Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi
yang berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan
memegang peran penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum sebagai
salah satu warisan leluhur. Ada keterkaitan antara sumber perolehan bahan
makanan, rempah-rempah, tata cara penyajian, tradisi pembuatan atau memasak,
penggunaan bumbu, kandungan gizi setiap olahan makanan dan lain-lain dalam
suatu kebudayaan. Hampir seluruh kepulauan di Indonesia memiliki tradisi dan
ciri khas makanan tersendiri di setiap daerah dengan cita rasa yang berbeda.
Sebagian dari kuliner Indonesia sudah banyak yang dikenal dan masih banyak
juga yang belum terkuak, serta masih menyimpan misteri kenikmatan dari
kandungan kuliner Indonesia.

Kuliner tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya


yang harus digali kembali sebagai salah satu aset budaya melalui revitalisasi dan
proses-proses transformasi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengimbangi serbuan
kuliner asing dan model franchise kuliner sebagai dampak pasar bebas dan
globalisasi. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, makanan tradisional
semakin tidak populer dan kalah oleh pengaruh makanan luar yang berasal dari
negara lain. Di Indonesia, masih banyak masyarakat lokal justru kurang
mengenal dan menyukai makanan tradisional khas Indonesia, mereka lebih
menyukai pengaruh dari makanan luar seperti Chinese Food, Japanese Food,
Western Food, khususnya Fast Food dan Junk Food, khususnya anak-anak
muda yang hanya menikmati dan mengikuti tren masa kini dengan menganggap
masakan Indonesia kuno dan lebih memilih pengaruh kuliner luar yang dianggap
modern. Kurangnya pengenalan dan apresiasi terhadap tradisi dan sejarah
kebudayaan kuliner Nusantara juga menjadi faktor utama. Berkembangnya
informasi dan minat masyarakat, serta perubahan gaya hidup masyarakat modern
yang konsumtif dan selektif menuntut akan tersedianya fasilitas baru, inovatif
dan memenuhi standar. Terlebih ciri khas masyarakat perkotaan Indonesia yang

1
2

suka mencoba hal dan pengalaman baru, termasuk dalam bidang kuliner.
Berdasarkan survei Skyscanner terhadap 1.000 traveler di tahun 2013, 47%
wisatawan lebih memilih berwisata kuliner dengan mencicipi aneka makanan
lokal. Penikmat kuliner berasal dari berbagai kalangan dan tidak membeda-
bedakan status sosial. Presentase tersebut membuktikan kuliner menjadi
pertimbangan para wisatawan untuk mengunjungi sebuah tempat. Kemampuan
SDM lokal dan tenaga ahli masih kurang berbekal ilmu dan pengetahuan
sehingga belum dapat mengimbangi perkembangan industri kuliner luar di
Indonesia yang terus meningkat. Kompetisi para pedagang lokal dan produsen
kuliner tradisional semakin menurun sehingga tak banyak dari mereka yang
bertahan lama dan bertumbuh pesat karena tidak mampu bersaing, terutama dari
serbuan perusahaan asing yang hadir di Indonesia. Ada anggapan bahwa kurang
populernya kuliner tradisional Indonesia disebabkan terlalu banyak varian dan
cara masak yang terlalu lama, proses pembuatan produk makanan yang rumit
dan menyita waktu, serta daya simpan yang tidak bertahan lama.

Di sisi lain, sebagian besar wisatawan asing yang berkunjung ke


Indonesia sangat tertarik dengan kebudayaan lokal Indonesia, khususnya dari
segi kuliner yang membuat para wisatawan asing merindukan kenikmatannya
dan mereka bahkan berkeinginan untuk mempelajari sejarah dan tradisi
kebudayaan kuliner Indonesia. Sebagai salah satu daya tarik pariwisata dan salah
satu subsektor ekonomi kreatif, kuliner memiliki peranan penting dalam promosi
pariwisata Indonesia dan kebudayaan Nusantara. Beberapa kuliner khas
Indonesia sudah mulai terkenal hingga mancanegara. Ini merupakan peluang
Indonesia untuk mempromosikan dan meningkatkan citra Indonesia khususnya
bidang pariwisata dan gastronomi. Selain itu, Indonesia juga disebut sebagai
salah satu surga kuliner di dunia didukung dengan letak Kepulauan Nusantara
yang subur dalam menghasilkan sumber daya alam sebagai bahan pangan yang
berkualitas. Namun, lemahnya branding dan promosi kuliner Nusantara sebagai
produk wisata membuat kuliner Nusantara kurang dihargai dan berkembang.
Menurut Erfin Roesfian sebagai perwakilan dari Pusat Kajian dan
Pengembangan Seni Kuliner Indonesia, daya dukung dari seluruh pelaku yang
bergerak di bidang pariwisata sangat dibutuhkan sehingga seni kuliner Indonesia
memiliki kekuatan agar dapat bersaing di dunia Internasional. Ia pun
3

menyampaikan bahwa makanan dan minuman heritage Nusantara dirasa masih


kurang memiliki daya saing dengan makanan negara lain. Diperlukan
terbentuknya citra atau ikon “Wisata Kuliner” yang diiringi dengan inovasi /
kreativitas terhadap kuliner Nusantara agar semakin maju dan berkembang
sesuai dengan tuntutan persaingan di dunia gastronomi yang akan menarik
wisatawan lokal maupun internasional. Tujuannya menjadi pusat pengembangan
kreatifitas dan inovasi para profesional di bidang kuliner Indonesia dan juga
diharapkan sebagai pusat pemecahan masalah yang terjadi dalam pengembangan
seni kuliner Indonesia. Diharapkan dapat menjadi pendukung program
pemerintah di tingkat daerah sampai pusat dalam pengembangan pariwisata
khususnya wisata kuliner sebagai upaya melestarikan warisan leluhur yang tidak
lagi dapat diakui oleh negara lain. Sudah semestinya harus ada usaha untuk
mempopulerkannya kembali, baik oleh pemerintah, pelaku usaha maupun
masyarakat luas.

Sekarang ini, tren kuliner sebagai promosi komersial sedang menjamur


dan memunculkan jenis-jenis masakan dan bisnis baru yang praktis, yang ada
pada restoran, bar, ataupun cafe di beberapa tahun terakhir, khususnya di kota-
kota besar di Indonesia seperti Jakarta. Masyarakat lokal masih kurang peka dan
menyadari terhadap perkembangan kuliner yang ada di Indonesia, khususnya
dalam bidang parisiwata kebudayaan, ekonomi, pendidikan, gizi & kesehatan.
Banyak rumah makan atau restoran yang menyediakan berbagai jenis kuliner
Indonesia, namun hanya sebatas dalam kepentingan komersial dengan fasilitas
yang kurang terstruktur dan lengkap dalam meningkatkan apresiasi dan wawasan
terhadap kebudayaan seni kuliner yang tersebar di berbagai wilayah di
Indonesia. Masyarakat (khususnya remaja dan anak-anak) membutuhkan suatu
wadah dalam menyalurkan minat, bakat dan hobi dalam melakukan aktivitas
yang berhubungan dengan gastronomi, khususnya kuliner Nusantara.

Dalam memperluas pengenalan dan memperkaya wawasan akan


gastronomi Indonesia kepada anak-anak dan masyarakat, khususnya wisatawan
lokal maupun mancanegara dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah dengan memanfaatkan sebuah sarana pusat wisata dilengkapi dengan
fasilitas atau media menarik yang diperuntukkan bagi seluruh kalangan, seperti
4

One-stop wisata kuliner khas Indonesia yang rekreatif, informatif, edukatif dan
interaktif. Tujuan penulis mengangkat judul ini yaitu untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat lokal, serta memperluas pengenalan kuliner Nusantara
secara nasional maupun internasional akan wawasan dan pengetahuan terhadap
nilai-nilai sejarah, kebudayaan dan tradisi seni kuliner khas Indonesia sebagai
salah satu kekuatan dari identitas kebudayaan Indonesia. Hal ini menantang
penulis sebagai desainer interior untuk merancang sebuah pusat wisata dalam
bidang gastronomi atau kuliner khas Indonesia yang bermanfaat dan menarik
bagi seluruh kalangan sesuai dengan kebutuhan dan secara kritis
mempertimbangkan aspek fungsional, komersil, teknis, estetika, arsitektural,
ergonomi dan dari segi lainnya. Selain itu, dapat memberikan kemudahan dan
membantu berbagai pihak yang terkait dalam meningkatkan efisiensi dan
efektifitas kerja. Peran seorang desainer interior sangat dibutuhkan dalam
menangani permasalahan yang ada dengan memberikan solusi-solusi desain
yang tepat melalui sebuah karya perancangan ruang yang nantinya dapat
berguna bagi profesi seorang desainer interior kelak.

1.2. Rumusan Masalah


Berikut perumusan masalah yang berkaitan dengan perencanaan dan
perancangan One-stop Wisata Kuliner khas Indonesia sebagai acuan dalam
menemukan solusi pemecahan masalah desain :
1) Bagaimana merancang interior yang dapat mencitrakan nilai dan kualitas dari
kuliner khas Nusantara sehingga dapat menarik dan mewakili eksistensi di
mata masyarakat lokal maupun internasional?
2) Bagaimana merancang interior yang bersifat edutainment agar masyarakat
lebih mengenal kebudayaan kuliner Nusantara?
3) Bagaimana merancang interior yang fungsional dan ergonomis agar dapat
menunjang efisiensi dan efektivitas berkegiatan bagi pihak-pihak yang
terlibat?

1.3. Tujuan dan Manfaat


Pemilihan tema dan judul pada proyek tugas akhir ini memiliki maksud
dan tujuan tertentu yang telah ditetapkan melalui pertimbangan-pertimbangan
dan berdasarkan atas data-data nyata.
5

1.3.1. Tujuan
Tujuan dari perancangan proyek tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1) Menampilkan nilai dan kualitas sesuai karakter identitas budaya
Nusantara dengan konsep yang kreatif dan inovatif sehingga dapat
mewakili eksistensi di mata masyarakat lokal maupun internasional.
2) Merancang interior dengan menyediakan sebuah fasilitas pendukung
yang edukatif, interaktif dan rekreatif agar dapat menciptakan
lingkungan yang positif dan inspiratif, serta interaksi yang baik di
dalamnya.
3) Merancang interior yang dapat menunjang efektivitas dan efisiensi
berkegiatan dari pihak-pihak yang terlibat sesuai aktifitas dan
kebutuhan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang lengkap,
berkualitas dan memenuhi standar.

1.3.2. Manfaat
Penulisan proyek tugas akhir ini memberikan banyak manfaat
bagi penulis sendiri baik sebagai acuan dasar dalam perencanaan dan
perancangan interior maupun pada profesi sebagai desainer interior
kelak. Diharapkan informasi-informasi yang terlampir dari perencanaan
interior atas topik yang dipilih dapat pula memberikan manfaat bagi
individu lain. Berikut manfaat dan kontribusi yang diberikan :
1) Hasil perancangan diharapkan mampu meningkatkan industri
pariwisata dan ekonomi kreatif Nusantara, khususnya bagi UKM
(Usaha Kecil Menengah) dan pengembang usaha bisnis atau wisata
kuliner.
2) Sebagai salah satu upaya dalam melestarikan, memperkenalkan dan
mengembangkan, serta mengangkat tradisi dan seni kebudayaan
kuliner Nusantara sebagai produk wisata dalam negeri maupun taraf
internasional.
3) Mampu menstimulasi apresiasi, minat, bakat dan kreatifitas setiap
pengunjung atau penikmat kuliner dari segala kalangan, mulai dari
anak-anak hingga dewasa dalam menjalankan aktifitasnya.
6

4) Perancangan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa jurusan


desain interior Universitas Bina Nusantara dan pihak-pihak yang
terkait dalam menambah wawasan dan informasi berkaitan dengan
One-stop wisata kuliner khas Nusantara.
5) Perancangan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa non-interior Universitas Bina Nusantara yang berkaitan
dengan One-stop wisata kuliner khas Nusantara.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian


1.4.1. Kawasan Penelitian
Kegiatan penelitian dilakukan di sekitar wilayah Jakarta,
Tangerang dan Bogor dengan objek penelitian berupa food court atau
food market yang berhubungan dengan pusat wisata kuliner untuk
kelengkapan data penunjang. Kegiatan penelitian dilakukan melalui studi
lapangan, wawancara dengan narasumber yang terkait dan mencari data-
data literatur mengenai prospek pemilihan judul proyek tugas akhir ini
sehingga penulis mendapat informasi-informasi yang dapat membantu
penulis dalam menganalisis data.

1.4.2. Batasan Penelitian


Peninjauan terhadap judul yang dipilih, yaitu Perancangan
Interior One-stop Wisata Kuliner khas Indonesia, dilakukan sejauh yang
dibutuhkan sebagai sumber data dalam pengerjaan perancangan. Hal-hal
tersebut mencakup:
1) Kebudayaan pada tata cara pengolahan dan penyajian makanan khas
33 provinsi di Indonesia secara umum.
2) Perihal kebutuhan aktifitas dan fasilitas pada teknik peracikan dan
penyajian.
3) Perihal standar besaran ruang sesuai dengan ilmu antropometri dan
ergonomi.
4) Perihal penataan ruang dan persyaratan ruang atau setiap fasilitas.
5) Penganalisaan kegiatan dan alur sirkulasi pengunjung, karyawan,
pengelola atau pihak-pihak yang terlibat.
7

1.4.3. Batasan Perancangan


Perancangan dimulai dengan penulisan laporan sebagai acuan
dasar, yang kemudian disusul dengan tahap studio. Perancangan proyek
tugas akhir hanya mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan ilmu
interior pada pusat kuliner, yang meliputi :
1) Perencanaan tata letak / tata ruang area makan pusat kuliner dan
fasilitas-fasilitas pendukung, kecuali spesifikasi area dapur.
2) Perencanaan elemen interior seperti dinding, lantai, dan plafon.
3) Perencanaan sistem penghawaan, pencahayaan, sirkulasi, mechanical
dan electrical, plumbing, dan keamanan.
4) Perencanaan detail konstruksi dan furniture.

1.5. Metode Penelitian


1.5.1. Metode Pengumpulan Data
1) Secara langsung
• Observasi dan Survei Lapangan
Metode ini berupa studi atau survey lapangan yang merupakan
pengamatan atau peninjauan langsung secara lebih detail dan
dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi yang lengkap.
• Wawancara
Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih
mendalam dengan bertanya secara langsung dan meminta
penjelasan secara rinci pada sumber-sumber yang terkait, yang
lebih memahami terhadap objek penelitian yang sedang
dilakukan.
• Pengambilan gambar atau dokumentasi
Pengambilan foto kondisi lapangan secara nyata dapat membantu
penulis untuk dapat menganalisis permasalahan yang ada
sehingga dapat menemukan solusi desain.
2) Secara tidak langsung
• Studi Literatur
Studi literatur adalah bentuk pengumpulan data yang berasal dari
referensi buku, majalah, internet dan media lain yang
8

berhubungan dengan permasalahan pada umumnya sehingga


dapat membantu dalam proses perancangan.

1.5.2. Metode Perancangan


Setelah melakukan pengumpulan data, tahap selanjutnya adalah
melakukan analisa terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemukan
selama pengumpulan data. Analisa permasalahan yang didapatkan
selama proses pengumpulan data tersebut akan sangat membantu pada
tahap perancangan interior selanjutnya.

Tahap selanjutnya merupakan tahap perencanaan desain atau


skematik desain yang meliputi pembuatan program ruang yang terdiri
dari program aktifitas-fasilitas, perhitungan total kebutuhan ruang,
hubungan antar ruang, struktur organisasi ruang, analisa site plan, studi
fisik bangunan, zoning dan gruping, yang dilanjutkan dengan
penyusunan konsep.

Kemudian pada tahap perancangan interior dapat dimulai dari


pengembangan konsep, perancangan layout dan gambar kerja melalui
berbagai pertimbangan penting sesuai dengan kebutuhan aktifitas dan
fasilitas dari pihak-pihak yang terkait, serta konsep yang ada.

Setelah menyelesaikan kelengkapan gambar kerja, maka untuk


merealisasikan gambaran atau visualisasi nyata interior yang telah
dirancang, dapat dilanjutkan dengan pembuatan 3D baik dengan
menggunakan teknik komputer maupun sketsa berwarna. Visual 3D
interior sangat membantu dalam perancangan karena dapat ditinjau
kembali kesesuaiannya dalam pengaplikasian material, warna, tekstur,
komposisi, proporsi, dan suasana yang ada pada ruang tersebut.

1.6. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penyusunan terdiri atas :
BAB I PENDAHULUAN
9

Menguraikan tentang latar belakang pemilihan proyek, perumusan masalah,


batasan permasalahan, kontribusi perancangan, tujuan & sasaran, ruang lingkup
penelitian, metode penelitian & perancangan, kerangka berpikir dan sistematika
penulisan / pembahasan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tinjauan umum dan tinjauan khusus mengenai teori yang digunakan dan
keterkaitannya dengan penelitian yang dilakukan. Bab ini menjabarkan teori
yang akan digunakan tentang penjelasan One-Stop Wisata Kuliner secara umum
mulai dari definisi, tujuan, fungsi, jenis-jenis, sarana dan prasarana, serta semua
hal-hal umum yang berkaitan dengannya. Tinjauan khusus terkait dengan
tinjauan data-data proyek pusat kuliner secara lebih spesifik, terdiri dari sejarah,
visi & misi, kebutuhan aktifitas dan fasilitas, pelaku kegiatan, struktur
organisasi, pengelolaan dan operasional kegiatan, kapasitas pelayanan, dan
lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas tentang tinjauan data-data proyek yang diambil dan penjelasan
analisis proyek secara lebih spesifik. Berisi tentang pendekatan yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan objek penelitian dalam landasan perencanaan
dan perancangan interior, analisis permasalahan dalam aspek interior,
fungsional, teknis, kinerja, arsitektural desain, karakter bangunan, lokasi proyek
pembangunan, prospek perkembangan pusat kuliner dan lainnya. Analisis yang
dilakukan berupa studi kasus dan penyelesaian masalah dalam perencanaan dan
perancangan interior.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menguraikan tentang penekanan desain dan penjelasan konsep yang akan
digunakan sebagai pedoman dasar dalam perencanaan dan perancangan interior
One-stop wisata kuliner khas Indonesia.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran dari penelitian yang dilakukan. Semua yang telah
dijelaskan pada Bab I-IV akan dirangkum dan dijabarkan di Bab V.

Anda mungkin juga menyukai