Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPINDAHAN PANAS
“Radiasi”

Tanggal Praktikum: - Tanggal Penyerahan Laporan 22 Januari 2021


Dosen Pembimbing : Ika Yuliyani, ST., MT.

Disusun Oleh :
Rama Prasetyo Handawidjoyo 191726013
Program Studi D4 Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

LABORATORIUM TEKNIK KONVERSI ENERGI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012
Telepon/Fax. (022) 2013789
Email : polban@polban.ac.id
A. TUJUAN
1. Memahami peristiwa perpindahan panas secara radiasi,
2. Memahami perubahan suhu akibat perpindahan panas secara radiasi.
3. Memahami perubahan bentuk akibat perpindahan panas secara radiasi.
4. Memahami

B. DASAR TEORI
a. Perpindahan Panas
Perpindaha panas atau yang sering disebut heat transfer merupakan salah satu dari
disiplin ilmu Teknik thermal yang mempelajari cara menghasilkan panas,
menggunakan panas, mengubah panas dan menukarkan panas di anatara sistem
fisik. Bila dalam suatu sistem terdapat perbedaan suhu atau bila dua sistem yang
suhunya berbeda disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi yang
disebut juga sebagai perpindahan panas. Perpindahan panas merupakan bukti dari
hukum termodinamika yang pertama tentang energi yang tidak dapat diciptakan
maupun dihilangkan. Energi hanya dpat dipindahkan dan berubah dari satu bentuk
ke bentuk lainnya.

Perpindahan panas selalu terjadi dari benda yang panas ke benda yang dingin. Jika
beberapa benda saling berdekatan satu sama lain dan mempunyai temperature yang
berbeda kemudia benda yang panas akan menjadi dingin dan benda yang dingin
menjadi panas hingga mencapai temperature keseimbangan.

b. Perpindahan Panas Radiasi


Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang electromagnet atau
pake-paket energi (photon) yang dapat dibawa sampai jarak yang sangat jauh tanpa
memerlukan interaksi dengan medium. Radiasi dalam perpindahan panas hanya
salah satu bentuk dari jenis radiasi elektromagnetik. Perpindahan panas radiasi
berpindah dengan cara pancaran melalui gelombang electromagnet.

Proses radiasi adalah fenomena permukaan, Proses


radiasi tidak terjadi pada bagian dalam bahan. Tetapi
suatu bahan apabila menerima sinar, maka banyak hal
yang boleh terjadi . Energi kalor yang menimpa suatu
permukaan, sebgaian akan dipantulkan, sebagaian
akan diserap ke dalam bahan, dan sebagaian akan
menembu bahan dan terus ke luar. Jadi dalam
mempelajari perpindahan panas radiasi akan
dilibatkan suatu fisik permukaan.

Panas matahari yang sampai ke bumi merupakan salah satu contoh bentuk nyata
perpindahan panas secara radiasi. Meskipun jarak antara matahari dan bumi sangat
jauh serta dipisahkan oleh ruang hampa, panas matahari tetap dapat sampai ke bumi
melalui pancaran. Namun panas yang dipancarkan oleh matahari tidak semua
sampai ke permukaan, dari 100% radiasi yang dipancarkan oleh matahari, hanya
48-50% yang sampai secara langsung ke permukaan dan yang bisa dimanfaatkan
hanya pada panjang gelombang tertentu.

c. Radiasi Matahari
Matahari, dengan suhu sekitar 5800 K pada permukaannya memancarkan radiasi ke
segala arah. Ketika radiasi yang dipancarkan mencapai atmosfir bumi akan terbagi
menjadi dua komponen utama, yaitu sinar langsung (direct ray) dan sinar tersebar
(refracted ray). Sinar langsung adalah radiasi yang bergerak lurus dari matahari ke
permukaan bumi dengan membawa 90% dari energi yang dipancarkan matahari.
Sinar tersebar adalah cahaya matahari yang tersebar akibat dari adanya interaksi
dengan atmosfer bumi yang menyebabkan langit terlihat biru. Sinar langsung yang
mencapai permukaan bumi sebagian akan diserap dan sebagian lagi akan pantulkan
oleh permukaan bumi. Radiasi yang terpantul akan lebih besar jika berada di daerah
tertentu di bumi, misalnya di daerah bersalju. Sinar langsung, sinar tersebar, dan
sinar terpantul disebut juga dengan “radiasi global” pada permukaan bumi.

d. Insolation

Insolation adalah ukuran energi radiasi


matahari yang diterima pada luas
permukaan tertentu dan dicatat selama
waktu tertentu. Hal ini disebut juga radiasi
matahari dan dinyatakan sebagai radiasi
per jam jika direkam selama radiasi satu
jam, dan radiasi per hari jika direkam
selama satu hari. Satuan yang biasa
digunakan untuk mengukur energi surya
menggunakan solar panel adalah 𝑊ℎ/𝑚2 .
Jika satuan energi ini dibagi dengan satuan waktu dalam jam, maka akan didapat
satuan daya, yang ditunjukkan sebagai 𝑊ℎ/𝑚2 . Dalam setahun rata-rata radiasi
matahari yang tiba di lapisan atmosfer bumi adalah 1366 𝑊ℎ/𝑚2 dan ketika
mencapai permukaan bumi jumlah itu berkurang hingga menjadi 1000 𝑊ℎ/𝑚2 .

e. Thermogun Inframerah
Thermogun merupakan salah satu jenis thermometer inframerah untuk mengukur
tempratur tubuh atau surface sebuah benda. Themometer jenis ini menggunakan
prinsip rambatan panas melalui radiasi. Prinsipnya, setiap benda dengan tempratur
lebih besar dari 0 Kelivn akan memancarkan radiasi elektromagnetik.

Energi radiasi dari permukaan benda ditangkap dan


kemudian diubah menjadi energi listrik dan ditampilkan
dalam angka digital temperatur derajat celcius pada
thermogun. Prinsip teknologi serupa juga digunakan di
kamera termal untuk skrining temperatur di bandara
serta thermal goggles di militer untuk mendeteksi
keberadaan seseorang di malam hari yang gelap.
C. LANGKAH KERJA
a. Percobaan 1
1. Siapkan 2 kaleng dengan ukuran yang identik
2. Isi kedua kaleng dengan air sampai ¾ kaleng terisi
3. Tutup salah satu kaleng sehingga air tidak terkena sinar matahari langsung
4. Jemur kedua kaleng dibawah sinar matahari langsung selama 8 jam
5. Amati suhu air dari kedua kaleng tersebut

b. Percobaan 2
1. Siapkan sebuah benda (jahe, kerupuk, roti, tempe, dll)
2. Sesuaikan benda tersebut agar bisa dianalisis ukurannya (misal dipotong dadu)
3. Jemur benda tersebut dibawag sinar matahari langsung selama 8 jam
4. Amati perubahan yang terjadi pada kaleng tersebut

c. Percobaan 3
Cari data intensitas radiasi matahari di satu kota Indonesia pada tiap jamnya

D. HASIL PERCOBAAN
a. Percobaan 1

Gambar 1 kaleng tertutup

Gambar 2 Kaleng Tertutup Gambar 3 Kaleng Terbuka


b. Percobaan 3

Gambar 4 Sebelum

Gambar 5 Sesudah

c. Percobaan 3
Data diambil dari web https://globalsolaratlas.info/ daerah kota Bekasi pada bulan
Desember.
Jam irradiation [Wh/m2]
5-6 4
6-7 91
7-8 167
8-9 221
9-10 237
10-11 198
11-12 189
12-13 202
13-14 193
14-15 165
15-16 113
16-17 77
17-18 26

Irradiation (Wh/m2)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, dua kaleng “Permen Fox” diisi air sebanyak ¾ kaleng.
Satu kaleng ditutup dengan tutup karet dan satunya lagi terbuka. Keduanya dijemur di
bawah sinar matahari langsung. Kedua kaleng dijemur pada jam delapan sampai jam
empat sore. Walaupun dijemur pada waktu yang sama dan dalam rentan waktu yang
sama, terdapat perbedan suhu pada air di dalam kedua kaleng tersebut.

Suhu awal air dalam kaleng tidak dapat terbaca oleh thermometer/thermogun,
hal ini karena suhu awal lebih rendah dari 32°C. Sehingga suhu awal diasumsikan
sebesar 25 °C.

Perbedaan yang diamati adalah suhu air tersebut, pada kaleng yang terbuka
terbaca suhu 36.1 °C, sedangkan suhu pada air kaleng yang tertutup terbaca suhu 36.3
°C. Perbedaan 0.2 pada kedua kondisi ini dapat terjadi salah satunya karena faktor
thermometer/thermogun yang terpakai mempunyai koreksi ±0.3. Namun faktor koreksi
ini dapat saja malah menambah rentang perbedaan pada hasil.

Kedua kaleng dijemur di bawah sinar matahari langsung, sehingga kedua kaleng
terkena pancaran panas secara radiasi. Dinding kaleng terbuat dari bahan yang mudah
menghantarkan panas, sehingga panas dari luar (hasil paparan hantaran radiasi) dapat
dihantarkan kebagian dalam kaleng dan memanaskan atau menaikan suhu air didalam
kaleng. Perbedaan pada kedua kaleng tersebut dapat muncul karena pada kaleng yang
tertutup panas yang dihantarkan kedalam kaleng terperangkap seluruhnya sedangkan
pada kaleng yang terbuka panas yang dihantarkan kedalam kaleng langsung
dihantarkan lagi keluar kaleng/alam.

Percobaan kedua dilakukan penjemuran tempe pada di bawah sinar matahari


langsung dengan rentang waktu jam delapan pagi sampai empat sore. Tempe yang
dijemur mempunyai dimensi 7,5 × 3,5 × 1 𝑐𝑚. Pada percobaan kedua nantinya
diamati perubahan bentuk pada tempe.

Perubahan bentuk pada tempe dapat terlihat jelas jika diamati pada dimensi dan
warna. Dimensi setelah dijemur menyusut menjadi 5,4 × 2,4 × 0,8 𝑐𝑚 dan warna yang
awalnya putih berubah menjadi agak kecoklatan. Perubahan ini dapat disebabkan oleh
dua faktor. Faktor pertama, perubahan dapat disebabkan oleh pembusukan yang terjadi
pada tempe karena tempe dibiarkan pada kondisi udara terbuka dalam waktu yang
cukup lama. Tentu saja faktor ini merupakan faktor yang tidak diinginkan.

Faktor kedua atau faktor yang diinginkan adalah adanya penguapan kadar air
dalam tempe sehingga membuat tempe berubah warna dan membuat dimensi tempe
menjadi menyusut. Hal ini tidak mengherankan, karena kadar air pada tempe berkisar
59,56% sampai dengan 65,33%.

Untuk percobaan ketiga diminta untuk mencari data intensitas radiasi matahari
pada web atau situs penyedia data-data tersebut. Data yang digunakan pada web
https://globalsolaratlas.info/ dan mengambil data Direct Normal Irradiation (DNI).
Pada web tersedia data intensitas radiasi matahari rata-rata tiap bulannya pada jam
05.00-18.00. Data yang digunakan adalah data untuk kota Bekasi dan pada bulan
desember 2020.

Pengambilan data situs ini menggunakan database SOLARGIS, database ini


menggunakan dataset generasi baru aeorosol data set yang menggambarkan
Atmospheric Optical Depth (AOD). Dataset ini mengumpulkan variabilitas harian
aerosol dan memungkinkan pensimulasian kondisi yang lebih tepat. Dengan demikian
ini mengurangi ketidakpastian perkiraan DNI dan memungkinkan meningkatkan
distribusi statistic dari nilai iradiasi.

F. KESIMPULAN
1. Perpindahan panas secara radiasi adalah proses perpindahan panas melalui
gelombang electromagnet atau pake-paket energi (photon) yang dapat dibawa
sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium.
2. Benda yang terkena radiasi dari matahari atau dikenai perpindahan panas secara
radiasi dapat membuat suhu dari benda tersebut naik. Pada kaleng yang diisi air dan
dijemur secara langsung di bawah sinar matahari, air mengalami kenaikan suhu.
Selain itu kondisi-kondisi lain seperti bidang hantar panas, bentuk wadah, dan
durasi penjemuran dapat mempengaruhi besarnya kenaikan suhu.
3. Benda yang terkena radiasi dari matahari atau dikenai perpindahan panas secara
radiasi dapat membuat bentuk atau dimensi dari benda tersebut berbeda. Pada tempe
yang dijemur mengalami penyusutan, hal ini dikarenakan kadar air yang terkandung
dalam tempe berkurang dan mengubah besar dimensi dari tempe.
4. Data Direct normal Irridiation (DNI) akan bergantung pada metode dalam
pengambilannya. Metode-metode tersebut dapat mempengaruhi keakuratan data
DNI.

G. DAFTAR PUSTAKA
• Global Solar Atlas 2.0 : Technical Report (English). Energy Sector
Management Assistance Program Washington, D.C. : World Bank Group.
http://documents.worldbank.org/curated/en/529431592893043403/Global-
Solar-Atlas-2-0-Technical-Report
• Afif, J. M., & Alamhudi, G. F. (n.d.). Analisis Energi Aktual Purata per
Minggu yang Dihasilkan Solar Panel 20 WP di Kota Bekasi. Mesin, 10.
• Kustiyawati, M. E., Pratama, F., Saputra, D., & Wijaya, A. (2015).
KARAKTERISTIK KIMIA DAN TEKSTUR TEMPE SETELAH DIPROSES
DENGAN KARBON DIOKSIDA BERTEKANAN TINGGI. Agritech, 35.
• P, B., B, E., & N, G. (2014). Direct normal irradiance related definitions
and applications: The circumsolar issue. Solar Energi.
http://dx.doi.org/10.1016/j.solener.2014.10.001
• W., & Rochani, I. (2019). PEMBUATAN ALAT UJI PERPINDAHAN
PANAS SECARA RADIASI. Pembuatan Alat Uji Perpindahan Panas.

Anda mungkin juga menyukai