PEMBAHASAN
A. PENELITIAN
1. Arti Penelitian
Penetitian atau riset berasal dari bahasa Inggris research yang artinya adalah
proses pengumpulan informasi dengan tujuan meningkatkan, memodifikasi atau
mengembangkan sebuah penyelidikan atau kelompok penyelidikan.
Menurut Fellin, Tripodi dan Meyer (1996) penelitian adalah suatu cara sistematik
untuk maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang
dapat di sampaikan (dikomunikasikan) dan diuji (diverifikasi) oleh peneliti lain. Pada
dasarnya riset atau penelitian adalah setiap proses yang menghasilkan ilmu
pengetahuan.
Kerlinger (1986) mengatakan bahwa penelitian adalah suatu penyelidikan yang
sistematis , terkendali, empiris, dan kritis mengenai fenomena-fenomena alam yang
dibimbing oleh teori dan hipotesis mengenai hubungan-hubungan yang diduga ada di
antara fenomena-fenomena tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), penelitian adalah pemeriksaan
yang teliti atau kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau
menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Menurut Woody (Danim, 2002), penelitian merupakan metode untuk menemukan
kebenaran , disamping itu juga merupakan suatu pemikiran kritis.
Pearson (Whitney, 1960) mengatakan bahwa penelitian adalah pencarian atas
sesuatu secara sistematik dan dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan.
Menurut Clifford Woody riset adalah suatu pencarian yang dilaksankan dengan
teliti untuk memperoleh kenyataan-kenyataan atau fakta atau hukum-hukum baru. Di
dalamnya terdapat usaha dan perencanaan yang sungguh-sungguh yang relatif makan
waktu yang cukup lama.
Sedangkan Whiteney (1950) mengatakan, bahwa di dalam riset terkandung suatu
attidute yang gandrung dan cinta akan adanya perubahan-perubahan.
National Science Foundation (1956) memberikan pengertian bahwa riset itu
adalah usaha pencarian secara sistematik dan mendalam untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan yang lebih luas dan lebih sempurna tentang subyek yang sedang
dipelajari.
4
5
Hasil penelitian yang telah kita lakukan harus dikomunikasikan kepada orang lain agar
dapat di ketahui. Oleh karena itu hasil penelitian tersebut harus dilaporkan dalam
bentuk laporan tertulis. Laporan penelitian ini harus ditulis menurut ketentuan-
ketentuan yang telah baku dan harus meliputi semua proses yang telah dilakukan oileh
peneliti secara jelas dan sistematis, sehingga orang lain dapat memahaminya, serta
kalau perlu mengulang kembali proses penelitian.
3. Tujuan Penelitian
Pentingnya penelitian dilakukan antara lain :
a. Untuk memperoleh suatu jawaban dari suatu masalah secara objektif.
b. Memecahkan masalah, menguji kebenaran suatu teori, dan berusaha untuk
menemukan pengetahuan baru. Memberikan tambahan pengetahuan baik kepada
peneliti itu sendiri maupun kepada pembaca laporan penelitian.
c. Menerima atau menolak suatu pendapat, menjelaskan sifat-sifat sesuatu gejala
yang ada di alam semesta atau masyarakat, untuk mencapai tujuan pribadi maupun
untuk masyarakat dan untuk mensejahterakan masyarakat.
d. Menjelaskan sesuatu yang tidak jelas, menemukan sebab sesuatu masalah dan
mencari penyelesian terhadap suatu masalah.
e. Menjawab kesenjangan antara standar kinerja dan tingkat pencapaian hasil
kerja.
f. Mengembangkan dan memperbaiki teori.
g. Memperbaiki cara kerja (beberapa ahli).
Selain itu kegiatan penelitian merupakan salah satu media yang sangat tepat
untuk memenuhi bermacam-macam fungsi sebagai berikut :
a. Menemukan sesuatu yanga baru yang mendapat pengakuan dari kalangan
ilmuwan.
b. Mengembangkan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan dapat
dilakukan secara berkelanjutan melalui media penelitian.
c. Melakukan validasi terhadap teori lama. Hasil penelitian digunakan sebagai
komfirmasi atau pembaharuan jika terjadi perubahan yang nyata terhadap paradigma
teori yang telah lama berlaku.
d. Menemukan permasalahan penelitian.
e. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru. Penelitian yang baik adalah
yang dapat berfungsi sebagai pelengkap khazanah ilmu yang baru, sehingga ilmu
pengetahuan berkembang kearah penyempurnaan terhadap ilmu pengetahuan yang ada.
B. VARIABEL
1. Pengertian Variabel dan Variabel Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya, yang membahas tentang variabel
penelitian, variabel adalah suatu objek yang ingin diteliti. Variabel juga bisa disebut
sebagai pengelompokan atau pembagian secara logis dari dua atau lebih objek yang
diteliti. Contohnya tidak sekolah, tidak tamat SD, dan tidak tamat SMP, maka
variabelnya bisa disebut variabel tingkat pendidikan.
8
Dari pengertian diatas, variabel penelitian bisa disimpulkan sebagai segala sesuatu
yang bisa berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan dipelajari
sehingga bisa ditarik kesimpulan dari objek penelitian tersebut.
Dari sini, dapat dipahami bahwa variabel penelitian merupakan hal-hal yang
ditemukan peneliti untuk dikaji lebih mendalam sehingga memberikan informasi
terkini tentang hal yang diteliti. Informasi yang didapat dari hasil kajian variabel
penelitian menjadi cara yang tepat untuk ditetapkan kesimpulan dari masalah yang
dikaji.
Maka variabel penelitian baru dapat dipahami bila peneliti sudah memahami
masalah yang ada dan menemukan langkah kajiannya secara teoritis. Jika kedua hal ini
tidak ditemukan, maka variabel penelitian tidak akan ada. Karena itu, di dalam setiap
variabel penelitian akan terdapat variasi. Variasilah yang menjadi sumber data untuk
dijadikan kesimpulan variabel penelitian.
Boleh dikatakan, variabel penelitian berperan sebagai persiapan bagi peneliti untuk
menentukan alat atau metode dalam pengumpulan data, metode pengelohan data
hingga langkah pengujian hipotesis. Variabel penelitian yang menentukan apakah yang
diteliti memang relevan dan diukur atau tidak. Di sinilah bisa diuji ketepatan hal yang
diingin diteliti oleh peneliti.
2. Jenis-jenis Variabel Penelitian
Dalam terminologi metodologi penelitian, kita mengenal 5 jenis variabel penelitian,
yaitu:
+ Variabel Dependen (Variabel terikat)
+ Variabel Independen (Variabel bebas)
+ Variabel Moderator
+ Variabel Penengah
+ Variabel Control
Untuk lebih jelasnya, akan dibahas berikut ini:
a. Variabel Dependen
Variabel penelitian yang pertama adalah variabel dependen, variabel dependen juga
dikenal juga dengan sebutan variabel output, variabel criteria, variabel konsekuen, atau
variabel efek tergantung, sedangkan yang sering atau paling popular yang kita dengar
adalah variabel terpengaruh, variabel terikat, atau variabel tergantung.
Contoh variabel dependen:
“Pengaruh promosi terhadap omzet penjualan”
Variabel omzet penjualan adalah variabel dependen karena ia dipengaruhi dan
tidak mempengaruhi variabel promosi.
b. Variable Independen (Variabel Bebas)
9
Variabel independen adalah variabel yang menjadi variabel sebab atau yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel ini dikatakan independen karena ia bebas
memengaruhi variabel lain dan tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Untuk
mempermudahnya bisa dilihat pada contoh berikut ini:
“Pengaruh promosi terhadap omzet penjualan”
Disini promosi menjadi variabel bebas atau independen karena variabel penelitian
promosi akan memengaruhi, baik hasilnya secara positif ataupun negatif terhadap
variabel penelitian omzet penjualan secara langsung, dan sebaliknya variabel omzet
penjualan tidak memengaruhi variabel promosi.
Variabel independen juga dikenal dengan banyak nama, di antaranya yaitu,
variabel bebas, variabel stimulus, predictor, variabel pengaruh, variabel causa,
treatment, dan variabel resiko. Jadi, di dalam artikel-artikel lainnya jika ada kata-kata
tersebut, berarti sama dengan variabel bebas.
c. Variabel Moderator
Variabel moderator, biasanya terletak ditengah-tengah antara variabel dependen
dan independen. Variabel moderator merupakan variabel yang memengaruhi
(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara varibel dependen dan independen.
Variabel penelitian ini bisa kita namakan juga variabel independen kedua karena ia
memiliki sifat hampir sama dengan variabel independen yang pertama, tapi variabel ini
memiliki sifat menguatkan variabel independen. Contohnya sebagai berikut:
"Pengaruh motivasi belajar dan iklim belajar terhadap prestasi mahasiswa"
Disini, motivasi belajar adalah variabel independen yang memengaruhi prestasi
belajar mahasiswa. Kemudian iklim belajar merupakan variabel moderator, yang
menguatkan variabel motivasi belajar mahasiswa.
d. Variabel Penengah
Sebagai bagian variabel penelitian, variabel penengah disebut juga sebagai variabel
interverning. Menurut Tuckman (1988), variabel interverning adalah variabel yang
secara teoritis memengaruhi hubungan variabel terikat dan variabel bebas, tapi
posisinya tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel penengah merupakan variabel yang berada diantara variabel bebas dan
variabel terikat yang mengakibatkan variabel bebas tidak bisa secara langsung
memengaruhi perubahan variabel terikat. Contohnya sebagai berikut:
"Pengaruh gaji terhadap tingkat harapan hidup melalui gaya hidup
karyawan pemerintah kota Malang"
Disini bisa dilihat, gaji merupakan variabel independen, sedangkan tingkat harapan
hidup adalah variabel dependen karena ia dipengaruhi oleh variabel penelitian gaji.
10
Sedangkan variabel penengah atau interverningnya adalah gaya hidup karena gaya
hidup memengaruhi secara tidak langsung terhadap tingkat harapan hidup karyawan.
Secara teoritis, ketika gaji tinggi, maka besar kemungkinan tingkat harapan hidup
karyawan akan tinggi. Akan tetapi, karena diteliti juga gaya hidupnya, maka gaya
hidup ini akan memengaruhi secara tidak langsung terhadap tingkat harapan hidup
karyawan. Hal ini karena walaupun gaji itu tinggi tapi gaya hidupnya boros, maka
secara teoritis gaji akan kelihatan kecil sehingga gaya hidup pun akan terpengaruh
menjadi turun, atau walaupun gajinya rendah, jika gaya hidupnya hemat, maka tingkat
hidupnya juga akan tinggi.
Disini kita akan bisa melihat bahwa variabel penelitian interverning ini akan
memengaruhi secara tidak langsung terhadap tingkat harapan hidup karyawan.
5. Variabel Control
Variabel penelitian yang terakhir adalah variabel control. Variabel ini merupakan
variabel yang dikendalikan oleh peneliti yang dibuat konstan supaya hubungan antara
variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak berhubungan dengan yang hendak diteliti.
Dalam penelitian yang bersifat eksperimental atau membandingkan, variabel
control ini sering digunakan. Contohnya sebagai berikut:
"Pengaruh metode pembelajaran listening terhadap penguasaan Bahasa Inggris
pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)"
Dari dua variabel penelitian di atas, pengaruh metode pembelajaran listening
merupakan variabel independen, dan penguasaan bahasa inggris merupakan variabel
dependen. Sedangkan variabel control yang ditetapkan adalah sama, yaitu standar
pembelajaran yang sama, kelompok siswa yang sederajat yang memiliki latar belakang
pendidikan sama atau setingkat dan dari institusi yang sama.
Dengan adanya variabel control tersebut, maka besarnya pengaruh metode
pembelajaran listening terhadap penguasaan bahasa inggris pada siswa sekolah
menengah pertama (SMP), akan didapatkan hasil penelitian yang lebih pasti dan valid.
Setelah kita mengetahui dan mempelajari variabel-variabel penelitian, kita bisa
membuat dan menentukan judul skripsi, tesis, atau penelitian ilmiah yang kita
inginkan. Ketika membuat judul penelitian, kita bebas dalam memadukan
menggunakan variabel-variabel yang kita inginkan, baik terdiri dari sebuah variabel
bebas dan sebuah variabel terikat, beberapa variabel bebas mempengaruhi beberapa
variabel terikat, atau memberikan variabel control maupun variabel interverning yang
kita inginkan.
Contoh menggunakan beberapa variabel adalah sebagai berikut.
11
C. HIPOTESIS
1. Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan prediksi mengenai kemungkinan hasil dari suatu penelitian
(Fraenkel Wallen, 1990: 40) dalam Yatim Riyanto, (1996: 13). Lebih lanjut hipotesis
merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan
dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar. Benar tidaknya suatu hipotesis
tergantung hasil pengujian dari data empiris.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995:71) hipotesis didefinisikan sebagai alternatif
dugaan jawaban yang dibuat oleh penelitian bagi problematika yang diajukan dalam
penelitian. Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang sifatnya sementara,
yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian.
Dengan kedudukan itu maka hipotesis dapat berubah menjadi kebenaran, tetapi juga
dapat tumbang sebagai kebenaran.
Hipotesis berasal dari gabungan kata hipo yang berarti dibawah, dan tesis berarti
kebenaran. Hipotesis berarti dibawah kebenaran. Artinya, kebenaran yang masih
berada di bawah (belum tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran
jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.
Penelitian yang dilakukan sebenarnya tidak semata-mata ditujukan untuk menguji
hipotesis yang diajukan, tetapi bertujuan menemuka fakta yang ada dan yang terjadi
dilapangan. Pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis tidak dapat diidentikkan
12
2. Jenis-Jenis Hipotesis
a. Hipotesis Dilihat dari Kategori Rumusannya
Menurut Yatim Riyanto (1996 : 13) hipotesis dilihat dari kategori rumusannya
dibagi menjadi dua, yaitu hipotesis nihil (null hypotheses) disingkat menjadi Ho dan
hipotesis alternative (alternative hypotheses) biasanya disebut hipotesis kerja atau
disingkat Ha.
• Hipotesis nihil (Ho) yaitu hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau
pengaruh antara variabel dengan variabel yang lain. Contoh: Tidak ada hubungan
antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
• Hipotesis alternative (Ha) yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan
atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain. Contoh: Ada hubungan antara
tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa SD.
• Hipotesis alternative ada 2 macam yaitu directional hypotheses dan
nondirectional hypotheses (Fraenkel dan Wallen, 1990: 42; Suharsimi Arikunto, 1989 :
57).
i) Hipotesis terarah (directional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan oleh
peneliti,dimana peneliti sudah menemukan dengan tegas yang menyatakan bahwa
variabel independen memang sudah diprediksi berpengaruh terhadap variabel
dependen.
ii) Hipotesis tak terarah (nondirectional hypotheses) adalah hipotesis yang diajukan
dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Hipotesis Dilihat dari Sifat Variabel yang Akan Diuji
Menurut Yatim Riyanto (1996: 14) berdasarkan sifat yang akan diuji hipotesis
penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: hipotesis tentang hubungan dan
hipotesis tentang perbedaan.
Hipotesis tentang hubungan yaitu hipotesis yang menyatakan tentang saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, mengacu pada penelitian korelasional.
Hubungan antara variabel tersebut menurut Yatim Riyanto (1996 : 14-15) dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu:
• Hubungan yang sifatnya sejajar tidak timbal balik,
• Hubungan yang sifatnya sejajar timbal balik,
• Hubungan yang menunjukan pada sebab akibat tetapi tidak timbal balik.
13
a. Siswa dengan kemampuan akademik rendah akan lebih bersikap negatif tentang
dirinya bila ditempatkan di kelas khusus daripada di kelas regular.
Hipotesis 3
a. Guru yang menggunakan model pembelajaran kooperatif akan menghadapi
reaksi siswa yang berbeda dibandingkan dengan guru yang menggunakan model
pembelajaran tradisional.
b. Siswa yang mengalami pembelajaran koperatif akan lebih senang belajar
dibandingkan dengan siswa yang mengalami model pembelajaran tradisional.
Dari 3 hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis (b) lebih bermakna,
karena hubungan yang akan dikaji jelas dan spesifik, mengarahkan peneliti untuk
menggali informasi yang bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti
lebih lanjut.
Hipotesis terarah dan hipotesis tak terarah:
Hipotesis terarah adalah hipotesis yang memiliki arah spesifik (lebih tinggi, lebih
rendah, tinggi kurang dsb) yang diharapkan muncul dalam penelitian. Arah khusus
yang diharapkan ini akan menjadi dasar bagi landasan teori yang perlu dikaji, hasil
penelitian serupa yang pernah dilakukan, dan pengalaman sebelumnya.
Kadang-kadang sulit bagi peneliti untuk menentukan hipotesis yang terarah. Jika
peneliti menduga ada hubungan tetapi tidak memiliki dasar teori untuk memprediksi
hubungan tersebut, maka ia tak dapat membuat hipotesis terarah.