Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Pada mata normal, sinar datang dari jarak dekat akan difokuskan ke retina melalui
proses akomodasi. Kekuatan akomodasi mata berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan pada lensa kristalin dan otot siliaris mata.
Keadaan ini biasanya mulai terjadi pada individu pada usia 40-45 tahun. Kelainan ini
mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan pada penglihatan dekat karena berkurangnya
amplitudo akomodasi dan keadaan ini disebut dengan istilah presbiopia. Untuk mengatasi
masalah ini, maka sebuah lensa koreksi presbiopia atau sebuah lensa multifokal diberikan
pada penderita agar medapatkan penglihatan dekat yang nyaman.1,2,3,21,22
Salah satu jenis lensa multifokal yang sering dipakai untuk mengkoreksi presbiopia
adalah lensa bifokal. Lensa bifokal atau lensa jauh dekat adalah lensa yang mempunyai dua
titik fokus, sehingga dapat digunakan ntuk melihat jauh pada bagian atas dan melihat dekat
pada bagian bawah. 2,3,4,5,6
Lensa bifokal ini pertama kali ditemuka oleh Benjamin Franklin pada tahun 1785,
dua pasang kaca mata (kacamata penglihatan jauh dan kacamata baca) yang kemudian kedua
lensanya dipotong menjadi setengah dan menempatkan setengahnya pada tiap-tiap lensa yang
lain. Pada tahun 1837 Isaac Schnaitmann membuat dan mematenkan sebuah lensa bifokal
dengan mengasah pinggir atas dari stengah bagian bawah lensa yang digunakan untuk lensa
baca dan membuat setengah bagian atas untuk lens melihat jauh. Era lensa multifokal modern
dimulai dengan diperkenalkannya lensa kryptok yang merupakan fused bifocal yang
ditemukan oleh John L Borsch. 4,7,8,15,16
Lensa bifokal dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, ukuran dan kekuatan dari
segmennya. Segmen bifokal dapat berupa round, flat top, curve top dan ada juga yang meniru
franklin style yang disebut juga dengan executive bifokal. Kekuatan addisi bifokal bervariasi
mulai dari +0.50 D hingga +20 D, tergantung dari bentuk segmen bifokal tersebut. Ukuran
dari bifokal ditentukan oleh lebar dari segmen bifokal yaitu bagian yang paling lebar dari
segmen ini.8
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai jenis lensa dan lensa bifokal serta aspek
klinis dari lensa bifokal.

1
BAB II
JENIS LENSA

2.1 Material lensa


Terdapat berbagai macam material penyusun lensa, di antaranya kaca / glass dan
plastik. Crown glass dengan indek refraksi 1.5223 merupakan material yang paling sering
digunakan sebagai lensa kacamata. Bahan ini tersusun atas silika (70%), kalsium oksida
(12%), sodium oksida (15%) dan beberapa material lainnya dalam persentase yang kecil
seperti potasium, borak dan sebagainya. Flint glass dengan indek refraksi 1.620 digunakan
dalam membuat lensa bifokal atau lensa akromatik. Bahan ini tersusun atas lead oxide (60%),
silika (30), dan bahan lainnya seperti potash dan arsenik. Barium crown merupakan jenis
material lensa yang telah menggantikan flint glass saat ini. Material ini tersusun atas barium
oksida (35%), silika (30%) dan sejumlah kecil bahan lainnya seperti lime, zinc, zincorim,
alumunium dan sebagainya. 9,10
Lensa plastik secara umum terbuat dari dua materi yang berbeda yaitu
polymethylmethocrilate (PMMA) dan resin. Lensa resin terbuat dari allyl diglycol carbonate,
merupakan alternatif dari crown glass. Resin ini lebih ringan, tidak mudah pecah dan
antigores. Lensa plastik bahannya lebih ringan dan tidak mudah patah, tapi mudah mengalami
goresan dan melengkung.9,10

2.2 Jenis-jenis Lensa


2.2.1 Lensa sferis
Lensa didefenisikan sebagai sebuah medium refraksi yang dibatasi leh dua permukaan
dengan aksis yang sama. Jika bentuk permukaannya melengkung maka lensa tersebut
dinamakan lena sferis. Lensa sferis terdiri dari dua jenis, lensa konveks atau lensa positif dan
lensa konkaf atau lensa negatif. Lensa konveks menyebabkan cahaya berkonvergen,
sedangkan lensa konkaf menyebabkan sinar berdivergen. Kekuatan vergen total dari sebuah
lensa sferis tergantung dari kekuatan vergen dari tiap permukaannnya dan ketebalan lensa.
1,11,23,17

Sebuah lensa konveks jika dibagi dalm beberapa bagian dapat merupakan sebuah
serial dari lesa prisma yang semakin membesar ke bagian perifer, hal ini mengakibatkan sinar
berkonvergensi. Pada lensa konkaf terjadi dalam prinsip yang hampir sama tetapi sinar yang
lewat berdivergen.20

2
Gambar 2. Perjalanan Sinar pada lensa sferis plus dan minus 20

2.2.2 Lensa astigmat


Seluruh meridian pada masing-masing permukaan lensa sferis memiliki kurvatura
yang sama, sehingga menghasilkan refraksi yang simetris. Pada lensa astigmat, meridian pada
lensa tidak memiliki kurvatura yang sama, sehingga titik bayangan dari titik objek tidak
terbentuk. Ada dua macam lensa astigmat yaitu lensa silindris dan lensa torik. 1,11,23,17
Lensa silindris memiliki permukaan yang datar pada salah satu sisinya. Pada sisi
dimana lensa tidak memiliki kekuatan vergen, hal ini disebut dengan aksis dari silinder. Pada
meridian yang sama dengan aksis tersebut, lensa silindris berperan sebagai lensa sferis. Efek
total dari lensa ini membentuk sebuah garis dari titik - titik bayangan, disebut dengan focal
line, dan paralel terhadap aksis dari slinder.1,23

Gambar 2.1 Lensa silindris 1

Lensa torik adalah lensa yang memiliki permukaan torik, dimana permukaan pada
lensa silindris memiliki kelengkungan yang berbeda-beda pada masing-masing meridiannya.
Meridian dengan kurvatura maksimum dan minimum disebut dengan meridian utama
(membentuk sudut 90º satu sama lain).1,11,23

3
2.2.3 Lensa Prisma
Lensa prisma terdiri dari dua buah permukaan datar yang membentuk sudut tertentu.
Sinar yang melewati prisma akan dibelokkan ke arah basis dari prisma. Besarnya sudut
deviasi tersebut tergantung dari besarnya sudut prisma tersebut. Besarnya kekuatan pisma
yang digunakan dalam praktik klinis diukur dalam prisma dioptri. Satu prisma dioptri
mendeviasikan sinar yang lewat sebesar 1 cm sejauh jarak 1 meter dari prisma.20,22,23,17

Gambar 2. Perjalanan sinar melewati lensa prisma 20

2.3 Lensa Bifokal


2.3.1 Sejarah Lensa Bifokal
Lensa multifokal (termasuk juga lensa bifokal) terutama digunakan untuk
penatalaksanaan pada presbyopia. Penggunaan lainnya juga bisa ditemukan pada kelainan
disfungsi akomodasi pre-presbiopia seperti berkurangna amplitudo akomodasi atau
acomodative infacility.
Lensa bifokal pertama kali ditemukan oleh Benjamin Franklin, dengan
menggabungkan dua pasang kaca mata (kacamata jauh dan kacamata baca) dengan cara
memotong lensanya dua bagian dan menempatkan setengah bagiannya pada tiap-tiap lensa
yang lain. Pada tahun 1837 Isaac Schnaitmann membuat dan mematenkan sebuah lensa
bifokal dengan mengasah pinggir atas dari stengah bagian bawah lensa yang digunakan untuk
lensa baca dan membuat setengah bagian atas untuk lens melihat jauh, lensa ini dinamakan
dengan solid upcurved bifocal. Tahun 1888 August Morck memperkenalkan bahan perekat
bifokal dan mulai banyak dipakai hingga tahun 1920. Segmen bifokal dilekatkan ke lensa
jauh dengan memakai balsem kanada. Segmen menjadi luntur dan kadang-kadang jatuh dan
kotorannya menumpuk pada pinggir segmen. Penyatuan lensa bifokal diperkenalkan oleh
J.R.Borsch, Jr seorang Oftalmologist Philadelphia. Tahun 1926 Univis Company
memperkenalkan flat top bifokal pertama atau D segmen. Bifokal tipe ini meminimalisir area
yang tak terpakai pada bagian atas dari round segment dan mengurangi image jump 4,7,8,15,16

4
2.3.2 Dimensi segmen lensa bifokal
Ukuran bifokal ditentukan oleh lebar segmen bifokal (seg width) yaitu pada bagian
paling lebar dari segmen ini. Lebar segmen ini diukur dalam milimeter. Sebagai contoh, flat-
top 25 (FT 25) adalah segmen bifokal berbetuk flat top dengan lebar segmen sebesar 25 mm.
Dimensi lainnya yang berkaitan dengan lensa bifokal adalah seg depth, yaitu dimensi vertikal
dari segmen bifokal, hal ini tidak sama dengan tinggi segmen (seg height) yaitu jarak antara
bagian pinggir bawah dari lensa hingga segmen atas dari segmen bifokal. Tinggi segmen
bifokal tergantung dari dimensi vertikal dari gagang lensa dan posisi apertura lensa terhadap
titik referensi utama / major reference point (MRP). MRP biasanya juga merupakan pusat
optis dari lensa jauh. Seg drop adalah jarak vertikal MRP dengan pinggir atas segmen bifokal.
8

Gambar 2.3 Dimensi segmen bifokal 8

2.3.3 Bentuk Konstruksi Lensa Bifokal


Ada empat bentuk konstruksi lensa bifokal, yaitu split bifokal (franklin design),
cemented bifokal, fused bifokal dan solid bifokal.

2.3.3.1 Split bifokal


Split bifokal merupakan desain pertama dari lensa bifokal. Lensa ini terdiri dari dua
jenis lensa (lensa jauh dan lensa dekat) yang masing-masing dipotong menjadi dua bagian
kemudian digabungkan menjadi satu, setengah bagian atas untuk lensa jauh dan setengah
agian bawah untuk lensa dekat. Pusat optik dari bagian atas (jarak jauh) adalah pinggir bawah
dan pusat optik dari bagian bawah (jarak dekat) adalah pinggir atas lensa dengan demikian
pusat optik ditempatkan bersebelahan satu sama lain. 1,12,13,14

5
Gambar 2.4 Split bifokal 1

2.3.3.2 Cemented bifokal


Pada lensa ini segmen lensa dekat dengan indeks refraksi yang sama dengan lensa
jauh ditempelkan pada permukaan lensa jauh dengan menggunakan balsam kanada (tree
resin). Pinggir segmen dekat pada lensa ini sangat tipis sehingga lensa ini tampak seperti
sebuah lensa tunggal. Penggunaan balsam kanada sebagai material adhesif untuk menyatukan
kedua segmen ini karena material ini memiliki indek refraksi yang hampir sama dengan kaca.
Keuntungan dari tipe ini adalah segmen tersebut dapat dibuat dalam berbagai macam
kekuatan refraksi dan dapat diposisikan dimana saja pada lensa utama. Lensa tipe ini sangat
membantu pada pasien dengan tajam penglihatan yang rendah yang memerlukan kekuatan
addisi yang tinggi (+20 D).1,10

Gambar 2.5. Cemented bifokal 1

2.3.3.3 Fused bifokal


Pada fused bifokal ini segmen dekat yang memiliki indek refraksi yang berbeda
dengan lensa utama (lensa jauh) digabungkan dengan cara heat fusing. Penyatuan bifokal
segmen baca dibuat dengan membenamkan kaca seperti kancing dari indek tinggi dalam
cekungan lensa utama yang terbuat dari kaca crown. Permukaan lensa segmen dekat
kemudian di gerinda sehingga memiliki kurvatura yang sama dengan lensa utama.

6
Peningkatan kekuatan dioptri dibedakan oleh peningkatan indek refraksi bottom dan radius
kelengkungan yang terbenam. 1,10,12,13,14

Gambar 2.6 Fused bifokal 1

2.3.3.4 Solid bifokal


Solid bifokal merupakan desain lensa bifokal dimana kekuatan addisi dihasilkan
dengan cara membuat kurvatura yang berbeda pada pada permukaan depan atau belakang
dari sebuah lensa dengan material yang sama. Material lensa solid bifokal biasanya terbuat
dari plastik.1,10

Gambar 2.7 Solid bifokal 1

2.3.4 Model dari Segmen Bifokal


2.3.4.1 Round segment
Round segment secara klasik memiliki diameter segmen sebesar 22 mm dan
merupakan pengembangan dari tipe kryptok, tetapi juga tersedia dalam ukuran lain.
Kelebihan dari bifokal tipe ini adalah secara kosmetik lebih baik karena segmen ini tidak
begitu terlihat. Kekurangan dari lensa tipe ini adalah efek image jump yang dihasilkan cukup
besar karena jarak antara puncak segmen dengan pusat optik cukup lebar, selain itu, karena
puncak dari segmen ini melengkung menyebabkan lebar area untuk penglihatan dekat tidak
cukup.15
Sebuah variasi lain dari tipe round segment adalah blended bifocal. Batas antara
segmen jauh dan segmen dekat dipadukan sehingga tidak tampak dan tampilan secara
kosmetik lebih baik. 15,17

7
Gambar 2.8 Round segment bifocal 12

2.3.4.2 Flat Top


Flat top bifokal adalah jenis bifokal yang paling sering diresepkan. Flat top bifokal
atau D segmen diperkenalkan pada tahun 1926. Univis Lens Company pertama kali
mempromosikan bentuk bifokal ini, dinamakan D karena segmen berbentuk huruf D yang
ditempatkan dalam posisi horizotal. Bentuk lensa ini dibentuk oleh beberapa pabrik dengan
lebar segmen antara 20 mm-45 mm. 5,16,17
Dengan mengurangi bagian bundar pada bagian puncak segmennya, area untuk
penglihtan dekat langsung berada di bawah pinggir atas segmen, dan oleh karena pusat
optiknya berada 5 mm di bawah dari segmen bagian atas, besarnya efek image jump lebih
sedikit dibanding jenis round top. selain itu kelebihan dari lensa tipe ini adalah relatif lebih
ringan, dapat memberikan luas lapang pandang yang baik dan secara kosmetik lebih
menarik.15

Gambar 2.9 Flat top bifocal 12

2.3.4.3 Round Top / Ultex


Bifokal tipe ultex memiliki efek image jump yang sangat besar (pusat optik berada 19-
20 mm di bawah pucak segmen) dan juga zona penglihatan jauh yang sedikit pada bagian
bawah dari lensa ini, oleh karena itu lensa ini tidak cocok untik penggunaan secara umum.

8
Tetapi lensa ini sangat cocok diberikan pada pasien hipermetropia yag memiliki pekerjaan
pada jarak yang cukup dekat.15
Ultex AA diresepkan untuk pasien yang pekerjaan utamanya melihat dekat,
membutuhkan segmen di atas pusat pupilnya. Metoda standar dengan membuat atas dari
segmen dari pinggir di bawah kelopak mata bawah.6,14,18

Gambar 2.10 Round top bifocal 12

2.3.4.4 Executive bifokal


Executive bifokal adalah one piece / solid bifokal, kadang-kadang disebut juga dengan
istilah franklin bifokal. Lensa tipe ini tidak memiliki efek image jump karena pusat optik dari
segmen addisi berada pada puncak segmen. Lensa ini memiliki zona untuk penglihatan yang
sangat lebar dibanding tipe bifokal lainnya. Tipe ini sangat cocok digunakan pada pasien
yang memiliki pekerjaan dengan jarak penglhatan yang sangat dekat. 8,15

Gambar 2.11 Executive bifocal 12

9
BAB III

ASPEK KLINIS LENSA BIFOKAL

3.1 Tinggi Segmen Bifokal


Pinggir atas dari segmen bifokal diukur dari pinggir kelopak mata bawah. Ini
dimodifikasi menurut kepuasan pasien dengan tinggi segmen yang dipakai pasien, sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Kadang-kadang pasien tidak senang dengan
bifokal karena letak segmennya terlalu tinggi atau rendah, sehingga pasien mengangkat
kacamatanya dengan tangan ketika membaca.7
Tinggi segmen harus dipilihkan pada tiap pasien, terutama untuk yang bekerja di meja
atau untuk pengawasan area baca yang luas, seperti pemegang buku yang menggunakan alat
pembesar, segmen atas harus mencapai batas bawah atau pusat pupil. Sekarang jarang dibuat
segmen lebih dari 20 mm. Kadang-kadang mungkin dibutukan untuk keadaan segmen 7 mm
atau 20 mm di bawah kelopak mata bawah, ini diindikasikan sebagai permintaan dari pasien
yang ingin segmennya agak ke bawah karena takut jatuh turun tangga.7,19

3.2 Kemiringan Lensa


Lensa harus dimiringkan dengan sudut 10 o - 20o pada bottom, jadi aksis visual tegak
lurus pada permukaan lensa ketika pasien membaca, dengan demikian mencegah astgmat
oblik. Idealnya aksis visus tegak lurus pada permukaan lensa untuk melihat jauh dan dekat.
Secara klinis kemiringan lensa tidak cukup tidak mempunyai pengaruh terhadap penglihatan
jika tidak lensa kuat, seperti pada koreksi afakia atau minus tinggi. Sferis kuat tidak
o
dimiringkan menghasilkan peningkatan sferis dan silinder posiif pada aksis 180 untuk
penglihatan dekat atau meningkatkan kekutan dari silindris positif pada aksis 180 o.
Kegagalan memiringkan bottom ke arah dalam pada lensa kuat menyebbkan timbulnya
astigmat sudut oblik melalui lensa. Besarnya slindris yang timbul sebanding dengan derajat
oblik.7

3.3 Efek Prisma Pada Bifokal


Semua lensa bertindak sebagai prisma ketika sinar tidak melewati pusat optis dari
lensa tersebut. Besarnya efek prisma tergantung dari kekuatan lensa dan jarak terhadap pusat
optis lensa. Berdasarkan hukum Prentice besarnya efek prisma (dalam prisma dioptri) adalah

10
besarnya kekuatan lensa (dioptri) dikali dengan jarak pinggir segmen dari pusat optis nya
(cm).16,19
Δ=h x D Δ = Besar efek prisma dioptri
h = Jarak dari pusat optik
D = Besarnya kekuatan lensa

3.3.1 Image Jump


Image jump adalah sensasi perpindahan bayangan yang dirasakan pasien ketika mata
melirik ke arah bawah melewati segmen bifokal. Ketika mata berhadapan dengan segmen
bifokal, maka mata akan dihadapkan dengan sebuah lensa plus baru dengan pusat optis yang
berbeda, sehingga objek kelihatan melompat ke atas, hal ini tidak terjadi jika pusat optis dari
segmen addisi berada pada sisi paling atas dari segmen bifokal ini.16,19
Oleh karena adanya bayangan ganda dan adanya fokus yang berlawanan di dekat
puncak segmen bifokal, para pengguna bifokal biasanya memiliki kebiasaan untuk
menghindari fiksasi pada garis pertemuan segmen bifokal ini dan menggunakan pergerakan
mata sakadik untuk berpindah dari zona penglihatan jauh ke zona peglihatan dekat.15

Gambar 3.1 Image Jump pada Lensa Bifokal 16

3.3.2 Image Displacement


Image displacement adalah total kekuatan vertikal prisma, kombinasi antara lensa
jauh dan segemen dekat antara kedua mata pada posisi membaca. Untuk meminimalisir
image displacement sebuah round top segmen diberikan pada lensa plus sedangkan untuk flat
top diberikan pada lensa minus. 16,19

11
Gambar 3.2 Image displacement pada lensa bifokal 16

12
BAB IV
KESIMPULAN

1. Secara umum lensa terdiri atas lensa sferis, lensa astigmat da lensa prisma
2. Lensa bifokal adalah lensa yang terdiri dari dua buah titik fokus, sehingga dapat
digunakan untuk penglihatan jauh dan penglihatan dekat
3. Bentuk konstruksi dari lensa bifokal adalah split bifokal (franklin design), cemented
bifokal, fused bifokal dan solid bifokal.
4. Model dari segmen lensa bifokal adalah round segment, round top, flat top, dan
executive bifokal
5. Pada lensa bifokal dapat terjadi efek prisma yaitu image jump dan image
displacement displacement.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Elkington AR, Frank HJ, Greaney MJ. Presbiopia. In : Clinical Optics. 3rd edition.
Blackwell science. London. 1999.
2. Haran MJ, Cameron ID, Ivers RQ, Simpson JM, Lee BB, Tazer M, Porwal M, Kwan
MMS, Severino C, Lord SR. Effects on falls of providing single lens distance vision
glasses to multifocal glasses wearer : visible randomised controlled trial. British
Medical Journal. 2010
3. Meister D, Sheedy JE. Introduction to ophthalmic optics. Carl zeiss vision. San dego.
2008
4. A Compact Guide to Understanding the Executive Bifocal Lens. Merican.
Downloaded from : www.dickwhitney.net/executiveGuideAO1975.pdf
5. Fonda G. Prescribing Multifocal Lenses. In Clinical Opthalmology I Vol.1.
Philadelphia. Harper And Row. 1985
6. Lang GK. Optic and Refraction Errors. In opthalmology A Pocket Textbook Atlas.
Second Ed. 2006
7. Grosvenor T. Bifocal Lenses. In Primary Care Optometry. 5th Edition. Philadelphia.
Butterworth Elsevier. 2007.
8. Gordon A, Benjamin WJ. Correction with mulifocal Spectacle lenses. In: Borish’s
clinical refraction. 2nd edition. Elsevier. China. 2006
9. Khurana AK. Optic and refraction. In Comprehensive ophthalmology. Fourth edition.
New Delhi. 2007
10. Kumar PSS. Ophthalmic lens. Paramedical vol II. 2002
11. Lang GK. Ophthalmology A short textbook. Thieme stutgart. New york. 2000
12. Speciality Lenses In Carl Zeiss Optical Training Guide. Downloaded from
www.czvsource.com/../basicopticsspeciality%20lenses.pdf
13. Milder B. Type of Spectacle Lenses. In Optic And Refraction A User Friendly Guide.
London. Gower Medical. 1991
14. Garcia CE, Sloane AE. Presbyopia. In Handbook of Refraction. Boston. Little Brown
Company. 1989
15. Sheedy JE. Prescribing multifocal lenses. In Clinical ophthalmology. Vol 1
16. Wisnicky HJ. Bifocals Trifocals And Progressive Addition Lenses. In Focal Point
Clinical Modules For Ophthalmologists. American Academy of Ophthalmology. 1999
17. Wilson FM. Ocular Motlity Examination. In Practical Ophthalmology A manual For
Begining Residents. 4th Edition. San Fransisco. 1996
18. Garcia CE, Sloane AE. Prescribing Multifocal Lenses. In Handbook of Refraction.
Boston. Little Brown Company. 1989
19. Skuta GL, Cantor LB, Weiss JS. Clinical refraction. In Cliical Optics. American
Academy of Ophthalmology. Singapore. 2011.
20. Crick RP, Khaw PT. Optic and Refraction. In A Textbook of Clinical Ophthalmology.
Third edition. World Scientific. Singapore. 2003
21. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. Refractive Errors. In ABC of Eyes. Fourth edition.
BMJ Books. London. 2005
22. Eva PR, Whitcher JP. Optic and Refraction. In Vaughan and Asbury’s General
Ophthalmology. 17th edition. Mc Graw Hill. 2007
23. Beyer JE, Deborah PL. Refractive Errors Clinical Optics and Contact Lenses. In
Manual of Ocular Dignosis and Therapy. Sixth edition. Lippincott Williams and
Wilkins. 2008

14

Anda mungkin juga menyukai