Makalah Bahasa Indonesia 111
Makalah Bahasa Indonesia 111
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian hukum yang ada dalam
kehidupan manusia dan masyarakat.
1.3.2. Untuk mengetahui bentuk hukum yang ada dalam kehidupan
manusia dan masyarakat.
1.3.3. Untuk mengetahui hubungan antara hukum, manusia, dan
masyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo, S.H., Mengenal Hukum, (Yogayakarta: Liberty, 2007) h 1-2.
3
Kehidupan bersama dalam masyarakat tidaklah didasarkan pada
adanya beberapa manusia secara kebetulan bersama, tapi didasarkan
pada adanya kebersamaan tujuan2.
Mengingat banyaknya kepentingan manusia, tidak mustahil
apabila sering terjadi bentrokan antara sesama manusia, karena
kepentingannya saling bertentangan. Konflik kepentingan itu terjadi
apabila dalam melaksanakan atau mengejar kepentingannya
seseorang merugikan orang lain. Dalam kehidupan bersama, konflik itu
tidak dapat dihindari.
Manusia berkepentingan bahwa ia merasa aman. Aman berarti
bahwa kepentingan-kepentingannya tidak diganggu, bahwa ia dapat
memenuhi kepentingan-kepentingannya dengan tenang. Oleh karena
itu, ia mengharapkan agar kepentingan-kepentingannya terlindungi
dari konflik konflik yang ada dan mengancam dirinya dalam kehidupan
bersama.
Manusia dalam masyarakat memerlukan perlindungan
kepentingan. Perlindungan kepentingan itu tercapai dengan
terciptanya pedoman atau peraturan hidup yang menentukan
bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam masyarakat, agar
tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Pedoman, patokan atau
ukuran untuk berperilaku atau bersikap ini dalam kehidupan bersama
disebut dengan norma atau kaidah sosial.
Kaidah sosial pada hakekatnya merupakan rumusan atau
pandangan mengenai perilaku atau sikap yang sekiranya dilakukan
atau tidak dilakukan, yang dilarang dijalankan atau yang dianjurkan
untuk dijalankan. Dengan kaidah sosial ini hendak dicegah gangguan-
gangguan kepentingan manusia, akan dapat dihindarkan bentrokan
antar kepentingan, akan diharapkan terlindungi kepentingan-
kepentingan manusia. Kaidah sosial ini ada yang berbentuk tertulis
dan ada pula yang lisan(tidak tertulis), yang merupakan kebiasaan
yang diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
2
Zevenbergen, Formeele Encyclopaedie der Rechtswetenschap, h 107
4
2.2. Bentuk Hubungan Hukum dengan Manusia dan Masyarakat
Hubungan antara hukum dan masyarakat sangat erat dan tak
mungkin dapat diceraipisahkan antara satu sama lain, mengingat
bahwa dasar hubungan tersebut terletak dalam kenyataan-kenyataan
berikut ini.
a. Hukum adalah pengatur kehidupan masyarakat.
Kehidupan masyarakat tidak mungkin bisa teratur kalau tidak ada
hukum.
b. Masyarakat merupakan wadah atau tempat bagi berlakunya suatu
hukum. Tidak mungkin ada atau berlakunya suatu hukum kalau
masyarakatnya tidak ada.
Jadi, dari kedua pernyataan di atas ini sudah dapat dibuktikan,
dimana ada hukum di situ pasti ada masyarakat dan demikian pula
sebaliknya, dimana dad masyarakat disitu tentu ada hukumnya.
c. Disamping itu, tak dapat disangkal adanya kenyataan bahwa hukum
juga merupakan salah satu sarana utama bagi manusia melalui
masyarakat di mana ia menjadi warga atau anggotanya, untuk
memenuhi segala keperluan pokok hidupnya dalam keadaan yang
sebaik dan sewajar mungkin, mengingat hukum itu pada hakikatnya:
1). Memberikan perlindungan (proteksi) atas hak-hak setiap orang
secara wajar, disamping juga menetapkan kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhinya sehubungan dengan haknya tersebut.
2). Memberikan juga pembatasan (restriksi) atas hak-hak seseorang
pada batas yang maksimal agar tidak mengganggu atau merugikan
hak orang lain, disamping juga menetapkan batas-batas minimal
kewajiban yang harus dipenuhinya demi wajarnya hak orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukum itu bukan hanya
menjamin keamanan dan kebebasan, tatapi juga ketertiban dan
keadilan bagi setiap orang dalam berusaha untuk memenuhi segala
keperluan hidupnya dengan wajar dan layak.
5
2.3. Manusia dengan Hukum Tidak dapat Dipisahkan
Melihat dari tulisan-tulisan sebelumnya, pada poin 2.2 yang
mengatakan bahwa hubungan manusia dengan hukum itu sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hukum berperan
sebagai pengatur kehidupan masyarakat, karena jika tidak ada hukum
maka kehidupan manusia pun menjadi sangat tidak teratur. Hukum
juga membutuhkan masyarakat, yang mana, masyarakat tersebut
menjadi wadah atau tempat bagi berlakunya hukum. Tidak mungkin
berlaku suatu hukum jika tidak ada masyarakat disekitarnya.
Sebaliknya, masyarakat tidak akan bisa hidup dengan teratur jika
didalamnya tidak didapati hukum.
6
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.1.1 Hukum adalah peraturan yang dibuat dengan tujuan untuk
mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan,
dan mencegah terjadinya kekacauan. Hukum memiliki tugas
untuk menjamin bahwa adanya kepastian hukum dalam
masyarakat.
3.1.2 Hubungan manusia dengan hukum sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Hukum menjaga memberikan perlindungan kepada
manusia, dan hukum juga memberi batasan kepada hak-hak
manusia.
3.1.3 Hukum tidak akan ada tanpa adanya masyarakat disekitarnya,
dan masyarakat tidak akan bisa menjalani kehidupan yang
teratur apabila tidak didapati hukum didalamnya.
3.2. Saran
Dalam karya tulis ini, penulis menyarankan kepada para
pembaca, agar menaati hukum yang ada dikehidupan kita. Supaya
kehidupan kita terjaga. Apabila kita menaati hukum yang ada, maka
akan terciptalah kehidupan yang aman, tertib, tentram, dan sejahtera.
Sebaliknya, apabila kita melanggar hukum yang ada, maka kehidupan
kita sebagai manusia di muka bumi ini akan menjadi tidak teratur.