NIM P17230183040
NIM : P17230183040
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal yang saya tulis ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apablia di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan penelitian ini hasil
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain, saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut.
Mengetahui,
Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Efektifitas Video Tutorial Penggunaan APD
Covid 19 Terhadap Pengetahuan dan Pelaksanaan Penggunaan APD Covid 19
Pada Mahasiswa Keperawatan” oleh Gita Putri Adelia NIM P17230183040 telah
diperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Dewan Penguji,
Dr. Ns. Sri Mugianti., M.Kep Ns. Agus Khoirul Anam, M.Kep
NIP.196609031988032002 NIP. 196508231985032001
Mengetahui,
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas berkah rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini dengan judul
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini, penulis
bantuan dari berbagai pihak, maka melalui tulisan ini penulis menyampaikan
3. Dr. Sri Mugianti, S.Kep, Ns, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Penguji yang berkenan memberikan saran dan dukungan kepada penulis dalam
5. Seluruh dosen dan staf pegawai Program Studi DIII Keperawatan Blitar yang
6. Keluarga serta orang terdekat yang terus memberikan doa, semangat, dan
Kasus ini.
8. Dan semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuannya selama
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah studi Kasus ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan.
halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... iv
KATA PENGANTAR................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 4
1.4 Manfaat ................................................................................................... 4
LAMPIRAN .................................................................................................. 44
DAFTAR GAMBAR
COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit korona virus pada tahun 2019
di seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh korona virus jenis baru yang diberi
dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019,
dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
Maka dari itu, pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak mahasiswa
mahasiswa dengan dosen maupun mahassiswa dengan mahasiswa (Firman, F., &
Rahayu, S., 2020). Menurut Milman (2015) penggunaan teknologi digital dapat
masalah COVID-19 yang saat ini terjadi adalah kurangnya skill dan pengetahuan
5
merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan
berbagai jenis interaksi pembelajaran. Perguruan tinggi pada masa WFH perlu
video tutorial penggunaan Alat pelindung diri COVID-19 secara daring ini
pengetahuan terkait kasus COVID-19 yang saat ini terus bertambah secara
signifikan.
mereka banyak belum bisa menjelaskan terkait cara penggunaan dan pelepasan
mendapat informasi.
Maka dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengangkat karya
tulis ilmiah yang berjudul Efektifitas Video Tutorial Penggunaan APD COVID-19
Keperawatan.
6
1.2 Rumusan Masalah
Mahasiswa Keperawatan.
1.3 Tujuan
Keperawatan.
APD COVID-19.
7
1.4 Manfaat
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan kajian ilmu keperawatan serta
COVID-19.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
digunakan untuk menyatakan makna yang sama. Daring merupakan istilah dalam
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daring memiliki arti dalam
dan asynchronous.
pembelajaran daring pada waktu yang dapat ditentukan oleh mereka sendiri yang
9
berarti pula bahwa pengajar tidak akan dapat menanggapi langsung pertanyaan
yang muncul (Alshwaier, 2012). Dalam hal ini fleksibilitas waktu sangat terlihat
jelas.
melaksanakan pembelajaran daring antara lain seperti hp, komputer, laptop dan
2. Aplikasi merupakan penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang
Sistem dan aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran daring antara lain :
internet, whatsapp, google classroom, zoom, google meet, webex serta sistem dan
aplikasi lainnya.
3. Konten Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk
pembelajaran daring.
10
2.1.4 Manfaat Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19
pandemi baik dari perspektif pengajar maupun dari pembelajar serta kajian
1. Terhindar dari virus corona Manfaat utama dari pembelajaran secara daring
selama masa pandemi adalah terhindar dari virus corona. Pembelajaran daring
2. Waktu dan tempat yang fleksibel. Pada dasarnya setiap pembelajar memiliki
maupun pengajar akan mengeluarkan biaya yang mencakup biaya perjalanan dari
rumah ke kampus, biaya makan, biaya kosmetik serta biaya tempat tinggal bagi
yang tinggal di perantauan dan memiliki rumah dengan jarak yang jauh dari
biaya tersebut.
11
5. Mendapatkan informasi lebih banyak. Pembelajaran secara tatap muka
memiliki durasi waktu yang sudah ditentukan sehingga banyaknya materi yang
pembelajaran secara daring yang memiliki waktu yang lebih banyak sehingga
materi yang diberikan oleh pengajar cenderung lebih kompleks. Pada saat
mahasiswa mencari informasi dari referensi lain, mereka pasti akan mendapatkan
bisa dilepaskan dari penggunaan teknologi. Dengan kata lain, pembelajaran daring
tidak akan bisa berjalan tanpa peran teknologi. Bagi mereka yang kurang paham
mengharuskan kita untuk diam di rumah dan membatasi kegiatan di luar rumah.
Mayoritas waktu yang kita habiskan dalam 24 jam sehari adalah di rumah
Bersama keluarga. Tentu hal ini akan membuat hubungan dengan keluarga
rumah menjadi lebih sibuk dari sebelumnya. Sisi positif yang diberikan adalah
kita lebih dapat untuk menghargai waktu. Time management juga diasah dalam
12
9. Materi bisa dibaca kembali. Kelebihan dari pembelajaran secara daring ini
adalah materi yang kita sampaikan tersimpan dengan sangat baik dalam jaringan
digantikan oleh jaringan. Hal ini positif dalam hal penggunaan kertas. Tidak ada
lagi penggunaan kertas dalam pembelajaran daring karena semua sudah tersimpan
dalam jaringan.
11. Segala aktivitas terekam. Dengan pembelajaran daring, segala aktivitas yang
jaringan.
semua pembelajar.
pembelajaran, tetapi selain manfaat ada beberapa tantangan yang dihadapi baik
orang.
13
Tidak ada internet maka tidak ada pula pembelajaran daring. Ketidakstabilan
pembelajaran daring ini. Bagi mereka yang tidak terlalu familiar atau tidak tertarik
daring. Asal ada kemauan pasti ada jalan. Seringkali yang menjadi penghalang
Dalam pembelajaran daring, duplikasi tugas yang dibuat mahasiswa tidak dapat
14
kurang baik dapat memperlambat reaksi pengajar dalam merespons pertanyaan
(Kusumo, 2017). Berikut akan diberikan beberapa metode yang dapat digunakan
1. Metode ceramah
(Sanjaya, 2006).
2. Metode diskusi
kepada suatu masalah, yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama (Aswan & Bahri syamsul,
2006).
3. Metode demonstrasi
aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
4. Metode resitasi
15
Metode resitasi adalah salah satu metode dalam proses belajar mengajar di mana
guru memberi tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas tersebut
6. Metode discovery
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan
tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar penemuan, siswa juga bisa belajar
(Hosnan, 2014).
7. Metode inquiry
Metode inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
16
2.2 Konsep Pengetahuan
seseorang terhadap objek atau indera yang dimilikinya. Dengan sendirinya, pada
2010).
baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses beruntun,yakni:
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
17
2.2.3 Domain Pengetahuan
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
2) Memahami (comprehension)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
dipelajari.
3) Aplikasi
pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
kaitannya dengan yang lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
5) Sintesa
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan baru. Dengan kata lain sintesis itu
ada.
6) Evaluasi
a. Faktor internal
1. Umur
maka proses-proses perkembangan mentalnya semakin baik akn tetapi pada umur-
umur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak seperti umur
belasan tahun. Bahkan pada usia yang sangat lanjut, proses-proses pertumbuhan
dan perkembangan (bukan dalam arti perubahan) praktis sudah tidak ada. Jadi
yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu akan menjelang lanjut
2. Intelegency quality
Semakin tinggi intelegensi seseorang akan semakin cerdas pula secara potensial
orang yang memiliki intelegensi yang kurang akan banyak mengalami kesulitan
b. Faktor eksternal
1. Pendidikan
2. Pengalaman
Oleh sebab itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan.
3. Pekerjaan
Menurut Frieman (1998), pekerjaan akan menyita waktu yang dapat digunakan
4. Informasi
jika ia bisa mendapatkan informasi yang cukup dari berbagai media seperti
televisi, radio, internet, surat kabar maka hal ini akan meningkatkan
pengetahuannya.
5. Lingkungan
a) Lingkungan fisik
Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap pola atau kejiwaan
seseorang.
b) Lingkungan social
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa lingkungan fisik maupun sosial akan
(Muzdakir, 1995).
2.3 Konsep Alat Pelindung Diri COVID-19
Alat pelindung diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang sebagai
penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara untuk
melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau penyakit (Pedr.
Kesehatan)nyusun, 2020).
penanganan kasus COVID-19 adalah jenis APD Level 3 yang terdiri dari :
Masker bedah memiliki kegunaan untuk melindungi dari partikel yang dibawa
melalui udara (airborne particle), droplet, cairan, virus atau bakteri. Masker bedah
Masker N95 berfungsi untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dengan
cara menyaring atau menahan cairan, darah, aerosol (partikel padat di udara),
bakteri atau virus. Alat pelindung pernapasan yang dirancang dengan segel ketat
di sekitar hidung dan mulut untuk menyaring hampir 95% partikel yang lebih
kecil < 0,3 mikron. Masker ini dapat menurunkan paparan terhadap kontaminasi
COVID-19.
Pelindung wajah memiliki kegunaan untuk melindungi mata dan wajah dari
percikan cairan darah atau droplet. Umumnya terbuat dari plastik bening
face shield adalah sekali pakai atau dapat dipergunakan kembali setelah dilakukan
desinfeksi/ dekontaminasi.
Gambar 2.3 Pelindung Wajah (Face Shield)
Pelindung mata berbentuk seperti kaca mata yang memiliki kegunaan melindungi
area mata dan sekitarnya dari percikan cairan, darah, atau droplet. Material yang
digunakan adalah plastik atau akrilik bening. Pelindung mata digunakan pada saat
Gaun memiliki fungsi untuk melindungi pengguna atau tenaga kesehatan dari
penyebaran infeksi atau penyakit, gaun hanya melindungi bagian depan, lengan,
dan setengah kaki. Persyaratan gaun yang ideal antara lain bersifat barier efektif
yaitu mampu mencegah penetrasi cairan, tahan terhadap aerosol, airborne, dan
partikel padat.
Apron merupakan pelindung tubuh untuk melapisi bagian luar gaun yang
digunakan oleh petugas kesehatan agar terhindar dari penetrasi cairan infeksius
pasien.
Sarung tangan memiliki fungsi untuk melindungi tangan tenaga medis dari kontak
cairan infeksius selama perawatan pasien. Sarung tangan dapat terbuat dari bahan
lateks karet, polyvinyl chloride (PVC), nitrile, polyurethane. Sarung tangan yang
ideal harus tahan robek, tahan bocor, biocompatibility (tidak toksik), tidak
h. Pelindung kepala
pengguna dari percikan cairan infeksius pasien selama proses perawatan. Penutup
kepala terbuat dari bahan tahan air, tidak mudah robek, dan ukuran pas di kepala
Sepatu pelindung merupakan alat pelindung kaki dari percikan cairan infeksius
pasien. Sepatu pelindung dapat terbuat dari material lateks dan PVC, bersifat non-
slip, dan tahan air dengan sol tertutup sempurna. Sepatu pelindung dapat
langsung).
Pemeliharaan mudah.
a. Risiko terpapar
Alat pelindung diri digunakan oleh orang yang berisiko terpajan dengan pasien
b. Dinamika transmisi.
b) Sarung tangan,
c) Masker N95/bedah,
d) Pelindung kepala
f) Sepatu pelindung
Catatan: APD di atas bisa ditambah dengan penggunaan pelindung wajah (face
shield)
2) Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang memicu terjadinya aerosol
seperti intubasi trakea, ventilasi non invasive, trakeostomi, resusitasi jantung paru,
seperti scaler ultrasonic dan high-speed air driven, pemeriksaan hidung dan
a) Gaun/gown,
b) Sarung tangan,
c) Masker N95,
d) Pelindung kepala,
APD yang dipakai untuk merawat pasien terduga atau terkonfirmasi Covid- 19
dan penanganannya sama dengan linen infeksius yang lain. Semua APD baik
kantong plastik infeksius atau tempat tertutup) yang diberi label dan anti bocor.
Pandemi COVID-
19
Mahasiswa dirumahkan
untuk mencegah
penularan COVID-19
Pembelajaran
daring
Menurut Siyoto & Sodik (2015) (dalam Sukardi, 2019) Desain penelitian
pengumpulan data, dan analisa data, sehingga desain yang baik peneliti maupun
Dengan itu penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan metode
Subjek studi kasus dapat disebut juga sebagai partisipan dalam riset
kualitatif atau sampel dalam riset kuantatif. Subjek studi kasus keperawatan
Sri Mugianti,2018:43). Jadi subjek penelitian kualitatif adalah pihak yang menjadi
2021.
data dapat terkumpul sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Nursalam,
2009).
Langkah-langkah pengumpulkan data :
Keperawatan Blitar
penelitian.
4. Setelah antara peneliti dan responden sepakat, peneliti menggali informasi dari
responden pnelitian.
Covid19
9. Dari hasil pengelolaan kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan tabel
kemudian dibuat laporan untuk disajikan dalam sidang hasil karya tulis ilmiah
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang paling penting
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
Dalam studi kasus ini menggunakan analisis data dengan soal pre test dan
kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam
(Sumantri, 2011).
pelaksanaan internet untuk mengakses materi, untuk sebelum melihat dan evaluasi
penggunaan APD berinteraksi dengan materi, instruktur dan tayangan video penggunaan APD pada
COVID 19 pembelajar lain, untuk mendapatkan dukungan tutorial cara mahasiswa melalui
- Mengidentifikasi
Pengetahuan merupakan hasil
setelah melihat
penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
tayangan video
terhadap objek atau indera yang dimilikinya.
Alat pelindung diri (APD) adalah tutorial cara
memperagakan
menggunakan APD
COVID 19
Daftar Rujukan
Aswan, Z., & Bahri syamsul, D. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Penerbit PT.
Rineka Cipta.
Suprajitno & Mugianti, S. (2018). Studi Kasus Sebagai Riset. Yogyakarta: Andi.
Zhang, D., Zhao, J. L., Zhou, L., & Nunamaker, J. F. (2004). Can e-learning
replace classroom learning? Communications of the ACM.
https://doi.org/10.1145/986213.986216
Lampiran 1
a. Saya Gita Putri Adelia berasal dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
prosedur penggunaanya dan cara melepaskan alat pelindung diri yang diisi oleh
responden.
meminta
responden untuk mengisi Informed Concent pada lembar persetujuan yang sudah
Partisipasi saudara bersifat sukarela, tidak ada paksaan, dan saudara dapat
f. Apabila ada hal-hal yang kurang jelas dapat menghubungi saya Gita Putri
Peneliti
Nama :
Umur :
Alamat :
Telp/HP :
Persetujuan ini saya tanda tangani dengan sukarela tanpa paksaan dari siapapun.
4.1 Tabel konsep kerja kuesioner tingkat pengetahuan alat pelindung diri
No Konsep Indikator Pertanyaan
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
b. Level 3
c. Level 2
9. Pelindung wajah memiliki kegunaan untuk melindungi
mata dan wajah dari percikan cairan darah atau droplet
disebut ?
a. Face Shield
b. Apron
c. Helm
b. Mencuci Tangan
c. Memakai masker
b. Face Shield
c. Masker
c. Handscoen
c. Mudah rusak
b. Masker bedah
c. Kacamata pelindung
b. Masker
c. Celemek
c. Langsung dibuang
b. Masker
c. Kacamata pelindung
b. Masker respiratorik
c. Handscoen
a. Masker