Disusun Oleh :
PALEMBANG
2020
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk mupun isinya
yang sangat sederhana. Harapan penulis semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman membaca,
sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini penulis akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis miliki
masih sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
Deva octavianny
ii
Daftar Isi
Cover………………………………………………………………..i
Kata Pengantar.........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Bab I : Pendahuluan...............................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. RumusanMasalah.............................................................................................2
C. Tujuan Makalah................................................................................................2
Bab II : Pembahasan..............................................................................................................
A. Etika Kepolisian...............................................................................................3
B. Etika Tugas dan Jabatan...................................................................................5
C. Etika Pelayanan Terhadap Pencari Keadilan....................................................7
D. Etika Hubungan Oknum Rekan Polisi.............................................................9
E. Pengawasan Polisi............................................................................................10
F. Hubungan Kode Etik Polisi dengan UU Kepolisian........................................12
A. Simpulan..........................................................................................................13
Daftar Pustaka........................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Indonesia merupakan Negara hukum. Ditengah-tengah itu,
polisi merupakan salah satu pilar yang penting, dikarenakan
badan tersebut mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menjaga keamanan masyarakat. Dalam praktik kenegaraan
modern dikenal sebuah konsep negara kesejahteraan. Konsep
tersebut membawa pada sebuah konsekuensi bahwa Negara juga
harus memberikan perlindungan kepada masyarakat. Jaminan
terhadap rasa aman dan perlindungan harus diberikan oleh
negara. Kepolisian sebagai lembaga yang dibentuk untuk
melaksanakan tugas tersebut mengemban amanah yang teramat
besar dari masyarakat.
Kode etik profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
pada dasarnya merupakan pedoman bagi pengemban fungsi
kepolisian lainnya dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku di lingkungannya,
oleh karena itu kode etik profesi memiliki peranan penting
dalam mewujudkan polisi yang professional.1
Kapolri telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk
meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik. Salah satu
upaya tersebut adalah Polri harus memiliki dan menerapkan
1
iv
prosedur kerja yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
merupakan pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja
instansi pemerintah berdasarkan indicator teknis, administrasi
dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur kerja dan system
kerja pada unit kerja yang bersangkutan.
Tujuan standard operasional prosedur (SOP) adalah untuk
menciptakan tanggung jawab mengenai apa yang dikerjakan
oleh satuan unit kerja instansi pemerintah untuk mewujudkan
Good Governance. Standar operasional prosedur (SOP) tidak
saja bersifat internal tetapi juga eksternal, karena standar
operasional prosedur dapat juga digunakan untuk mengukur
responsitivitas, responsibilitas dan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Etika Kepolisian ?
2. Bagaimana Etika Tugas dan Jabatan Kepolisian ?
3. Bagaimana Pelayanan Terhadap Pencari Keadilan ?
4. Bagaimana Hubungan Oknum Rekan Polisi ?
5. Bagaimana Pengawasan Polisi ?
6. Bagaimana Hubungan Kode Etik Polisi dengan UU
Kepolisian ?
C. Tujuan
v
1. Mahasiswa dapat memahami Etika Kepolisian
2. Mahasiswa dapat memahami Etika Tugas dan Jabatan
Kepolisian
3. Mahasiswadapat memahami Pelayanan Terhadap Pencari
Keadilan
4. Mahasiswa dapat memahami Hubungan Oknum Rekan Polisi
5. Mahasiswa dapat memahami Pengawasan Polisi
6. Mahasiswa dapat memahami Hubungan Kode Etik Polisi
dengan UU Kepolisian
vi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika Kepolisian
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang
artinya cara berpikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter,
watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
ada 3 (tiga) arti yang dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain
Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau norma-
norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau
kelompok untuk bersikap dan bertindak. Etika juga bisa
diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bias juga diartikan
sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima
dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti
secara sistematis dan metodis.2
Polisi berasal dari kata Yunani yaitu Politea. Kata ini pada
mulanya dipergunakan untuk menyebut “orang yang menjadi
warga Negara dari kota Athena, kemudian pengertian itu
berkembang menjadi kota dan dipakai untuk menyebut semua
usaha kota. Polisi mengandung arti sebagai organ dan fungsi,
yakni sebagai organ pemerintah dengan tugas mengawasi, jika
vii
perlu menggunakan paksaan agar yang diperintah menjalankan
badan tidak melakukan larangan-larangan perintah.3
Polisi menurut KBBI ialah; 1 badan pemerintah yang
bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum
(menangkap orang yang melanggar undang-undang dan
sebagainya); 2 anggota badan pemerintah (pegawai negara yang
bertugas menjaga keamanan dan sebagainya);
Pada awalnya, Polri berada di lingkungan kementerian
dalam negeri karena masih dalam suasana transisi, pada masa
penjajahan Belanda, administrasi Kepolisian dilaksanakan oleh
Departement Van Binnen lasch Bestuur (Departemen Dalam
Negeri). Sedangkan dalam masa penjajahan Jepang, pengaturan
pola-pola Kepolisian sesuai dengan peraturan Pemerintahan
Jepang, Oleh sebab itu sejak tanggal 8 Agustus 1942 di Jawa,
dibentuk Keimubu (Departemen Kepolisian) yang berdiri
sendiri, tidak berada dibawah Departemen Dalam Negeri atau
Departemen Kehakiman.
Perubahan mulai terjadi, yaitu militerisasi Kepolisian.
Dengan adanya Instruksi Dewan Pertahanan Negara (DPN)
dengan TAP No. 112/DPN/1947, 1 Agustus 1947, bahwa
kewajiban Kepoisian Negara secara umum tetap berlaku
menurut peraturan yang ada, kecuali ditentukan lain dalam
Penetapan Dewan Pertahanan Negara No. 39 Tahun 1946, 19
September 1945, dan dalam penetapan tersebut memuat hal-hal
viii
yang mengatur fungsi Kepolisian sebagai militer. Dalam
Penetapan Dewan Pertahanan Negara (DPN), diatur beberapa
ketentuan tentang Kepolisian yang menyatakan tentang
militerisasi Kepolisian yaitu : Kepolisian Negara menjalankan
perintah-perintah dan putusan-putusan DPN yang diberikan
dengan Surat Penetapan atau Surat Perintah. Dalam keadaan
mendesak, perintah diberikan dengan lisan yang kemudian
disusul dengan surat. Kepolisian Negara mempunyai kedudukan
yang sama dengan tentara, dengan Peraturan Tata Tertib Militer
(bukan pidana militer) dan pengadilan tentara berlaku bagi
segenap anggota Kepolisian Negara.
Dalam suatu penyidikan perkara, Kepolisian dapat
menangkap anggota-anggota tentara untuk kemudian diserahkan
kepada komando tentara yang bersangkutan disertai dengan
laporannya. Untuk kepentingan pertahanan, DPN berhak
memasukkan Kepolisian sebagian atau seluruhnya menjadi
kesatuan tentara. Dalam hal ini, fungsi Kepolisian sebagai
combatant, karena Kepolisian dapat dijadikan tentara.4
Jadi Etika Kepolisian adalah system nilai atau sebagai
nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi
kepolisian untuk bersikap dan bertindak. Dalam PERATURAN
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PROFESI
ix
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAdisebutkan
tentang Etika Kepolisian dalam Kewajiban, diantaranya;
1) Etika Kenegaraan (Pasal 6)
2) Etika Kelembagaan (Pasal 7-9)
3) Etika Kemasyarakatan (Pasal 10)
4) Etika Kepribadian (Pasal 11)
x
Tugas kepolisian merupakan bagian dari pada tugas Negara dan
untuk mencapai keseluruhannya tugas itu, maka diadakanlah
pembagian tugas agar mudah dalam pelaksanaan dan juga koordinasi,
karena itulah dibentuk organisasi polisi yang kemudian mempunyai
tujuan untuk mengamankan dan memberikan perlindungan kepada
masyarakat yang berkepentingan, terutama mereka yang melakukan
suatu tindak pidana.Dalam pasal 13Undang-UndangNomor 2 tahun
2002 tentang kepolisian,tugas pokok Kepolisian Negara Republik
Indonesia adalah:6
xi
masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan;
d. Turut serta dalam pembinaan hukum Nasional;
e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;
f. Melakukan koordinasi, pengawasan, dan pembinaan teknis
terhadap kepolisian khusus, penyidik, pegawai negeri sipil dan
bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;
g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidana sesuaidengan hukum acara pidana dan peraturan
perundang-undangan lainnya;
h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian, laboratorium
forensikdan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas
kepolisian;
i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat,dan
lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana
termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia;
j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara
sebelum ditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang;
k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian; serta
l. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
xii
Berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang tugas
Polisi Republik Indonesia seperti yang disebutkan di atas, maka
jelaslahbahwa tugas Polisi Republik Indonesia sangat luas yang
mencakup seluruh instansi mulai dari Departemen Pertahanan
Keamanan sampai pada masyarakat kecil semua membutuhkan polisi
sebagai pengaman dan ketertiban masyarakat. Untuk melaksanakan
tugas dan membina keamanan dan ketertiban masyarakat, Polisi
Republik Indonesia berkewajiban dengan segala usaha pekerjaan dan
kegiatan untuk membina keamanan dan ketertiban masyarakat. 8
xiii
h. Mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta
memotretseseorang;
i. Mencari keterangan dan barang bukti;
j. Menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan
yangdiperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;
l. Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang
danpelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta
kegiatan masyarakat;
m.Menerima dan menyimpan barang temuan untuk
sementarawaktu.
xiv
berjenjang mulai dari tingkat pusat sampai tingkat daerah yang
terendah. Untuk tanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan
wewenang POLRI secara hierarki dimulai dari tingkat paling bawah
ke tingkat pusat yaitu Kapolri,selanjutnya Kapolri
mempertangungjawabkannya kepada Presiden Republik Indonesia
(Presiden RI).
xv
memihak (impartiality), dan pemberian sanksi dan hadiah yang patut
(appropriate reward and punishment).9
10
11
xvi
a. Transparansi. Semua hasil dari penguatan institusi, terobosan
kreatif, peningkatan integritas bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan publik kepada masyarakat sehingga semua
pengerjaannya diawasi langsung oleh masyarakat.
b. Akuntabilitas. Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional.
d. Partisipatif. Untuk mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak. Tidak diskriminatif dalam arti tidak
membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status
ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban. Pelayanan yang
mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan
penerima pelayanan publik.
xvii
2. Memberikan saran profesional dan mandiri
3. Menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja
kepolisian dan menyampaikannya kepada Presiden.Berbeda dengan
di negara lain yang menempatkan komisi kepolisian sebagai
lembaga pengawas, yang memiliki wewenang investigasi bahkan
penangkapan.
xviii
akuntabel dalam melayani masyarakat dengan menjunjung tinggi
norma-norma demokrasi, menghormati HAM dan hukum
internasional lainnya. Reformasi Polri merupakan bagian dari
yang akan meberi masukan dan arahan serta memberi dorongan agar
Polri mampu bertindak
oleh tiga hal. Pertama; Adanya komitmen yang tinggi dari setiap
anggota Polri, sehingga
xix
Proses internalisasi nilai-nilai Tribrata, Catur Prasetya dan Etika
Profesi Kepolisian harus
xx
E. Hubungan etika polisi dengan undang undang kepolisian
xxi
mempertanggungjawabkan diskresi yang dilakukannya itu di hadapan
hukum, bahwa kegiatannya tersebut, memang benar-benar demi
kepentingan umum, dan sesuai dengan kode etik profesi Polri yang
digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas Polri oleh setiap
anggota kepolisian RI.
xxii
mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang, patut atau tidak patut
yang dilakukan oleh anggota polri dalam melaksanakan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab jabatan.13 Tjuan kode etik kepolisian
adalah berusaha meletakkan etika kepolisian secara proposional
dalam kaitannya dengan masyarakat, dan bagi polisi berusaha
memberikan bekal keyakinan bahwa internaslisasi etika kepolisian
yang benar, baik, dan kokoh. Adapun fungsi a) kode etik profesi
memberikan petunjuk bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksanaan profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan; b) kode etik profesi
merupakan peraturan untuk mengontrol sikap masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja; c) kode etik
profesi tidak memperbolehkan adanya campur tangan pihak diluar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keangotaan profesi.
Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada
suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.14
14
xxiii
perubahandiarahkan untuk: Menghasilkan produk hukum nasional
yang mampu mengatur tugas lembaga pemerintahan dan
pembangunan nasional itu sendiri, yang harus di diukung oleh
aparatur hukum yang bersih, berwibawa, penuh pengabdian, sadar dan
taat hukum, mempunyai rasa keadilan sesuai dengan kemanusiaan,
professional, efisien, efektif yang dilengkapi sarana prasarana hukum
secara optimal. Undang-undang kepolisian disusun mencangkup
pokok-pokok konsepsi kepolisian, meliputi: 1) tujuan; 2) landasan
idiil filosofis 3) kedudukan dan susunan; 4) fungsi, tugas, dan asas-
asas pelaksanaan tugas; 5) wewenang dan tanggung jawab; 6)
pembinaan profesionalisme dan hubungan-hubungan yang
kesemuanya itu harus bersumber pada pancasila sebagai falsafah
bangsa dan ideology Negara maupun UUD 1945 sebagai
konstitusinya serta aspirasi yang berkembang dalam tata kehidupan
masyarakat.
xxiv
BAB III
PENUTUP
Simpulan
jadi, Etika Kepolisian adalah system nilai atau sebagai
nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi
kepolisian untuk bersikap dan bertindak. Dalam PERATURAN
xxv
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PROFESI
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAdisebutkan
tentang Etika Kepolisian dalam Kewajiban, diantaranya: a)
DAFTAR PUSTAKA
xxvi
Kanisius, Petrus Noven Manalu. Jurnal fungsi kode etik profesi
polisi dalam rangka meningkatkan profesionalitas kerjanyata.
(Universitas Atma Jaya: Yogyakarta. 2014)
Munawarman, Andi. Artikel Sejarah Singkat POLRI, di.http:/
/www.HukumOnline.com/ hg/narasi/2004/04/21/nrs,20040421-
01,id.html. diakses pada tanggal September 2016 pukul 11.20 WIB.
Puspita, Nestiti Aroma. Pelaksanaan tugas dan wewenang
komisi kode etik kepolisian Republik Indonesia. Diponegoro Law
jurnal. Vol. 5 No. 3, 2016.
Raharjo, Agus dan Angkasa.PROFESIONALISME POLISI
DALAM PENEGAKAN HUKUM. Jurnal Dinamika Hukum,Vol. 11
No. 3 September 2011, FH Universitas Jendral Soedirman,
Purwokerto.
xxvii