Selain biaya perawatan tinggi klienjuga membutuhkan perhatian, dukungan yang lebih
waktu yang relatif lama, dengan resiko kekambuhan (relaps) jika psikofarmaka yang
terputus (Suhita, 2016). Klien ODGJ tidak bisa berfungsi normal sehingga membutuhkan
seorang caregiver, yaitu seseorang yang secara umum bisa merawat dan mendukung klien
dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam hal ini caregiver yang paling dekat dengan klien
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, ia memiliki peran serta dalam
proses kesembuhan klien. Sangat penting maknanya dalam memberikan asuhan, tempat
pertama kali klien belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap dan perilakunya.
Beberapa studi menunjukan bahwa program perawatan klien ODGJ yang melibatkan
peran serta aktif keluarga secara signifikan dapat mengurangi angka kekambuhan.
Kombinasi terapi akan efektif jika disertai dengan dukungan keluarga sehingga dapat
saja (Ibrahim, 2005). Anggota keluarga adalah sumber penting bagi individu dengan
penyakit kronis. Tanpa dukungan dan perawatan yang diberikan oleh keluarga anggota ke
individu dengan penyakit kronis, tidak mungkin bagi mereka untuk tetap tinggal di
perawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan dan menciptakan suasana
rumah yang sehat dan mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas
kesehatan masyarakat. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan, rasa aman dan
kehangatan bagi klien ODGJ. Melalui penerimaan terhadap klien apa adanya, tanpa unsur
akan menjadi kontributor utama pada proses pemulihan klien. Keluarga secara aktif dapat
melibatkan klien ODGJ yang mulai mengalami remisi pada berbagai kegiatan atau
pekerjaan yang sesuai kemampuan klien ODGJ (Levine & Levine 2009; Suhita (2016)).
perawatan diri. Hal ini menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga dan masyarakat
(Keliat, 2010). Klien dengan gangguan jiwa hampir semuanya mengalami defisit
perawatan diri. Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan dan ketidakberdayaan yang
2010). Penderita ODGJ terganggu dalam kemandirian dalam kesehariannya yaitu terjadi
penurunan dalam menjalankan peran dan fungsi seperti merawat diri sendiri, sekolah atau
bekerja dan fungsi lainnya. Oleh karena itu, pasien dengan ODGJ memerlukan bantuan
dari pihak lain untuk tetap bertahan hidup, atau bergantung pada bantuan orang lain
(Pramujiwati, 2013).
Beberapa dampak menurut (Tarwoto, 2011) yang sering timbul pada masalah
personal hygiene antara lain dampak fisik (gangguan integritas kulit, gangguan membran
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku) , psikososial
(kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi
diri dan gangguan interaksi sosial) seperti pengucilan oleh masyarakat setempat.