Anda di halaman 1dari 65

MINISTRY OF FINANCE

THE REPUBLIC OF INDONESIA

PERHITUNGAN POTENSI PAJAK DAERAH


Disampaikan oleh:

Direktorat Pendapatan dan Kapasitas Keuangan Daerah


LANDASAN HUKUM
 UU 23 Tahun 2014 (Pasal 286 dan 287)
 Berupa pajak dan retribusi daerah ditetapkan dalam Undang-Undang
dan pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda.
 Pemerintahan daerah dilarang melakukan pungutan atau dengan
sebutan lain di luar yang diatur dalam UU.
 Kepala daerah yang melakukan pungutan atau dengan sebutan lain dikenai
sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangannya yang
diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 bulan.
 Hasil pungutan atau dengan sebutan lain yang dipungut oleh kepala daerah
di luar yang diatur dalam undang-undang wajib disetorkan seluruhnya ke kas
negara.

 UU 33 Tahun 2004 (Pasal 7)


Daerah dilarang menetapkan Perda tentang Pendapatan yang:
 Menyebabkan ekonomi biaya tinggi
 Menghambat mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa, dll

 UU 28 Tahun 2009 (Pasal 95 dan Pasal 156)


 Pajak Daerah ditetapkan dengan Perda
 Retribusi Daerah ditetapkan dengan Perda
2
www.djpk.kemenkeu.go.id
Jenis Pajak dan Retribusi Daerah
UU No. 28/2009 tentang PDRD Ketentuan Pemungutan
Provinsi: Retribusi Umum :
1. Pajak Kend. Bermotor 1. Daerah hanya boleh memungut Jenis Pajak dan
2. Pajak BBNKB 1. Ret. Pely. Kesehatan Retribusi yang ditetapkan dalam UU No. 28/29.
3. Pajak BBKB 2. Ret. Pely. Persampahan /kebersihan
3. Ret. Penggantian BC KTP & ACS
4. Pajak Air Permukaan 4. Ret. Pely Pemakaman & pengabuan mayat 2. Diskresi penetapan tarif oleh pemerintah daerah
5. Pajak Rokok 5. Ret. Pely Parkir di Tepi Jalan Umum
6. Ret. Pely Pasar sesuai dengan batasan yang diatur dalam UU No.
Kabupaten/Kota: 7. Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor 28/29.
1. Pajak Hotel 8. Ret. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
9. Ret. Penggantian Biaya Cetak Peta
2. Pajak Restoran
10.Ret. Penyediaan dan/atau penyedotan 3. Diskresi penentuan pemungutan jenis PDRD sesuai
3. Pajak Hiburan kakus
4. Pajak Reklame 11.Ret. Pengolahan limbah cair
dengan potensi yang dimiliki daerah.
5. Pajak Penerangan Jalan 12.Ret. Pely Tera/tera ulang
6. Pajak Mineral BL & B 13.Ret. Pely pendidikan; 4. PDRD dapat dipungut setelah adanya Perda.
7. Pajak Parkir
14.Ret. Pengendalian menara telekomunikasi
15.Retribusi Pengendalian Lalu Lintas (PP 97
8. Pajak Air Tanah tahun 2012) 5. Khusus untuk Retribusi, sesuai dengan kriteria yg
9. Pajak Sarang Burung Walet
Retribusi Jasa Usaha:
diatur dalam Pasal 150 UU No.28/2009,
10.PBB-P2
dimungkinkan adanya tambahan retribusi setelah
11.BPHTB 1. Ret. Pemakaian kekayaan daerah
2. Ret. Pasar grosir dan/atau pertokoan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah (telah
Retribusi Perizinan Tertentu: 3. Ret. Tempat pelelangan ada PP No. 97/2012 ttg retribusi perpanjangan
1. Ret. IMB 4. Ret. Terminal
2. Ret. Izin Tempat Penjualan Minuman 5. Ret tempat khusus parkir IMTA dan retribusi terkait ERP).
Beralkohol 6. Ret. Tempat penginapan
/pesanggrahan/villa 6. Pajak Rokok dipungut sebagai pajak provinsi mulai
3. Ret. Izin Gangguan 7. Ret. Rumah potong hewan
4. Ret. Izin Trayek 8. Ret. Pely Kepelabuhan tahun 2014, BPHTB dipungut sebagai pajak
5. Ret.Izin Usaha Perikanan 9. Ret. Tempat rekreasi dan OR
6. Retribusi Perpanjangan IMTA (PP 97 10.Ret. Penyebarangan di air kab/kota mulai tahun 2011, dan PBB-P2 dipungut
Tahun 2012) 11.Ret. Penjualan produksi usaha daerah sebagai pajak kab/kota paling lambat tahun 2014. 3
www.djpk.kemenkeu.go.id
Jenis dan Tarif Pajak Daerah
Tarif Pajak Daerah
No. Jenis Pajak Daerah
Sesuai UU No. 28 Tahun 2009
1. Pajak Kenderaan Bermotor • Pemilikan I = 1% - 2%
• Kepemilikan II = 2% -10%
2. Bea Balik Nama Kenderaan • Penyerahan I = 20%
Bermotor • Penyerahan II dst = 1%
3. Pajak Provinsi Pajak Bahan Bakar • maksimum 10%
Kenderaan Bermotor • Kendaraan umum 50% dari tarif kenderaan
pribadi
4. Pajak Air Permukaan maksimum 10%
5. Pajak Rokok 10% dari cukai rokok
6. Pajak Hotel maksimum 10%
7. Pajak Restoran maksimum 10%
8. Pajak Hiburan maksimum 35%
9. Pajak Parkir maksimum 30%
10. Pajak Reklame maksimum 25%
11. Pajak Penerangan Jalan • Maksimum 10%
Pajak
• Industri dari sumber lain 3%
Kabupaten/Kota
• Sumber sendiri 1,5%
12. Pajak Air Tanah maksimum 20%
13. Pajak MBLB maksimum 25%
14. PBB P2 maksimum 0,3%
15. BPHTB maksimum 5%
16. Pajak Sarang Burung Walet maksimum 10%
5 PEMDA DENGAN PAJAK DAERAH TERTINGGI SE INDONESIA (1/2)

Pajak Hotel Dalam Miliar Rp


Rata-rata
Pemda 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Kab. Badung 713,26 852,96 1.037,25 1.151,74 1.454,57 1.581,05 1774.63 9%
Provinsi DKI Jakarta 744,25 858,34 1.028,52 1.173,80 1.384,10 1.276,99 1.499,80 17%
Kota Bandung 87,91 112,01 142,73 177,49 204,15 215,29 274,75 28%
Kota Surabaya 100,51 108,21 126,54 151,42 181,53 187,82 216,18 15%
Kota Denpasar 82,92 92,20 103,91 113,50 118,81 133,35 149,19 12%

Pajak Restoran Dalam Miliar Rp

Rata-Rata
Pemda 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan

DKI Jakarta 880,92 1.032,00 1.238,57 1.552,35 1.822,77 2.291,56 2.453,44 7%


Kab. Badung 85,62 116,21 163,48 199,52 264,63 323,91 1.774,00 22%
Kota Surabaya 115,46 131,14 172,88 211,76 242,62 289,18 330,84 14%
Kota Tangerang 46,76 89,89 115,07 147,78 182,11 211,73 230,41 16%
Kota Bandung 73,86 83,56 97,36 118,70 142,40 181,87 241,79 33%

www.djpk.kemenkeu.go.id
5 PEMDA DENGAN PAJAK DAERAH TERTINGGI SE INDONESIA (2/2)

Dalam Miliar Rp
PBB P2
Rata-Rata
Pemda 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Prov. DKI Jakarta 3,375.95 5,657.14 6,808.53 7,010.14 30%
Kota Surabaya 498.64 572.29 606.06 683.02 834.03 851.20 12%
Kota Bandung 280.10 372.58 399.91 417.14 15%
Kab. Tangerang 279.75 327.27 330.68 9%
Kab. Bekasi 211.24 250.78 316.49 363.04 20%
Rata-Rata Pemda 498.64 97.43 64.10 28.18 32.18 49.89
Jumlah Pemda Yg Memungut 1 17 122 461 473 259

Dalam Miliar Rp
BPHTB
Rata-Rata
Pemda 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Pertumbuhan
Prov. DKI Jakarta 2.885,53 3.224,57 3.419,93 3.700,94 3.609,34 3.913,36 6%
Kota Surabaya 416,31 575,35 740,08 789,59 854,41 985,92 19%
Kab. Bekasi 278,02 333,33 375,83 538,94 673,69 673,69 20%
Kab. Tangerang 269,01 334,88 552,44 402,61 471,00 488,93 17%
Kota Tangerang Selatan 258,60 326,87 402,31 397,02 448,76 441,11 15%

www.djpk.kemenkeu.go.id
Analisis Potensi Pajak Daerah
Typologi Klassen
Dua Indikator Pokok Penentuan
Potensi Penerimaan Pajak Daerah

• Perbandingan antara realisasi


Ratio penerimaan jenis pajak daerah

proporsi
tertentu dengan rata-rata
penerimaan pajak daerah

• Perbandingan pertumbuhan
Ratio jenis pajak tertentu dengan
tambahan pertumbuhan total pajak
daerah.
Klasifikasi Potensi Penerimaan
Pajak Daerah
Penerimaan prima
• Rasio tambahan (pertumbuhan) > atau =satu

Penerimaan potensial
• Rasio tambahan (pertumbuhan) < satu
• Ratio proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total
penerimaan pajak atau retribusi daerah > atau = satu

Berkembang
• Rasio tambahan (pertumbuhan) > atau = satu
• Ratio proporsi atau sumbangannya terhadap rata-
rata total penerimaan pajak daerah < satu.

Terbelakang
• Rasio tambahan (pertumbuhan) atau
sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan
pajak daerah keduanya < satu.
Rumusan Matriks Klasifikasi
Potensi Penerimaan Pajak
Rasio Proporsi
Rasio Xi Xi
> 1 < 1
Pertumbuhan Rata-rata X Rata-rata X
rPXi >
1 Prima Berkembang
rPXtotal
rPXi <
1 Potensial Terbelakang
rPXtotal

Keterangan:
Xi Jenis Pajak Daerah tertentu
Rata-rata X Rata-rata Pajak Daerah
rPXi Pertumbuhan penerimaan jenis Pajak Daerah
rPXtotal Pertumbuhan total penerimaan seluruh Pajak Daerah
Potensi Pajak Daerah Kabupaten ABC Tahun 2015
Rasio Rasio Klasifikasi
Pertumbuhan
Jenis Pajak Daerah 2014 2015 Pertumbuhan Proporsi Potensi Pajak
2015
2015 2015 Daerah 2015

Pajak MBLB 224,169.05 260,142.20 16% 1.03 9.69 Prima


Pajak Penerangan Jalan 9,862.76 11,918.42 21% 1.34 0.44 Berkembang
Pajak Hotel 5,423.19 6,117.96 13% 0.82 0.23 Terbelakang
PBB P2 4,745.17 5,229.20 10% 0.66 0.19 Terbelakang
BPHTB 4,579.83 4,367.23 -5% (0.30) 0.16 Terbelakang
Pajak Restoran 3,850.31 4,303.16 12% 0.76 0.16 Terbelakang
Pajak Hiburan 1,412.41 1,676.60 19% 1.20 0.06 Berkembang
Pajak Reklame 1,422.71 1,484.27 4% 0.28 0.06 Terbelakang
Pajak Air Tanah 98.97 114.36 16% 1.00 0.00 Terbelakang
Pajak Sarang Burung Walet 63.76 55.45 -13% (0.84) 0.00 Terbelakang
Pajak Parkir 0.00 0.00 -
Total Pajak Daerah 255,628.16 295,408.85 16%
Rata-rata Pajak Daerah 23,238.92 26,855.35

10
Sektor Lapangan Usaha PDRB
•Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1

1. • Pajak Hotel 2 •Pertambangan dan Penggalian

•Industri Pengolahan
• Pajak Restoran 3
2.
•Pengadaan Listrik dan Gas
4
3. • Pajak Hiburan
•Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
5

4. • Pajak Reklame •Konstruksi


6
•Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
• Pajak Penerangan Jalan 7
5.
•Transportasi dan Pergudangan
8
• Pajak Mineral Bukan Logam dan
6. •Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Batuan 9

10 •Informasi dan Komunikasi


7. • Pajak Parkir
11 •Jasa Keuangan dan Asuransi

8.
• Pajak Air Tanah 12 •Real Estat

• Pajak Sarang Burung Walet 13 •Jasa Perusahaan


9.
14 •Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
10. • PBB Perdesaan & Perkotaan
15 •Jasa Pendidikan
• BPHTB 16 •Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
11.

17 •Jasa lainnya
Tax Effort Pajak Hotel dan Restoran

Tax Effort Pajak Hotel dan Restoran


No. Pemda
Tahun 2015 Tahun 2016
1 Kabupaten Aceh Besar 1,94% 2,31%
2 Kabupaten Kuantan singingi 3,39% 2,31%
3 Kabupaten Bungo 0,89% 0,73%
4 Kabupaten Serang 1,45% 1,53%
5 Kabupaten Jeneponto 0,45% 0,42%
6 Kabupaten Buton Utara 0,34% 0,20%
7 Kabupaten Banggai Laut 4,37% 5,89%
8 Kabupaten Maluku Barat Daya 0,11% 5,91%

12
PENGHITUNGAN POTENSI
PAJAK DAERAH
Potensi Pajak Daerah
Menurut Mardiasmo dan Makhfatih (2000: 8)
• Potensi Pajak Daerah merupakan hasil temuan pendataan di lapangan
yang berkaitan jumlah serta frekuensi obyek pajak yang kemudian
dikalikan dengan tarif dasar pajak.
• Potensi Pajak sangat menentukan besarnya pajak daerah yang dapat
dipungut.
• Dengan demikian, besarnya potensi pajak perlu diketahui untuk
menetapkan besarnya target penerimaan pajak pada suatu periode.
• Hal ini akan memudahkan perencanaan dan
pengendalikan pelaksanaan pemungutan pajak tersebut.
• Pertanyaannya: Bagaimana kondisi di tiap pemda?
Perhitungan Potensi Pajak Daerah
• Potensi Pajak Daerah
= Tarif Pajak Daerah x Basis Pajak Daerah

• Tarif Pajak adalah Tarif Pajak sesuai yg ditetapkan dalam


Perda.
• Informasi Basis Pajak relatif sulit didapatkan.
Penghitungan Potensi Pajak Daerah
• Penghitungan potensi, perlu dibedakan secara tegas dengan proyeksi. Potensi
Pajak Daerah didasarkan atas data basis Pajak, sedangkan proyeksi Pajak
didasarkan atas data realisasi.
• Metode yang akan digunakan sangat tergantung dari ketersediaan data yang
ada untuk setiap Pemda (kondisi Pemda sangat bervariatif datanya)
• Semakin rinci jenis pajak yang dilakukan penghitungan, semakin baik hasil yang
akan diperoleh (karena masing-masing jenis pajak memiliki karakteristik
tersendiri)
Pilihan Metode
• Baseline Survei kepada masing-masing wajib pajak atau lembaga yang
memungut untuk setiap jenis pajak
(+) : Akurasi tinggi jika menggunakan sampel yang akurat
(-) :Waktu lama, biaya mahal

• Analisis Empirik terhadap data sekunder


(+) : Waktu lebih cepat dan biaya lebih murah
(-) :Validitas data akan mempengaruhi hasil estimasi

17
Langkah Penghitungan Potensi Pajak Daerah
1. Identifikasi jenis basis data yang relevan dan diduga menjadi driver dari setiap
jenis Pajak Daerah. Contoh: Jumlah kunjungan dan Jumlah hotel untuk
perhitungan pajak hotel.
2. Pengumpulan data untuk setiap jenis basis data dari setiap jenis Pajak Daerah
(bisa data sekunder sampai dengan melakukan survey (baseline survey)) dan
data realisasi untuk setiap jenis Pajak Daerah dari tahun 2010
3. Tentukan jenis data basis Pajak Daerah yang signifikan menjadi driver untuk
setiap jenis Pajak Daerah
4. Lakukan penghitungan potensi untuk setiap jenis Pajak Daerah dengan
menggunakan rumus = Tarif x Data Basis Pajak Daerah
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Daerah
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hotel
( A + B + C + D) x Tarif Pajak Hotel

Keterangan :
A = Perhitungan Kamar : ∑Jk x Tk x 365 hari x AR
B = Food & Beverage : (M + P) x N x H
C = Ruang Pertemuan : {(JR x Tr) x H + (Hp x Jml Org x AR)}
D = Others
Jk = Jumlah Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
Tk = Tarif Kamar berdasarkan klasifikasi kamar
AR = Akupansi Rate : Tingkat Hunian
M = Harga Rata-rata makan per orang
JR = Jumlah Ruangan
Tr = Tarif Ruangan
Hp = Harga Paket makanan per orang 20
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Restoran
(M + P) x N x 365 hari x Tarif Pajak Restoran

Keterangan :
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Kursi x AR x Jam efektif) + (∑ Kursi x AR x Jam tidak efektif)

21
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
A. Bioskop

{(Jt x Jp x Kk x AR) x HTM x H) + F&B} x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jt = Jumlah Theatre
Jp = Jumlah Pertunjukan
Kk = Kapasitas tempat duduk
AR = Akupansi rate
HTM = Harga Tanda Masuk
H = Jumlah hari
F&B = Food & Beverage per tahun
22
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
B. Pagelaran Musik & Tari, Hiburan HTM, Pertunjukan Insidental, Pertunjukan Wisata, Taman
Rekreasi dan Hiburan Lainnya, Pasar Malam, Kolam Pemancingan, Pameran, Seluncur Es dan
sejenisnya

JP x HTM x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
JP = Jumlah Pengunjung
H = Jumlah hari
HTM = Harga Tanda Masuk

23
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
C. Fitness

((JA x Bk B) + F&B) x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
JA = Jumlah Anggota
Bk = Biaya Keanggotaan
B = Jumlah Bulan
F&B = Food & Beverage

24
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
D. Diskotik, Club Malam, Pub, Lounge, Musik Hidup, Ruang Musik, Balai
Gita dan sejenisnya

(N x HTM) + (N x (M + P)) x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
N = Jumlah rata-rata pengunjung
(∑ Meja atau Kamar x AR x Jam efektif) + (∑ Meja atau Lamar x AR x Jam tidak efektif)
HTM = Harga Tanda Masuk
M = Harga rata-rata makanan per orang
P = Harga rata-rata minuman per orang
H = Jumlah hari
25
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
F. Karaoke

{(Jk x Tk x Je) + F&B + O} x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jk = Jumlah lamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
Je = Jam Efektif
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
H = Jumlah hari 26
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Hiburan:
G. PPT, Mandi Uap, Spa dan sejenisnya

{(Jk x Tk x AR x TO) + F&B + O} x H x Tarif Pajak Hiburan

Keterangan :
Jk = Jumlah lamar berdasarkan klasifikasi
Tk = Tarif kamar berdasarkan klasifikasi
AR = Akupansi Rate
TO = Turn Over
F&B = Food and Beverage
O = Lain-lain, seperti jasa pendamping dsb
H = Jumlah hari 27
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Reklame:

Jumlah Realisasi Ketetapan Tahun Lalu +


(Prosentase rata-rata Kenaikan per tahun x
Realisasi Ketetapan Tahun lalu)

28
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Penerangan Jalan:

Realisasi penerimaan PPJ tahun lalu + (Prosentase


rata-rata kenaikan penerimaan PPJ x realisasi
penerimaan PPJ tahun lalu)

29
Rumus Perhitungan Potensi Pajak Parkir:
{(JP x TP1 x TO) + (JP x TP2 x (JO-1))} x AR x H x Tarif Pajak Parkir

Keterangan :
JP = Jumlah marka parkir mobil & motor
TO = Turn Over
TP1 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Pertama
TP2 = Tarif Parkir Mobil dan Motor Jam Kedua dst.
JO = Jam Operasional
AR = Akupansi Rate
H = Jumlah hari operasional dalam 1 tahun
30
Rumus Perhitungan Potensi BPTHB:

Realisasi BPHTB tahun lalu + (% Pertumbuhan Properti


di pemda x Realisasi BPHTB Tahun lalu)

31
Rumus Perhitungan Potensi PBB-P2:

((Ketetapan Bumi Total + (Ketetapan Bumi Total x %


Inflasi Harga Tanah)) + ((Ketetapan Bangunan Total +
(Ketetapan Bangunan Total x % Inflasi Harga
Komponen dan Bahan Bangunan))

32
RUMUS PENGHITUNGAN
POTENSI SETIAP JENIS PAJAK
DAERAH
Menghitung Potensi Pajak Hotel
 Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Mengidentifikasi objek pendapatan pajak hotel, yakni identifikasi seluruh hotel yang
ada meliputi hotel bintang, hotel melati, motel, wisma, dan sebagainya.
2. Menentukan hotel yang akan diteliti. Jika memungkinkan seluruh hotel disurvei dan
dimasukkan dalam database potensi pendapatan. Namun jika karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya maka dapat dilakukan pengambilan sampel.
3. Melakukan observasi untuk memperoleh data :
a. Kelas/jenis kamar
b. Tarif kamar
c. Jumlah kamar
d. Tingkat hunian kamar
e. Menghitung rata-rata hunian kamar
f. Menghitung potensi pajak
4. Menghitung rata-rata hunian kamar
5. Menghitung potensi pajak
Rumus Penghitungan Potensi Pajak Hotel (individu)

Potensi Pajak Hotel =


Rata-rata hunian kamar x Tarif rata-rata x 360 hari x Tarif Pajak
Contoh penghitungan
Tipe Kamar Jumlah Tarif Kamar
VVIP 1 1.000.000
VIP 4 750.000
Superior 25 400.000
Delux 30 300.000
Standar 10 200.000

Jumlah Kamar 70
Tingkat Hunian (Bed Occupancy Rate) 45%
Tarif Pajak Hotel 10%
Langkah 1 : Menghitung rata-rata hunian kamar
Rata-rata hunian kamar dihitung dalam tiga situasi :
ramai, normal, dan sepi.
Dapat menggunakan dua metode, yakni:
metode rata-rata sederhana dan metode rata-rata tertimbang.
1) Metode rata-rata sederhana

Situasi Jumlah Kamar Terpakai (JKT) Keterangan


Ramai 50 Rata-rata hunian
Normal 30 kamar :
JKT = 93/3 = 31
Sepi 13 n
Jumlah 93
2) Metode rata-rata tertimbang
Situasi JKT Frekuensi (Jml Hari) JKT x Frekuensi Keterangan

Ramai 50 100 hari 5.000 Rata-Rata Tetimbang


JKT x Frek
Normal 30 170 hari 5.100  hari
14,250 31,30
Sepi 13 90 hari 1.170
360
Jumlah 360 hari 11.270
Langkah 2 : Menghitung Tarif Rata-Rata PER Kamar

Jenis Kamar Jumlah (N) Tarif Kamar (T) TxN


VVIP 1 1.000.000 1.000.000
VIP 4 750.000 3.000.000
Superior 25 400.000 10.000.000
Delux 30 300.000 9.000.000
Standar 10 200.000 2.000.000

Jumlah Kamar 70 25.000.000

Tarif Rata-Rata per Kamar (TxN) = 25.000.000 / 70 = 357,143


N
Langkah 3 : Menghitung Potensi Pajak Hotel
Potensi Pajak Hotel
= Rata-rata Hunian Kamar x Tarif Rata-Rata x 360 hari x Tarif Pajak
= 31 kamar x Rp 357.143 x 360 hari x 10%
= Rp 398.571.588 per tahun
Menghitung Potensi Pajak Restoran
Langkah-langkah menghitung potensi pajak restoran adalah :
• Mengidentifikasi objek pendapatan pajak restoran, yakni identifikasi
seluruh restoran yang ada
• Menentukan restoran yang akan diteliti potensi pajak restorannya
• Melakukan observasi untuk memperoleh data omzet penjualan,
jumlah pengungjung restoran, jumlah meja/kursi tersedia, daftar
menu dan harga, dan sebagainya.
• Menghitung potensi pajak restoran
Rumus Penghitungan Potensi Pajak Restoran

Potensi Pajak Restoran =


Rata-Rata Omzet Penjualan x 360 hari x Tarif Pajak Restoran
Langkah 1 : Menghitung Rata-Rata Omzet Penjualan
• Metode rata-rata sederhana
Situasi Omzet Penjualan Keterangan
Ramai 3.000.000 =Rata-rata Omzet Penjualan
Normal 2.000.000 =  Jml Omzet
n
Sepi 850.000 =5.850.000 / 3 = 1.950.000
Jumlah 5.850.000

• Metode Rata-Rata Tertimbang


Situasi Omzet Frekuensi- Omzet x Keterangan
Jumlah Hari Frekuensi
Ramai 3.000.000 110 hari 330.000.000 Rata-rata tertimbang
Normal 2.000.000 150 hari 300.000.000 =  Jml Omzet
 hari
Sepi 850.000 100 hari 85.000.000 =715.000.000/360
Jumlah 360 hari 715.000.000 = 1.986.111
Langkah 2 : Menghitung Potensi Pajak Restoran
Potensi Pajak Restoran = Rata-Rata Omzet Penjualan x 360 hari x Tarif Pajak
Restoran
= 1.950.000 x 360 hari x 10%
= 70.200.000 per tahun
Perhitungan Potensi Pajak Daerah
Menggunakan Statistik

45
www.djpk.kemenkeu.go.id
Perhitungan Potensi Pajak Daerah

Pertimbangan dalam melakukan Estimasi


1. Terbatasnya data yang akurat dan konsisten.
2. Metode serta variabel independen yang digunakan untuk
mengestimasi masing-masing potensi pajak dapat berbeda
satu sama lain, dan
3. Metode yang digunakan juga dapat berbeda apabila hendak
melakukan estimasi penerimaan jangka panjang atau pada
periode tertentu.

www.djpk.kemenkeu.go.id
Analisis Tren Waktu
• Mengestimasi potensi suatu pajak berdasarkan Satu Variabel, yaitu
Variabel Penerimaan Pajak Itu Sendiri yang dihubungkan dengan waktu.
• Kebutuhan data tidak banyak
• Cocok jika digunakan ketika kondisi stabil, dimana tidak ada perubahan
mendasar di sosial ekonomi yang dapat mempegaruhi perubahan basis
bajak dan perilaku objek pajak.
• Mengasumsikan bahwa semua perubahan sosial ekonomi antar ditangkap
oleh variabel waktu
• Estimasi dan Interpretasi mudah
• Metodenya, umumnya adalah Ordinary Least Square (OLS)

47
Ilustrasi
Penerimaan Pajak Ingin dibuat model dengan dengan
PDB
Hotel (PPH) hipotesis bahwa PDB
238,431.00 5,693,579.00 mempengaruhi penerimaan PPH
327,498.00 6,023,497.00
317,615.00 6,302,094.00 Bagaimana pembuatan model
regresinya di Excel?
357,045.00 6,683,680.00
431,122.00 7,142,634.00
465,069.60 7,560,263.00
506,442.80 7,953,312.00
546,180.90 8,352,660.00
602,308.13 8,695,000.00
855,842.70 9,131,103.00
Regresi pada Excel
1. Menambahkan Menu ‘Data Analysis’
2. Klik FILE  OPTIONS  ADD-INS  GO

3. Setelah Go  Ceklis ‘Analysis ToolPak’


4. Setelah itu, di Menu DATA akan muncul
‘Data Analysis’
Regresi pada Excel
1. Klik DATA  Data Analysis  Pilih Regression

2. Input Range dari Y (PPH)


3. Input Range dari X (PPH)
4. Hasil output regresi dapat ditempatkan
pada sheet baru atau sheet yang sama
5. Sheet baru : ‘New Worksheet Ply’
6. Sheet sama : Tentukan cell pada ‘Output Range’
Regresi pada Excel

PPH = −582,850 + 0.14245 PDB


Regresikan dengan Waktu : Linear
T PPH 1. Model 1.
1 238,431.00
2 327,498.00 PBB = 𝑏0 + 𝑏1 𝑡
3 317,615.00
4 357,045.00
5 431,122.00
6 465,069.60
7 506,442.80
8 546,180.90
9 602,308.13
10 855,842.70

P𝑃𝐻 = 161,244 + 55183.9 t


Regresikan dengan Waktu : Kuadratis
2. Model 2.
P𝑃𝐻 = 𝑏0 + 𝑏1 𝑡 + 𝑏2 𝑡 2

P𝑃𝐻 = 276,763 − 2,575.61 t + 5,250.9 𝑡 2


Contoh Persamaan Estimasi Pajak
• Pajak Kendaraan Bermotor
PKB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB pengangkutan darat,
NTB manufaktur, NTB perdagangan, jumlah kendaraan
bermotor, jumlah penduduk, dummy variabel)

• Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor


BBNKB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB pengangkutan darat,
jumlah kendaraan bermotor, jumlah penduduk, dummy variabel)
Contoh Persamaan Estimasi Pajak
• Pajak Hotel dan Restoran
PHR = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB hotel dan restoran, jumlah penduduk,
jumlah turis domestik, jumlah turis asing, tingkat hunian hotel, dummy variabel)
• Pajak Hiburan
PHIB = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB hotel dan restoran, NTB jasa hiburan,
jumlah penduduk, jumlah turis domestik, jumlah turis asing, dummy variabel)
• Pajak Reklame
PREKLA = f (PDRB, PDRB per kapita, NTB manufaktur, NTB perdagangan, NTB
hotel dan restoran, NTB jasa usaha, NTB hiburan, jumlah penduduk,
dummy variabel)
Proyeksi Penerimaan Pajak Daerah

56
www.djpk.kemenkeu.go.id
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:

www.djpk.kemenkeu.go.id
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
RETRIBUSI (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
RETRIBUSI (2/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN PROVINSI (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN (2/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
PAD (1/2)
Proyeksi dengan TIME trend terbaik:
PAD (2/2)
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
www.djpk.kemenkeu.go.id

Anda mungkin juga menyukai