BIOLA
Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola
memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain dengan
interval sempurna kelima. Nada yang paling rendah adalah G.
Menurut catatan kuno, pada 5.000 tahun yang lampau, cikal bakal Biola berasal dari
bangsa Aria di India. Raja Ravana dari negara Sri Langka telah mencipta alat musik
yang menggunakan senar-busur, yakni Ravanastron. Kemudian, pada awal abad ke
1, Ravanastron menyebar ke Afghanistan dan Persia. Dalam sejarah tercatat bahwa
alat musik gesek Biola pertama kali diperkenalkan di Itali, kota Turin pada tahun
1523. Bentuk biola tersebut dipajang dalam bentuk patung atau skulptur “malaikat
kecil bermain biola” di sebuah gereja di Vercelli. Biola pertama itu terdiri dari 3 senar.
Sejak tahun 1540 biola mempunyai 4 senar dengan bentuk yang tidak terlalu
berbeda dengan biola sekarang. Jenis biola tersebut berasal dari daerah Itali bagian
utara.
Oleh karena itu pembuat biola yang terkenal adalah dari Itali, seperti Andrea Amati,
Nicola Amati, Gasparo da Salò, Guarnerius del Gesu, Antonio Stradivari. Pembuatan
biola merupakan karya kreatif tersendiri. Keluarga-keluarga yang mengkhususkan
diri dalam pembuatan biola tidak kalah masyhurnya dengan para komponis yang
menciptakan musik untuk alat ini. Bahkan melebihi kemasyhuran pemusik yang ahli
memainkannya. Di antara keluarga yang terkenal itu, selain keluarga Amati,
Guarneri, dan Stradivari di Italia, ada juga keluarga Stainer di pegunungan Tyrolean,
Jerman dan keluarga Hill di London. Biola buatan keluarga tersebut menjadi rebutan
para pedagang antik maupun musisi terkenal karena mutu buatannya yang luar
biasa serta harga jualnya makin tak ternilai. Alat musik gesek yang mula-mula
masuk ke Eropa terdiri dari 2 macam yakni: Pegangan vertikal dan Pegangan di atas
lengan. Biola dengan pegangan vertikal adalah cara penyajian awal dari alat musik
gesek. Semenjak awal Rebab-Arab sampai ke Rebec, hingga setelah ratusan tahun
perubahan dari Rebec menjadi Viol, semuanya dimainkan dengan vertikal, sampai
dengan abad ke 18 digantikan dengan kepopuleran Biola.
Namun cara pegangan vertikal sampai sekarang dapat dipertahankan pada alat
musik berbagai daerah, misalnya: Hu Qin (baca: Hu Jin) dari Tiongkok, Gadulka dari
Eropa Timur, Sarangi dan Sardi dari India, Morinhur dari Mongolia, Rebab di
Indonesia, dll. Biola dengan pegangan di atas lengan dimainkan dengan meletakkan
Rebec di atas punggung tangan atau dijepit di bawah rahang, kemungkinan
terpengaruh oleh Lyra dari Mesir. Hal ini disebabkan pengaruh pementasan keliling
penyair. Pada Abad 17 hingga 18, sejenis biola berukuran kecil, yang disebut
Pochette Violin atau Biola Saku cukup populer di Eropa. Alat ini dipakai secara luas
oleh guru-guru tari. Sementara memperagakan langkah-langkah tarian, sang guru
memainkannya karena mudah dibawa-bawa. Pada zaman Barok karena kemajuan
musik biola, musiknya lambat laun lepas dari cara pementasan musik akustik gereja
dan terbentuklah pertunjukan musik dalam ruang. Sampai zaman akhir Barok, skala
bentuk orkestra dan kerumitannya semakin bertambah, dan teknik pertunjukan alat
musik juga semakin lama semakin rumit dan beraneka ragam (Sejarah Musik
BAROK ada di PRAISE 12). Teknik biola juga pada awal abad ke 19 dibawa ke
puncaknya oleh pakar biola Italia, Niccolo Paganini (ADA) [1782-1840] salah
seorang pemain biola terkenal, berkebangsaan Italia. Ia juga termasyhur karena
gubahan musik yang diciptanya khusus untuk biola. Di samping untuk orkestra, biola
juga dipakai untuk permainan solo (tunggal) sebagaimana Paganini. Juga dipakai
untuk Musik Kamar, yakni orkes kecil yang hanya memakai alat.
1. Senar pada biola, perpaduan empat senar yang menghasilkan suara indah.
Terdapat empat senar pada biola standar yang bisa dimainkan. Empat senar
ini memiliki ketebalan yang berbeda sehingga memiliki nada dasar yang
berbeda pula. Pada setelan standar, empat senar biola ini berada pada kunci
atau nada E, A, D dan G, runtut dari senar terbawah. Bahan dasar pembuat
senar bisa bermacam-macam sesuai dengan selera pemainnya. Di pasaran,
senar yang banyak dijual memiliki bahan dasar catgut atau usus domba, nilon
dan serat logam. Tentu saja setiap bahan memiliki karakter sendiri dan
pemilihannya disesuaikan dengan selera.
2. Tuning Pegs, bagian pasak yang digunakan untuk menyetel tensi senar.
Bagian tuning pegs adalah bagian yang digunakan untuk mengikat senar
pada ujungnya dan bisa diputar untuk menyesuaikan tensi senar. Kencang
atau kendornya senar bisa diatur sehingga bisa mendapatkan nada yang
diinginkan. Bagian ini biasanya terbuat dari bahan kayu, walaupun pada
beberapa biola bagian ini sengaja dibuat dengan bahan logam agar lebih
tahan lama. Sesuai dengan banyaknya senar, terdapat empat slot tuning
pegs untuk menyematkan senar. Pengaturan nada yang dilakukan bisa
mengandalkan pendengaran kamu sendiri, atau bisa menggunakan alat
khusus atau aplikasi dari smartphone.
Teknik bermain biola ada beberapa macam. Untuk bisa menguasai tehknik-
tehknik tersebut memang butuh waktu yang tidak singkat sesingkat
membalikan telapak tangan. Berikut adalah beberapa teknik dalam bermain
biola :
1. Teknik Selur.
Teknik ini merupakan teknik untuk menaikkan atau menurunkan nada
dengan cara digeser pada salah satu jari yang ingin menekan salah satu
nada, tetapi diawali dengan menekan nada sebelumnya atau sesudahnya
kemudian digeser. Jika kita hendak menekan nada C pada senar ke -4
gunakan jari manis atau jari ke 3. Sebelum itu posisi jari berada di nada A
atau nada los (open string G). Gesek bow, mulai untuk menggeser jari
hingga nada yang diinginkan.
2. Teknik Vibra.
Teknik fibra merupakan teknik untuk menggetarkan nada. Bagi pemain
yang sudah mahir, pada umumnya akan selalu mengolaborasikan kedua
teknik ini secara bergantian.
Cara : Menekan nada pada salah satu senar, kemudian digeser maju
mundur dengan sangat cepat sehingga menimbulkan suara bergetar.
Dengan catatan untuk teknik ini gunakan kekuatan ruas buku pada jari
dan nada yang ditekan agar tidak berpindah sehingga tidak mengubah
suara alunan yang dihasilkan oleh teknik ini.