Anda di halaman 1dari 1

Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh,

Aceh Barat divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah menyuntik pasien
hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli. Kasus tersebut
bermula saat korban Alfa Reza dibawa ke rumah sakit karena tertusuk kayu pada paha kiri
sampai bokong. Dia masuk pada ruang IGD pada Jumat, 19 Okober 2018. Dokter kemudian
memerintahkan Erwanty, Desry serta bebrapa perawat yang bertugas jaga untuk memberikan
obat kepada korban. Terdakwa Desri membuka buku rekam medis untuk melihat obat yang
harus disuntikkan ke Reza. Desri mengatakan kepada Erwanty ada beberapa obat yang harus
disuntikkan ke Reza. Erwanty memerintahkan Desri untuk meresepkan obat ke dalam Kartu
Obat Pasien (KOP) untuk digunakan sebagai dasar pengambilan obat di depo. Desri meminta
orang tua korban mengambil obat di depo obat. Karena ayah korban tidak dapat berbicara,
akhirnya diserahkan obat tersebut setelah petugas melihat data korban. Setelah obat
dikantongi, terdakwa kemudian memerintahkan untuk menyuntik ke korban. Reza mendapat
suntikan obat beberapa kali dalam beberapa menit. Desri memanggil Erwanty, lalu
mengabarkan kondisi Reza melemah. Erwanty mengecek keadaan Reza dan mendapatkan
kondisi nadi serta pernapasan korban sudah melemah. Seorang perawat di ruang anak
memberi tahu kedua terdakwa bahwa keduanya salah menyuntik obat ke tubuh Reza. Hal itu
menyebabkan Reza meninggal dunia. (DetikNews, 31/1/2020)

Penyebab terjadinya perilaku berbahaya adalah stress kerja terutama yang bekerja
dimalam hari. Bekerja dimalam hari juga akan menimbulkan masalah lain yaitu mengganggu
waktu tidur dan makan, meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat
hubungan sosial dan keluarga yang pada akhirnya menimbulkan stress dan akan
menimbulkan dampak negatif kepada pekerja, seperti munculnya perilaku berbahaya
(Indriyani, 2009). Hasil penelitian juga dipengaruhi oleh kondisi responden pada saat
dilakukan penelitian. Dari hasil karakteristik responden dapat dilihat bahwa perbedaan lama
kerja responden, responden yang lama kerja < 5 tahun terdapat 25 responden (18,2%) hal ini
juga mempengaruhi stress kerja, tingkat stress kerja responden yang masa kerjanya belum
lama lebih tinggi dengan responden yang memiliki masa kerja lebih lama. Selain itu pula
penelitian ini dilakukan pada ruangan rawat inap, yang melakukan shift kerja. Shift kerja
tentu saja mempengaruhi stimulus stress pada responden. Responden yang mengisi kuisioner
pada saat shift malam atau setelah melakukan shift malam, tentu akan menunjukan hasil yang
berbeda dengan responden yang berada pada shift pagi dengan kondisi tubuh yang cukup
beristirahat. (Holistik Jurnal Kesehatan, Vol. 12, No. 3, Juli 2018: 205-2015)

Menurut saya kejadian diatas sangat fatal hingga menyebabkan kematian pada pasien,
seharusnya perawat harus lebih teliti lagi untuk mengecek pemberian obat dengan prinsip 7
benar. Dan perawat seharusnya lebih sering berkomunikasi dengan antar sesama tenaga
medis agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai