Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Hukum tidak lepas dari kehidupan manusia. Maka, untuk


membicarakan hukum kita tidak dapat lepas membicarakannya dari
kehidupan manusia. Setiap manusia mempunyai kepentingan.
Kepentingan adalah suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang
diharapkan untuk dipenuhi.
Setiap manusia mendukung atau penyandang kepentingan.
Sejak dilahirkan, manusia butuh makan, pakaian, tempat tinggal, dan
sebagainya. Menginjak dewasa, bertambahlah jumlah jenis
kepentingannya, seperti: bermain, sekolah, bekerja, berkeluarga, dll.
Dari kecil hingga dewasa serta menjelang meninggal dunia.
Manusia dalam kehidupan kesehariannya tidaklah mungkin lepas
dari hukum. Hubungan manusia dengan hukum sangatlah erat.
Diibaratkan seperti nasi bungkus tanpa karet. Jika nasi bungkus tidak
diberi karet, maka akan tercerai berai dan berantakanlah isinya.
Maksudnya, jika tidak ada hukum dalam kehidupan manusia, maka
manusia dalam kehidupannya akan tidak teratur dan berantakan.
Maka dari itu, dalam makalah ini penulis akan menjelaskan
bagaimana hubungan antara hukum dengan manusia dan masyarakat.
Bagaimana bentuk hukum dalam masyarakat. Bagaimana hubungan
hukum dengan manusia dan masyarakat. Dan juga mengapa hukum
dan manusia itu tidak bisa dipisahkan.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apa itu hukum?
1.2.2. Bagaimana bentuk hubungan hukum yang ada dalam
kehidupan manusia dan masyarakat?
1.2.3. Mengapa hukum manusia dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan?

1
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian hukum yang ada dalam
kehidupan manusia dan masyarakat.
1.3.2. Untuk mengetahui bentuk hukum yang ada dalam kehidupan
manusia dan masyarakat.
1.3.3. Untuk mengetahui hubungan antara hukum, manusia, dan
masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hukum, Manusia, dan Masyarakat


Seperti yang kita ketahui dan telah kita pelajari, hukum adalah
peraturan yang dibuat dengan tujuan untuk mengatur tingkah laku
manusia, menjaga ketertiban, keadilan, dan mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum memiliki tugas untuk menjamin bahwa adanya
kepastian hukum dalam masyarakat. Oleh sebab itu setiap masyarakat
berhak untuk memperoleh pembelaan didepan hukum.
Setiap manusia mempunyai kepentingan. Kepentingan adalah
suatu tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk
dipenuhi. Manusia dalam kehidupannya dikelilingi berbagai macam
kepentingan, sehingga seringkali menyebabkan kepentingannya itu
tidak tercapai. Manusia menginginkan agar kepentingan-
kepentingannya terlindungi dari bahaya yang mengancamnya. Untuk
itu, manusia memerlukan bantuan dari manusia lain. dengan kerja
sama dengan manusia lain, akan lebih mudah dalam mencapai
keinginannya dan kepentingannya terlindungi.
Manusia akan lebih kuat apabila bekerja sama dengan manusia
lain dalam kelompok atau kehidupan bersama. Ia akan kuat
menghadapi ancaman-ancaman terhadap kepentingannya, yang
dengan demikian, akan lebih terjamin perlindungannya apabila ia
hidup dalam masyarakat.
Masyarakat adalah, salah satu kehidupan yang anggota-
anggotanya mengadakan pola tingkah laku yang maknanya dimengerti
oleh sesama anggota. Masyarakat merupakan suatu kehidupan
bersama yang terorganisir untuk mencapai dan merealisir tujuan
bersama1.

1
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., Mengenal Hukum, (Yogayakarta: Liberty, 2007) h 1-2.

3
Kehidupan bersama dalam masyarakat tidaklah didasarkan pada
adanya beberapa manusia secara kebetulan bersama, tapi didasarkan
pada adanya kebersamaan tujuan2.
Mengingat banyaknya kepentingan manusia, tidak mustahil
apabila sering terjadi bentrokan antara sesama manusia, karena
kepentingannya saling bertentangan. Konflik kepentingan itu terjadi
apabila dalam melaksanakan atau mengejar kepentingannya
seseorang merugikan orang lain. Dalam kehidupan bersama, konflik itu
tidak dapat dihindari.
Manusia berkepentingan bahwa ia merasa aman. Aman berarti
bahwa kepentingan-kepentingannya tidak diganggu, bahwa ia dapat
memenuhi kepentingan-kepentingannya dengan tenang. Oleh karena
itu, ia mengharapkan agar kepentingan-kepentingannya terlindungi
dari konflik konflik yang ada dan mengancam dirinya dalam kehidupan
bersama.
Manusia dalam masyarakat memerlukan perlindungan
kepentingan. Perlindungan kepentingan itu tercapai dengan
terciptanya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan
bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat, agar
tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Pedoman, patokan atau
ukuran untuk berperilaku atau bersikap ini dalam kehidupan bersama
disebut dengan norma atau kaidah sosial.
Kaidah sosial pada hakekatnya merupakan rumusan atau
pandangan mengenai perilaku atau sikap yang sekiranya dilakukan
atau tidak dilakukan, yang dilarang dijalankan atau yang dianjurkan
untuk dijalankan. Dengan kaidah sosial ini hendak dicegah gangguan-
gangguan kepentingan manusia, akan dapat dihindarkan bentrokan
antar kepentingan, akan diharapkan terlindungi kepentingan-
kepentingan manusia. Kaidah sosial ini ada yang berbentuk tertulis
dan ada pula yang lisan(tidak tertulis), yang merupakan kebiasaan
yang diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

2
Zevenbergen, Formeele Encyclopaedie der Rechtswetenschap, h 107

4
2.2. Bentuk Hubungan Hukum dengan Manusia dan Masyarakat
Hubungan antara hukum dan masyarakat sangat erat dan tak
mungkin dapat diceraipisahkan antara satu sama lain, mengingat
bahwa dasar hubungan tersebut terletak dalam kenyataan-kenyataan 
berikut ini.
a. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat.
Kehidupan masyarakat tidak mungkin bisa teratur kalau tidak ada
hukum.
b. Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu
hukum. Tidak mungkin ada atau berlakunya suatu hukum kalau
masyarakatnya tidak ada.
Jadi, dari kedua pernyataan di atas ini sudah dapat dibuktikan,
dimana ada hukum di situ pasti ada masyarakat dan demikian pula
sebaliknya, dimana dad masyarakat disitu tentu ada hukumnya.
c. Disamping itu, tak dapat disangkal adanya kenyataan bahwa hukum
juga merupakan salah satu sarana utama bagi manusia melalui
masyarakat di mana ia menjadi warga atau anggotanya, untuk
memenuhi segala keperluan pokok hidupnya dalam keadaan yang
sebaik dan sewajar mungkin, mengingat hukum itu pada hakikatnya:
1). Memberikan perlindungan (proteksi) atas hak-hak setiap orang
secara wajar, disamping juga menetapkan kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhinya sehubungan dengan haknya tersebut.
2). Memberikan juga pembatasan (restriksi) atas hak-hak seseorang
pada batas yang maksimal agar tidak mengganggu atau merugikan
hak orang lain, disamping juga menetapkan batas-batas minimal
kewajiban yang harus dipenuhinya demi wajarnya hak orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum itu bukan hanya
menjamin keamanan dan kebebasan, tatapi juga ketertiban dan
keadilan bagi setiap orang dalam berusaha untuk memenuhi segala
keperluan hidupnya dengan wajar dan layak.

5
2.3. Manusia dengan Hukum Tidak dapat Dipisahkan
Melihat dari tulisan-tulisan sebelumnya, pada poin 2.2 yang
mengatakan bahwa hubungan manusia dengan hukum itu sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hukum berperan
sebagai pengatur kehidupan masyarakat, karena jika tidak ada hukum
maka kehidupan manusia pun menjadi sangat tidak teratur. Hukum
juga membutuhkan masyarakat, yang mana, masyarakat tersebut
menjadi wadah atau tempat bagi berlakunya hukum. Tidak mungkin
berlaku suatu hukum jika tidak ada masyarakat disekitarnya.
Sebaliknya, masyarakat tidak akan bisa hidup dengan teratur jika
didalamnya tidak didapati hukum.

6
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
3.1.1 Hukum adalah peraturan yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,
dan mencegah terjadinya kekacauan. Hukum memiliki tugas
untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat.
3.1.2 Hubungan manusia dengan hukum sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Hukum menjaga memberikan perlindungan kepada
manusia, dan hukum juga memberi batasan kepada hak-hak
manusia.
3.1.3 Hukum tidak akan ada tanpa adanya masyarakat disekitarnya,
dan masyarakat tidak akan bisa menjalani kehidupan yang
teratur apabila tidak didapati hukum didalamnya.

3.2. Saran
Dalam karya tulis ini, penulis menyarankan kepada para
pembaca, agar menaati hukum yang ada dikehidupan kita. Supaya
kehidupan kita terjaga. Apabila kita menaati hukum yang ada, maka
akan terciptalah kehidupan yang aman, tertib, tentram, dan sejahtera.
Sebaliknya, apabila kita melanggar hukum yang ada, maka kehidupan
kita sebagai manusia di muka bumi ini akan menjadi tidak teratur.

Anda mungkin juga menyukai