Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rata-Rata
Pemda 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
www.djpk.kemenkeu.go.id
5 PEMDA DENGAN PAJAK DAERAH TERTINGGI SE INDONESIA (2/2)
Dalam Miliar Rp
PBB P2
Rata-Rata
Pemda 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Prov. DKI Jakarta 3,375.95 5,657.14 6,808.53 7,010.14 30%
Kota Surabaya 498.64 572.29 606.06 683.02 834.03 851.20 12%
Kota Bandung 280.10 372.58 399.91 417.14 15%
Kab. Tangerang 279.75 327.27 330.68 9%
Kab. Bekasi 211.24 250.78 316.49 363.04 20%
Rata-Rata Pemda 498.64 97.43 64.10 28.18 32.18 49.89
Jumlah Pemda Yg Memungut 1 17 122 461 473 259
Dalam Miliar Rp
BPHTB
Rata-Rata
Pemda 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Prov. DKI Jakarta 2.885,53 3.224,57 3.419,93 3.700,94 3.609,34 3.913,36 6%
Kota Surabaya 416,31 575,35 740,08 789,59 854,41 985,92 19%
Kab. Bekasi 278,02 333,33 375,83 538,94 673,69 673,69 20%
Kab. Tangerang 269,01 334,88 552,44 402,61 471,00 488,93 17%
Kota Tangerang Selatan 258,60 326,87 402,31 397,02 448,76 441,11 15%
www.djpk.kemenkeu.go.id
Analisis Potensi Pajak Daerah
Typologi Klassen
Dua Indikator Pokok Penentuan
Potensi Penerimaan Pajak Daerah
proporsi
tertentu dengan rata-rata
penerimaan pajak daerah
• Perbandingan pertumbuhan
Ratio jenis pajak tertentu dengan
tambahan pertumbuhan total pajak
daerah.
Klasifikasi Potensi Penerimaan
Pajak Daerah
Penerimaan prima
• Rasio tambahan (pertumbuhan) > atau =satu
Penerimaan potensial
• Rasio tambahan (pertumbuhan) < satu
• Ratio proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total
penerimaan pajak atau retribusi daerah > atau = satu
Berkembang
• Rasio tambahan (pertumbuhan) > atau = satu
• Ratio proporsi atau sumbangannya terhadap rata-
rata total penerimaan pajak daerah < satu.
Terbelakang
• Rasio tambahan (pertumbuhan) atau
sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan
pajak daerah keduanya < satu.
Rumusan Matriks Klasifikasi
Potensi Penerimaan Pajak
Rasio Proporsi
Rasio Xi Xi
> 1 < 1
Pertumbuhan Rata-rata X Rata-rata X
rPXi >
1 Prima Berkembang
rPXtotal
rPXi <
1 Potensial Terbelakang
rPXtotal
Keterangan:
Xi Jenis Pajak Daerah tertentu
Rata-rata X Rata-rata Pajak Daerah
rPXi Pertumbuhan penerimaan jenis Pajak Daerah
rPXtotal Pertumbuhan total penerimaan seluruh Pajak Daerah
Potensi Pajak Daerah Kabupaten ABC Tahun 2015
Rasio Rasio Klasifikasi
Pertumbuhan
Jenis Pajak Daerah 2014 2015 Pertumbuhan Proporsi Potensi Pajak
2015
2015 2015 Daerah 2015
10
Sektor Lapangan Usaha PDRB
•Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1
•Industri Pengolahan
• Pajak Restoran 3
2.
•Pengadaan Listrik dan Gas
4
3. • Pajak Hiburan
•Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
5
8.
• Pajak Air Tanah 12 •Real Estat
17 •Jasa lainnya
Tax Effort Pajak Hotel dan Restoran
12
PENGHITUNGAN POTENSI
PAJAK DAERAH
Potensi Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo dan Makhfatih (2000: 8)
• Potensi Pajak Daerah merupakan hasil temuan pendataan di lapangan
yang berkaitan jumlah serta frekuensi obyek pajak yang kemudian
dikalikan dengan tarif dasar pajak.
• Potensi Pajak sangat menentukan besarnya pajak daerah yang dapat
dipungut.
• Dengan demikian, besarnya potensi pajak perlu diketahui untuk
menetapkan besarnya target penerimaan pajak pada suatu periode.
• Hal ini akan memudahkan perencanaan dan
pengendalikan pelaksanaan pemungutan pajak tersebut.
• Pertanyaannya: Bagaimana kondisi di tiap pemda?
Perhitungan Potensi Pajak Daerah
• Potensi Pajak Daerah
= Tarif Pajak Daerah x Basis Pajak Daerah
17
Langkah Penghitungan Potensi Pajak Daerah
1. Identifikasi jenis basis data yang relevan dan diduga menjadi driver dari setiap
jenis Pajak Daerah. Contoh: Jumlah kunjungan dan Jumlah hotel untuk
perhitungan pajak hotel.
2. Pengumpulan data untuk setiap jenis basis data dari setiap jenis Pajak Daerah
(bisa data sekunder sampai dengan melakukan survey (baseline survey)) dan
data realisasi untuk setiap jenis Pajak Daerah dari tahun 2010
3. Tentukan jenis data basis Pajak Daerah yang signifikan menjadi driver untuk
setiap jenis Pajak Daerah
4. Lakukan penghitungan potensi untuk setiap jenis Pajak Daerah dengan
menggunakan rumus = Tarif x Data Basis Pajak Daerah
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Daerah
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hotel
( A + B + C + D) x Tarif Pajak Hotel
Keterangan :
A = Perhitungan Kamar : ∑Jk x Tk x 365 hari x AR
B = Food & Beverage : (M + P) x N x H
C = Ruang Pertemuan : {(JR x Tr) x H + (Hp x Jml Org x AR)}
D = Others
Jk = Jumlah Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
Tk = Tarif Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
AR = Akupansi Rate : Tingkat Hunian
M = Harga Rata-rata makan per orang
JR = Jumlah Ruangan
Tr = Tarif Ruangan
Hp = Harga Paket makanan per orang 20
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Restoran
(M + P) x N x 365 hari x Tarif Pajak Restoran
Keterangan :
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Kursi x AR x Jam efektif) + (∑ Kursi x AR x Jam tidak efektif)
21
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
A. Bioskop
Keterangan :
Jt = Jumlah Theatre
Jp = Jumlah Pertunjukan
Kk = Kapasitas tempat duduk
AR = Akupansi rate
HTM = Harga Tanda Masuk
H = Jumlah hari
F&B = Food & Beverage per tahun
22
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
B. Pagelaran Musik & Tari, Hiburan HTM, Pertunjukan Insidental, Pertunjukan Wisata, Taman
Rekreasi dan Hiburan Lainnya, Pasar Malam, Kolam Pemancingan, Pameran, Seluncur Es dan
sejenisnya
Keterangan :
JP = Jumlah Pengunjung
H = Jumlah hari
HTM = Harga Tanda Masuk
23
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
C. Fitness
Keterangan :
JA = Jumlah Anggota
Bk = Biaya Keanggotaan
B = Jumlah Bulan
F&B = Food & Beverage
24
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
D. Diskotik, Club Malam, Pub, Lounge, Musik Hidup, Ruang Musik, Balai
Gita dan sejenisnya
Keterangan :
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Meja atau Kamar x AR x Jam efektif) + (∑ Meja atau Lamar x AR x Jam tidak efektif)
HTM = Harga Tanda Masuk
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
H = Jumlah hari
25
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
F. Karaoke
Keterangan :
Jk = Jumlah lamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
Je = Jam Efektif
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
H = Jumlah hari 26
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
G. PPT, Mandi Uap, Spa dan sejenisnya
Keterangan :
Jk = Jumlah lamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
AR = Akupansi Rate
TO = Turn Over
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
H = Jumlah hari 27
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Reklame:
28
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Penerangan Jalan:
29
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Parkir:
{(JP x TP1 x TO) + (JP x TP2 x (JO-1))} x AR x H x Tarif Pajak Parkir
Keterangan :
JP = Jumlah marka parkir mobil & motor
TO = Turn Over
TP1 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Pertama
TP2 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Kedua dst.
JO = Jam Operasional
AR = Akupansi Rate
H = Jumlah hari operasional dalam 1 tahun
30
Rumus Perhitungan Potensi BPTHB:
31
Rumus Perhitungan Potensi PBB-P2:
32
RUMUS PENGHITUNGAN
POTENSI SETIAP JENIS PAJAK
DAERAH
Menghitung Potensi Pajak Hotel
Langkah-langkah yang dilakukan :
1. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak hotel, yakni identifikasi seluruh hotel yang
ada meliputi hotel bintang, hotel melati, motel, wisma, dan sebagainya.
2. Menentukan hotel yang akan diteliti. Jika memungkinkan seluruh hotel disurvei dan
dimasukkan dalam database potensi pendapatan. Namun jika karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya maka dapat dilakukan pengambilan sampel.
3. Melakukan observasi untuk memperoleh data :
a. Kelas/jenis kamar
b. Tarif kamar
c. Jumlah kamar
d. Tingkat hunian kamar
e. Menghitung rata-rata hunian kamar
f. Menghitung potensi pajak
4. Menghitung rata-rata hunian kamar
5. Menghitung potensi pajak
Rumus Penghitungan Potensi Pajak Hotel (individu)
Jumlah Kamar 70
Tingkat Hunian (Bed Occupancy Rate) 45%
Tarif Pajak Hotel 10%
Langkah 1 : Menghitung rata-rata hunian kamar
Rata-rata hunian kamar dihitung dalam tiga situasi :
ramai, normal, dan sepi.
Dapat menggunakan dua metode, yakni:
metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata tertimbang.
1) Metode rata-rata sederhana
45
www.djpk.kemenkeu.go.id
Perhitungan Potensi Pajak Daerah
www.djpk.kemenkeu.go.id
Analisis Tren Waktu
• Mengestimasi potensi suatu pajak berdasarkan Satu Variabel, yaitu
Variabel Penerimaan Pajak Itu Sendiri yang dihubungkan dengan waktu.
• Kebutuhan data tidak banyak
• Cocok jika digunakan ketika kondisi stabil, dimana tidak ada perubahan
mendasar di sosial ekonomi yang dapat mempegaruhi perubahan basis
bajak dan perilaku objek pajak.
• Mengasumsikan bahwa semua perubahan sosial ekonomi antar ditangkap
oleh variabel waktu
• Estimasi dan Interpretasi mudah
• Metodenya, umumnya adalah Ordinary Least Square (OLS)
47
Ilustrasi
Penerimaan Pajak Ingin dibuat model dengan dengan
PDB
Hotel (PPH) hipotesis bahwa PDB
238,431.00 5,693,579.00 mempengaruhi penerimaan PPH
327,498.00 6,023,497.00
317,615.00 6,302,094.00 Bagaimana pembuatan model
regresinya di Excel?
357,045.00 6,683,680.00
431,122.00 7,142,634.00
465,069.60 7,560,263.00
506,442.80 7,953,312.00
546,180.90 8,352,660.00
602,308.13 8,695,000.00
855,842.70 9,131,103.00
Regresi pada Excel
1. Menambahkan Menu ‘Data Analysis’
2. Klik FILE OPTIONS ADD-INS GO
56
www.djpk.kemenkeu.go.id
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
www.djpk.kemenkeu.go.id
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
RETRIBUSI (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
RETRIBUSI (2/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN PROVINSI (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN (2/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
PAD (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
PAD (2/2)
TERIMA KASIH