Anda di halaman 1dari 7

Nama : Alizza Zahira Prameswari

Kelas : XIII.1 KA

TEMULAWAK

Senyawa aktif yang terdapat dalam rimpang Curcuma seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,
tanin, kurkuminoid dan terpenoid

- Phelandren
Chemical formula C10H16
Molar mass 136.24 g/mol
Appearance Colorless oil (α and β)
α: 0.846 g/cm3
Density
β: 0.85 g/cm3
α: 171-172 °C
Boiling point
β: 171-172 °C
Solubility in water Insoluble (α and β)
- Turmerol

- Borneol

- Sineal & Xanthorizol

ANALISIS KUALITATIF:
1. Ekstrak kasar fermentasi metabolit sekunder dari isolat terpilih
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dicampur kloroform beramoniak
kemudian ditambahkan H2SO4 2 N ke dalam tabung dan dikocok kuat. Campuran
didiamkan hingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan asam (atas) dan lapisan
kloroform (bawah). Lapisan kloroform diletakkan di plat tetes dan dibiarkan
menguap lalu ditambahkan asam asetat anhidrat dan asam sulfat pekat
(pereaksi Lieberman-Burchard). Apabila terbentuk warna hijau-biru menandakan
adanya senyawa steroid dan warna merah menandakan adanya senyawa
terpenoid (Elita et al., 2013)
2. Ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam
sulfat pekat perubahan warna ungu atau merah kemudian menjadi biru hijau
menunjukkan adanya terpenoid (Banu & Cathrine, 2015).
3. Sampel 1 g ditimbang larutkan dengan EtOH panas lalu saring. Filtrat dipanaskan
hingga kering tambahkan 1 ml dietil eter lalu homogenasikan + 1 tetes H2SO4 pekat
+ 1 tetes anhidrida asetat jika terbentuk warna merah/ ungu menandakan (+)
Triterpenoid

ANALISIS KUANTITATIF:
1. Perkiraan jumlah Terpenoides menggunakan metode Ferguson (1956): 10g serbuk
tumbuhan diambil secara terpisah dan direndam dalam alkohol selama 24 jam. Kemudian
disaring, filtrat diekstraksi dengan petroleum eter; ekstrak eter diperlakukan sebagai
terpenoid total
2. Penetapan Kadar Flavonoid
menggunakan spektrofotometer Uv-Vis menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia (2010).
o Larutan uji untuk ekstrak cairUkur seksama sejumlah volume ekstrak cair, encerkan
dengan etanol 80% sampai kadar yang sesuai untuk kolorimetri.
o Penentuan panjang gelombang maksimumTimbang seksama kurang lebih 10
mgkuersetin, larutkan dalam 10 mL etanol 80%, kemudian lakukan pengenceran
dengan cara memipet 0,5 mL larutan katekin murni dan larukan dengan etanol
80% dalam labu 10 mL (50μg/mL). Kemudian lakukan pengukuran panjang gelombang
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
o Larutan pembandingTimbang seksama kurang lebih 10 mg pembanding, larutkan
dalam etanol 80%, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan
etanol 80% hingga kadar 30, 40, 50, 60 dan 70 μg/mL.
o PengukuranPipet secara terpisah 0,5 mL larutan uji dan larutan pembanding,
tambahkan pada masing-masing 1,5 mL etanol P, 0,1 mLalumunium klorida P 10%,
0,1 ml natrium asetat 1 M dan 2,8 mL air suling. Kocok dan diamkan selama 30
menit pada suhu ruang. Ukur serapan pada panjang gelombang serapan
maksimum. Lakukan pengukuran blangko dengan cara yang sama, tanpa
penambahan alumunium klorida.
3. Penetapan Kadar Fenol dilakukan dengan metode spektrofotometri Uv-Vis menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011)
o Larutan ujiPipet ekstrak sebanyak 1 mL, masukkan kedalam labu tentukur, encerkan
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P hingga kadar
seperti yang tertera pada masing-masing monografi.
o Penentuan panjang gelombang maksimumTimbang seksama kurang lebih 10 mg
asam galat, larutkan dalam 10 mL metanol P, kemudian lakukan pengenceran
dengan konsentrasi 15 μg/mL. Kemudian lakukan pengukuran panjang gelombang
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.c.Pembuatan larutan
pembandingTimbang seksama 10 mg asam galat, masukkan kedalam labu
tentukur, encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan metanol P
hingga kadar lebih kurang 1 mg/mL. Buat pengenceran larutan pembanding
dengan kadar berturut-turut lebih kurang 15, 30, 45, 75 dan 90
μg/mL.d.PengukuranPipet masing-masing 1 mL larutan uji dan enceran larutan
pembanding dalam tabung reaksi, tambahkan 5 mL enceran Folin-Ciocalteu Fenol LP
(7,5% dalam air). Diamkan selama 8 menit, tambahkan 4 mLNaOH 1%, diamkan
selama 1 jam. Ukur serapan pada panjang gelombang maksimum, buat kurva
kalibrasi dan hitung kadar fenol total

KUMIS KUCING

Uji Kandungan Kimia ekstrak daun kumis kucing yang antara lain alkaloid, saponin, cardenolin &
bufadienol, flavonoid, tannin dan polifenol, dan antrakuinon sebagai berikut :

Analisis Kualitatif :

1) Alkaloid
Uji Pendahuluan : Menambah 1 gram sampel dengan HCL 2M memanaskan diatas penangas air
sambil diaduk. Mendinginkan hingga suhu ruang, dan menambahkan serbuk NaCl lalu
menyaringnya. Menambah Hiltrate dengan HCL 2M hingga 5ml dan membaginya menjadi 4
bagian. Menambah 1 bagian reagen wagner. Menambah 1 bagian reagen mayer. Menambah 1
bagian reagen dragendorf .1 bagian sebagai blanko, mengamati keberadaan endapan.

Uji Penegasan : Menambah blanko dengan NH3 28% hingga alkalis, mengekstraksi 3 kali dengan
kloroform. Mengeringkan fase kloroform dan menambah HCL 2M memanaskan diatas penangas
air, lalu mendinginkan dan membagi menjadi 4 bagian, masing-masing menambah reagen
wagner, reagen mayer, reagen dragendorf dan blanko. Melihat apakah termasuk alkaloid
primer/secunder/tersier. Menambahi Fase air dengan HCL 2M hingga bereaksi asam, dan
membagi menjadi 4 bagian masing-masing menambah reagen wagner, reagen mayer, reagen
dragendorf dan blanko. Melihat apakah termasuk alkaloid kuartener/amida oksida

2) Saponin
Uji Pendahuluan : Menambahkan sampel dalam tabung dengan 5 ml air kocok mendiamkan.
Mengamati busa yang terbentuk selama 30 menit.

Uji Penegasan: Mencuci 1 gram sampel dengan heksan. Menambah residu dengan 2ml CHCl3
mengaduk, dan mendekanter Menambahi filtrate dengan Na Sulfat, menyaring, dan membagi
filtrate menjadi 2 bagian. Menambah 1 bagian dengan 3 tetes as. Asetat anhidrat, mengkocok
halus, menambah dengan as. Sulfat pekat melalui dinding tabung. Mengamati perubahan warna
yang terjadi dan membandingkan dengan blanko

3) Cardenolin dan bufadienol


Uji Pendahuluan : Mencuci 1 gram sampel dengan heksan. Menambah residu dengan 2 ml
CHCL3 mengaduk, mendekanter. Menambahkan Hiltrate dengan Na Sulfat, menyaring, dan
membagi menjadi 2 bagian. Menambahkan 1 bagian dengan 3 tetes as. Asetat anhidrat, kocok
halus, dan menambahkan as. Sulfat pekat melalui dinding tabung, mengamati perubahan warna
yang terjadi membandingkan dengan blanko.

Uji Penegasan :
a. Uji Kedde Menambahkan sampel dengan CHCL3 mengaduk dan menambahkan 4
tetes reagen kedde.
b. Uji Keller Killiani. Mencuci sampel dengan heksan. Memanaskan residu diatas
penangas air hingga kering. Menambahkan 3 tetes FeCl3 mengaduk. Menambahkan
as. Sulfat pekat melalui dinding. Mengamati lapisan batas.

4) Flavonoid
Uji Pendahuluan : Mencuci 1 gram sampel dengan heksan. Menambah residu dengan alcohol
80% mengaduk, dan membagi menjadi 3 bagian. Menambahkan 1 bagian dengan 3 tetes HCL
pekat, mengamati perubahan warna yang terjadi, menghangatkan diatas penangas air dan
mengamati kembali. 1 bagian sebagai blanko

Uji Penegasan :Menambahkan 1 bagian dari uji pendahuluan dengan HCL Pekat, 3 butir Mg
Sulfat, jika terjadi perubahan warna maka menambahkan 1 ml aquadest, dan aktil/amil alcohol
mekocok kemudian mendiamkan dan mengamati perubahan warna yang terjadi dengan
membandingkan dengan blanko.

5) Tanin dan polifenol


Uji Pendahuluan: Menambahkan sampel dengan 3 ml aquadest panaskan, mengaduk dan
mendinginkan, lalu menambahkan 5 tetes NaCl 10%, menyaring, membagi filtrate menjadi 3
bagian. Menambah 1 bagian dengan 3 tetes larutan garam gelatin, mengamati terbentuknya
endapan dan 1 bagian blanko

Uji Penegasan: Menambah 1 bagian dari uji penegasan dengan larutan FeCl3 dan mengamati
perubahan warna yang terjadi dengan membandingkan dengan blanko.

6) Antrakuinon
Uji Pendahuluan : Mengekstraksi sampel dengan benzene 3x, fase benzene dibagi menjadi 2
bagian. Menambah 1 bagian larutan ammonia mekocok dan mengamati lapisan alkalinya. 1
bagian sebagai blanko.

Uji Penegasan : Menambah sampel dengan 1 ml KOH 0,5 M dan H2O2 encer memanaskan
diatas penangas air, mendinginkan dan menyaring. Menambah as. Asetat glasis tetes demi tetes
hingga bereaksi asam. Mengekstraksi dengan benzene, membagi lapisan benzene menjadi 2
bagian menambah larutan ammonia, dan mengamati perubahan warna yang terjadi. 1 bagian
sebagai blanko.

Analisis kuantitatif :
1. Alkaloid
Larutan standar berberin dengan kadar 100 ppm, sampel, dan pelarut (blanko) sebanyak
20 mikroL diinjeksikan ke dalam sistem KCKT Laju alir yang digunakansebesar 1,0 mL/min
dengan panjang gelombang 345 nm. Pembuatan fase gerak ebanyak 0,5 mL asam format
dimasukkan ke dalam labu takar 500 mL dan ditandabataskan menggunakan aqua pro injection.
Larutan tersebut menghasilkan 0,1% asam format dalam aqua pro injectiondan diultrasonikkan
selama 20 menit. Metanol diambil 500 mL dan diultrasonikkan selama 20 menit. Asetonitril
diambil 500 mLdan diultrasonikkan selama 20 menit. Fase gerak yang divariasikan adalah
metanol : asam format (0,1%) dan asetonitril : asam format (0,1%). Spesifikasi alat KCKT yang
digunakan adalah tipe UFLCSPD-20A, prominence UV/Vis detector, kolom C-18 4,6 x 250 mm, 5
mikrom. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode fase terbalik karena kolom yang
digunakan adalah C-18 yang bersifat non-polar dan fase gerak metanol, asetonitril, dan asam
format 0,1% bersifat polar.

2. Flavonoid
Pembuatan kurva kalibrasi
Pembuatan kurva kalibrasi standar flavonoid dibuat dengan konsentrasi 1000, 2000,
3000,4000, 5000 ppm dari larutan standar induk 10000 ppm. Setelah itu serapan diukur
menggunakan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 352 nm untuk kurva standar.
Pengujian Menimbang ekstrak setara dengan 200 mg simplisia dan memasukkannya ke dalam
labu alas bulat, kemudian menambahkan sistem hidrolisis dengan 1 ml larutan 0,5% (b/v)
heksametil enatetramina, 20 ml aseton dan 2 ml larutan 25% HCl dalam air, setelah itu
memanaskan campuran selama 30 menit. kemudian menyaring campuran hasil hidrolisis
tersebut dan memasukkannya ke dalam labu ukur 100 ml dan menambahkan 20 ml aseton
untuk pendidihan kembali. Penambahan aseton dan pendidihan dilakukan sebanyak dua kali
perlakuan. Kemudian mengumpulkan hasil yang diperoleh ke dalam labu takar dan menepatkan
volumenya hingga 100 ml dengan menambahkan aseton ke dalam labu takar tersebut dan
mengocok larutan hingga tercampur. Memasukan filtrat hasil hidrolisis sebanyak 20 ml ke dalam
corong pisah, setelah itu menambahkan 20 ml aquades. Selanjutnya mengekstraksi filtrat
dengan 15 ml etil asetat kemudian 2 kali dengan 10 ml etil asetat. Setelah itu mengumpulkan
fraksi etil asetat tersebut ke dalam labu takar 50 ml dan menambahkan etil asetat sampai tepat
50 ml. Kemudian memindahkan sebanyak 10 ml larutan ke dalam labu takar 25 ml, setelah itu
menambahkan 1 ml larutan 2 g dalam 100 ml asam asetat glasial 5% (v/v) dalam etanol.
Selanjutnya menambahkan larutan asam asetat glasial 5% (v/v) hingga volume pada labu ukur
tepat 25 ml. setelah itu mengocok campuran larutan tersebut dan mengukur serapannya
dengan menggunakan spektrofotometer UV-vis pada panjang gelombang 250-550 nm
(Neldawati, 2013)
LIDAH BUAYA
Lidah buaya mengandung beberapa senyawa bioaktif, diantaranya adalah: gliko-protein (Yagi et
al.,1997), senyawa-senyawa fenolik seperti aloeemodin (AE), aloin, barbaloin, suatu hydroxy-antrakinon
(Susana et al., 2004), derivat-sakarida (acetylated mannose atau acemannan) yang berfungsi sebagai
antiviral, prostaglandin dan asam-asam lemak (misalnya asam γ-linoleat) yang bersifat sebagai
antiinflamasi, antialergi, anti pembentukan gumpalan platelet dan penyembuh luka serta enzim, asam
amino,vitamin, mineral, saponin.

Analisis Kualitatif :
1. Fenol
Uji Pendahuluan: Menambahkan sampel dengan 3 ml aquadest panaskan, mengaduk dan
mendinginkan, lalu menambahkan 5 tetes NaCl 10%, menyaring, membagi filtrate menjadi 3
bagian. Menambah 1 bagian dengan 3 tetes larutan garam gelatin, mengamati terbentuknya
endapan dan 1 bagian blanko
Uji Penegasan: Menambah 1 bagian dari uji penegasan dengan larutan FeCl3 dan mengamati
perubahan warna yang terjadi dengan membandingkan dengan blanko.

2. Saponin
Uji Pendahuluan : Menambahkan sampel dalam tabung dengan 5 ml air kocok mendiamkan.
Mengamati busa yang terbentuk selama 30 menit.
Uji Penegasan: Mencuci 1 gram sampel dengan heksan. Menambah residu dengan 2ml CHCl3
mengaduk, dan mendekanter Menambahi filtrate dengan Na Sulfat, menyaring, dan membagi
filtrate menjadi 2 bagian. Menambah 1 bagian dengan 3 tetes as. Asetat anhidrat, mengkocok
halus, menambah dengan as. Sulfat pekat melalui dinding tabung. Mengamati perubahan warna
yang terjadi dan membandingkan dengan blanko

Analisis Kuantitatif

1. Fenol
Sampel analitik bahan baku digiling hingga ukuran partikel yang melewati saringan
dengan bukaan 2 mm. Sekitar 0,5 g (berat akurat) bahan mentah giling ditempatkan ke dalam
labu 150 mL dengan sambungan kaca-tanah, diolah dengan etanol (70%, 50 mL), dihubungkan
ke kondensor refluks, dan dipanaskan pada penangas air mendidih selama 60 min. Ekstrak
didinginkan dan disaring ke dalam labu ukur 100 mL. Ekstraksi diulangi dalam kondisi yang sama.
Volume gabungan filtrat disesuaikan dengan tanda dengan etanol (70%) (Larutan A]. Larutan A
(1 mL) dipindahkan ke labu ukur 25 mL dan disesuaikan dengan tanda dengan etanol (70%,
Larutan B). Densitas optik larutan B ditentukan pada 285 dan 326 nm. Larutan referensi adalah
etanol (70%).

2. Saponin
Sebanyak 1,25 gram ekstrak direfkus dengan 50 ml petroleum eter pada suhu 60-80°C
selama 30 menit. Setelah dingin larutan petroleum eter dibuang dan residuyang tertinggal
dilarutkan dalam 50 ml etil asetat. Larutan dipindahkan ke corong pisahkemudian dipisahkan
larutan etil asetat.Residu yang tertinggal dilarutkan dengann-butanol sebanyak 3 kali masing-
masingdengan 50 ml. Seluruh larutan butanolik dicampur dan diuapkan dengan rotavapor. Sisa
penguapan dilarutkan dengan methanol 10 ml kemudian larutan ini diteteskan kedalam 50 ml
dietil eter sambil diaduk. Endapan yang terbentuk dalam campuran dituang pada kertas
saring yang telah diketahui bobotnya. Endapan di atas kertas saring kemudian dibilas dengan
10 ml dietileter. Kertas saring dikeringkan kemudian ditimbang sampai bobot tetap. Selisih
bobot kertas saring sebelum dan sesudah penyaringan ditetapkan sebagai bobot saponin

Anda mungkin juga menyukai