Anda di halaman 1dari 7

OHT DAN GOLONGAN TERPENOID PADA KOMPOSISINYA

Nodiar (POM FF 031 500 361)


A. Komposisi
a) Attapulgite, 300 mg
b) Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg. Kandungan kimia daun jambu biji antara
lain : asam psidiolat, asam ursolat, asam kategonat, asam oleanolat, asam guajavolat,
asam krategolat, guajaverin, isokuersetin, hiperin, senyawa flavonol, tanin, kasuarinin
dan kuersetin
c) Curcumae domesticae rhizoma ekstrak (kunyit), 7.5 mg. Terdiri dari kurkumin,
desmetoksikumin dan bisdesmetoksikurkumin dan zat- zat bermanfaat lainnya seperti
minyak atsiri yang terdiri dari a-phellandrene 1% , sabinene 0,6%, cineol 1%, borneol
0,5%, zingiberene 25%, sesquiterpines 5,8%, turmeron 58%.. Kunyit juga mengandung
Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-
55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
B. Komposisi yang terdapat terpenoid
Curcumae domesticae rhizoma ekstrak (kunyit), 7.5 mg yaitu a-phellandrene 1% ,
sabinene 0,6%, cineol 1%, borneol 0,5%, zingiberene 25%, sesquiterpines 5,8%,
turmeron 58%.

Zingiberene Borneol
Ar-turmerone
C15H24 C10H18O

cineol -phellandrene Sabinene


C10H16 C10H16

a-turmerone b-turmerone
C. Analisis kualitatif dan kuantitatif terpenoid

IDENTIFIKASI

a. Uji terpenoid
5 mL sampel dimasukkan dalam gelas kimia,kemudian ditambah 2 mL kloroform
dandiaduk. Selanjutnya ditambahkan pereaksi Salkowsky (H2SO4 pekat). Apabila
terbentuk warna merah menunjukkan adanya terpenoid.
a. Ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1
tetes asam sulfat pekat perubahan warna ungu atau merah kemudian
menjadi biru hijau menunjukkan adanya terpenoid.
b. Senyawa cineol dengan KLT
Fase diam : pelat aluminium jenis silika gel G60F254, 1x10cm
Fase gerak : benzene-Chloroform (1: 1) dan benzene-ethyl acetate (19: 1)
Agen penyemprot: H2SO4, dipanaskan 100°C selama 10 menit. (cineol akan
memberikan spot hijau)
c. Senyawa turmeron dengan KLT
Fase diam : Silica gel 60F254
Fase gerak : Toluene: Etil asetat (93: 7)
Agent penyemprot: Asam vanilin-sulfat setelah panjangnya 5,0 cm.
Turmeron akan memberikan spot ungu pada Rf 0,72 dengan asam vanilin-sulfat
pada pemanasan.

ANALISIS KUANTITATIF

a. GC-MS
Kondisi GCMS : jenis pengionan El (Electron Impact);
jenis kolom: DB 1, panjang 30 m;
suhu kolom: 40°C (51 /100/menit) s.d. 225°C;
gas pembawa: Helium Kpa;
injektor: mode split 1: 60,suhu 280°C.
Injeksi 5 μl dari 10 μl larutan yang diencerkan dengan heksan sampai 200 μl.
Untuk senyawa sesquiterpines
Kolom : kapiler silika DB-1 (30 mx 0,25 mm x 0,25 mm).
Suhu oven : 80 ˚C selama 2 menit. Kemudian, suhu meningkat 10 ˚C / menit
hingga 250˚C. Waktu retensi: 50 menit.
Gas pembawa : Helium, laju aliran gas konstan 2 ml / menit.
Volume injeksi 1 μl sampel dilakukan dalam mode split yang digunakan pada rasio
split 50: 1.

b. Kromatografi gas
Satu μl sampel yang dilarutkan dalam dietil eter dalam konsentrasi 500 ppm
diinjeksikan dalam mode split 20: 1.
Fase gerak : Helium
Laju alir: konstan 1 cm3 / menit.
Detektor: FID pada 300 ° C
c. Analisis Borneol dengan GC-MS
Kolom:BD 5 pada suhu 60°C. Suhu detektor: 290°C,suhu injektor: 270°C, suhu
program: suhu awal60°C, kenaikan 8°C per menit sampai suhunya280°C. Waktu
analisa selama 27,5 menit.Tekanan: 80,2 kpa dengan laju alir: 1,32mL/menit. Split
ratio : 200 dan linear velocyti:41,7 ml/menit.
d. Analisis turmeron
1. Kromatografi Gas
Detektor FID, menggunakan kolom yang dikemas OV-17 (3,0mx 18 ")
menggunakan nitrogen sebagai gas pembawa dengan laju aliran gas pembawa
3,6 bar. Suhu port injector adalah 280°C; suhu detektor 290°C dengan waktu
penahanan 20 menit pada 290°C.
2. GC-MS
Sampel diencerkan 25 kali dengan kloroform dan 1 ml disuntikkan. Kolom silika
menyatu SPBTM-1 (30 mx 0,32 mm ketebalan 0,25 μm) dilapisi dengan
polydimethylsiloxane digunakan. Suhu port injector adalah 280°C; suhu detektor
adalah 290°C dan suhu oven dipertahankan pada 60°C selama 3 menit dan
kemudian meningkat menjadi 290°C 2°C / menit di mana suhu kolom
dipertahankan selama 5 menit; helium adalah gas pembawa pada laju aliran 1 ml /
menit; rasio split 1:25; tegangan ionisasi, 70 eV.
3. Spektrofotometer UV
Pelarut: etanol, panjang gelombang 233,5 dan 236 nm.
e. Analisis cineol dengan GC-MS
Kolom : DB 5 MS, suhu 80°C selama 2 menit, kemudian
dinaikkan 5°C/menit sampai 250°C
Gas pembawa : helium, laju alir 42 ml/menit
Spektrofotometer massa : energi ionisasi 70eV, mode ionisasi Electron Impact
Ionisation, split rasio 25,0, area deteksi 40-500 m/z.
f. Analisis a-phellandrene
4. Kromatografi gas
Kolom: kapilar ZB-5MS, 50-250°C pada 2°C/menit
Detektor: FID 280°C
Suhu injektor: 250°C
gas pembawa: nitrogen, dan laju aliran dipertahankan pada 1,0 mL / menit
5. Chiral GC-MS
Kolom : kapiler Restek B-Dex 325 (30 m × 0,25 mm ID × 0,25 μm film)
Suhu oven :dimulai pada 50 ◦C, dan kemudian secara bertahap dinaikkan
menjadi 120 ◦C pada 1,5 ◦C / menit. Oven kemudian dinaikkan menjadi 200 ◦C
pada 2 ◦C / mnt dan ditahan selama 5 mnt.
Gas pembawa : helium, laju aliran dipertahankan pada 1,8 mL / mnt.
Sampel diencerkan 3% b / v dengan CH2Cl2 dan kemudian sampel 0,1 μL
disuntikkan dalam split mode dengan rasio split 1:45.
g. Analisis zingiberene
1. GC-MS
Kolom: kapilar DB-1 (30m × 0,25mm I.D.)
Suhu kolom: 50°C, ditingkatkan ke 150°C pada 5°C/menit, ditingkatkan ke
190°C pada tingkat 2°C/menit, ditingkatkan ke 250°C pada tingkat
10°C/menit, dipertahankan selama 3 menit.
Gas pembawa: helium (1,0 ml/menit)
Spektrofotometer massa: electron impact pada 70 eV

JAMU TOLAK ANGIN SERBUK

Komposisi: beras 1,4g; adas 0,7g; kayu ules 0,7g; daun cengkeh 0,7g; dan bahan-
bahan lain hingga 7 gram.

Senyawa kimia

A. Beras
Mengandung karbohidrat
B. Adas
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1-6 persen, mengandung 50-
60 persen anetol, lebih kurang 20 persen fenkon, pinen, limonen, dipenten,
felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12 persen minyak lemak.
Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas
dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji
mengandung stigmasterin (serposterin).
C. Kayu ules
Beberapa pustaka menyebutkan kandungan kimia yang terdapat dalam kulit
batangnya yaitu asam hidroksi karboksilat, pigmen kloroplast, fitosterol, saponin,
flobatanin, gula dan zat warna kuning jingga
(http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/2083221006137817588403September
2013.pdf)
D. Daun cengkeh
Senyawa kimia berupa flavonoid, cengkeh juga mengandung eugenol (salah
satu senyawa golongan terpenoid), fenolat, dan tanin
(http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah/article/download/12251/pdf#:~:text=
Hasil%20penelitian%20ini%20juga%20menunjukkan,senyawa%20aktif%20untuk
%20mengatasi%20karies)

Identifikasi golongan senyawa aktif dalam penelitian ini hanya mengacu pada
senyawa yang telah terbukti sebagai stimulansia yaitu golongan alkaloid (kaffein,
nikotin dan kokain) dan terpenoid (Tao, et.al., 2005). Pada identifikasi senyawa
aktif golongan terpenoid, cara bejana kromatografi dijenuhkan terlebih dahulu
dengan fase gerak toluen : etil asetat (93:7) (Soemarno, 1989). Ekstrak etanol
bunga dan daun cengkeh serta terpineol (pembanding ) ditotolkan pada lempeng
KLT silica gel 60 F254 p.a, kemudian dielusi dengan fase gerak sepanjang 8,0
cm. Selanjutnya, lempeng KLT diambil, dikeringkan, diamati pada sinar UV λ254
nm, λ365 nm dan visibel. Bercak dideteksi dengan penampak bercak vanilin-
asam sulfat (Soemarno, 1989). Dari bercak yang terdeteksi, selanjutnya
dilakukan perhitungan harga retardation factor (Rf) masing-masing bercak dan
dibandingkan. Pengujian senyawa alkaloid dilakukan dengan cara yang sama
dengan pengujian senyawa terpenoid. Fase gerak yang digunakan adalah
metanol : amoniak (100:1,5) dengan penampak bercak reagen dragendorff.
Dalam hal ini, kaffein digunakan sebagai baku pembanding (Harborne, 1973)
( https://media.neliti.com/media/publications/101746-ID-none.pdf)

Penetapan kadar eugenol minyak atsiri daun cengkeh Metode GC-MS memiliki
sensitivitas yang tinggi secara kuantitatif maupun kualitatif senyawa
menguap.GC-MS merupakan metode yang cepat dan akurat untuk memisahkan
campuran yang rumit dan menghasilkan data mengenai struktur serta identitas
senyawa organik. Efek penguapan dapat dihindari bahkan dihilangkan sama
sekali dengan penggunaan GC. Kromatogram GC menunjukkan eugenol
sebagai komponen utama minyak atsiri daun cengkeh. Kuantitas eugonol minyak
atsiri daun cengkeh berturut-turut 49,16%; 52,68%; 52,46%. (gambar 1). SNI
menunjukkan bahwa kadar eugenol total minimal 78% v/v. Berdasarkan hasil
berbagai penelitian terdapat variasi dari kandungan kimia dari minyak atsiri daun
cengkeh dipengaruhi oleh asal daerah penghasil daun cengkeh, iklim, musim,
lokasi, geografi, geologi.
(http://ikafi-yogya.org/foto_berita/File/Kurniasari.%20188-191..pdf)

KOMPOSISI DIAPET:
Ekstrak psidii folium (daun jambu biji) 23,5%,

Daun jambu biji mempunyai zat kimia yang sebagai zat aktif adalah flavonoid,
alkaloid, tanin, pektin, minyak atsiri, tanin yang dapat digunakan sebagai anti bakteri,
absorbent (pengelat atau penetral racun), astringent(melapisi dinding mukosa usus
terhadap rangsangan isi usus) dan antispasmolotik(kontraksi usus).

Ekstrak Phellodendri radix 18%,

Ekstrak phellodendri radix, merupakan bahan herbal yang dikenal sebagai huang
bai di china. Bahan ini dikenal mampu mengobati disentri dan diare.

Ekstrak curcumae domesticae rhizoma (kunyit)

Merupakan bahan herbal yang banyak terdapat di indonesia. Akar kunyit ini
mengandung senyawa yang dapat mengurangi gerakan usus sehingga membantu
meredakan diare. kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin sebanyak
10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat lainnya
seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton, sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung
Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C
45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.

Ekstrak coix lacrima jobi semen

Merupakan bahan herbal dari tanaman coix atau jali yang diambil sarinya. Bahan
ini mampu membantu mengurangi frekuensi BAB cair pada penderita diare.
Mengandung karbohidrat diatas 50% dan protein tinggi diatas 10%

Ekstrak coptidis rhizoma,

Bahan herbal yang didapat dapat dari akar tanaman Coptis chinensis atau jenis
coptis lainnya. Bahan herbal ini sudah dikenal dalam pengobatan china sebagai obat
disentri akibat bakteri serta diare. Mengandung alkaloid seperti berberin, protoberberin,
palmatin, dan koptisin.

ANALISIS KUALITATIF TERPENOID

Ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat pekat perubahan warna ungu atau merah kemudian menjadi biru hijau
menunjukkan adanya terpenoid (Banu & Cathrine, 2015).

Sampel 1 g ditimbang larutkan dengan EtOH panas lalu saring. Filtrat dipanaskan
hingga kering tambahkan 1 ml dietil eter lalu homogenasikan + 1 tetes H2SO4 pekat
+ 1 tetes anhidrida asetat jika terbentuk warna merah/ ungu menandakan (+)
Triterpenoid

ANALISIS KUANTITATIF TERPENOID

Perkiraan jumlah Terpenoides menggunakan metode Ferguson (1956): 10g serbuk


tumbuhan diambil secara terpisah dan direndam dalam alkohol selama 24 jam.
Kemudian disaring, filtrat diekstraksi dengan petroleum eter; ekstrak eter diperlakukan
sebagai terpenoid total

Anda mungkin juga menyukai