Anda di halaman 1dari 37

Universitas HKBP Nommensen

LOGIKA
Dr. Ir. Sindak Hutauruk, MSEE.

INDUKTIF
Logika Induktif  Generalisasi

Generalisasi
• Berdasarkan kasus membuat kesimpulan
berlaku untuk semua
• Contoh:
• Kasus : sejumlah gagak berbulu hitam
• Generalisasi :
semua gagak berbulu hitam

• Kasus : banyak angsa berbulu putih


• Generalisasi :
semua angsa berbulu putih
• Kedapatan : angsa berbulu hitam di Australia

• Dasar generalisasi
• Murni empirik
• Empirik ditambah argumentasi (alasan)
Generalisasi Empirik

• Hanya berdasarkan pengalaman


• Contoh
• Semua burung gagak berbulu hitam
• Semua angsa berbulu putih
• Semua tukang las ketok memasang
merek “ketok magic”
• Semua bus antar provinsi ber-AC
memasang merek “full AC”
• Semua ikan berwarna cerah lebih
agresif dari ikan berwarna redup
• Semua kucing mengeong
• Semua nyamuk tidak bergigi
(bagaimana bisa digigit nyamuk ?)
• Ada risiko keliru
Generalisasi Berpenjelasan
• Selain pengalaman empirik, generalisasi
diperkuat dengan penjelasan (alasan)
• Contoh
• Ketika udara panas, semua anjing
menjulurkan lidah (menyejukkan diri
melalui penguapan)
• Semua bahasa asal daerah tropis,
mengandung banyak huruf hidup
(membuka mulut lebar-lebar
membantu penyejukan)
• Semua bahasa asal daerah kutub,
mengandung banyak huruf mati
(sedikit membuka mulut agar tidak
kedinginan)
• Semua kuda nil merendam di dalam
air (kulit kuda nil tidak berpori
sehingga tidak dapat berkeringat untuk
mendinginkan tubuh)
• Juga ada risiko keliru
Reliabilitas Generalisasi
• Reliabilitas generalisasi adalah tingkat
kepercayaan tentang kebenaran generalisasi itu
• Generalisasi makin kuat jika tingkat
reliabilitasnya makin tinggi
• Ada beberapa cara untuk meningkatkan
reliabilitas generalisasi
• Enumerasi
• Banyak kasus dan representatif
• Homogenitas

Enumerasi (pencacahan satu per satu; penjumlahan)


Suatu Himpunan dengan menyebutkan semua
anggotanya
• Melihat seluruh kasus
• Reliabilitas adalah maksimum
• Banyak hal yang tidak mungkin dienumerasi

Contoh :
-  Himpunan 4 bilangan asli pertama: A = {1,2,3, 4}.    
-  Himpunan 5 bilangan genap positif pertama: B = {2,
4, 6, 8, 10}.
Banyak Kasus dan
Representatif
• Kasus yang diamati
supaya cukup banyak
• Sumber kasus supaya
representatif
• Cara ini dapat
meningkatkan tingkat
reliabilitas
Homogenitas
• Makin homogen kasusnya makin
tinggi tingkat reliabilitasnya
• Kalau homogen sempurna, maka
cukup dengan satu kasus (terjadi
di laboratorium fisika dan kimia;
di mana saja, garam dapur adalah
sama)
• Digunakan pada metodologi
penelitian supaya memperkecil
kekeliruan baku
Populasi Homogen: populasi
dikatakan homogen apabila
unsur-unsur dari populasi yang
diteliti memiliki sifat-sifat yang
relatif seragam satu sama
lainnya. Karakteristik seperti ini
banyak ditemukan di bidang
eksakta, misalnya air, larutan,
dsb.
Apabila kita ingin mengetahui
manis tidaknya secangkir kopi,
cukup dengan mencoba setetes
cairan kopi tersebut. Setetes
cairan kopi sudah bisa mewakili
kadar gula dari secangkir kopi
tersebut.
Generalisasi dan Hukum
• Generalisasi dapat melahirkan hukum
baru (temuan baru) yang dapat terus
diuji
• Bermacam-macam jenis hukum:
• Konstitusi, seperti zat terdiri atas
molekul
• Urutan, seperti siang diikuti malam
• Korelasi, seperti korelasi negatif di
antara harga barang dan jumlah
pembeli
• Kosalitas (sebab-akibat), seperti
pengaruh pupuk terhadap kesuburan
tanaman
• Analogi, seperti kesamaan hukum
pada pegas dan udara
Kosalitas
• Ada penyebab dan ada akibat
• Sangat berguna untuk keperluan
prediksi

Syarat Kosalitas
• Akan dilihat beberapa patokan
syarat dari
• David Hume
• John Stuart Mill
• Analisis kosal
Syarat Kosalitas Hume

Syarat Kosalitas Hume


• (1) Sebab-akibat terkait sangat erat di
dalam ruang dan waktu (berjulat atau
contiguous)
• (2) Di dalam urutan waktu, sebab
mendahului akibat
• (3) Di antara sebab dan akibat terdapat
hubungan-perlu (necessary connection)

Contoh :
karena cuaca tampak mendung sejak pagi,
maka hujan akan turun.

Karena jam sudah menunjukkan pukul 5


sore, maka museum ini akan segera tutup.
Hubungan-Perlu (Necessary
Connection)
• Ada syarat-perlu dan syarat-cukup
• Untuk memenuhi hubungan-perlu,
kedua syarat ini harus dipenuhi

Syarat-perlu (necessary condition)

A adalah syarat-perlu bagi B; jika A


tiada maka B juga tiada

Uang adalah syarat perlu bagi belanja;


jika tidak ada uang, maka tidak bisa
belanja
Syarat-Cukup (Sufficient Condition)
• A adalah syarat-cukup bagi B :
jika A ada maka juga ada B

• Ada uang (syarat-perlu) belum


tentu belanja;
• Pada syarat-cukup, jika ada uang
maka harus belanja

Hubungan-perlu (Necessary
connection)
• Tiada uang tidak bisa belanja
• Ada uang harus belanja
Contoh Kosalitas
Syarat-perlu
• Bahan bakar, temperatur yang
cocok, dan oksigen adalah syarat-
perlu untuk kabakaran

• Jika tidak ada bahan bakar,


temperatur yang cocok, dan oksigen,
maka tidak terjadi kebakaran

Syarat-cukup
• Tendangan sapi ke lentera berisi
bahan bakar adalah syarat-cukup
untuk terjadi kebakaran kota

• Jika sapi tidak menendang lentera,


sekalipun ada bahan bakar, ada
temperatur yang cocok, dan oksigen,
maka tidak terjadi kebakaran kota
Syarat Kosalitas John Stuart Mill
• (1) Metoda kecocokan
• (2) Metoda perbedaan
• (3) Gabungan metoda kecocokan
dan perbedaan
• (4) Metoda kovariasi
• (5) Metoda residu

Metoda Kecocokan
• Jika satu dan hanya satu keadaan
relevan yang ada di semua kasus
yang menghasilkan akibat, maka
keadaan itu adalah penyebab atau
berkaitan dengan penyebab
Syarat Kosalitas Mill

Contoh (1) Metoda Kecocokan


Calon Penyebab terjadi akibat
A B C D E
A B F G H E
A C I J E
A C I J K E
A C I J H E
A B C D F E

• A ada di semua keadaan, maka


• A adalah penyebab
Contoh (2) Metoda Kecocokan

• Setiap hari si Badu sakit perut. Ia


menduga makanan pagi adalah
penyebabnya

• Senin: pisang, kopi, gula, roti, mentega


• Selasa: pisang, susu, roti, sirup
• Rabu: pisang, kopi, gula, ikan, roti
• Kamis: pisang, havermout, gula, susu,
telur
• Jumat: pisang, susu, kue, sirup

• Diduga penyebabnya adalah pisang


(mungkin saja bukan karena makan,
atau karena makanan semalam, atau
mungkin juga interaksi komponen
makanan)
Contoh (3) Metoda Kecocokan
• Ada kelemahan,:

Keadaan Akibat
minum whiskey + es mabuk
minum brandy + es mabuk
minum vodka + es mabuk
minum tuak + es mabuk

• Jadi, penyebab mabuk : es


(penyebab sesungguhnya adalah
komponen yang ada di semua
minuman: alkohol)
Syarat Kosalitas Mill

Metoda Perbedaan
• Jika keadaan adalah sama
dalam segala hal kecuali satu,
dan jika akibat terjadi pada
semua hal kecuali pada hal
tiadanya satu itu, maka satu
itu adalah penyebab atau
terkait dengan penyebab
Contoh (4) Metoda Perbedaan

Keadaan Akibat
A B C D F terjadi E
B C D F tidak terjadi E

• E terjadi, penyebab adalah A


Contoh (5) Metoda Perbedaan

• Hari Sabtu, Si A makan pagi


seperti hari Jumat susu, kue,
sirup kecuali pisang (hari
jumat si A sakit perut)
• Kalau akibatnya tidak sakit
perut, maka pisang adalah
penyebabnya

Contoh (6) Metoda Perbedaan


• Minum vodka tanpa es
• Kalau masih mabuk, maka es
bukan penyebabnya
Metoda Gabungan Kecocokan dan
Perbedaan
• Keadaan relevan ada pada semua
hal ketika terjadi akibat serta tidak
ada ketika tidak terjadi akibat
adalah penyebab atau terkait
dengan penyebab

Contoh (7) Metoda Gabungan


Kecocokan dan Perbedaan
Keadaan Akibat
A B C D terjadi E
A B F G H terjadi E
B C D F tidak terjadi E

• Jadi A adalah penyebab


Metoda Kovariasi
• Apabila satu keadaan berubah
secara teratur ketika keadaan lain
berubah, maka ada semacam
hubungan kosal di antara mereka

Contoh (8) Metoda Kovariasi


• Pada hukum Boyle, dalam
keadaan temperatur tetap, tekanan
gas berubah ketika volume
berubah

volume tekanan
v1 p1
v2 p2
v3 p3
Contoh (9) Metoda Kovariasi

Pupuk Kesuburan tumbuhan


tiada so
satu satuan s1
dua satuan s2
tiga satuan s3

Contoh (10) Metoda Kovariasi

Harga barang Jumlah pembeli


ho po
h1 p1
h2 p2
Contoh (11) Metoda Kovariasi

Lelaki Perempuan
jml ro- rasio mor- jml ro- rasio mor-
kok/hari talitas rok/hari talitas
tiada 1,0 tiada 1,0
1-9 4,8
10-19 6,4 1-19 2,1
20-39 11,6
> 40 12,6 > 20 4,4
Lelaki
rasio mortalitas
umur mulai umur umur umur
merokok 35-54 55-69 70-84
< 15 12,80 15,81 16,76
15-19 8,71 13,06 19,37
20-24 5,83 11,11 12,11
> 25 2,77 3,39 3,38
tidak merokok 1,00 1,00 1,00

Berhenti merokok % kanker paru thd


(tahun) tidak merokok
<5 52
5-10 38
> 10 14
Contoh (12) Metoda Kovariasi
• Dapat terjadi karena kebetulan (sehingga
memerlukan alasan hubungan)
tanggal X Y
11/9 – 61 147
12/9 – 58 160
13/9 – 65 130
14/9 – 62 135
15/9 – 55 165
16/9 – 70 110
17/9 – 60 120
18/9 – 64 115
19/9 – 61 118
20/9 – 59 150
X = temperatur terendah di kutub
Y = jumlah mahasiswa bolos di Jakarta
– hubungannya r = 0,79 (cukup tinggi)
X

Y
Metoda Residu
• Apabila bagian dari akibat tidak
dapat dijelaskan oleh keadaan
penyebab yang diketahui, maka
keadaan tambahan perlu dicari
untuk menjelaskan bagian yang
tidak terjelaskan dari akibat itu

Contoh (13) Metoda Residu


• Akibat terdiri atas bagian Y1 dan
Y2
Penyebab Bagian akibat
X1 Y1
Sebab tambahan X2 Y2
Contoh : Sampah mengakibatkan
terjadinya banjir
Analogi

Analogi
• Menyusun teori atau hukum
berdasarkan kemiripan penting dengan
teori atau hukum yang telah diketahui
• Misalnya, hukum dan teori pada X
sudah diketahui; Y mirip dengan X;
susun hukum dan teori pada Y meniru
hukum dan teori pada X

Contoh Analogi
• Sifat pegas, tekanan pada kolom udara,
dan rangkaian listrik adalah mirip
• Rumus pada pegas telah diketahui
• Susun rumus pada tekanan kolom
udara dan pada rangkaian listrik
meniru rumus pada pegas
Tekanan Gas : Hukum Boyle

p.V = c

Keterangan :
P adalah tekanan
V adalah volume
c adalah bilangan tetap (konstanta)
HUKUM OHM
Contoh Analogi
• Entropi pada termodinamika digunakan
sebagai analogi untuk keteraturan alam
dan untuk teori informasi
• Hubungan meson dengan medan kuat
mengambil analogi dari hubungan foton
dengan medan elektromagnetik

Keunggulan dan Kelemahan Analogi


• Dapat memanfaatkan pemikiran yang
sudah ada pada keadaan tertentu untuk
keadaan lain
• Sering digunakan di antara ilmu
berbeda, misalnya, organisasi sosial
menggunakan biologi sebagai analogi
• Ada kemungkinan keliru
Induktivisme

Induktivisme
• Penyusunan hukum dan teori melalui
logika induktif
• Menggunakan cara seperti terdapat
pada logika induktif yakni
menggunakan generalisasi dari kasus
• Dapat menghasilkan hukum dan teori
baru

Syarat Induktivisme
• Amatan yang menjadi dasar bagi
generalisasi harus cukup banyak dan
cukup representatif
• Amatan diperoleh dari aneka kondisi
yang luas
• Tidak ada amatan yang bertentangan
dengan hukum atau teori yang disusun
• Memiliki kemampuan prediksi
Induktivisme
Pengujian
• Hukum atau teori yang diturunkan
secara induktif perlu diuji (biasanya
diuji terus menerus, apa lagi ketika
ditemukan kondisi atau cara atau alat
baru)
• Pengujian terjadi pada penelitian yang
menggunakan hukum dan teori ini

Kelemahan Induktivisme
• Mungkin saja ada kekeliruan pada
observasi
• Observasi perlu dibantu dengan teori
lain, sedangkan teori lain mungkin saja
keliru
• Terjadi lompatan dari kasus ke
generalisasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai