22 cm-1.
FT – IR yang diperoleh dari SDBS (Spectral Data Base System) (dapat dilihat pada
Lampiran 1).
40
Gambar 4.1. Spektrum FT – IR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat
41
Gambar 4.2. Spektrum FT – IR Asam Azelat
42
4.2.1.2. Spektrum 1H – NMR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat
kelompok sinyal pergeseran kimia, yaitu δ = 4,5 ppm; δ = 2,3 ppm; δ = 1,4 ppm
dan δ = 0,9 ppm. Pergeseran kimia pada δ = 0,9 ppm menunjukkan adanya proton
dari gugus (-CH2-)3, proton gugus (–CH2-)beta pada pergeseran kimia δ = 1,4 ppm,
proton –CH2 dekat gugus NH2 pada pergeseran kimia δ = 2,3 ppm, sedangkan proton
dari NH2 pada pergeseran kimia δ = 4,9 ppm (Biemann, 1983; Pavia, 1979;
Silverstein, 1986).
43
44
Gambar 4.3. Spektrum 1H – NMR Nonana-1,9-diamida dari Asam Azelat
45
4.2.2. Pengubahan Nonana-1,9-diamida Via Reduksi Nonana-1,9-dinitrile
Al2O3 sebagai pengikat air pada suhu 280 – 300 oC selama 10 menit diharapkan dapat
memakai molekul gas H2 pada suhu 120 oC selama 15 jam menghasilkan Nonana-,19-
Katalis Ni
N C (CH2)7 C N + 8 H2 H2N CH2 (CH2)7 CH2 NH2
Nonana-1,9-dinitril 120 oC Nonana-1,9-diamina
gelombang 2916,31 cm-1; 2849, 42 cm-1; 2327,98 cm-1; 1740,68 cm-1 dan 1728,35
cm-1. Dari spektrum ini terlihat bahwa pita serapan pada bilangan gelombang 2916,31
C N
-1 -1
cm dan 2849, 42 cm merupakan vibrasi uluran C-H alifatik. Uluran
pada 2327,98 cm-1. Sedangkan vibrasi regangan dari gugus C=N terlihat pada
bilangan gelombang 1740,68 cm-1 dan 1728,35 cm-1 (Pavia, 1979; Silverstein, 1986).
46
Gambar 4.4. Spektrum FT – IR Nonana-1,9-dinitril
47
4.2.2.2. Spektrum FT – IR Nonana-1,9-diamina
gelombang 3390,78 cm-1; 1651,87 cm-1; 1536,91 cm-1 dan 626,57 cm-1. Pada
spektrum ini terlihat bahwa daerah pada bilangan gelombang 3390,78 cm-1
merupakan vibrasi uluran N – H dari gugus -NH2. Getaran tekuk amina (gunting) N –
H amina primer teramati pada spektrum 1651,87 cm-1 dan 1536,91 cm-1. Sedangkan
kibasan dari N – H (cuplikan murni) terlihat pada bilangan gelombang 626,57 cm-1
yang menunjukkan serapan lebar menengah sampai kuat pada kisaran antara 909 cm-1
spektrum FT–IR yang diperoleh dari SDBS (Spectral Data Base System) (dapat
Reaksi katalisis ini sudah jelas mekanismenya dari masing – masing tahap
perlakuan untuk membuat suatu senyawa amina. Pada proses reaksi yang telah
dilakukan oleh Ariston (2008) diperoleh suatu senyawa aldehid dari reduksi asam
senyawa amina. Jenis dari reaksi aminasi alkohol dengan amoniak dikatalisis oleh
nikel menghasilkan senyawa amina telah dilaporkan oleh Joanivia (2007), selain itu
dari asam lemak dapat terjadi melalui senyawa nitril sebagai hasil reaksi asam lemak
dengan amoniak. Dalam hal ini reaksi asam azelat dengan amoniak membentuk
48
Nonana-1,9-dinitril, selanjutnya Nonana-1,9-dinitril bereaksi dengan H2
menghasilkan Nonana-1,9-diamina.
49
Gambar 4.5. Spektrum FT – IR Nonana-1,9-diamina
50
Melalui diagram ini diperoleh suatu gambaran dari tiap reaksi aminasi
asam azelat dan kemungkinan lain dari proses reaksi aminasi asam azelat dapat
dijelaskan.
O O
Hidrogenasi H2
H C (CH 2 7 C H
) HO CH2 (CH2)7 CH2 OH
H2
NH3 berlebih
H2O
O O O O
NH3 H2
C (CH2)7 C C (CH2)7 C H2N CH2 (CH2)7 CH2 NH2
HO H2O H2N NH2
OH
2 H2
NH3 O O
2 H2 O
C (CH2)7 C N C (CH2)7 C N
NH2 NH2
kelompok sinyal pergeseran kimia, yaitu δ = 3,4 ppm; δ = 2,2 ppm; δ = 1,6 ppm;
δ = 1,3 ppm dan δ = 0,9 ppm. Pergeseran kimia pada δ = 0,9 ppm menunjukkan
adanya proton (–CH2-)3, proton (–CH2-)alfa pada pergeseran kimia δ = 2,2 ppm, pada
pergeseran kimia δ = 1,6 ppm merupakan proton dari (-CH2-)beta, pergeseran kimia
pada δ = 1,3 ppm merupakan proton (–CH2-)gamma, sedangkan pergeseran kimia dari
51
Gambar 4.6. Spektrum 1H-NMR Nonana-1,9-diamina
52
BAB V
5.1. Kesimpulan
dan setelah mengalami dehidrasi terjadi senyawa dinitril dan kemudian direduksi
5.2. Saran
aminasi.
53
DAFTAR PUSTAKA
Cotton, F.A. dan Wilkinson, G., Murillo, C.A., Bochman, M. 2004. Advanced
Inorganic Chemistry. Sixth Edition. New York: John Wiley and Sons, Inc.
Garti, N., dan E. Avni. 1981. Permanganat Oxidation of Oleic Acid Using Emulsion
Technology. J. Am. Oil Chem. Soc. 58: 840-841.
Hegedus, L.L., et al. 1987. Catalytic Design. New York: John Wiley and Sons.
Hill, J. W., dan W. L. McEwen. 1943. Azelaic Acid. Org. Syn., Coll. 2: 5 – 55.
Kadesch, R.G. 1979. Fat – Based Dibasic Acids. Winchester: J. Am. Oil
Chemistry’Soc. Vol. 56
Lee, J.D. 1994. Consice Inorganic Chemistry 4th edition. London: Chapman and Hall.
54
2
Saito, T., Hayamizu, K., Yanagisawa, M., Wasada, N., Somena, K., Kimigasa, S.,
Tanab, K., and Tamura, T. Integrated Spectral Data Base System for
Organic Compounds. Diakses April 2008 dari
http://www.aist.go.jp/RIODB/SDBS
Reck, R.A. 1985. Industrial Uses of Palm, Palm Kernel and Coconut Oils: Nitrogen
Ferivatives. Oleochemicals in the Plastics Industry. Chicago: JAOCS. Cvol.
62(2): 355 – 364.
Uffner, W.E. 1982. Polyamide as a Primer for Use with Asphaltic Membrane. US
Patents 4,362,586.
(SDBS)
4
(SDBS).
5